^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Santa Sisilia, Perawan & Martir - 22 November
“Sisilia hidup pada pertengahan pertama dari abad III. Ia diceritakan berasal dari suatu keluarga yang tua dan mulia dari Sisilius, yang telah memperoleh di bawah namanya berbagai kemuliaan sipil dan militer dari Roma kuno ….
Bapak dan Ibu Sisilia tetap menyembah berhala, tetapi, akibat suatu pengaruh tertentu, Sisilia dibesarkan sejak kecil dalam doktrin Kristiani. Hatinya begitu menaati ajaran Kristiani sedemikian rupa sehingga ia senantiasa menjaga sentimen yang mendalam akan hal-hal surgawi; seperti orang-orang Kristen awal, ke mana-mana ia membawa bersama dirinya buku dari kitab-kitab Injil. Ibadat-ibadat ofisi yang diselenggarakan di dalam ruang bawah tanah bagi para martir mengajarkan kepadanya betapa besarnya bahaya yang mengancam orang-orang yang mengakui iman Kristiani, dan penghormatan kepada Putra ilahi dari sang Perawan membuatnya tahu akan harga kesucian badan serta kemurnian jiwa di mata agama. Maka, Sisilia akrab dengan cara berpikir para martir, dan di samping itu, ia telah berjanji kepada Allah bahwa ia tidak akan pernah menerima seorang mempelai manusia.
… orang tua Sisilia memilih untuknya seorang tunangan dari antara para pria; tunangannya itu bernama Valerianus, dan ia memiliki seorang saudara laki-laki yang bernama Tibursius. Kebiasaan dari keluarga pagan tidak memperbolehkan Sisilia untuk melepaskan diri dari kehendak bapaknya, dan Sisilia mengalami kesulitan untuk menjelaskan kepada bapaknya, serta Valerianus yang memiliki semangat yang besar, bahwa ia hanya memiliki rasa sayang kepada Yesus Kristus. Tidak diragukan bahwa Sisilia meminta nasihat melalui doa, puasa, matiraga jasmani, serta semua sarana yang diperintahkan atau yang disarankan oleh Gereja serta praktik-praktik Kristiani dalam segala keadaan yang melibatkan keselamatan jiwa. Di bawah pakaian keemasannya, ia mengenakan cilicium yang kasar, demi meningkatkan kekuatan jiwanya untuk mengurangi kuasa nafsu jasmaninya, dan menjaga dirinya sendiri, sejauh yang ia mampu, agar tiada sesuatu yang dapat digunakan oleh para musuhnya untuk menaklukkannya. Untuk alasan yang sama, Sisilia terkadang melewatkan satu atau dua hari tanpa makanan; ia meminta kepada Allah untuk mencerahkan dan menguatkan hati nuraninya; ia melibatkan dalam perkaranya para malaikat serta para kudus yang doa-doanya melindungi kita di tengah-tengah pertempuran yang dilakukan demi kebajikan.
