^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Paus Santo Pius V - Riwayat Hidup Paus Pembela Gereja Melawan Bidah Protestantisme & Islam
Pesta: 5 Mei
Awal Hidup Santo Pius V
“Pius V terlahir di Bosco, kota dari daerah Lombardia, tetapi berasal dari Bologna dan keluarga bangsawan Ghislieri. Pada usia empat belas tahun, ia memasuki Ordo Dominikan. Orang mengagumi kesabaran dan kerendahan hatinya yang besar, keketatan hidupnya, kecintaannya terhadap doa, ketaatannya dan semangatnya yang amat membara demi kehormatan Allah. Perkembangannya dalam filosofi serta teologi begitu mengagumkan sehingga ia ditugaskan selama bertahun-tahun, dan dengan keberhasilan yang besar, untuk mengajarkan ilmu pengetahuan tersebut. Ia memberikan khotbah di banyak tempat, yang menghasilkan manfaat besar bagi para pendengarnya. Bertahun-tahun, dengan kekuatan jiwanya yang tidak terkalahkan, ia memenuhi jabatan jaksa Inkuisisi, dan walaupun hidupnya pun terancam bahaya, ia menjaga sejumlah besar kota-kota dari godaan bidah yang berupaya untuk mencengkeram kota-kota tersebut.[1]
Ancaman Protestantisme
Di sepanjang hayatnya, hidup Pius V dipenuhi pertempuran. Dalam masa yang berkecamuk di mana ia ditempatkan sebagai pemimpin Gereja yang kudus, kesesatan [Protestan] datang untuk menyerbu sebagian besar dari dunia Kristiani, dan mengancam yang lain. Bidah yang licik dan licin di dalam tempat di mana ia tidak dapat memperbesar kelancangannya, bidah tersebut pun menginginkan Italia; ambisinya yang nista adalah untuk menggulingkan takhta Apostolik, dan menyeret seluruh dunia Kristiani dalam kegelapan bidah, dari mana dunia itu tidak dapat kembali. Pius membela, dengan dedikasi yang kokoh, Semenanjung Italia yang terancam itu. Sebelum ia diangkat kepada takhta Kepausan yang tertinggi, ia tidak pernah mundur dalam hal menghadapi bahaya, dan di mana-mana, para perwakilan dari bidah pun menghindari kehadirannya.
Gambaran Sri Paus St. Pius V
Saat ia ditempatkan di takhta Santo Petrus, ia tahu bagaimana membekaskan kepada para pemberontak suatu ketakutan yang menyelamatkan, ia membangkitkan semangat dari para penguasa Italia, dan dengan keketatan yang cukup, ia berhasil mengenyahkan sampai ke luar batas pegunungan Alpen wabah yang membawa kehancuran bagi Kekristenan di Eropa, jika negara-negara Selatan tidak menjadi lawan yang tidak terkalahkan. Banjir bidah pun berhenti. Sejak saat itu, kemajuan Protestantisme pun tersendat; oleh karena bidah tersebut mempertunjukkan pemberontakan doktrin yang menyedihkan seluruh dunia, tanpa pengawasan sang Gembala yang dengan semangatnya yang tidak terkalahkan, mendukung para pembela kebenaran di seluruh Negara di mana kebenaran itu masih berjaya, bagaikan sebuah tembok perunggu yang melawan kesesatan di negara-negara di mana ia memerintah.
Melawan Islam - Pertempuran Lepanto
Suatu musuh yang lain pun memanfaatkan perpecahan agama di dunia Barat, menghempaskan dirinya sendiri pada masa yang sama di Eropa, dan Italia hanyalah menjadi mangsa pertamanya. Armada Ottoman [Muslim] muncul dari Selat Bosporus, bergegas dengan menggebu-gebu untuk menghancurkan Kekristenan, dan hal tersebut pun mungkin akan terjadi, jika sang Paus yang energik itu tidak berjaga untuk keselamatan semua orang. Ia menyuarakan peringatan, ia memanggil pasukan para pangeran Kristiani. Kekaisaran Romawi Kudus dan Prancis, yang terpecah belah oleh sekte-sekte yang dilahirkan oleh bidah di tengah-tengah negara-negara tersebut, mendengar panggilan Sri Paus, tetapi mereka tidak menanggapinya ; hanya Spanyol sendirilah, bersama Venesia dan pasukan Kepausan yang kecil jumlahnya, menanggapi desakan Sri Paus, dan segera, Salib dan bulan sabit pun bertemu, berhadapan muka di Teluk Lepanto. Doa-doa Pius V pun menentukan kemenangan yang diperoleh para Kristiani, yang pasukannya jauh lebih kecil daripada pasukan Turki [Muslim]. Kita menemukan peringatan yang agung akan peristiwa ini di dalam Siklus, pada bulan Oktober, pada perayaan Bunda Maria, Bunda Rosario.
