^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Para Bapa Gereja tentang Pembaptisan Air
PEMBAPTISAN DARAH DAN PEMBAPTISAN KEINGINAN - TRADISI SESAT BUATAN MANUSIA
Di dalam dokumen ini, saya telah menunjukkan bahwa Gereja Katolik secara infalibel mengajarkan bahwa Sakramen Pembaptisan diperlukan untuk keselamatan. Saya juga telah menunjukkan bahwa hanya dengan menerima Sakramen Pembaptisanlah, seseorang dapat dipersatukan ke dalam Gereja Katolik, di luar mana tidak terdapat keselamatan. Saya juga telah menunjukkan bahwa Gereja Katolik secara infalibel mengajarkan bahwa kata-kata Yesus Kristus di dalam Yohanes 3:5- Amin, Amin, Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah – harus dimengerti secara harfiah: yaitu sebagaimana yang tertulis. Ini adalah ajaran yang infalibel dari Gereja dan sama sekali tidak meniadakan keselamatan tanpa kelahiran kembali dari air dan Roh Kudus. Namun, di sepanjang sejarah Gereja, banyak orang telah percaya akan teori-teori yang disebut sebagai pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah, yaitu bahwa keinginan seseorang untuk menerima Sakramen Pembaptisan atau kemartiran seseorang demi iman menjadi kompensasi untuk fakta bahwa seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus. Orang-orang yang percaya akan pembaptisan darah dan pembaptisan keinginan mengajukan penolakan-penolakan tertentu terhadap keperluan yang mutlak untuk menerima Sakramen Pembaptisan demi keselamatan. Maka, saya akan menanggapi semua penolakan yang umum yang dibuat oleh para pendukung pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah; dan sambil melakukannya, saya akan memberikan suatu ringkasan sejarah dari kesalahan-kesalahan pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah. Dengan melakukan hal ini, saya akan membuktikan bahwa baik pembaptisan darah maupun pembaptisan keinginan bukanlah ajaran Gereja Katolik.
PARA BAPA SEMUFAKAT SEJAK AWALNYA
Pada milenium pertama Gereja, hidup ratusan pria kudus dan santo yang disebut sebagai “Bapa-Bapa Gereja”. Tixeront, di dalam karyanya, Handbook of Patrology [Pedoman Patrologi], mencatat lebih dari lima ratus Bapa yang nama serta karya tulisnya telah sampai kepada kita.[1] Para Bapa (atau para penulis Kristen Katolik yang terkemuka) sejak awalnya semufakat bahwa tidak seorang pun masuk ke dalam Surga ataupun terbebaskan dari dosa asal tanpa pembaptisan air.
Di dalam surat Barnabas, yang seawal-awalnya berasal dari tahun 70 Masehi, kita membaca:
Pada tahun 140 M, Bapa Gereja awal yang bernama Hermas mengutip Yesus di dalam Yohanes 3:5 dan menuliskan:
Pernyataan ini jelas merupakan rangkuman dari Yohanes 3:5, dan dengan demikian, pernyataan ini membuktikan bahwa sejak awal mula masa apostolik, para bapa sudah percaya dan mengajarkan bahwa tidak seorang pun masuk ke dalam Surga tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh, suatu ajaran yang secara spesifik didasari oleh pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus di dalam Yohanes 3:5.
Pada tahun 155 M, St. Yustinus Martir menuliskan:
Perhatikan bahwa St. Yustinus Martir, seperti Hermas, juga mengutip kata-kata Yesus di dalam Yohanes 3:5, dan atas dasar kata-kata Yesus ia mengajarkan bahwa tradisi apostoliklah yang merupakan sumber ajaran bahwa tidak seorang pun dapat masuk ke dalam Surga tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh di dalam Skaramen Pembaptisan.
Di dalam dialognya dengan Trypho, dari tahun 165 M, St. Yustinus Martir menuliskan lebih lanjut:
Pada tahun 180 M, St. Ireneus menulis:
Di sini kita kembali melihat Tradisi apostolik yang konstan, yang diungkapkan secara jelas, bahwa tidak seorang pun diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan, dan orang yang menyampaikan ajaran ini tidak lain adalah sang bapa apostolik yang agung, St. Ireneus pada abad ke-2. St. Ireneus mengenal Polikarpus, dan St. Polikarpus mengenal Rasul Yohanes sendiri.
Pada tahun 181 M, St. Teofilus melanjutkan Tradisi tersebut:
Pada tahun 203 M, Tertulianus menuliskan:
Perhatikan bagaimana Tertulianus menegaskan Tradisi apostolik yang sama bahwa tidak seorang pun diselamatkan tanpa pembaptisan air berdasarkan kata-kata Yesus sendiri.
Tertulianus lalu menuliskan pada tahun 203 M:
Berikut beberapa sebutan lain untuk Pembaptisan sejak masa-masa apostolik: Meterai, Tanda dan Pencerahan; karena, tanpa Meterai, Tanda atau Pencerahan ini, tidak seorang pun diampuni dari dosa asal ataupun dimeteraikan sebagai anggota dari Yesus Kristus.