Pada akhirnya, tibalah hari yang begitu didambakan oleh Valerianus, tetapi yang begitu ditakuti oleh Sisilia. Tergerak oleh besarnya imannya, yang menunjukkan dalam jiwa tunangannya seorang saudara laki-laki, ia ingin melibatkan Valerianus dengan kebahagiannya karena ia terikat dengan takdirnya. Pada sore hari pernikahannya, Sisilia berkata kepada Valerianus:
Terdapat dalam kata-kata Sisilia suatu hal yang supernatural: suatu kekuatan yang ajaib yang tidak dapat diungkapkan oleh kefasihan lidah manusia, melainkan oleh dalamnya keyakinan agamawi, semangat yang hidup, dan terutama mujarabnya rahmat ilahi; kekuatan itu yang sering berjaya atas perlawanan yang paling tegar dan yang tidak jarang membawa kepada kebenaran jiwa-jiwa yang berpasrah … Valerianus merasa gelisah akibat perkataan Sisilia. Ia segera menjawab:
Pada saat itu, Gereja dipimpin oleh Paus Urbanus, yang telah mencari di dalam jalanan bawah tanah dari Jalan Appia suatu perlindungan dari penganiayaan-penganiayaan yang agaknya dilakukan secara terbuka oleh kuasa sipil. Kekaisaran pada saat itu dikuasai oleh Aleksander Severus, yang secara pribadi agaknya bertindak secara baik terhadap umat Kristiani, tetapi yang lemah, walaupun ia baik hati, sehingga ia membiarkan lebih banyak kejahatan terjadi daripada kebaikan. Selebihnya, karena ia memperoleh kuasa atas Kekaisaran pada umur tiga belas tahun dan kehilangan hidupnya pada umur dua puluh tahun, ia hampir tidak mampu memberlakukan kebijakannya sendiri tanpa lolos dari pengaruh para penasihatnya; para penasihat yang adalah para ahli hukum, yang dari antaranya Ulpianus adalah yang terkemuka. Bagaimanapun, para ahli hukum ini adalah musuh yang berbahaya terhadap Kekristenan. Walaupun demikian adanya, terdapat beberapa martir di bawah pemerintahan Aleksander Severus, dan Paus Urbanus percaya bahwa bahaya itu cukup mengancam sehingga ia harus mengambil kebijakan-kebijakan yang berhati-hati.
Dengan mengikuti nasihat dari Sisilia, Valerianus pergi menemui Sri Paus yang sedang bersembunyi dan memberitahukan kepadanya tujuan kunjungannya itu. Urbanus mengagumi campur tangan yang jaya dari rahmat ilahi, bersyukur kepada Allah karena Ia telah memilih Sisilia sebagai alat untuk kemenangan yang sedemikian indahnya itu.
Tanda-tanda yang jelas dari kehendak ilahi pun tampak; sang neofit [Valerianus] menyatakan ketaatannya kepada sabda dari Kitab Suci: ‘Satu Tuhan, satu iman, satu pembaptisan, satu Allah, Bapa dari segala sesuatu, yang melampaui segala sesuatu dan yang berada dalam diri kita semua.’ Lalu, pembaptisan pun dianugerahkan kepadanya. Saat Valerianus kembali, ia menjumpai Sisilia yang sedang berdoa, dan di dekatnya, terdapat suatu wujud malaikat yang wajahnya sedemikian cemerlangnya, dengan sayap yang kemilau, dan memegang mahkota-mahkota bakung serta mawar di dalam tangannya. Dan suatu suara berkata:
Jiwa dari pria muda itu dipenuhi dengan rasa syukur; ia merasakan sukacita yang intim yang bergelora yang menyertai perubahan besar dari hati nurani sewaktu perubahan itu memperdamaikan kita dengan Allah. Valerianus menjawab suara yang misterius itu:
Sang malaikat surgawi itu menjawab:
Tidak lama setelahnya, Tibursius sampai; Valerianus memberitahukannya tentang apa yang telah terjadi, berbicara kepadanya tentang kebenaran-kebenaran Kristiani, melembutkan dan mempersiapkan hati saudaranya. Sisilia juga memberikan pengaruhnya: ia menekankan ilham-ilham untuk menunjukkan kepada Tibursius kenyataan dari agama pagan dan keabsurdan dari suatu ibadat yang dipersembahkan kepada berhala-berhala yang sia-sia. Tibursius tidak merasa kesulitan untuk menangkap segala kebenaran dari kritik tersebut, dan di dalam kelurusannya, ia mengakui bahwa adalah suatu kebodohan untuk berpikir secara berbeda.
