^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kitab Suci Mengajarkan Pengakuan Dosa kepada Imam
Banyak orang-orang non-Katolik berpikir bahwa pengakuan dosa kepada imam tidak diajarkan di dalam Kitab Suci. Menurut mereka, agar dapat diampuni bahkan dari dosa-dosa yang berat, sesorang hanya harus percaya kepada Yesus, atau sebanyak-banyaknya, mengakui dosa-dosa tersebut kepada Allah. Tetapi, pendapat ini – bahwa pengakuan dosa kepada imam tidaklah diperlukan untuk dosa-dosa berat setelah pembaptisan – bertentangan dengan apa yang diajarkan di dalam Kitab Suci.
DI DALAM PERJANJIAN LAMA, SESEORANG HARUS MENGUNJUNGI IMAM UNTUK DAPAT DIAMPUNI
Jika seseorang berbuat dosa di dalam Perjanjian Lama, ia tidak bisa hanya mengakui dosanya kepada Allah dan menyelesaikan perkara tersebut. Tidak, ia harus pergi mengunjungi imam. Hal ini diajarkan di dalam kitab Imamat, salah satu kitab pertama Perjanjian Lama. Berikut adalah sebuah contoh yang baik:
Di dalam ayat ini, kita melihat bahwa peran imam diperlukan untuk pengampunan dosa. Hal ini diajarkan sepanjang kitab Imamat dan kitab-kitab dasar Perjanjian Lama. Berikut contoh yang lain:
SESEORANG HARUS MENGUNJUNGI IMAM AGAR DAPAT MENJADI TAHIR {BERSIH – TIDAK LAGI HARAM}
Seseorang tidak hanya harus menemui imam untuk diampuni akan dosa-dosanya (seperti yang dijelaskan ayat-ayat berikut), tetapi agar ia menjadi tahir. Di dalam Perjanjian Lama, orang-orang akan menjadi najis setelah melakukan hal-hal tertentu yang Allah katakan akan menajiskan seseorang. Agar ia dapat menjadi tahir, sang imam harus campur tangan. Yesus membuat rujukan ini di Lukas 5:13-14.
ALLAH MEMILIKI IMAM-IMAM; ALLAH MEMILIKI IMAMAT; ALLAH MENDAMAIKAN ORANG-ORANG LEWAT PARA IMAM
Sekarang, seseorang dapat berkata: tetapi itu Perjanjian Lama. Bagaimana dengan di Perjanjian Baru setelah Yesus telah datang? Kita akan melihat bahwa Perjanjian Baru mengajarkan pengakuan dosa kepada imam. Tetapi poin-poin Perjanjian Lama penting untuk dipertimbangkan, pertama karena mereka menunjukkan bagaimana Allah bekerja dan bagaimana Ia telah bekerja di sepanjang sejarah keselamatan. Allah memiliki imam-imam; Allah telah menetapkan imamat; Allah mengampuni dan mendamaikan orang-orang lewat imam. Orang-orang harus mengunjungi imam untuk diampuni.
Sakramen Tobat berlangsung dengan seorang peniten (orang yang mengaku dosa) yang mengunjungi imam, yang, setelah sang peniten mengakui dosa-dosanya, memberikan absolusi (pelepasan dari dosa-dosa) dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
Di Bilangan 3, kita melihat sebuah rujukan kepada sebuah penugasan imamat, yang dengan sendirinya harus memegang jabatan khusus.
Pada Ulangan 17:9 dan 24:8, kita membaca tentang perlunya mengikuti pedoman dari para imam. Pada Ulangan 26:1-5, kita membaca tentang persembahan hasil usaha pertama kepada para imam.
BILANGAN 5 TENTANG PERLUNYA PENGAKUAN DOSA
Selebihnya, bab ini mengandung perintah-perintah yang melibatkan para imam pada setiap kesempatan. Misalnya:
Seorang imam di dalam Perjanjian Lama dan kurban bakaran
Maka, pada Bilangan bab 5, kita melihat sebuah contoh yang jelas tentang pengakuan dosa, juga perantaraan para imam. Pada Bilangan 6:11, bab yang mengikuti langsung bab 5 kita melihat bahwa “imam mengolah yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang lain menjadi korban bakaran, dan mengadakan pendamaian bagi dia...”
