^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Tentang Penyesalan Orang-Orang yang Terkutuk - Khotbah St. Alfonsus
KHOTBAH VIII
Untuk Minggu Ketiga Setelah Epifani
Tentang Penyesalan Orang-Orang yang Terkutuk
Di dalam Injil hari ini, dikisahkan bahwa, ‘sewaktu Yesus Kristus memasuki Kapernaum, datanglah kepadanya seorang serdadu yang memohon kepada-Nya’ untuk menyembuhkan hambanya, yang sakit lumpuh. Yesus menjawab: ‘Aku akan datang dan menyembuhkannya’. Tidak, jawab sang serdadu: ‘Saya tidak pantas Engkau datang di bawah atap saya; tetapi bersabdalah saja, dan hamba saya akan sembuh’ – v. 8. Melihat iman serdadu itu, sang Juru Selamat segera menghiburnya dengan memulihkan kesehatan hambanya itu; dan, berpaling kepada murid-murid-Nya, Ia berkata: ‘Banyak yang akan datang dari timur dan dari barat, dan akan duduk bersama Abraham dan Ishak dan Yakub di dalam kerajaan Surga. Tetapi anak-anak kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap: di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi’. Oleh kata-kata ini, Tuhan kita hendak berkata bahwa banyak orang yang terlahir di dalam ketidakberimanan akan diselamatkan, dan menikmati persekutuan bersama para kudus, dan banyak yang terlahir di dalam dada Gereja, akan dicampakkan ke dalam Neraka, di mana belatung hati nurani yang menggerogoti mereka, akan membuat mereka menangis dengan pahit selama-lamanya.
Marilah mencermati penyesalan hati nurani yang akan diderita oleh seorang Kristiani yang terkutuk di dalam Neraka. Penyesalan pertama timbul dari pikiran akan kecilnya hal yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan jiwanya. Penyesalan kedua timbul dari ingatannya akan hal-hal sepele yang membuatnya kehilangan jiwanya. Penyesalan ketiga timbul dari pengetahuan akan kebaikan terbesar yang telah dirampas dari dirinya oleh karena kesalahannya sendiri.
Penyesalan pertama dari orang Kristiani yang terkutuk, timbul dari pikiran akan kecilnya hal yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan jiwanya.
1. Seorang jiwa yang terkutuk tampak kepada St. Hubertus, dan berkata, bahwa dua penyesalan adalah algojo yang paling kejam di Neraka: - pikiran akan kecilnya hal yang harus dilakukan olehnya di dalam hidup ini untuk menjaga keselamatannya; dan pikiran akan hal-hal sepele yang membawa dirinya sendiri ke dalam derita abadi. Hal yang sama telah dikatakan oleh St. Thomas. Berbicara tentang orang-orang yang terkutuk, ia berkata: ‘Mereka akan berduka terutama karena mereka terkutuk bukan untuk apa-apa, dan karena mereka dapat dengan amat mudah memperoleh kehidupan kekal’. Marilah berhenti untuk mempertimbangkan sumber penyesalan pertama ini; yakni, betapa sedikit dan sementaranya kenikmatan-kenikmatan yang menyebabkan semua orang yang terkutuk menjadi binasa. Setiap orang yang terkutuk akan berkata selamanya: jika saja saya menghindari kenikmatan semacam itu; jika, dalam keadaan-keadaan tertentu, saya mengatasi rasa hormat kepada manusia; jika saja saya menghindari hal yang menuntun kepada dosa itu – teman itu, saya sekarang tidak akan terkutuk; jika saja saya mengunjungi sebuah sodalitas; jika saja saya pergi mengaku dosa setiap minggu; jika saja di dalam godaan, saya memercayakan diri saya kepada Allah, saya tidak akan kembali jatuh ke dalam dosa. Saya telah begitu sering ingin melakukan hal-hal ini, tetapi saya tidak melakukannya. Saya mulai menempuh jalan keselamatan ini, tetapi setelahnya, saya menyerah, dan oleh karena itu saya binasa.