Sisilia berseru sambil merangkulnya:
Mereka mengusulkan Tibursius untuk dibawa menghadap Urbanus untuk berbicara dengannya. Ia berkata
Sisilia membuatnya percaya bahwa seseorang memang harus sungguh menakuti hilangnya kehidupan di dunia ini, jika tiada lagi kehidupan yang lain, tetapi bahwa kita tidak boleh menakuti kehilangan semacam itu karena kehilangan itu memperolehkan bagi kita suatu kebahagiaan abadi. Ucapan itu mengejutkan Tibursius, diskusinya pun berlangsung; Sisilia meneguhkan ujarannya dengan semangat seorang rasul, dengan ilmu yang kuat dan luhur dari seorang doktor Gereja. Ia menyingkapkan dogma-dogma utama serta sejarah dari agama Kristiani, sambil menunjukkan bahwa kebenaran-kebenaran kristiani diuji dengan cobaan yang sedemikian beratnya, dan bahwa iman itu didasari atas kenyataan-kenyataan yang jelas. Sisilia berkata:
Tibursius mendengarkan dengan telinga yang penuh perhatian dan tergerak hatinya oleh ajaran-ajaran tersebut; ia lalu pergi menemui Paus Urbanus dan memeluk iman Kristiani.
Sekitar tahun 230, Aleksander Severus harus pergi dari kota Roma, akibat suatu upaya peperangan melawan bangsa Persia, menurut opini yang paling mungkin. Bagaimanapun, ketidakhadirannya itu secara pasti dimanfaatkan oleh prefek Romawi, Tursius Almakius, untuk menindaki orang-orang Kristiani. Ia membinasakan banyak dari mereka dalam siksaan-siksaan, dan melarang untuk menguburkan para martir. Tetapi, semangat umat Kristiani untuk memberikan penguburan yang terhormat kepada para pahlawan iman terlalu besar dan kuat untuk melangkah mundur dan layu di hadapan suatu larangan yang absurd itu. Valerianus dan Tibursius tidak ragu untuk memenuhi apa yang mereka pandang sebagai suatu tanggung jawab yang suci. Mereka pun dilaporkan kepada pihak otoritas. Sang prefek membuat mereka ditangkap dan menghadap pengadilannya.
Karena sang prefek lebih ingin menakut-nakuti mereka daripada menghukum mereka, ia menghardik mereka karena mereka memberikan simpati mereka kepada orang-orang yang dijatuhi hukuman oleh hukum, dan karena mereka membagikan harta mereka yang besar untuk memberikan penguburan bagi orang-orang itu. Pertanyaan-pertanyaan sang prefek pada awalnya tidak menakutkan, tetapi jawaban-jawaban dari para neofit itu [Valerianus dan Tibursius] segera melampaui batasan-batasannya.
Tibursius membuat pengakuan iman secara terbuka dan berani. Sang prefek berkata:
Tibursius menjawab:
Almakius mulai tertawa, walaupun tentunya agaknya dengan kebencian. Lalu ia membawa Valerianus datang menghadapnya. Ia berkata kepada Valerianus:
Valerianus menjawab:
Valerianus menjawab dengan tenang:
Almakius menjawab:
Valerianus menambahkan:
Martabat dari para kaisar mulai tersakiti; dan martabat dewa-dewa pun sepenuhnya dibenci oleh Valerianus; dan ia membuktikan bahwa Yupiter jauh lebih hina daripada seorang manusia biasa. Valerianus bertekad baja untuk telah menyatakan kebenaran. Tetapi, Almakius begitu terkesiap, karena ia takut untuk membunuh kedua bangsawan muda itu, dan di samping itu, ia takut bahwa ia akan diwajibkan untuk membalaskan dendam dari kemegahan Kaisar serta dewa-dewa dari Kekaisaran. Tarquinius, seorang pegawai pengadilannya, segera mengingatkan akan ketidakpastian dari pengadilan; ia berkata kepada Almakius secara khusus:
Almakius mengerti oleh karena alasan ini besarnya bahaya yang mengancam kemuliaan dewa-dewa; ia menetapkan bahwa Valerianus dan Tibursius harus dipenggal kepalanya, jika mereka tidak membakar dupa di hadapan berhala Yupiter.
