^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Yesus menetapkan agar Jabatan Santo Petrus terus berlangsung di sepanjang sejarah
Kita telah melihat tanpa keraguan bahwa Yesus membuat St. Petrus sebagai Paus pertama. Tentunya, adalah hal yang tidak berguna bagi Yesus untuk menetapkan semua hal ini di dalam St. Petrus jika segera setelah Petrus meninggal beberapa dekade kemudian, Jabatan yang ditetapkan-Nya di dalam Petrus tidak lagi ada. Ide semacam itu absurd dan membantah dirinya sendiri. Maka, sangatlah jelas bahwa jabatan yang ditetapkan oleh Yesus di dalam St. Petrus harus terus berlangsung dengan adanya para penerus St. Petrus, layaknya jabatan Perdana Menteri di dalam Perjanjian Lama yang memiliki penerus, dan sama seperti para rasul yang dipimpin oleh St. Petrus menemukan pengganti Yudas Iskariot di Kisah Para Rasul 1:20.
Rangkuman
a. Bukti Suksesi Keuskupan di dalam Kitab Suci
b. Bukti bahwa St. Petrus adalah Uskup Roma yang Pertama
c. Fakta-Fakta Sejarah membuktikan bahwa St. Petrus pergi ke Roma
a. Bukti Suksesi Keuskupan di dalam Kitab Suci
Para penerus dari posisi para Rasul adalah para Uskup. Para imam juga ditahbiskan oleh para uskup untuk dapat mendistribusikan sakramen Gereja. Penting untuk dicatat bahwa di dalam Perjanjian Lama, otoritas rohani diteruskan oleh penumpangan tangan. Demikian pula, di dalam Perjanjian Baru, kekuatan dari para uskup dan imam diteruskan atau diberikan lewat penumpangan tangan dalam Penahbisan. Dalam Ulangan 34:9, kita melihat bahwa otoritas rohani diteruskan lewat penumpangan tangan di dalam kasus Musa kepada Yosua.
Di dalam Perjanjian Baru, kita melihat bahwa Paulus, yang bukan merupakan bagian dari kedua belas rasul pada awalnya, menetapkan Timotius sebagai Uskup Efesus dan Titus sebagai Uskup Kreta untuk memimpin Gereja di tempat-tempat tersebut. Penumpangan tangan kembali berlangsung dalam penerusan otoritas ini.
Galatia 1:18 juga menceritakan bahwa beberapa tahun setelah ia berkonversi, Paulus melewatkan 15 hari bersama St. Petrus di Yerusalem, di mana ia jelas telah menerima ajaran yang lebih mendalam tentang pelayanannya oleh seorang pemimpin dari Gereja Kristiani. Harus dicatat pula bahwa, bertentangan dengan apa yang dipikirkan beberapa orang, kejadian di Galatia 2:11, di mana St. Paulus menghardik Kefas yang memberikan kesan yang salah kepada para konvert dari para bangsa-bangsa, tidak semata-mata merujuk kepada St. Petrus. Di dalam buku 1, bab 2 dari Ecclesiastical History [Sejarah Gereja], Eusebius, sejarahwan dari gereja kuno, mengutip penulis gereja awal, Klemens dari Aleksandria yang mengatribusikan kejadian di Galatia 2:11 kepada seorang Kefas yang lain, yang bukan merupakan anggota dari kedua belas rasul awal, melainkan seorang dari ketujuh puluh dua murid Tuhan yang memiliki nama yang sama dengan St. Petrus. Dan bahkan jika St. Paulus menghardik St. Petrus sendiri di Galatia 2:11, hal ini tidak membantah ajaran Katolik tentang Kepausan, sebab Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa seorang Paus sejati tidak dapat membuat kesalahan, sewaktu mengajarkan tentang suatu poin tentang iman atau moral dalam cara yang mengikat kepada Gereja universal. Maka, sama sekali tidak ada bukti bahwa ini adalah St. Petrus, yang dihardik oleh St. Paulus di Galatia 2:11.
Tetapi, kembali kepada poin di mana Paulus menetapkan Timotius dan Titus sebagai uskup di Efesus dan Kreta, secara berurutan, hal ini membuktikan bahwa hierarki Gereja terus memiliki penerus setelah kedua belas rasul yang awal dan pada tahun-tahun setelah Kenaikan Tuhan Yesus. Maka, jika terdapat para penerus untuk para posisi uskup-uskup yang lain di gereja-gereja setempat sewaktu Gereja melanjutkan dan memperluas misinya, tentunya terdapat pula penerus untuk jabatan yang paling penting di dalam hierarki Gereja, jabatan yang dipegang oleh St. Petrus.