Bunda Maria, Bunda Rosario - perayaan syukur kepada Santa Perawan Maria atas kemenangan armada Kristiani terhadap pasukan Muslim
Tetapi haruslah kita mengingat nubuat Sri Paus tentang sore hari pada hari yang agung itu pada tanggal 7 Oktober 1571. Sejak pukul enam pagi sampai petang hari, berlangsunglah pertempuran antara armada Kristiani dan armada Muslim. Seketika, Sri Paus, yang didorong oleh suatu ilham ilahi, memandang ke langit; ia berdiam diri sejenak, lalu menghadap orang-orang yang hadir: ‘Marilah bersyukur kepada Allah, ujarnya kepada mereka; kemenangan itu milik orang-orang Kristiani’. Segera, berita itu pun sampai ke Roma, dan di seluruh dunia Kristiani, orang-orang segera mengetahui bahwa seorang Paus telah kembali menyelamatkan Eropa. Kekalahan di Lepanto memukul kekuatan Ottoman sedemikan rupa sehingga kekuatan tersebut tidak lagi pernah berkembang, masa kemundurannya bermula dari hari yang terkenal tersebut.
Karya-karya Santo Pius V untuk memulihkan moralitas Kristiani, penetapan disiplin dari Konsili Trente, dan penerbitan Breviarium Missal yang diperbarui, membuat masa Kepausannya yang berlangsung selama enam tahun salah satu masa yang paling subur dalam sejarah Gereja. Lebih dari satu kali, para Protestan mengakui bahwa mereka sendiri mengagumi musuh yang bersemangat dari ‘reformasi’ mereka itu. ‘Saya tertegun, ujar Bacon, bahwa Gereja Roma belum menganonisasikan pria yang agung itu’. Memang, Pius V hanya dijadikan Santo sekitar seratus lima puluh tahun setelah kematiannya: begitulah besarnya objektivitas Gereja Roma, bahkan dalam hal pemberian penghormatan kanonisasi untuk salah satu dari pemimpinnya yang paling terhormat.[2]
Kasihnya yang Besar bagi Orang-Orang di Tanah Misioner
Seorang penerus dari para rasul, yang begitu mencintai tanggung jawabnya itu, mungkin tidak pernah menemukan pertentangan yang lebih besar dalam pelayanannya. Kekejaman bangsa Eropa dan skandal dari moralitasnya merampas jauh lebih banyak buah Injili daripada ketidaktahuan ataupun perlawanan dari orang yang tidak beriman. Orang-orang barbar itu bersedia untuk mendengarkan khotbah para misioner. Tetapi, segera setelah mereka berhubungan dengan bangsa Eropa itu, mereka menjauhkan diri sambil berkata bahwa agama yang diakui oleh orang-orang semacam itu tidaklah mungkin turun dari Surga. Para misioner perlu menjelaskan kepada mereka, bagaimana orang-orang Kristiani memiliki iman, tetapi tidak mempraktikkannya dalam kelakuan mereka. Ajaran-ajaran dari para uskup ditujukan kepada mereka yang menganiaya sekaligus kepada mereka yang dianiaya, dan seringkali, para korban itulah yang paling tersentuh oleh kata-kata ilahi para uskup.
Felipe II, Raja Spanyol pada masa pemerintahan St. Pius V
Pius V menulis kepada Raja Felipe II, kepada Don Sebastião, serta kepada para wakil raja yang diutus oleh kedua kerajaan tersebut [Spanyol dan Portugal]. Berikut kata-katanya untuk mengingatkan raja Spanyol akan tanggung jawab yang dimiliki oleh kedaulatannya atas benua Amerika.