2. Siksaan ini yang dialami oleh orang-orang terkutuk akan meningkat oleh ingatannya akan teladan yang baik yang diberikan kepadanya oleh teman-teman muda mereka yang menempuh kehidupan yang suci dan saleh, bahkan di tengah-tengah dunia. Siksaan itu akan tetap semakin meningkat oleh ingatan akan segala karunia yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada mereka, bahwa oleh kerja sama mereka, mereka mungkin memperoleh keselamatan kekal; karunia alam – kesehatan, kekayaan, keluarga yang terhormat, talenta; semua karunia yang dianugerahkan oleh Allah, bukan untuk digunakan untuk memuaskan kenikmatan dan keangkuhan, melainkan untuk penyucian jiwa-jiwa mereka, dan untuk menjadi kudus. Begitu banyak karunia rahmat, begitu banyak terang ilahi, ilham suci, panggilan-panggilan kudus, dan begitu banyak tahun dalam hidup berlalu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dari masa lalu. Tetapi mereka akan selamanya mendengar dari malaikat Tuhan bahwa waktu keselamatan sudah berlalu bagi mereka. ‘Sang malaikat yang kulihat berdiri, bersumpah kepada-Nya yang hidup untuk selama-lamanya,…… bahwa tidak ada lagi waktu!’ – Wahyu x. 6.
3. Sayang sekali! Semua rahmat yang telah diterima dari Allah ini akan menjadi pedang yang kejam kepada hati orang Kristiani malang yang terkutuk itu, sewaktu ia melihat dirinya sendiri terkurung di dalam penjara Neraka, dan bahwa tidak lagi ada waktu untuk memperbaiki kehancuran abadinya! Dalam keputusasaan ia akan berkata kepada teman-temannya yang malang: ‘Musim penuaian telah lewat, musim panas telah berakhir, dan kita tidak diselamatkan’ – Yeremia viii. 20. Ia akan berkata, waktu untuk mengumpulkan buah kehidupan kekal telah berlalu; musim panas, di mana kita mungkin dapat menyelamatkan jiwa kita sudah berlalu, tetapi kita tidak diselamatkan: musim dingin telah tiba; tetapi musim dingin itu abadi, di mana kita harus tinggal dalam kesengsaraan dan keputusasaan selama Allah menjadi Allah.
4. Ia akan berkata: oh betapa bodohnya diriku! Jika saja aku telah menderita untuk Allah rasa sakit yang kuserahkan untuk memuaskan nafsuku – jika saja kesulitan yang telah kutanggung untuk pengutukanku, telah kutanggung untuk keselamatanku, betapa bahagianya diriku sekarang! Dan apakah yang tersisa dari kenikmatan-kenikmatan masa laluku, jika bukan penyesalan dan kesakitan, yang sekarang menyiksa, dan yang akan menyiksaku untuk selama-lamanya? Akhirnya, ia akan berkata, aku mungkin dapat menjadi bahagia selamanya, dan sekarang aku harus menderita selamanya. Ah! Pikiran ini akan menyiksa orang-orang yang terkutuk lebih dari api dan segala siksaan lain dari Neraka.
Penyesalan kedua orang-orang yang terkutuk, timbul dari ingatannya akan hal-hal sepele yang membuatnya kehilangan jiwanya.
5. Saul melarang serdadunya, di bawah ancaman kematian, untuk mencicip makanan. Putranya, Yonatan, yang waktu itu masih muda, kelaparan dan mencicip sedikit madu. Setelah menemukan bahwa Yonatan telah melanggar perintah itu, sang raja menyatakan bahwa ia harus mati. Saat melihat dirinya dijatuhi hukuman untuk mati, Yonatan berkata sambil menangis: ‘Aku hanya mencicip sedikit madu….. dan lihatlah, aku harus mati’ – I Samuel xiv. 43. Tetapi, serdadunya, tergerak akan rasa kasihan kepada Yonatan, memohon kepada bapaknya, dan membebaskannya dari kematian. Untuk orang-orang terkutuk yang malang, tidak ada belas kasih; tidak ada seorang pun yang menjadi perantara kepada Allah untuk membebaskan mereka dari kematian kekal Neraka. Sebaliknya, semua orang berbahagia akan hukuman yang adil yang mereka derita karena mereka telah dengan sukarela kehilangan Allah dan Surga demi kenikmatan sementara.
