^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Santa Barbara, Perawan dan Martir
Pesta: 4 Desember
Usuardus dan Adonus, di dalam Martirologi mereka, berkata bahwa Santa Barbara berasal dari Toskana. Metaphrastes, sebaliknya, menulis bahwa ia berasal dari Heliopolis. Tetapi, kemungkinan besar, menurut Baronius, ia berasal dari Nikomedia. Ayahnya adalah seorang pria yang terkemuka, yang bernama Dioskorus, yang begitu erat dengan penyembahan berhala-berhala. Tetapi, sejak ia kecil, Santa Barbara selalu mengenal kebenaran akan Allah yang esa, pencipta segala hal, dan untuk memberikan-Nya penghormatan yang patut diterima-Nya. Ayahnya, yang takut oleh karena kecantikan Santa Barbara, mengurungnya di dalam sebuah menara yang sangat tinggi di mana tidak seorang pun dapat melihatnya, kecuali dengan perintahnya; tetapi, karena ayahnya itu sangat mencintainya, ia memberikan kepadanya para pengajar yang amat baik untuk mendidiknya. Origenus dipercaya sebagai salah satu pendidiknya: ia mengajarkan kepadanya misteri-misteri tentang agama kita, ia membuatnya merasakan Yesus Kristus, ia membuatnya merasakan suatu keinginan yang mendalam untuk lahir kembali di dalam-Nya lewat pembaptisan, dan beberapa orang percaya bahwa Origenus pulalah yang memberikan kepadanya Sakramen tersebut.
Orang-orang lalu meminta kepada ayahnya untuk mengambilnya sebagai istri; tetapi Barbara, yang telah memilih sang Juru Selamat sebagai Mempelainya, menunjukkan kejijikan akan keadaan tersebut… Tetapi, ayahnya itu berusaha amat keras untuk membuat Santa Barbara mau menikah, dan, untuk meredakan kesulitannya itu, ia bertekad untuk melakukan perjalanan yang agak panjang, dan berharap bahwa saat ia tidak berada di rumahnya, putrinya itu akan berubah pikiran dan akhirnya akan berniat untuk menerima pernikahan yang diajukan kepadanya saat ia pergi. Barbara memohon kepada ayahnya agar ia membuatkan untuknya sebuah pemandian di mana ia dapat mandi. Dioskorus setuju agar tidak menjengkelkan anaknya itu, dan, di dalam rancangan yang diberikannya kepada para pekerja, ia hanya memberikan dua jendela, yang hampir tidak dapat membuat anaknya itu melihat sinar matahari. Sewaktu ayahnya itu sudah jauh, Santa Barbara pergi melihat pemandian yang dibangun untuknya itu, dan saat ia menemukan bahwa hanya ada dua jendela, ia memerintahkan kepada para arsiteknya untuk membuat jendela ketiga. Hal itu dilakukannya untuk mengungkapkan misteri Allah Tritunggal yang tidak terlukiskan. Para arsitek itu amat kesulitan akan permintaan ini, sebab ayahnya telah memberikan perintah yang lain; tetapi, karena Santa Barbara berkata kepada mereka agar mereka jangan takut sama sekali dan bahwa ialah yang akan menanggapi ayahnya itu, mereka pun memenuhi keinginannya.
Santa Barbara juga meminta agar salib-salib digambarkan di sisi-sisi dari bak pemandian itu ; beberapa penulis berkata bahwa Santa Barbara sendiri yang menggambarkan salib itu hanya dengan menggunakan tangannya sendiri, atau dengan gunting atau pahat. Sewaktu pemandian itu selesai sudah, ia sering pergi ke sana untuk bercengkerama sendiri dengan sang Mempelainya yang ilahi, dan di dalam saat-saat yang berharga itu, ia menerima dari Mempelainya yang terkasih itu, rahmat-rahmat serta penghiburan yang tidak ternilai. Demikianlah, tempat itu menjadi suci oleh karena kehadirannya, orang-orang sakit yang masuk ke dalamnya mendapatkan kesembuhan segera yang sempurna dari segala penyakit mereka, seperti dari mata air Siloam dan di kolam Probatika yang diceritakan oleh Injil. Sewaktu Dioskorus kembali, ia amat terkejut sewaktu melihat tiga jendela di bangunannya itu, dan bukan dua jendela seperti yang telah diperintahkannya, dan saat ia tahu bahwa putrinyalah yang memerintahkan tiga jendela itu, ia memintanya untuk memberikan alasannya. Barbara memanfaatkan saat itu, serta salib-salib yang tergambar di atas bebatuannya, untuk bercerita kepadanya tentang misteri-misteri Allah Tritunggal, tentang Penjelmaan dan Sengsara Tuhan kita, menurut doktrin dari agama Kristiani, dan ia melakukannya dengan begitu berani dan teguh, sehingga sang penyembah berhala itu, yang melihat bahwa ia tidak akan meyakinkan putrinya itu, menghunus pedangnya untuk menusuknya dan mengorbankannya kepada dewa-dewanya. Santa Barbara lalu segera melarikan diri, bukan untuk menghindari kemartiran, yang diingininya sepenuh hatinya, tetapi agar ayahnya tidak menjadi bersalah atas suatu pembunuhan yang demikian kejinya. Tetapi, ayahnya itu mengejarnya dengan begitu bersemangat, sehingga jika sebuah batu karang terbelah menjadi dua dan jika Santa Barbara itu masuk ke dalamnya untuk melarikan diri, ia akan pada saat yang sama menjadi korban murkanya.