Diberikan di Roma, 17 Agustus 1568[3]
Mukjizat-Mukjizat Selama Hidupnya
Mukjizat-mukjizat yang mulia pun memahkotai Sri Paus yang bajik ini di dunia: kami akan mencatat di sini kedua dari mukjizat yang paling populer. Sewaktu ia berjalan bersama seorang duta besar dari Polandia di plaza Vatikan, yang terbentang di atas tanah di mana dahulu kala merupakan Sirkus [lapangan besar di daerah kekuasaan Kaisar Romawi] Kaisar Nero, ia merasa dipenuhi keantusiasan atas kemuliaan dan keberanian para martir yang dahulu kala menderita di tempat tersebut pada zaman penganiayaan kuno. Ia menundukkan dirinya, dan mengambil dalam tangannya segenggam debu dalam lapangan martir tersebut, yang diinjak-injak oleh bergenerasi-generasi umat beriman sejak Maklumat Perdamaian Kaisar Konstantinus. Ia menuangkan debu tersebut di dalam sebuah kain yang diberikan kepadanya oleh sang duta besar; tetapi, sewaktu sang duta besar berpulang ke tempat tingglnya, ia membuka kain tersebut, dan ia menemukan bahwa kain tersebut diresapi darah merah-jingga yang, orang katakan, terlihat amat segar: debu tersebut telah menghilang. Iman Sri Paus telah memanggil darah para martir, dan darah yang berlimpah itu pun menuruti panggilan Sri Paus dan kembali tampak untuk menjadi saksi, untuk menentang bidah, bahwa Gereja Roma, pada abad ke-16, tetaplah gereja yang untuknya para pahlawan itu telah memberikan nyawa mereka di bawah Kaisar Nero.
Kefasikan para bidah mencoba beberapa kali untuk mencabut nyawa Sri Paus ini, yang mengenyahkan harapan apa pun bagi rencana mereka untuk menyerbu Italia. Oleh suatu strategi yang pengecut dan nista, yang dibantu oleh suatu pengkhianatan yang jahat, mereka mengolesi dengan racun kaki dari salib yang dimiliki Sri Paus di dalam kapelnya, dan yang sering dikecupnya. Pius V, dalam semangat doanya, bersiap diri untuk memberikan tanda cintanya kepada gambaran kudus dari sang Juru Selamat umat manusia ; tetapi, tiba-tiba, mukjizat terjadi: kaki dari salib tersebut terlepas dari salib itu dan tampak menjauhi kecupan penuh hormat dari Paus yang tua tersebut. Pius V lalu mengerti bahwa kejahatan dari para musuhnya ingin mengubah kayu salib yang memberikan kehidupan itu menjadi alat kematian…
Akhir Hidupnya
Di atas ranjang kematiannya, ia menolehkan matanya untuk terakhir kali kepada Gereja di bumi yang akan ditinggalkannya untuk Gereja di Surga. Ia hendak memohon untuk terakhir kalinya kebaikan ilahi sebagai pertolongan bagi kawanan domba yang akan ditinggalkannya dan yang akan terancam bahaya yang begitu banyak, ia pun mengucapkan, dengan suara yang redup, bacaan dari himne masa Paskah: ‘Ya Pencipta manusia, sudilah, dalam masa yang dipenuhi dengan sukacita Paskah ini, menjaga umat-Mu dari serangan-serangan kematian!’ Kata-kata suci tersebut selesai terucap, ia tertidur dengan damai dalam Tuhan”.[4]
Catatan kaki:
[1] R. P. Dom Prosper Guéranger, L’année liturgique – le temps pascal [Tahun Liturgis – Masa Paskah], Librairie de Henri Oudin, Poitiers, 1876, hal. 573.
[2] L’année liturgique – le temps pascal [Tahun Liturgis – Masa Paskah], hal. 568-571.
[3] Le Vte de Falloux, Histoire de Saint Pie V, Pape, de l’ordre des frères prêcheurs [Sejarah Santo Pius V, Paus, dari Ordo Dominikan], T. II, Sagnier et Bray, Libraires-Éditeurs, Paris, 1844, hal. 45-47.
[4] L’année liturgique – le temps pascal [Tahun Liturgis – Masa Paskah], hal. 571-573.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...