6. Setelah memakan bubur kacang-kacangan yang untuknya, ia telah menjual hak kesulungannya, Esau disiksa oleh dukacita dan penyesalan akan kehilangannya itu, dan ‘meraung-raung dengan amat keras’ – Kejadian xxvii. 34. Oh! Betapa kerasnya raungan dan lolongan orang-orang yang terkutuk, saat mereka berpikir akan kehilangan mereka, akibat beberapa kenikmatan yang beracun dan sementara, kerajaan Surga yang abadi, dan keterkutukan mereka selamanya untuk kematian yang terus-menerus!
7. Orang yang terkutuk yang malang itu akan terpaksa terus-menerus merenungkan penyebab terkutuknya diri mereka. Bagi kita yang tinggal di Bumi, masa lalu kita tampak hanya sesaat – hanya seperti mimpi. Sayang sekali! Bagaimanakah lima puluh atau enam puluh tahun yang mereka lewatkan di dunia ini akan tampak kepada orang-orang terkutuk, sewaktu mereka menemukan diri mereka sendiri di dalam jurang keabadian, dan sewaktu mereka telah melwatkan ratusan dan ribuan juta tahun di dalam siksaan, dan akan melihat bahwa kesengsaraan mereka yang abadi itu baru saja bermula, dan akan terus-menerus bermula? Tetapi, apakah lima puluh tahun yang dilewatkan di Bumi ini telah dipenuhi oleh kenikmatan? Mungkin orang berdosa itu, yang hidup sebagai musuh Allah, menikmati kebahagiaan tanpa henti dalam dosa-dosanya? Betapa lamakah kenikmatan dosanya itu berlangsung? Hanya untuk sesaat: sisa hidup dari mereka yang hidup jauh dari Allah dipenuhi dengan derita dan kesakitan. Oh! Seperti apakah saat-saat kenikmatan ini tampak kepada jiwa yang terkutuk, saat ia menemukan dirinya sendiri dalam lubang api?
8. ‘Apa gunanya kesombongan bagi kita? Atau kelebihan apakah yang dihasilkan untuk kita dengan berbangga akan kekayaan? Semua hal itu telah berlalu seperti bayangan’ – Kebijaksaan Salomo v. 8. Malangnya diriku! Setiap orang yang terkutuk akan berkata, aku telah hidup di Bumi menurut kecenderunganku yang bejat; aku telah memuaskan kenikmatanku; tetapi apakah gunanya bagiku? Kenikmatan itu telah berlalu sesaat saja; dan telah membuatku menempuh hidup dalam kepahitan dan derita; dan sekarang aku harus terbakar di dalam perapian ini selamanya, dalam keputusasaan, dan ditinggalkan oleh semua orang.
Penyesalan ketiga orang-orang yang terkutuk, timbul dari pengetahuan akan kebaikan terbesar yang telah dirampas dari dirinya oleh karena kesalahannya sendiri.
9. Seorang ratu, yang buta karena ambisi untuk berkuasa, berkata pada suatu hari: ‘Jika Tuhan memberikanku kekuasaan selama empat puluh tahun, aku akan menolak Surga’. Ratu yang malang itu memimpin selama empat puluh tahun; tetapi sekarang ia berada di dunia lain, ia hanya dapat berduka karena ia telah melakukan penolakan semacam itu. Oh! Betapa besar pastinya pikirannya untuk telah kehilangan kerajaan Surga demi kepemimpinan selama empat puluh tahun, yang penuh masalah, salib, dan ketakutan! ‘Plus cœlo torquetor, quam gehenna’, ujar St. Petrus Krisologus. Bagi orang-orang terkutuk, kehilangan Surga yang secara sukarela adalah siksaan yang lebih besar daripada sakitnya Neraka.