Sedini tahun 140 M, Hermas telah mengajarkan kebenaran ini – bahwa Pembaptisan adalah Meterai – yang diberikan oleh para Rasul dari Yesus Kristus.
Di dalam karya yang terkenal yang berjudul Surat Kedua Klemens kepada Orang-orang Korintus, 120-170 M, kita membaca:
St. Efrem, sekitar 350 M:
St. Gregorius dari Nyssa, sekitar 380 M:
St. Klemens dari Aleksandria, 202 M:
Origenes, 244 M:
St. Afrahat, bapa Suriah yang tertua, menulis pada tahun 336 M:
Bapa Suriah yang sama menulis lebih lanjut:
Di dalam karya tulis St. Afrahat ini, kita melihat ajaran dari Tradisi yang sama tentang keperluan yang mutlak untuk menerima pembaptisan air demi keselamatan berdasarkan kata-kata Kristus di dalam Yohanes 3:5.
St. Sirilus dari Yerusalem, 350 M:
Kita melihat bahwa St. Sirilus melanjutkan Tradisi apostolik bahwa tidak seorang pun masuk ke dalam Surga tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh, suatu ajaran yang kembali didasari oleh suatu pemahaman yang mutlak akan kata-kata Tuhan kita sendiri di Yohanes 3:5.
St. Basilius Agung, sekitar 355 M:
St. Gregorius dari Elvira, 360 M:
St. Efrem, 366 M:
Paus St. Damasus, 382 M:
St. Ambrosius, 387 M:
St. Ambrosius, 387 M:
St. Ambrosius, De mysteriis, 390-391 M:
St. Yohanes Krisostomus, 392 M:
St. Agustinus, 395 M:
Paus St. Inosensius, 414 M:
Paus St. Gregorius Agung, sekitar 590 M:
Theophylactus, Patriark dari Bulgaria, sekitar 800 M:
Ada banyak wacana lain yang dapat dikutip dari para bapa, tetapi adalah suatu fakta bahwa para bapa Gereja semufakat sejak permulaan dari zaman apostolik bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan tanpa menerima Sakramen Pembaptisan, berdasarkan kata-kata Yesus Kristus di dalam Yohanes 3:5. Sarjana Patristik yang terkemuka, Romo William Jurgens, yang telah membaca ribuan teks para bapa, terpaksa mengakui hal berikut (walaupun ia percaya akan pembaptisan keinginan) di dalam tiga rangkaian volumenya tentang para bapa Gereja.
Romo Jurgens, sarjana yang terkemuka itu, mengakui tiga hal yang penting:
Dan berdasarkan kebenaran ini, yang dinyatakan oleh Yesus di dalam Injil (Yohanes 3:5), yang diwariskan oleh para Rasul dan diajarkan oleh para bapa, Gereja Katolik telah mendefinisikan secara infalibel sebagai suatu dogma (seperti yang telah kita lihat) bahwa sama sekali tiada seorang pun yang masuk Surga tanpa menerima Sakramen Pembaptisan.
Tetapi, seperti pada banyak kasus lainnya, tidak semua bapa tetap konsisten dalam pernyataan mereka tentang keperluan mutlak pembaptisan air untuk memperoleh keselamatan.
TIDAK SEMUA BAPA TETAP KONSISTEN DENGAN PERNYATAAN MEREKA
Kendati fakta bahwa terdapat tradisi yang konstan sejak permulaan bahwa tidak seorang pun diselamatkan tanpa pembaptisan air, tidak semua bapa tetap konsisten dalam pernyataan mereka tentang poin ini. Dan di situlah tempat kita menemukan teori "pembaptisan darah" dan "pembaptisan keinginan". Kami akan membahas kedua teori ini secara bergilir. Tetapi, harus dimengerti bahwa para bapa Gereja membuat kesalahan dan ketidakkonsistenan dalam ajaran mereka sendiri serta Tradisi apostolik tentang banyak poin – karena mereka adalah manusia yang falibel yang membuat banyak kesalahan.
Para bapa Gereja hanyalah saksi yang pasti akan Tradisi sewaktu mereka mengungkapkan suatu poin yang dipercayai secara universal dan konstan atau sewaktu mereka mengungkapkan suatu hal yang sejalan dengan dogma yang telah didefinisikan. Jika perkataan mereka semata-mata diambil secara individu atau bahkan secara berkelompok, mereka mungkin sama sekali salah dan mungkin bahkan berbahaya. St. Basilius Agung berkata bahwa Roh Kudus lebih rendah daripada Putra Allah dalam tingkatan dan martabat, sewaktu ia membuat suatu upaya yang buruk dan yang bahkan bersifat bidah untuk menjelaskan tentang Allah Tritunggal.