Santa Barbara melarikan diri dari ayahnya
Pada saat itu, Allah menyelamatkannya. Ia melarikan diri ke pegunungan untuk menyembunyikan diri, karena ia takut bahwa ia akan pada suatu saat jatuh ke tangannya. Tetapi, karena ayahnya itu tidak berhenti mencari-cari dan bertanya-tanya jika ada orang yang melihatnya, seorang gembala yang tahu di mana Santa Barbara berada, menyatakan kepada ayahnya itu di mana ia berada dan memberikan tanda-tanda yang jelas untuk menemukannya. Lalu, sang monster yang kejam itu berlari untuk mencarinya, dan sewaktu ia menemukannya, ia menjatuhkannya ke tanah, dan memukulinya, lalu menginjak-injaknya, dan menyeretnya dengan rambutnya ke rumahnya, di mana ia mengurung Santa Barbara di dalam sebuah kamar yang dijaga oleh beberapa tentara. Dari situ, ia membawanya ke pengadilan Marcianus, pemimpin dari provinsi itu, di mana ia menuduh putrinya itu sebagai seorang Kristen, dan ia meminta agar putrinya itu dihukum sesuai keketatan maklumat yang telah diberikan oleh para kaisar untuk melawan orang-orang Kristiani.
Marcianus pertama-tama berusaha untuk meyakinkan Santa Barbara lewat perkataan yang indah, tetapi, saat ia melihat bahwa Santa Barbara tidak dapat dipengaruhi oleh perkataannya itu, ia mengubah kepalsuannya yang halus itu menjadi kekejaman. Karena ia pun membuat pakaian Santa Barbara dilepaskan dan membuatnya dicambuki dengan tulang kerbau, lalu ia memerintahkan agar luka-lukanya itu digosok dengan kain yang kasar, sehingga ia kehilangan begitu banyak darah yang menyirami tanah di bawahnya. Lalu, Marcianus memerintahkan agar Santa Barbara dibawa ke penjara untuk menunggu beberapa siksaan baru yang direkayasanya untuk menghukumnya. Pada malam yang sama di mana Santa Barbara masuk penjara, Tuhan kita tampak kepadanya di dalam sebuah cahaya yang menakjubkan, menyemangatinya untuk tetap teguh, dan berjanji akan mendampinginya dalam segala pertarungan yang akan dihadapinya untuk kemuliaan nama-Nya, dan untuk memberikan kepadanya suatu tanda perlindungan yang dapat dirasakannya, Ia pun menyembuhkannya dari segala luka-lukanya dengan sempurna.
Keesokan harinya, Marcianus memanggilnya kedua kalinya ke depan takhtanya. Dan, sewaktu ia melihat bahwa Santa Barbara sembuh dari segala luka-lukanya yang sebelumnya menutupi tubuhnya, ia mengatribusikan mukjizat itu kepada dewa-dewa sesatnya dan mencoba untuk meyakinkan Santa Barbara untuk mempersembahkan korban sebagai tanda syukur. Tetapi, Santa Barbara berkata kepadanya dengan baik: Apakah anda begitu buta, Marcianus, sehingga anda percaya bahwa berhala-berhala, yang memerlukan tangan-tangan manusia untuk menjadi diri mereka sendiri, dapat melakukan keajaiban ini di dalam diri saya? Tidak, tidak, bertobatlah dari kesalahan itu, dewa-dewa yang anda sembah tidak memiliki kekuatan. Tuhan saya, Yesus Kristus, Putra Allah yang hiduplah yang memberikan saya rahmat ini; saya berterima kasih kepada-Nya untuk hal itu, dan saya akan menderita dengan penuh sukacita kematian demi cinta kepada-Nya. Anda tidak mengenal-Nya, karena anda terkubur di dalam penyembahan berhala, sehingga mata anda terhalang dari cahaya kebenaran ilahi. Sang hakim pun begitu tertusuk oleh teguran itu, sehingga ia memerintahkan kepada para algojo yang hadir untuk mengoyakkan bagian belakang tubuh Santa Barbara dengan sisir dari besi yang dibakar dengan obor yang membara, dan untuk memukulinya dengan martil. Sewaktu hukuman itu dilaksanakan, Santa Barbara melayangkan pandangannya ke langit dan berkata: Ah! Juru Selamatku, yang mengenal kedalaman hati, yang tahu bahwa aku hanya menginginkan diri-Mu, bahwa aku hanya mencintai hukum-hukum-Mu yang suci, dan bahwa aku berbakti sepenuhnya kepada Kemuliaan-Mu, sehingga aku hanya bergantung kepada kuasa ilahi-Mu, aku memohon dan aku memanggil-Mu agar tidak meninggalkanku, dan untuk menerima diriku di dalam tangan kerahiman-Mu, untuk menopangku dan menguatkanku, agar aku menjadi jaya di dalam pertarungan ini.