10. Rasa sakit yang terbesar di dalam Neraka adalah kehilangan Allah, yang adalah kebaikan terbesar itu, yang adalah sumber segala sukacita di Surga. Santo Bruno berkata, ‘Biarkanlah siksaan ditambahkan kepada siksaan, asalkan mereka tidak dirampas dari Allah’ – serm. de jud.fin. Orang-orang yang terkutuk akan senang akan ribuan Neraka yang ditambahkan kepada Neraka yang diderita oleh mereka, asalkan mereka tidak dirampas dari Allah; tetapi Neraka mereka adalah bahwa mereka melihat diri mereka sendiri dirampas selamanya dari Allah oleh karena kesalahan mereka sendiri. St. Teresa dahulu berkata, bahwa sewaktu seseorang kehilangan, akibat kesalahannya sendiri, sejumlah kecil uang, atau sebuah cincin yang tidak berharga – pikiran akan kehilangan benda tersebut oleh karena kelalaiannya mengganggu kedamaiannya. Lalu betapa besarnya derita orang-orang terkutuk saat mereka merenungkan bahwa mereka telah kehilangan Allah, yang tidak ternilai harganya, dan telah kehilangan diri-Nya oleh karena kesalahan mereka sendiri?
11. Orang-orang terkutuk akan melihat bahwa Allah ingin agar mereka diselamatkan, dan telah memberikan kepada mereka pilihan antara kehidupan abadi atau kematian kekal. ‘Di hadapan manusia ada kehidupan dan kematian…. Apa yang ia pilih akan diberikan kepadanya’ – Sirakh xv. 18. Mereka akan melihat bahwa, jika saja mereka berharap bahwa mereka mungkin memperoleh kebahagiaan kekal, dan bahwa oleh pilihan-pilihan mereka sendiri, mereka terkutuk. Pada hari penghakiman, mereka akan melihat banyak dari teman-teman mereka menjadi bagian dari orang-orang yang terpilih; tetapi, karena mereka tidak ingin menghentikan dosa-dosa mereka, mereka telah mengakhirinya dalam Neraka. ‘Itulah mengapa kita telah tersesat’, mereka akan berkata kepada teman-teman mereka yang malang di dalam Neraka; kita telah tersesat karena kehilangan Surga dan Allah oleh karena kesalahan kita sendiri, dan kesalahan kita tidak dapat dibenahi. Mereka akan terus-menerus berseru: ‘Tiada kedamaian bagi tulang-tulangku oleh karena dosa-dosaku’ – Mazmur xxxvii. 4. Pikiran tentang diri mereka yang menjadi sebab pengutukan diri mereka sendiri menghasilkan rasa sakit dalam tubuh, yang memasuki tulang-tulang orang-orang terkutuk, dan mencegah mereka untuk sekali pun menikmati istirahat untuk sesaat. Maka, tiap-tiap dari mereka akan menjadi bagi dirinya sendiri suatu hal yang amat mengerikan. Tiap-tiap dari mereka akan menderita kesakitan yang dijadikan ancaman oleh Tuhan: ‘Aku akan membawa dirimu di hadapan wajahmu’ – Mazmur xlix. 21.
12. Saudara-saudara yang terkasih, jika hingga kini anda telah begitu bodohnya kehilangan Allah untuk kenikmatan yang hina, janganlah terus tinggal dalam kegilaan anda. Berjuanglah, sekarang, sewaktu anda sanggup, untuk membenahi kesalahan masa lalu anda. Gemetarlah! Mungkin, jika sekaran anda tidak bertekad untuk mengubah hidup anda, anda akan ditinggalkan oleh Allah, dan binasa selamanya. Sewaktu Iblis menggoda anda, ingatlah akan Neraka; pikiran akan Neraka akan menyelamatkan anda dari tempat penderitaan itu. Saya berkata, ingatlah akan Neraka, dan berlindunglah kepada Yesus Kristus dan Maria yang tersuci, dan mereka akan membebaskan diri anda dari dosa, yang adalah pintu alam Neraka.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...