Yohanes Paulus II menganugerahkan salib pektoral kepada Rowan Williams, “Uskup Agung” dari Canterbury! Ia juga mengirimkannya sebuah telegram ucapan selamat. (Bidah Besar!)

Bidah Yohanes Paulus II, minggu dari tanggal 17/10/2003
Baca pula info lebih lanjut tentang Bidah Yohanes Paulus II dan Sekte Vatikan II tentang para Bidah dan Skismatis

“Uskup Agung” Anglikan dari Canterbury, Rowan Williams, kepada Yohanes Paulus II, 4/10/2003: “Pada tahun 1966, Paus Paulus VI memberikan kepada Uskup Agung Michael Ramsey cincin Keuskupannya sendiri, yang telah amat dihargai oleh para penerusnya dan yang saya kenakan pada hari ini. Saya gembira untuk berterima kasih kepada anda atas hadiah pribadi berupa salib pektoral, yang dikirimkan kepada saya dalam rangka pengangkatan saya sebelumnya pada tahun ini. Sebagaimana saya mengemban pelayanan yang baru, saya menghargai dengan dalam tanda akan tugas bersama tersebut…” (L’Osservatore Romano, 8/10/03, hal. 9. Versi Bahasa Inggris.)

Komentar: Bagi mereka yang tidak tahu, sekte Anglikan non-Katolik bahkan sama sekali tidak memiliki imam yang valid ataupun uskup yang valid! Paus Leo XIII secara infalibel mendeklarasikan bahwa penahbisan Anglikan tidaklah valid, untuk alasan-alasan yang tidak akan saya bahas di sini. Para “uskup” dan “imam” Anglikan, oleh karena itu, adalah orang awam, di samping juga bidah dan skismatis non-Katolik. Bagaimanapun, setelah diangkatnya “Uskup Agung” Anglikan dari Cantebury, Rowan Williams, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengutus sang pemurtad Walter Kasper untuk memberikan orang awam non-Katolik ini sebuah salib pektoral dan telegram dukungannya! Ini sungguh-sungguh sesat sehingga hampir tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkannya. Salib pektoral adalah lambang Katolik tradisional untuk kuasa Keuskupan. Dengan menganugerahkan salib pektoral kepada sang pemurtad Rowan Williams – yang juga mendukung imam wanita dan penahbisan para homoseksual – Anti-Paus Yohanes Paulus II bukan hanya terang-terangan menyangkal oleh tindakannya definisi yang infalibel dari Paus Leo XIII bahwa imamat Anglikan tidak valid, tetapi ia juga membuat suatu olok-olok sepenuhnya terhadap dogma-dogma Katolik tentang Kepausan dan Gereja Kristus.

Paus Leo XIII, Apostolicae Curae, 13 September 1896, ex cathedra:
”...lewat otoritas Kami, mosi Kami dan pengetahuan tertentu, Kami mengumumkan dan menyatakan bahwa Tahbisan yang dilakukan sesuai ritus Anglikan telah dan adalah benar-benar batal dan sama sekali tidak valid.”[1]

Hal yang membuat tindakan Anti-Paus Yohanes Paulus II ini bahkan lebih luar biasa adalah bahwa Williams sendiri telah dilarang untuk melaksanakan ibadat “Komuni” di dalam 350 paroki Anglikan akibat pandangannya yang mendukung imam wanita (CWNews, 8 September 2003)! Tetapi hal tersebut tidak menghentikan Anti-Paus Yohanes Paulus II – ia terus melangkah maju dengan kemurtadan tersebut. Anti-Paus Yohanes Paulus II bahkan menyiratkan bahwa Williams, orang awam non-Katolik itu, adalah Uskup yang legitim dari “Takhta Canterbury”.

Anti-Paus Yohanes Paulus II, “Kepada Uskup Agung Canterbury yang Amat Terhormat dan Benar, Rowan Williams”, 4 Oktober 2003: “Pertemuan-pertemuan telah bertujuan untuk memperbarui hubungan-hubungan antara Takhta Canterbury dan Takta Apostolik… Kesetian kepada Kristuslah yang mendorong kita untuk terus mencari kesatuan penuh yang kelihatan dan untuk mencari cara-cara yang layak untuk melaksanakan tugas, jika dimungkinkan, dalam kesaksian dan misi bersama… Saya berdoa untuk pencurahan yang baru dari Roh Kudus atas diri anda… Semoga Allah menjaga anda, mengawasi anda dan selalu membimbing anda dalam pelaksanaan tanggung jawab anda yang tinggi.” (L’Osservatore Romano, 8 Oktober 2003, hal. 9.)

Jika Anti-Paus Yohanes Paulus II menganugerahkan Salib Pektoral kepada para “Ortodoks” Skismatis Timur (yang memiliki imamat yang valid, tetapi yang bukan Katolik) hal tersebut adalah penyangkalan radikal terhadap Kepausan. Tetapi, untuk menganugerahkannya kepada seorang awam Anglikan Skismatis Barat yang mendukung imam-imam wanita dan penahbisan homoseksual tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ini adalah salah satu hal yang paling sesat yang pernah ia lakukan. Ia mengolok-olok Yesus Kristus dan Gereja Katolik dan semua martir Inggris yang menderita siksaan yang mengerikan akibat penolakan mereka untuk meninggalkan agama Katolik dan menjadi Anglikan.

Catatan kaki:

[1] Denzinger 1966.