Benediktus XVI Memuji Kebhinekaan Agama dan berkata bahwa perbedaan kepercayaan mengagumkan (2007)

gambar dari Getty images

Baca lebih lanjut Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

Benediktus XVI, Sambutan kepada duta besar baru dari Republik Suriname, 13 Desember 2007: “Yang Mulia telah mencatat adanya kebhinekaan etnik dan agama yang luar biasa di Negeri anda. Perbedaan asal-muasal, adat dan kepercayaan merupakan kesempatan-kesempatan yang mengagumkan bagi orang-orang untuk mempelajari dan mengamalkan toleransi dan simpati satu sama lain. Kebiasaan-kebiasaan semacam itu membangun kohesi sosial dan meletakkan dasar bagi demokrasi yang kukuh … Saya bersyukur atas jaminan anda akan komitmen Suriname untuk kebebasan beragama ....”[1]

Pertama-tama, Benediktus XVI memuji “kebhinekaan agama yang luar biasa di Negeri anda”. Memuji seseorang karena negerinya adalah tempat tinggal berbagai macam agama sesat setara dengan menjadi seorang pemurtad (atau menjadi Benediktus XVI).

Kedua, ia berkata bahwa “perbedaan kepercayaan merupakan kesempatan-kesempatan yang mengagumkan bagi orang-orang untuk mempelajari dan mengamalkan toleransi.” “Mengagumkan”, perbedaan itu, karena Benediktus XVI sama sekali tidak percaya bahwa orang perlu menjadi Katolik untuk memperoleh keselamatan. Benediktus XVI berpendapat bahwa baik adanya bagi orang-orang untuk menjadi anggota agama yang berbeda-beda dan menganggap sebagai kesempatan yang “mengagumkan” toleransi kepada agama-agama sesat yang menuntun orang ke dalam pengutukan kekal.

Ia lalu menambahkan bahwa sikap semacam ini “meletakkan dasar bagi demokrasi yang kukuh”. Benedikts XVI hanya peduli tentang membangun demokrasi yang kukuh; ia sama sekali tak peduli agama apa yang dianut orang.

Catatan kaki:

[1] L’Osservatore Romano, 25 Jan. 2006, hal. 2. Versi bahasa Inggris.