DOSA-DOSA TELAH DIAMPUNI LEWAT IMAM
Pada Bilangan 15, kita melihat lagi bahwa dosa-dosa telah diampuni lewat imam.
Hal ini diulangi di Bilangan 15:28.
KELUARAN DAN IMAMAT MENGAJARKAN BAHWA PARA IMAM HARUS MENGENAKAN PAKAIAN KHUSUS: JUBAH
Pada Keluaran 28:1-3, kita membaca tentang tugas para imam, dan bahwa para imam mengenakan pakaian khusus.
Kita melihat hal yang sama di Imamat 16:32.
Layaknya para imam di dalam Perjanjian Lama, imam Katolik mengenakan pakaian khusus yang menandakan kekuatan mereka yang berasal dari Allah.
IMAMAT MENGAJARKAN BAHWA TERDAPAT PERAYAAN-PERAYAAN KHUSUS: HARI RAYA WAJIB
Di Imamat 23:4, kita membaca tentang hari-hari perayaan, atau hari-hari raya wajib yang harus ditaati.
Layaknya terdapat hari raya wajib di dalam Perjanjian Lama, Gereja Katolik pun menggenapinya dengan hari raya wajib. Gambar di atas adalah perarakan Katolik pada hari Paskah.
Tidak diragukan bahwa Allah telah menetapkan sebuah imamat. Allah menetapkannya agar manusia dapat berdamai, diampuni, dan ditahirkan lewat pelayanan para imam. Itulah bagaimana Allah bekerja dalam Hukum Lama. Bagaimana dengan yang Baru?
YESUS TIDAK DATANG UNTUK MENGHANCURKAN HUKUM TAURAT MELAINKAN UNTUK MEMENUHINYA - IA MENDIRIKAN SEBUAH IMAMAT
Yesus datang ke dunia bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat dan nabi-nabinya, melainkan untuk menggenapinya. Tidak ada keraguan bahwa Hukum Baru melebihi yang Lama. Yang baru jauh melebihi yang lama sampai ia menjadikan yang lama usang. Yesus memenuhi semua tokoh dan nubuat Hukum Lama. Ia membuat sebuah perjanjian yang Baru dan yang lebih sempurna, menjadikan yang Lama tidak lagi berlaku (Ibrani 8:13).
Tetapi Hukum yang Baru, yang merupakan sebuah pemenuhan, memiliki kemiripan dengan Hukum Lama. Contohnya di dalam Perjanjian Lama, terdapat 12 suku dengan 12 pemimpin suku, dan Musa memiliki 70 tua-tua, seperti halnya pula di Perjanjian Baru, Yesus memiliki 12 rasul dan 70 murid lain, seperti yang kita baca di Lukas 10. Contoh lain adalah bagaimana Yesus mewarisi takhta Daud seperti yang kita baca di Lukas 1:32 dan Kisah Para Rasul 2:30.
Yesus dan Kerajaan rohani-Nya (Gereja-Nya) memenuhi apa yang ditandakan di dalam Kerajaan Daud di dunia.
Sebuah contoh lain tentang bagaimana Hukum Baru berhubungan dengan Hukum Lama adalah bagaimana, di dalam Perjanjian Lama, seorang ayah memberikan berkatnya kepada anak lelakinya lewat penumpangan tangan. Di Ulangan 34:9, kita melihat bahwa kekuasaan rohani diturunkan dari Musa kepada Yosua lewat penumpangan tangan. Seperti ini pula, di Perjanjian Baru para imam ditahbiskan lewat penumpangan tangan, seperti yang kita baca di 2 Timotius 1:6.
Penahbisan uskup berlangsung dengan penumpangan tangan.
Maka poin hal ini adalah bahwa walaupun Kerajaan Yesus dan Hukum Baru melampaui dan membuat Hukum yang lama usang, Hukum Baru tetap memenuhi, menyempurnakan dan berhubungan dengan Hukum Lama dalam berbagai bentuk. (Harus ditunjukkan bahwa pengampunan dosa atau pembenaran di dalam Perjanjian Lama adalah pengampunan dosa yang lebih rendah, yang menjauhkan murka Allah, tetapi tidak sepenuhnya menghapus dosa manusia. Pengampunan dosa yang penuh tidak dapat terjadi sampai datangnya Yesus Kristus dan Hukum Baru. Lihat Ibrani 10:4.)
