^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Surat St. Fransiskus Xaverius, 1546, kepada Serikat Yesus di Goa tentang penduduk pulau Moro
“Sekitar empat mil dari Amboyna, terletak pulau Moro ... Saya akan pergi ke pulau itu, demi memberi bekal keselamatan bagi banyak jiwa. Saya bahwasanya yakin bahwa saya harus berusaha keras, meskipun bahaya mungkin mengancam nyawa saya, untuk merenggut mereka dari kematian kekal.”
Surat I, Buku IV
Kepada Serikat Yesus di Goa
Semoga rahmat, dst.
Pada tanggal 1 Januari 1546, kami telah berlayar dari Malaka menuju Kepulauan Maluku. Kami mendarat di Amboyna [Ambon] pada tanggal 16 Februari. Pulau ini memiliki keliling sekitar 90 mil dan sangat dipadati oleh orang-orang pribumi serta orang asing. Ada 6 kota atau desa Kristen di pulau ini, yang saya kunjungi setibanya saya di sana. Di pulau itu, saya membaptis banyak bayi yang baru lahir serta anak-anak muda. Segera, sampai di Amboyna armada Spanyol milik Fernando de Souza, yang berlabuh dari Hispania Baru menuju Maluku.[1] Jumlah dari kapal pelaut itu menimbulkan kesibukan rohaniah yang begitu besar bagi kami, oleh karena keperluan untuk mendengarkan pengakuan dosa, untuk berkhotbah secara publik, dan merawat orang sakit dan sekarat, sehingga saya sama sekali tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan semua tugas itu. Saya dapat membayangkan sifat dan tabiat para penduduknya; dan timbul harapan dalam diri saya untuk melihat, sewaktu tuan dari pulau itu kembali – seorang Portugis yang berpangkat tinggi, yang sangat teguh dalam agamanya, yang pada saat ini memimpin di benteng raja Portugal di Kepulauan Maluku – untuk bahwasanya melihat buah-buah rohani yang berlimpah yang akan menjadi mahkota usaha-usaha kami.[2]
Sekitar empat mil dari Amboyna, terletak pulau Moro,[3] di mana tinggal banyak orang Kristen yang sama sekali tidak mengenal kebenaran-kebenaran dan asas-asas dari agama Kristiani. Saya akan pergi ke pulau itu, demi memberi bekal keselamatan bagi banyak jiwa. Saya bahwasanya yakin bahwa saya harus berusaha keras, meskipun bahaya mungkin mengancam nyawa saya, untuk merenggut mereka dari kematian kekal. Saya bertekad untuk pergi berhadapan dengan bahaya maut, bahkan bahaya-bahaya yang paling nyata. Saya telah menempatkan segala pengharapan saya dalam Penyelenggaraan Ilahi, dan saya ingin menaati sabda Injil: Barang siapa hendak menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya; namun barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku akan menemukannya.[4]
Percayalah, saudara-saudaraku yang amat terkasih, bahwa pepatah dari kalimat ini, yang secara umum tampak begitu kemilat, akan sama sekali kehilangan kemilaunya, dan menjadi tak terselami, sewaktu tiba saatnya untuk bertekad menyerahkan nyawa demi Allah, sehingga orang yang menjaga pepatah ini hanyalah ia yang dicerahkan oleh Allah demi memahaminya berkat bimbingan kerahiman-Nya. Pada saat seperti itulah tersingkap segala kelemahan dan kerapuhan dari kodrat diri kita.
Maka semoga Allah, dalam kerahiman-Nya, memberikan kita, pada saat-saat yang sama itu, dan dalam cobaan-cobaan yang sama pula, bantuan rahmat-Nya yang Mahakuasa, agar kita disanggupkan untuk menghadapi pertempuran dengan mulia dan agar kita pun dibuat berjaya!
Semoga Ia sendiri sudi untuk menyertai kita selama-lamanya!
Amin
Dari Ambon, 8 Mei 1546.
Fransiskus.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Prancis berikut
Lettres de Saint François-Xavier de la Compagnie de Jésus [Surat-Surat Santo Fransiskus Xaverius dari Serikat Yesus], diterjemahkan dari edisi Latin dari Bologna ke dalam bahasa Prancis oleh M. Léon Pagès, T. I, Paris, Librairie de Mme Ve Poussielgue-Rusand, 1855, hal. 214-216.