b. Bukti bahwa St. Petrus adalah Uskup Roma yang pertama
Beberapa non-Katolik tidak menerima posisi Katolik tentang Kepausan karena mereka tidak percaya bahwa St. Petrus pernah berada di Roma. Mereka berargumentasi bahwa Kitab Suci tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa St. Petrus pergi ke Roma. Memang benar bahwa Kitab Suci tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa St. Petrus berada di Roma, tetapi terdapat begitu banyak hal yang tentang kebenaran dari agama Kristiani yang tidak disebutkan oleh Kitab Suci. Kitab Suci tidak menyebutkan bagaimana St. Paulus meninggal, tetapi adalah suatu kepastian bahwa ia memang meninggal. St. Yohanes juga berkata di Yohanes 21:25 bahwa terdapat begitu banyak hal yang dilakukan oleh Yesus yang tidak dituliskan di dalam Kitab Suci. Maka, fakta bahwa Kitab Suci tidak menyebutkan secara eksplisit sesuatu, tidak membuktikan bahwa hal tersebut tidak terjadi. Tetapi, kita menemukan bahwa Kitab Suci memberi petunjuk tentang keberadaan St. Petrus di Roma di dalam 1 Petrus 5:13. DI dalam 1 Petrus 5:13, St. Petrus berkata bahwa ia menulis dari Babel.
Babel adalah nama sandi untuk Roma, sebab kota Roma terkenal akan keburukannya dalam hal imoralitas. Kebanyakan pelajar setuju bahwa Petrus memang tidak berada di Babel, melainkan di Roma sewaktu ia menuliskan kata-kata ini di dalam 1 Petrus 5:13. St. Hieronimus dan Eusebius, yang merupakan sejarahwan dari gereja kuno, setuju bahwa St. Petrus menuliskan kata-kata ini di Roma. Terlebih lagi, di dalam suratnya kepada jemaat di Roma, St. Paulus berkata bahwa ia tidak membangun di atas dasar yang telah diletakkan oleh orang lain.
Ketidakinginannya untuk membangun di atas dasar yang telah diletakkan orang lain adalah suatu petunjuk bahwa Gereja di Roma telah didirikan oleh seorang Rasul, sebab para rasullah yang mendirikan fondasinya. Hal ini, oleh karena itu, kemungkinan merupakan suatu rujukan yang halus oleh St. Paulus kepada St. Petrus yang telah membangun sebuah gereja di Roma. Sebab siapakah, yang disebut oleh para penulis dari gereja awal, sebagai orang yang membangun gereja di Roma? Seperti yang kita akan lihat, mereka berkata secara pasti bahwa orang itu adalah St. Petrus. Adalah suatu yang mungkin pula bahwa St. Paulus tidak menyebutkan nama St. Petrus di dalam suratnya kepada orang-orang Romawi sebab St. Petrus mungkin telah diusir sementara dari Roma di bawah Klaudius pada tahun 49 M. Kisah Rasul 18:2 berkata bahwa Klaudius memerintahkan agar semua orang Yahudi meninggalkan Roma.
c. Fakta-Fakta Sejarah Membuktikan bahwa St. Petrus Pergi ke Roma
Sekarang, kita akan melihat fakta-fakta sejarah yang tidak terbantahkan yang membuktikan bahwa St. Petrus pergi ke Roma, ibukota dari Kekaisaran Romawi. Allah menghendaki agar kepala rasul-Nya mendirikan keuskupannya di Roma, agar kota yang merupakan ibukota dunia tersebut juga akan menjadi ibukota yang permanen dari Gereja-Nya, agar dunia yang menyebut Kekaisaran yang memerintahnya oleh nama Roma juga akan menyebut Gereja-Nya, Gereja yang akan mengajarkan satu-satunya cara untuk memperoleh keselamatan, yang akan disebut sebagai Gereja Roma. Adalah suatu fakta pula bahwa St. Paulus, rasul yang mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa pergi ke Roma pada akhirnya dan meninggal di kota tersebut. St. Petrus dan St. Paulus menjadi martir di Roma di bawah Kaisar Nero sekitar tahun 67 M. St. Petrus disalibkan terbalik, sedangkan St. Paulus, karena ia adalah warga kota Roma, dipenggal.
Penyaliban St. Petrus
Bukti sejarah yang begitu banyak untuk hal ini berasal dari para penulis terkuno dari Gereja Kristiani. Para penulis terkuno dan yang terkemuka dari Gereja Kristiani ini dikenal sebagai para Bapa Gereja. Para Bapa Gereja yang terkuno disebut para Bapa Apostolik oleh karena hubungan mereka yang dekat kepada para rasul. Dari antara para Bapa Apostolik, St, Ignatius dari Antiokhia memegang peranan yang penting.