Maka, seperti hanya terdapat sebuah imamat di dalam Perjanjian Lama, terdapat juga sebuah imamat di dalam Perjanjian Baru. Para Rasul dijadikan para imam dan uskup oleh Yesus Kristus.
YESUS MEMBERIKAN KEPADA PARA RASUL KEKUATAN UNTUK MENGAMPUNI DOSA
Yesus memberikan imam-imam kekuatan untuk mengampuni dosa. Kita melihat hal ini dengan jelas di Yohanes bab 20.
Yohanes 20:21-23- “Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. "Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Yesus berkata bahwa jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada. Hal ini tidak bisa lebih jelas lagi.
Para Rasul hanya dapat menentukan dosa-dosa mana yang diampuni dan dosa-dosa mana yang tetap ada jika mereka mendengar pengakuan dosa. Ayat di atas membuktikan bahwa Yesus mendirikan pengakuan dosa kepada para imam.
SEBAGAI PUTRA MANUSIA, YESUS MEMILIKI KEKUATAN DI BUMI UNTUK MENGAMPUNI DOSA
DAN IA DAPAT DAN TELAH MENGANUGERAHKAN KEKUATAN TERSEBUT KEPADA ORANG-ORANG LAIN
Walaupun arti dari Yohanes 20:23 sangat jelas, terdapat sebuah poin lain yang harus dicatat tentang hal ini. Pada Matius 9:6-8, kita membaca:
Para Rasul telah diberikan oleh Yesus kekuatan untuk mengampuni dosa
Yesus adalah Allah dan manusia dalam waktu yang bersamaan, tetapi perhatikan bahwa ayat ini menggarisbawahi bahwa Ia memiliki kekuasaan sebagai Putra manusia untuk mengampuni dosa-dosa. Karena Yesus memiliki kekuasaan untuk mengampuni dosa-dosa sebaga Putra manusia, seperti yang diperjelas di Mat. 28:18, sewaktu Ia berkata bahwa Ia telah diberikan seluruh kuasa di Surga dan di Bumi, maka Ia dapat menganugerahkan kuasa tersebut kepada orang-orang lain. Lihatlah Yohanes 20:21 lagi:
Seperti Yesus telah diutus sebagai Putra manusia dengan kekuatan di Bumi untuk mengampuni dosa-dosa, Ia mengutus para Rasulnya untuk memberikan pengampunan-Nya kepada orang-orang lain.
PAULUS BERKATA BAHWA PARA IMAM MENDAMAIKAN MANUSIA DENGAN ALLAH DI TEMPAT KRISTUS
Inilah mengapa St. Paulus, yang dijadikan seorang imam dan uskup dalam Gereja berkata demikian:
Ayat ini membuat sangat jelas bahwa Yesus telah mengutus Rasul-rasul-Nya untuk menjadi pelayan-pelayan untuk pendamaian dan pengampunan dosa. Itulah mengapa Gereja telah mengajarkan bahwa para imam, dengan mendengarkan pengakuan dosa, berdiri di tempat Kristus. Mereka bukanlah sebuah penghalang menuju Kristus, tetapi adalah jalan, sebuah saluran pendamaian-Nya, seperti yang St. Paulus katakan: “dalam nama Kristus kami meminta kepadamu, berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”
Sebagaimana para rasul telah diberikan kekuatan untuk mengampuni dosa, begitu pula para penerus mereka, para imam Katolik, telah diwariskan kekuatan tersebut turun-temurun sewaktu mereka ditahbiskan.
Inilah alasan bahwa Yesus memberikan para Rasul-Nya kekuatan untuk mengampuni dan menetapkan dosa-dosa di dalam Yohanes 20:23, segera setelah mengutus mereka di Yohanes 20:21 (seperti Bapa-Nya telah mengutus-Nya).
Terlebih lagi, di dalam Kisah Para Rasul, kita membaca bahwa orang-orang datang dan mengaku dosa-dosa dari perbuatan mereka.