[1] Kaisar Karolus V menafsirkan surat-surat bulla para Paus yang berdaulat demi memajukan ambisi dirinya. Surat-surat bulla itu menganungerahkan kepada Portugal kekaisaran Hindia Timur. Kaisar Karolus V berusaha menaklukkan Kepulauan Maluku, dengan mendatanginya dari Amerika. Armada itu, yang berlabuh dari Hispania Baru, yakni dari Meksiko, sama sekali tidak mendapat keberhasilan, dan para kaptennya ditampik oleh Kaisar, atas tuntutan-tuntutan yang sah dari Raja Portugal, Yohanes III.
[2] Pada tahun-tahun terakhir, gubernur Ternate adalah salah seorang pria yang terpandang oleh negeri Portugal, Antonio Galvam, seorang pejuang, pembuat hukum, dan terutama, orang Kristen yang penuh semangat. Ia menaklukkan raja Tidore, meregenerasikan negeri yang diperintahnya, dan di Ternate, mendirikan kolese Hindia pertama. Ia menolak untuk memegang kepemimpinan yang hendak diberikan kepadanya oleh rakyat yang penuh syukur, dan kembali ke Lisbon, di mana ia hanya menemukan kehinaan dan kemiskinan. Untuk hidup, ia harus melayani orang sakit di rumah sakit, dan setelah berlalunya empat belas tahun dalam pekerjaan yang rendah ini, ia mati di sana. Sungguh berkesan, teladan kebajikannya yang teramat pahlawan dan terkudus.
Antonio Galvam menulis sebuah buku yang membahas penemuan-penemuan tertama bangsa Portugis yang berjudul: Tratado dos descobrimentos antigos e modernos.
[3] (Pulau) Moro, letaknya 68 lieue [534 km] dari Ternate. Ibu kotanya adalah Momoya. Raja pulau Moro telah menerima pembaptisan, setelah dibujuk oleh Gonzalo Velozo, pedagang Portugis, dan telah memanggil seorang imam sekuler yang bernama Simon Vaz ke negerinya, yang dengan bantuan seorang imam lainnya yang bernama Fransiskus Alvarez, membaptis sejumlah besar orang pribumi. Namun perbuatan-perbuatan bangsa Portugis yang zalim menyembabkan pembantaian besar di mana Simon Vaz meninggal, sebagai korban dari bakti apostoliknya kepada para konvert barunya itu. Fransiskus Alvarez yang menderita luka-luka, berhasil meloloskan diri. Sejak saat kejadian yang memilukan itu, yang berlangsung di tahun 1535, dari antara orang-orang Kristen di Momoya ada beberapa yang telah murtad, dan yang lain telah perlahan-lahan kehilangan Iman.
Seperti yang akan kita lihat, pulau Moro merupakan salah satu tempat bangsa Kristen yang paling berharga bagi St. Fransiskus Xaverius.
Pada tahun 1562, salah seorang pribumi yang dibaptis oleh tangan Santo Fr. Xaverius sendiri, yang dinamai Fransiskus Moro, mati sebagai martir di Amboyna, ia berada di sana oleh karena beberapa peristiwa.
[4] Mat. 16:25
Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 2 mingguBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Fransiskus telah mengeluarkan sebuah dokumen yang menyetujui “pemberkatan” pasangan sesama jenis. Kami membahasnya dalam video berikut: Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal” https://vatikankatolik.id/fransiskus-setujui-pemberkatan-sesama-jenis/ Fransiskus...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – prinsip larangan mendoakan arwah orang yang meninggal sebagai non-Katolik ini didasari oleh dogma Katolik Extra Ecclesiam Nulla Salus, yaitu, Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan. Orang yang...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – sayangnya pemahaman anda tentang ajaran keselamatan yang dianut oleh Gereja Katolik itu tidak benar dan anda membuat banyak kesalahan dalam pesan anda. Kalau anda menyimak materi-materi kami, anda...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Saya baru baca komentar ini yang memberi perspektif berbeda terhadap penglihatan MS (Maria Simma). Tetapi saya pribadi sama sekali tidak melihat pertentangan antara apa yang digambarkan MS dan ajaran Katolik....
Bernad 1 bulanBaca lebih lanjut...Berita ini benarkah? bahwa Bapak Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen untuk merestui pemberkatan nikah sesama jenis? Kalau berita ini benar, ini sangat menentang hukum Allah sebagaimana yang Allah Tuhan kita menciptakan...
Lambertus Mite 1 bulanBaca lebih lanjut...Menurit hemat saya ini kurang tepat. Seorang katolik boleh saja mendoakan arwah non katolik. Ajaran katolik adalah ajaran kasih, mengasihi kepada semua umatNya tanpa harus membedakan agama.
Martha 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 6 bulanBaca lebih lanjut...