Kekejaman sang tiran itu bahkan menjadi lebih besar, sebab, sewaktu para algojo itu baru saja selesai melakukan siksaan itu, ia pun memotong dada Santa Barbara, siksaan ini lebih menyakitkan daripada yang sebelumnya, tetapi, cinta yang dimilikinya untuk Mempelainya itu, dan kehendaknya untuk menderita untuk-Nya, hanya membuat sengsara itu menjadi lebih menyenangkan baginya; dan untuk menanggung sengsara itu dengan kehendak yang lebih kuat dan dengan penuh sukacita, ia mengucapkan kata-kata ini kepada sang Raja Nabi itu: Ya Allahku, janganlah memalingkan wajah-Mu daripadaku, dan janganlah Engkau merampasku dari kehadiran Roh Kudus-Mu. Marcianus, yang melihat ketegaran dari Santa Barbara, berubah pikiran dan mengubah sksaannya, yang amat menyiksa bagi seorang perawan. Yakni, untuk menakuti gadis-gadis Kristiani lainnya, ia memerintahkan agar pakaian Santa Barbara dilepaskan, dan agar ia diusir sambil dicambuki, di jalanan kota itu. Lalu Santa Barbara, sambil memandang langit, membuat doa ini kepada Allah : Ya Tuhanku dan Rajaku, yang menutupi sekehendak-Mu langit dengan awan dan bumi dengan kegelapan, sembunyikanlah, kumohon kepada-Mu, ketelanjangan tubuhku, agar, mata para orang kafir pun tidak melihatnya, agar mereka tidak dapat mengolok-olok pelayanmu. Doanya pun segera dikabulkan, dan Tuhan kita, yang selalu siap untuk menyelamatkan siapa pun yang memohon pertolongan-Nya, tampak kepadanya, dan memenuhi hatinya dengan penghiburan dan menutupinya dengan sebuah jubah yang kemilau yang membuat para penyembah berhala tidak dapat melihat tubuhnya.
Akhirnya, Marcianus pun kehilangan segala harapan untuk dapat menggoyahkan hati dari Santa Barbara yang tampaknya tidak dapat dikalahkan di tengah-tengah siksaan. Ia pun menghukumnya agar kepalanya dipenggal. Dioskorus, yang berada di sana di tengah-tengah siksaan putrinya itu, tampaknya hanya menunggu-nunggu hukuman itu untuk memandikan dirinya sendiri dengan darah perawan itu dan untuk memuaskan kemarahannya terhadap Santa Barbara; sebab, sejak Santa Barbara dihukum, ayahnya itu hadir untuk menjadi algojonya sendiri (ya hati yang kebapakan, di manakah dirimu itu!), agar ia tidak mati di tangan siapa pun selain dirinya sendiri. Permintaan yang kejam itu pun dianugerahkan kepadanya. Barbara dibawa keluar kota itu ke atas sebuah pegunungan, di mana, saat ia sampai, ia berlutut untuk bersyukur kepada Allah atas rahmat yang telah diberikan-Nya kepadanya untuk mati sebagai martir; ia memohon-Nya pula untuk mengabulkan doa-doa orang yang meminta kepada-Nya sesuatu lewat perantaraannya. Pada saat yang sama, terdengarlah suatu suara dari langit yang meyakinkannya bahwa permohonannya itu disetujui, dan yang mengundangnya untuk datang menerima mahkota yang telah dipersiapkan baginya di Surga. Sang ayah yang tidak manusiawi itu pun tidak menyia-nyiakan waktu untuk mengabulkan doanya sendiri: ia memotong kepalanya pada tanggal 4 Desember, seperti yang ditulis oleh beberapa sejarahwan.