Semua hal ini menunjukkan tanpa keraguan bahwa Yesus telah menetapkan pengampunan dosa kepada para imam.
YESUS MEMBERIKAN PARA RASULNYA KEKUATAN UNTUK MENGIKAT DAN MELONGGARKAN DOSA-DOSA
Hal ini memastikan lebih jauh lagi bahwa Kitab Suci mengajarkan pengakuan dosa kepada imam, kita melihat bahwa para Rasul diberikan kekuatan untuk mengikat dan melonggarkan di Matius 18:18.
Hal ini memiliki penerapan kepada pengampunan dosa, dan bahwa Yesus menganugerahkan kuasa-Nya kepada uskup-uskup dan imam-imam yang sah di dalam Gereja-Nya yang Satu dan sejati.
Kuasa yang digunakan oleh para imam dan uskup harus digunakan di bahwa kuasa dari Kunci yang diberikan hanya kepada St. Petrus di Matius 16:18-19.
JIKA KITA MENGAKU DOSA KITA, MAKA IA SETIA DAN ADIL, SEHINGGA AKAN MENGAMPUNI SEGALA DOSA KITA
Perhatikan bahwa ayat tersebut berkata “jika” kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil hanya untuk mengampuni dosa-dosa kita. Ayat ini tidak berbicara bahwa Ia akan mengampuni dosa-dosa kita selama kita percaya.
YAKOBUS 5 MENGAJARKAN SAKRAMEN KATOLIK YAITU PENGURAPAN TERAKHIR
Di Yakobus 5, kita melihat sebuah rujukan untuk mengakui dosa-dosa, para imam, dan pengampunan dosa
Ayat ini adalah bukti klasik untuk sakramen Katolik yaitu Pengurapan Terakhir. Sakramen Pengurapan Terakhir adalah sakramen Katolik yang diterima pada waktu orang mati; ini adalah sebuah pengurapan oleh seorang imam dan sebuah ritual yang, bila diterima semestinya, menguatkan seseorang di waktu ajal dan mengampuni dosa-dosanya. Di dalam ayat Yakobus 5 ini, kita membaca bahwa anda harus “saling mengaku dosa.” Pedoman ini datang secara langsung setelah rujukan untuk memanggil penatua-penatua/imam-imam di dalam Gereja. Hal ini menunjukkan kepada kita, sekali lagi, perlunya mengaku dosa dan dibutuhkannya imam-imam, serta hubungan antara keduanya.
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa Perjanjian Baru mengajarkan bahwa pengakuan dosa kepada seorang imam diperlukan untuk pengampunan dosa berat yang dilakukan setelah pembaptisan. Itulah mengapa Gereja Katolik, satu-satunya Gereja sejati Kristus, telah mengajarkan hal tersebut selama hampir 2000 tahun.
BAPA-BAPA GEREJA PERDANA MENGAJARKAN PENGAKUAN DOSA
Bapa-bapa Gereja juga percaya akan pengakuan dosa dan mengajarkan bahwa hal ini diperlukan. Kesaksian mereka memastikan bahwa pengakuan dosa adalah ajaran benar dari Yesus Kristus dan Kitab Suci.
Di dalam hari-hari muda Gereja, pengakuan dosa dilakukan kadangkala secara umum kepada imam atau kepada uskup di depan orang lain di dalam kongregasi, dan kadangkala mereka dilakukan secara pribadi.
Salah satu bukti terbaik untuk pengakuan dosa dari bapa-bapa Gereja datang dari penulis Gereja Perdana, Origen, tertanggal kira-kira 245 Masehi.
Para Bapa Gereja percaya akan pengakuan dosa kepada imam.
Gambar atas, dari kiri ke kanan: Origen; St. Ireneus dari Lyon; Tertulianus; St. Siprianus dari Kartago.
Gambar bawah, dari kiri ke kanan: St. Basilius Agung; St. Yohanes Krisostomus; St. Ambrosius; St. Hieronimus
Semua ini membuktikan bahwa Kitab Suci mengajarkan untuk mengakui dosa kepada imam. Gereja Katolik telah setia kepada ajaran Kitab Suci ini karena Gereja Katolik adalah Gereja Kristus yang satu dan sejati.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...