^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Ajaran Sesat Benediktus XVI yang Menyingkapkan tentang Sabat
Sungguh luar biasa betapa banyaknya orang yang, akibat ketidaktahuan disengaja dan niat buruk, tetap buta kepada kemurtadan Anti-Paus Benediktus XVI. Pernyataan Benediktus XVI di bawah yang disampaikan kepada orang-orang Yahudi, terutama adalah suatu contoh yang menyingkapkan bagaimana dia secara berkala mengajarkan bidah-bidah yang menghancurkan serta indiferentisme keagamaan.
Benediktus XVI, Sambutan pada pertemuan di Prancis dengan para perwakilan Komunitas Yahudi, 12 September 2008: “Sungguh berbahagia adanya, bahwa pertemuan kita berlangsung menjelang perayaan Sabat mingguan, hari yang sejak zaman terdahulu, sedemikian pentingnya dalam kehidupan beragama dan berbudaya bangsa Israel. Semua orang Yahudi saleh menguduskan Sabat dengan membaca Kitab Suci dan dengan mendaraskan Mazmur … Tidakkah Talmud Yoma (85b) menyatakan: ‘Sabat diserahkan kepada kalian, tetapi kalian menyerahkan diri untuk Sabat?’ … kita berbagi hubungan yang hendaknya diperkuat dan dijalani. Dan kita tahu bahwa ikatan-ikatan persaudaraan ini tergolong undangan berkelanjutan untuk saling mengenal dan menghormati satu sama lain dengan lebih baik. Karena kodratnya sendiri, Gereja Katolik merasa wajib menghormati Perjanjian yang dibuat oleh Allah Abraham, Isakh dan Yakub. Bahwasanya Gereja sendiri terletak dalam Perjanjian abadi Yang Mahakuasa, Ia yang rancangan-rancangannya tak dapat berubah, dan Gereja menghormati anak-anak Janji, anak-anak Perjanjian, sebagai saudara-saudari terkasihnya dalam iman … Tidak bisa saya abaikan pada kesempatan seperti di hari ini, untuk mengenang peran gemilang yang dimainkan oleh orang-orang Yahudi Prancis dalam membangun segenap bangsa serta kontribusi prestisius mereka bagi warisan rohani negeri tersebut. Mereka telah memberi – dan terus-menerus memberi – tokoh-tokoh hebat bagi ranah politik, budaya dan seni. Kepada mereka masing-masing, saya sampaikan niat baik saya dengan penuh rasa sayang dan hormat, dan dengan penuh semangat saya mendoakan keluarga anda sekalian dan semua komunitas anda agar beroleh berkat istimewa Tuhan sang Penguasa waktu dan sejarah. Syalom Sabat!”
Coba pusatkan perhatian anda terutama pada pernyataan ini: “Semua orang Yahudi saleh menguduskan Sabat dengan membaca Kitab Suci dan dengan mendaraskan Mazmur.” Benediktus XVI mengajarkan bahwa mereka yang menaati Sabat Yahudi “menguduskan”-nya. Namun Gereja secara dogmatis mengajarkan kebalikannya. Gereja mengajarkan, bahwa sesudah kedatangan Kristus dan digantinya Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru, tidak ada orang yang bisa menaati Sabat Yahudi (atau praktik-praktik lain agama Yahudi) tanpa berbuat dosa berat dan kehilangan keselamatan.
Lantas, Gereja secara spesifik mengajarkan bahwa dengan menaati Sabat Yahudi, mereka berdosa berat dan menistakan hari itu. Benediktus XVI namun demikian mengajarkan kebalikannya: bahwa mereka menguduskan hari tersebut. Benediktus XVI adalah seorang bidah manifes yang menyangkal Yesus Kristus. Pada pidatonya, Benediktus XVI juga mengajarkan bahwa orang-orang Yahudi masih merupakan Umat Perjanjian. Itu adalah bidah, penghujatan dan wujud lain penolakannya terhadap perlunya Yesus Kristus untuk keselamatan. Ia adalah pemurtad total yang mengajarkan indiferentisme keagamaan secara berkala.
Paus Eugenius IV, Konsili Florence, Cantate Domino, 1441, ex cathedra: “Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui, dan mengajarkan bahwa ketentuan-ketentuan hukum dari Perjanjian Lama, atau dari hukum Musa, yang terbagi menjadi perayaan-perayaan, ritus-ritus kudus, kurban-kurban, dan sakramen-sakramen, karena hal-hal tersebut telah diinstitusikan untuk menandakan suatu hal di masa depan, walaupun pada masa itu hal-hal tersebut pantas untuk penyembahan ilahi, setelah kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang telah ditandakan oleh hal-hal tersebut, telah berakhir dan sakramen-sakramen dari Perjanjian Baru bermula; dan barangsiapa, bahkan setelah Sengsara Kristus, menaruh harapan di dalam ketentuan-ketentuan hukum tersebut dan berpatuh kepada hal-hal tersebut sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan, seolah-olah iman di dalam Kristus tidak dapat menyelamatkan tanpa hal-hal tersebut, berdosa berat. Tetapi ia [Gereja] tidak menyangkal bahwa setelah Sengsara Kristus sampai kepada pemakluman Injil, hal-hal tersebut diizinkan untuk ditaati selama bagaimanapun hal-hal tersebut dipercaya sama sekali tidak diperlukan untuk keselamatan; tetapi setelah pemakluman Injil, ia [Gereja] menyatakan bahwa hal-hal tersebut tidak dapat ditaati tanpa hilangnya keselamatan kekal. Oleh karena itu, ia [Gereja] mencela sebagai orang-orang yang terasing dari iman akan Kristus, semua orang yang, sejak dari masa itu [pemakluman Injil] menaati penyunatan, Sabat, dan segala kewajiban dari hukum tersebut, dan menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengambil bagian di dalam keselamatan kekal, kecuali jika pada suatu hari, mereka berpaling dari kesalahan-kesalahan tersebut.”
St. Tomas Aquinas, Summa Theologiae, Bagian I-II, Pertanyaan 103, Artikel 4: “ … upacara-upacara Hukum Lama mempertandakan Kristus yang belum lahir dan menderita: sedangkan sakramen-sakramen kita menandakan diri-Nya telah lahir dan sudah menderita. Oleh sebab itu, sama halnya siapa saja sekarang akan berdosa berat, dalam membuat suatu pengakuan iman, dengan berkata bahwa Kristus belum lahir, yang dikatakan dengan penuh bakti dan kebenaran oleh para bapa kuno; demikian pula akan menjadi dosa berat sekarang untuk menaati upacara-upacara tersebut yang sudah ditunaikan dengan penuh bakti dan kesetiaan oleh para bapa kuno. Demikianlah ajaran Agustinus (Contra Faust. xix, 16.) ….”
Video berikut memuat ringkasan amat penting dari beberapa bidah terburuk yang diajarkan Benediktus XVI:
Benediktus XVI: Paus Sejatikah Dia?
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 3 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 3 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 3 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...