Sisilia telah menopang keberanian dari dua bersaudara itu dengan doanya serta permohonan-permohonannya; sebab ia tidak menghadiri interogasi tersebut. Tidak diragukan bahwa campur tangan doanya serta semangat dari dua bersaudara yang tertuduh itu memperoleh pencurahan rahmat ilahi: Maksimus, seorang pegawai pengadilan dari Almakus, merasa tersentuh. Ia harus hadir saat Valerianus dan Tibursius disiksa; ia membawa mereka keluar kota, dan bercakap-cakap dengan mereka dan ia pun diajarkan tentang kebenaran-kebenaran dari agama; mereka berjanji bahwa mereka akan menyentuh jiwanya yang telah goyah itu untuk terakhir kalinya, sewaktu mereka memasuki kehidupan baru melalui kemartiran. Mereka menepati perkataan mereka itu seperti yang akan kita lihat. Sisilia datang untuk menasihati kedua pahlawan itu dengan keberanian:
‘Marilah, wahai serdadu Kristus, tolaklah karya-karya kegelapan dan kenakanlah perisai terang. Kalian telah melakukan pertarungan yang baik, dan mengakhiri perjalanan kalian dengan menjaga iman. Berjalanlah menuju mahkota kehidupan yang akan diberikan kepada kalian oleh sang Hakim yang adil, kepada kalian dan kepada mereka semua yang mencintai kedatangan-Nya.’
Sesampainya mereka dalam beberapa mil dari kota Roma, di hadapan sebuah kuil Yupiter, Valerianus dan Tibursius diperintahkan untuk terakhir kalinya agar mereka menghormati dewa-dewa. Mereka menolak, dan kepala mereka dipenggal, dan jiwa mereka yang meninggalkan bungkusan raga mereka, membumbung menuju Surga.
Tubuh dari Valerianus dan Tibursius disemayamkan dengan penghormatan oleh Sisilia. Ia memenuhi tanggung jawab yang sama untuk Maksimus, yang konversinya begitu mengejutkan sehingga sang prefek Almakius menghukumnya secara brutal untuk mati disesah dengan cambuk yang bersenjatakan bola-bola timah. Sisilia menempatkan di kuburan mereka sebuah batu marmer, di mana nama dari para martir itu dan hari kemenangan mereka dituliskan. Terlalu banyak peristiwa menarik perhatian masyarakat kepada Sisilia sehingga sang prefek, dalam pikirannya yang bergejolak, tidak mencoba menindakinya. Tetapi, ia mulai menindaki dengan takut-takut, seolah-olah ia takut melampaui intensi-intensi dari sang Kaisar, dan seakan-akan ia ingin menghindari terjadinya hasil yang tragis.
Para pegawai pengadilan datang untuk menemui Sisilia, untuk membuatnya memberikan penghormatan, seperti apa pun, kepada dewa-dewa Kekaisaran. Tetapi Sisilia menanggapi dengan ketegasan yang besar; ujarannya dipenuhi dengan kuasa yang menyentuh beberapa orang, memukau yang lain, dan menggerakkan semua orang sehingga ia diberikan suatu penundaan yang singkat. Pada saat itu, ia memperingatkan Paus Urbanus, yang datang untuk membaptis orang-orang yang telah dimenangkan oleh Sisilia kepada iman; Sisilia juga ingin menghindarkan hartanya dari ketamakan otoritas pajak dan menyerahkannya kepada Gordianus, seorang bangsawan yang baru saja berkonversi kepada iman Kristiani. Pada akhirnya, Sisilia diperintahkan untuk menghadap Almakius. Sang prefek berkata:
Almakius dan Sisilia lalu bertukar beberapa patah kata tentang otoritas para kaisar dan sifat dari hukum-hukum yang berlaku atas umat Kristiani.
Lalu sang prefek berkata:
Sisilia menjawab:
Sisilia lalu berujar tentang ilah-ilah pagan, dan mengucapkan tentang berhala-berhala tersebut kata-kata yang menunjukkan penghinaan kepada mereka. Sang prefek yang kesal lalu berkata:
Sisilia membuat tanggapannya yang terakhir, dengan menunjukkan kesia-siaan dari berhala-berhala sambil menyerukan kuasa yang hidup dan tak berkesudahan dari Yesus Kristus.