Santa Barbara memiliki rekan kemartirannya, seorang wanita yang bajik yang bernama Yuliana, yang, saat ia menyaksikan siksaan Santa Barbara yang menanggung kesakitannya itu dengan sukacita serta penghiburan yang diberikan oleh Surga kepada jiwanya pada saat sengsara yang pedih itu menyiksa tubuhnya, tersentuh pertama-tama oleh belas kasih, lalu oleh suatu gairah yang membara untuk mati seperti Santa Barbara untuk kemuliaan Yesus Kristus. Memang, ia pun mengakui di tempat itu dan mengumumkan dengan lantang bahwa ia seorang Kristiani, sehingga Marcianus, setelah membuatnya menanggung siksaan-siksaan yang sama dengan Santa Barbara, menghukumnya untuk dipenggal bersamanya.
Sewaktu Dioskorus yang kejam itu kembali ke kota, berbangga hati atas hukuman yang baru dilaksanakannya itu, petir pun menjatuhinya, hukuman Allah yang sedemikan rupanya atas kematian yang mengerikan dari ayah yang begitu sesat itu, yang telah membunuh putrinya yang tidak bersalah. Tidak lama setelahnya, Marcianus juga meninggal oleh karena kecelakaan yang serupa. Oleh karena itulah orang berdoa kepada Santa Barbara untuk perlindungan terhadap petir. Orang juga berdoa kepadanya agar tidak mati tanpa menerima Sakramen-Sakramen terakhir. Atas dasar hal tersebut, seorang imam yang bernama Theodoric Pauli melaporkan suatu mukjizat yang khas yang terjadi di tahun 1448 di kota Gorcum di Belanda. Seorang pria bernama Henri, yang amat berbakti kepada perawan suci itu, karena ia telah mendengar bahwa orang-orang yang menghormati Santa Barbara di sepanjang hidup mereka tidak akan mati tanpa menerima Sakramen-Sakramen, menderita kebakaran tanpa dapat menyelamatkan diri, ia pun melihat bahwa dirinya dikelilingi oleh api. Lalu, karena ia tidak dapat mengharapkan pertolongan dari seorang manusia yang hidup pun, ia berdoa kepada Santa Barbara, bukan untuk menjaganya dari kematian, tetapi agar ia memberikan kepadanya rahmat untuk tidak mati tanpa menerima Sakramen-Sakramen dari Gereja. Santa Barbara pun segera tampak kepadanya, dan meredakan kebakaran itu dengan meletakkan jubahnya di depannya, dan berkata bahwa oleh karena devosi yang diberikan kepadanya, Allah akan memperpanjang hidupnya sampai keesokan harinya, agar ia diberikan waktu untuk mengaku dosa dan menerima Sakramen-Sakramen terakhir; yang dilakukannya, walaupun sekujur tubuhnya menderita luka bakar, sehingga ia tidak lagi tampak bagaikan manusia. Imam yang melaporkan mukjizat itu adalah pengaku dosanya sendiri. Orang dapat kembali melihat contoh pertolongan yang luar biasa dari Santa Barbara itu di dalam riwayat hidup Beato Stanislaus Kostka, yang telah kami berikan pada tanggal 14 Agustus.
Tubuh dari Santa Barbara serta tubuh Santa Yuliana dibawa oleh seorang pria suci yang bernama Valentinus, yang menguburkan keduanya dengan penuh hormat di dalam tempat yang bernama Gélasse, di mana Tuhan kita telah membuat beberapa mukjizat oleh perantaraan kedua Santa itu. Semua Martirologi mengenang perawan yang murah hati itu. Orang-orang Yunani menyebutnya oleh kemartirannya yang agung itu. Akta-aktanya diatribusikan kepada Santo Yohanes Damascenus dan Santo Arsenius. Galesinus mencuplik akta-akta itu dari para penulis tersebut. Surius melaporkannya di dalam surat VI-nya, dengan mukjizat yang telah kami sebutkan. Ia juga menambahkan di dalam suratnya itu suatu riwayat hidup yang lain yang dikarang oleh Metaphrastes. (Lihatlah Catatan dari Kardinal Baronius). Pada tahun 1597, Dokter Émile Sanctorio membuatnya suatu pujian yang indah yang dibaktikannya kepada Paus Klemens VIII. Dari semua penulis itulah kami membuat rangkuman ini.
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari Romo François Giry, Vie des saints [Riwayat Hidup Santo-Santa], Volume IV, Paris, Victor Palmé, Libraire-Éditeur, 1860, hal. 515-520.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...