Santo Ignatius dari Antiokhia hidup dari sekitar tahun 50 sampai 117 M. Ia adalah Uskup ketiga dari kota Antiokhia dan diajarkan oleh St. Yohanes. Ia juga meninggal secara pahlawan sebagai martir. Surat-surat dari St. Ignatius dari Antiokhia adalah dokumen yang penting di dalam setiap kumpulan tulisan-tulisan para Bapa Apostolik. St. Ignatius berulang kali berbicara tentang otoritas dan peranan para uskup di dalam Gereja. Hal ini menunjukkan bahwa sejak masa yang paling awal, sama sekali tidak terdapat keraguan bahwa Gereja Kristus memiliki sebuah hierarki. Ignatius juga berkata dalam istilah-istilah yang amat jelas bahwa Ekaristi adalah tubuh dan darah sejati dari Yesus Kristus. St. Ignatius dari Antiokhia juga adalah penulis pertama yang tercatat menggunakan istilah “Gereja Katolik”. Di dalam Letter to the Smyrneans [Surat kepada Jemaat di Smirna], 8.2, sekitar 107 M, St. Ignatius menulis:
Dalam bahasa Yunani, kata Katolik berarti universal. Gereja Katolik adalah Gereja Kristiani yang universal. Gereja inilah Gereja universal yang satu dari Yesus Kristus, yang didirikan di atas Petrus. Tidakkah menarik bahwa penulis pertama yang tercatat menggunakan istilah Gereja Katolik adalah St. Ignatius dari Antiokhia? Kisah Para Rasul 11:26 menceritakan bahwa istilah Kristen pertama kali pula digunakan di Antiokhia.
Orang-orang Katolik dan Kristen itu satu dan sama, sebab Gereja Katolik adalah Gereja Kristen. St. Ignatius dari Antiokhia juga mengatakan sesuatu yang menarik tentang St. Petrus dan Paulus di Roma. Di dalam Epistle to the Romans [Surat kepada jemaat di Roma], bagian 4, yang ditulis sekitar tahun 110 M, St. Ignatius menulis:
Kami akan kembali membahas St. Ignatius, tetapi berikut adalah beberapa kutipan lain dari para Bapa Gereja, yang menunjukkan bahwa St. Petrus, kepala dari Gereja Kristiani, meninggal di Roma sebagai Uskup pertamanya.
Perhatikan bahwa Tertulianus, seorang penulis Gereja kuno yang terkemuka, pada tahun 200 M, bukan hanya menunjukkan bahwa Petrus berada di Roma, tetapi bahwa otoritas gerejawi dari gerejanya sendiri berasal dari Gereja di Roma. Dalam kata lain, Gereja di mana St. Petrus berada, Gereja di Roma, memiliki otoritas yang superior.
Eusebius, sejarahwan dari Gereja kuno, yang hidup dari abad ke-3 dan abad ke-4 memberi kesaksian di banyak tempat terhadap fakta bahwa Petrus berada di Roma. Sebagai suatu contoh, di dalam buku 5 bab 28 #3 dari Ecclesiastical History [Sejarah Gereja], Eusebius mengutip seorang penulis yang berkata:
Sejarah Gereja yang ditulis oleh Eusebius memberikan suksesi (penerusan) dari semua uskup dari gereja-gereja setempat, termasuk Roma.
Pada tahun 200 M, Klemens dari Aleksandria menulis:
Hal ini dikutip oleh Eusebius di dalam Ecclesiastical History [Sejarah Gereja] pada buku 6, bab 14.
Origen, seorang penulis yang terkemuka dari gereja awal yang hidup dari tahun 185 sampai 253 menulis di dalam buku ketiganya tentang Kejadian:
Dikutip dalam Ecclesiastical History [Sejarah Gereja] oleh Eusebius dalam buku 3, bab 1.
St. Epifanius, Uskup dari Salamis, menulis di dalam karyanya Panarion 27:6 di tahun 374 M:
Di dalam Letter to Antoninus [Surat kepada Antoninus], yang ditulis pada tahun 251, St. Siprianus, Uskup dari Kartago yang terkenal, menulis tentang Uskup Roma, Fabianus :
St. Optatus, yang merupakan musuh utama dari bidah Donatis di abad ke-4 dan Uskup dari Milevis, menuliskan di dalam The Schism of the Donatists 2:2 [Skisma para Donatis 2:2], pada tahun 367 M:
Perhatikan bahwa Bapa ini menunjukkan bahwa Takhta Petrus, Takhta dari Uskup Roma, adalah takhta otoritas di mana kesatuan dari Gereja universal dipertahankan.
Laktantius, penulis Gereja awal. Menuliskan di dalam Deaths of the Persecutors 2:5 [Kematian para Penganiaya 2:5], 320 M:
St. Agustinus, penerang dari Gereja perdana, sering dikutip bahkan oleh para non-Katolik, ia menuliskan di dalam Letter to Generosus [Surat kepada Generosus], 400 M, mengenai suksesi para uskup dari Gereja Roma:
Kami dapat memberikan banyak kutipan lain untuk menetapkan fakta sejarah yang tidak terpungkiri bahwa St. Petrus meninggal di Roma sebagai seorang martir dan uskup pertamanya. Tetapi sekarang kita harus membahas hal lain untuk menunjukkan fakta tersebut bahwa sejak zaman terawal. Gereja Roma diakui sebagai Gereja tertinggi persisnya karena uskup-uskupnya adalah penerus dari Santo Petrus, para Paus, Uskup Roma, pemimpin dari Gereja Kristiani, persisnya karena mereka memegang posisi Perdana Menteri, yang diberikan kepada Santo Petrus dan para penerusnya yang sejati.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...