Almakius, yang tidak berani menyerahkan secara publik, wanita yang begitu muda dan mulia itu kepada kematian, yang kata-katanya serta keanggunannya menyentuh banyak hati, memberikan perintah untuk membawa Sisilia pulang ke rumahnya dan agar ia dibunuh di sana tanpa perhatian orang-orang, dengan membuatnya mati lemas di dalam kamar mandi yang panas. Tetapi, secara mukjizat, Sisilia menjalani cobaan itu dan ia tetap hidup, setelah menghirup udara yang begitu panas siang dan malam.
Lalu, Almakius mengutus seorang pegawai pengadilan untuk memenggal kepala Sisilia. Sang pegawai pengadilan itu, dengan tangan yang gemetar, menghantam korbannya. Hantaman tiga kali itu tidak dapat membuat Sisilia mati; suatu hukum melarang untuk kembali menghantamnya. Maka, ia membiarkan Sisilia setengah mati dan bersimbahkan darahnya sendiri.
Rombongan umat Kristiani datang untuk mengusap luka-lukanya yang suci dan mengelilinginya dengan penghormatan mereka serta cinta kasih mereka. Pada akhirnya, Sisilia mengembuskan napas terakhirnya, setelah memercayakan kepada Paus Urbanus orang-orang miskin, seperti yang biasa dilakukannya. Pada malam hari berikutnya, tubuhnya disemayamkan; Sri Paus, yang dibantu oleh para daikon, memimpin upacara-upacara pemakamannya dan menguburkan jasadnya yang berharga itu di pemakaman Pretextat, di Jalan Appia, di tengah-tengah jasad para Paus dan para martir. Sebulan setelahnya, Urbanus sendiri juga dibunuh atas keberaniannya untuk mengakui iman.
Akta-akta kemartiran Santa Sisilia ditulis, seperti akta-akta martir lainnya, dengan perdamaian yang diberikan kepada Gereja, tetapi di atas catatan yang dipenuhi dengan penganiayaan. Catatan-catatan ini mengisahkan, di samping itu, bukti yang paling gemilang dengan ditemukannya tubuh dari Santa Sisilia, dari Tibursius, Valerianus, dan Maksimus. Selebihnya, sang pahlawan suci itu telah menerima sejak zaman kuno, puji-pujian yang termulia serta ibadat yang terkhidmat. Gereja, dari Timur sampai Barat, telah senantiasa menghormati wanita yang diberkati oleh Allah ini, yang tidak dapat dikalahkan ataupun ditunda dalam perjalanannya menuju kemuliaan surgawi, yang telah menaklukkan daya pikat indra, kelemahan dari jenis kelaminnya, masa mudanya yang belia, dan yang, melalui suatu upaya yang mulia, menarik di dalam kejayaannya tunangannya, saudaranya, dan sekelompok orang-orang yang tersentuh oleh kekaguman saat melihat pertarungan yang begitu mulia serta keberanian yang begitu indah …
Kita tahu bahwa ilmu musik menghormatinya sebagai Santa pelindungnya secara khusus; alasannya ditemukan di dalam sejarah dari sang perawan yang mulia ini. Memang, menurut akta-akta kemartirannya, sewaktu musik profan bergema di sekelilingnya untuk merayakan pernikahannya, Santa Sisilia bernyanyi dengan sara yang senantiasa dimuliakan oleh Allah, madah dari sang nabi: ‘Semoga hatiku dan indraku senantiasa murni adanya, ya Allahku! Dan semoga tiada sesuatu pun yang menghancurkan kebajikanku …
G. Darboy
Kanon dari Dioses Paris’”
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari sumber berbahasa Prancis:
Vies des saints [Riwayat Hidup Para Kudus], Oktober-November-Desember, Edisi Baru, Paris, Garnier Frères, Libraires-Éditeurs, 1854, 22 November.
Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 3 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Maaf tapi saya tidak mempercayai artikel ini. Bagaimana Anda bisa tetap berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik jika Anda menolak untuk percaya Paus (setelah Vatikan II) & Magisterium? Jika Anda...
Novy Binarti 5 bulanBaca lebih lanjut...Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 7 bulanBaca lebih lanjut...