“Senin lalu [6 Okt.], Vatikan mengeluarkan sebuah dokumen dari Paus Fransiskus yang di dalamnya ia mengungkapkan keterbukaan kepada pemberkatan gereja bagi para pasangan sesama jenis. Sejumlah pemimpin Katolik telah merespon secara positif, termasuk Uskup kota Lexington, John Stowe, OFM, Cap., yang berkata bahwa pemberkatan semacam itu ‘hampir bermakna kesetujuan Allah.’ …
New Ways Ministry berkata bahwa keterbukaan Sri Paus terhadap pemberkatan-pemberkatan “secara signifikan memajukan” upaya-upaya Fransiskus bagi inklusi kaum LGBTQ+ dalam sebuah pernyataan yang tersedia di sini. Para pemimpin Katolik serta kelompok-kelompok LGBTQ+ lainnya juga mengeluarkan pernyataan-pernyataan positif, yang dideskripsikan di bawah.
Uskup Stowe berbicara dengan Time, yang melaporkan:
‘[Paus Fransiskus] tidak sedang berkata bahwa kita hendaknya menciptakan ritus yang bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, namun [bahwa pemberkatan-pemberkatan] dapat menjadi suatu tanggapan kepada individu-individu atau para pasangan atau kelompok-kelompok orang yang meminta pemberkatan khusus pada suatu kesempatan … Bagaimanakah kita bersetia kepada gereja seperti sejak dahulu kala, namun tidak mengucilkan orang-orang pada hari ini?
‘Gereja Katolik percaya bahwa pernikahan hanya dapat berlangsung antara seorang pria dan seorang wanita, tetapi pemberkatan tetap dapat membawa makna yang besar bagi para pasangan queer karena pemberkatan itu bertindak sebagai doa untuk mendapat kehadiran dan pertolongan Allah, ujar Stowe. ‘Itu hampir bermakna kesetujuan Allah.’
Stowe menekankan bahwa penilaian negatif terhadap homoseksualitas yang didapati pada ajaran gereja masa kini mungkin sudah ketinggalan zaman, karena umat Katolik menganggap serangkaian etika seksual layak adanya bagi dunia zaman ini. Bapak Uskup berkomentar, ‘kita harus mengeksplorasi cara terbaik diri kita memahami [teologi] dan menerapkannya dalam terang yang kita sekarang ketahui sehubungan antropologi, sehubungan perkembangan manusia, [dan] sehubungan orientasi seksual bukan sebagai sesuatu yang dipilih orang secara bebas.’
Pada musim panas lalu, ketika memberi sebuah homili bagi kelompok perdamaian Katolik Pax Christi USA, Stowe bertanya, mengapa gereja hendak ‘memberkati senjata, namun bukan pasangan tertentu’ …
Marianne Duddy-Burke, direktur eksekutif DignityUSA, mendeskripsikan jawaban-jawaban Fransiskus sebagai ‘suatu tanda keterbukaan yang tak terduga dan yang disambut hangat’. Ia menjelaskannya lebih lanjut dalam sebuah pernyataan:
‘Kesakralan dan rahmat dalam hubungan-hubungan antara orang sesama jenis, atau yang di dalamnya ada satu atau lebih mitra transgender, berhak mendapat afirmasi dan dukungan …
‘Patut dicatat bahwa komentar ini dibuat secara tertulis, dan dalam sepucuk surat kepada para Kardinal yang mewakili pandangan-pandangan yang sangat tradisionalis dan tampak mengharapkan dukungan bagi posisi mereka. Sebagai tanggapannya, Sri Paus tampak mewanti-wanti mereka bahwa para pelayan gereja tidak dapat “menyangkal, menolak, dan mengeksklusikan” saja. Lebih jauh, ia belum mengenakan penalti bagi para imam dan uskup di Eropa yang telah melaksanakan pemberkatan-pemberkatan semacam itu dan belum mencegah konferensi-konferensi uskup nasional untuk mempertimbangkan ditawarkannya pemberkatan-pemberkatan ini sebagai bagian dari praktik-praktik pastoral mereka. Semuanya ini merupakan tanda bahwa para pemimpin gereja kita mulai menghadapi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang orientasi seksual, gender serta hubungan-hubungan dalam cara yang baru. Itu menurut saya memberi harapan.’ …
Francis DeBernardo, direktur eksekutif New Ways Ministry, memperluas pernyataan awalnya dalam sebuah wawancara dengan Newsweek. DeBernardo berkomentar:
‘Seorang Paus yang mengungkapkan keterbukaan, bahkan sedikit keterbukaan pun kepada pemberkatan pasangan sesama jenis, adalah sesuatu yang saya kira tidak pernah akan saya lihat di sepanjang hidup saya … Saya kira itu adalah langkah yang sangat memberi harapan ....”
Romo John Alvarado, yang memimpin sebuah pelayanan LGBTQ+ di New Jersey, mengungkapkan perasaannya secara lugas pada Time:
“Apakah sulitnya memberkati orang-orang bahkan yang sesama jenis, yang hendak berkomitmen saling mencintai satu sama lain dalam suatu cara yang sangat formal dan terstruktur?’”
Berita ini benarkah? bahwa Bapak Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen untuk merestui pemberkatan nikah sesama jenis? Kalau berita ini benar, ini sangat menentang hukum Allah sebagaimana yang Allah Tuhan kita menciptakan Adam (Seorang Pria)dan Hawa (seorang Wanita) atau perkawinan itu terjadi hanya satu perempuan dengan satu laki-laki. dan bagaimana dengan Allah memerintahkan beranak cuculah penuhi bumi, kita berharap dan berdoa bersama Bunda Maria kepada Allah Tritunggal Maha Kudus, agar hal-hal yang terjadi ini, tidak menjadi acaman penyesatan dalam Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Ampunilah ya Yesus.atas kelancanganku ini.
Halo – Fransiskus telah mengeluarkan sebuah dokumen yang menyetujui “pemberkatan” pasangan sesama jenis. Kami membahasnya dalam video berikut:
Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal”
https://vatikankatolik.id/fransiskus-setujui-pemberkatan-sesama-jenis/
Fransiskus tidak hanya tidak melarang “pemberkatan” semacam itu, namun ia justru berkata itu dapat dilakukan secara “kasus per kasus”. Kami harap anda bisa menyimak materi kami lebih lanjut.
Juga, Fransiskus bukan seorang Paus karena ia telah mengajarkan bidah secara terbuka. Hal ini dibahas secara amat rinci dalam materi-materi kami. Harap disimak:
https://vatikankatolik.id/bidah-fransiskus/
https://vatikankatolik.id/bidah-tidak-bisa-menjadi-paus/
https://vatikankatolik.id/gereja-katolik-setelah-vatikan-ii/