Sewaktu St. Basilius berkata di atas bahwa Ketuhanan satu adanya di dalam Bapa, Putra, dan Roh Kudus, ia secara tepat menegaskan Tradisi universal dan apostolik. Tetapi, sewaktu ia berkata bahwa Roh Kudus lebih rendah di dalam martabat daripada Allah Putra, ia tidak lagi konsisten dengan Tradisi tersebut dan jatuh ke dalam kesalahan (kenyataannya, ia membuat bidah material). Dan para bapa membuat begitu banyak kesalahan sewaktu mereka berupaya untuk membela atau mengungkapkan Iman secara jelas.
St. Agustinus menulis sebuah buku koreksi penuh. St. Fulgensius dan berbagai bapa yang lain termasuk St. Agustinus, percaya bahwa bayi-bayi yang meninggal tanpa pembaptisan pastinya turun ke dalam api Neraka, suatu posisi yang di kemudian hari dikutuk oleh Paus Pius VI. Seperti yang ditegaskan oleh Paus Pius VI, bayi-bayi yang meninggal tanpa dibaptis masuk ke dalam Neraka, tetapi mereka masuk ke dalam suatu tempat di Neraka di mana tidak terdapat api.[35]
Tetapi, St. Agustinus mendukung kesalahan itu dengan begitu terang-terangan sehingga kesalahan tersebut menjadi ajaran yang umum dan yang tidak dipertanyakan selama 500 tahun menurut The Catholic Encyclopedia [Ensiklopedia Katolik]
Inilah mengapa orang-orang Katolik tidak membuat kesimpulan-kesimpulan doktrinal yang pasti dari ajaran seorang bapa Gereja atau sekumpulan bapa; seorang Katolik mengikuti ajaran yang infalibel dari Gereja yang diproklamasikan oleh para Paus; dan seorang Katolik setuju dengan ajaran para bapa Gereja sewaktu mereka setuju secara konstan dan universal sejak awalnya dan sejalan dengan ajaran Katolik yang dogmatis
Gereja Katolik mengakui tidak mengakui infalibilitas di dalam diri seorang santo, teolog, ataupun bapa Gereja perdana. Hanya seorang Paus yang beroperasi dengan otoritas Magisteriumlah yang dilindungi oleh Roh Kudus dari kesalahan pengajaran tentang iman atau moral. Maka, sewaktu kami mencermati dan membuktikan bagaimana para rohaniwan telah membuat kesalahan tentang perkara-perkara pembaptisan keinginan dan darah, hal ini 100% konsisten dengan ajaran Gereja. Gereja selalu mengakui bahwa setiap rohaniwan, tidak peduli seberapa agung dirinya itu, dapat membuat kesalahan, bahkan kesalahan yang signifikan. Akhirnya, setelah membahas pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah, saya akan mengutip seorang Paus, yang juga adalah seorang bapa Gereja perdana, yang ajarannya mengakhiri segala perdebatan tentang hal ini. Saya sekarang akan membahas pembaptisan darah dan pembaptisan keinginan.
Catatan kaki:
[1] Tixeront, Handbook of Patrology {Pedoman Patrologi}, St. Louis, MO: B. Herder Book Co., 1951.
[2] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1970, Vol. 1:34.
[3] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:92.
[4] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:126.
[5] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:135a.
[6] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:219; 220.
[7] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:181.
[8] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:306.
[9] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:302.
[10] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:92.
[11] Apostolic Fathers {Bapa-bapa Apostolik}, terjemahan oleh Kirsopp Lake, Cambridge MA: Harvard University Press, Vol. 1, hal. 139.
[12] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:712.
[13] Patrologiae Cursus Completus: Series Graceae, 46:417b, Romo. J.P. Migne, Paris: 1866; dikutip di dalam Michael Malone, The Only-Begotten {Putra Tunggal}, Monrovia, CA: Catholic Treasures, 1999, hal. 175.
[14] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:407.
[15] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:501.
[16] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:681.
[17] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:683.
[18] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:810a.
[19] Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. 3, hal. 10.
[20] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:899.
[21] Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. 2, hal. 51.
[22] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 1:910r.
[23] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1323.
[24] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1324.
[25] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1330.
[26] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1206; The Nicene and Post-Nicene Fathers {Bapa-bapa Nicea dan Pasca-Nicea}, New York: Charles Scribner’s Sons, 1905, Vol. XIII, hal. 197.
[27] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 3:1536.
[28] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 3:2016.
[29] Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. 1, hal. 89.
[30] Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. 2, hal. 412.
[31] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 3, hal. 14-15 catatan kaki 31.
[32] Denzinger 861; Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol.2, hal. 685.
[33] Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. 1, hal. 413.
[34] Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. 2, hal. 940.
[35] Denzinger 526.
[36] The Catholic Encyclopedia {Ensiklopedia Katolik}, “Limbo {Limbo}”, Volume 5, 1910, hal. 257.
[37] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 29.
[38] Denzinger 1320.
[39] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 4 (1939-1958), hal. 178-179.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...