Sang Pencuri Baik dan Kanak-Kanak Suci

PENOLAKAN – Bagaimana dengan sang Pencuri yang Baik dan Kanak-Kanak Suci?

JAWABAN – Hal ini telah dibahas sebelumnya pada bagian tentang St. Agustinus, tetapi akan kembali diulangi lagi di sini untuk mereka yang mungkin mencari-cari di dalam bagian “Beberapa Penolakan Lain”.

Sang Pencuri yang Baik tidak dapat digunakan sebagai suatu contoh pembaptisan darah terutama karena sang Pencuri yang Baik meninggal di bawah Hukum Lama, dan bukan Hukum Baru; ia meninggal sebelum Hukum Pembaptisan ditetapkan oleh Yesus Kristus setelah Kebangkitan-Nya. Itulah sebabnya sang Pencuri Baik, seperti Kanak-Kanak Suci, sama sekali bukan argumen yang menentang diperlukannya Sakramen Pembaptisan untuk keselamatan.

Katekismus Konsili Trente, Baptism made obligatory after Christ’s Resurrection [Pembaptisan diwajibkan setelah Kebangkitan Kristus], hal 171: “Para penulis kudus serempak menyatakan bahwa setelah Kebangkitan Tuhan kita, sewaktu Ia memberikan kepada para Rasul-Nya perintah untuk pergi dan mengajar segala bangsa: membaptis mereka di dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, hukum Pembaptisan menjadi diwajibkan kepada semua orang yang hendak diselamatkan.”[1]

Faktanya, sewaktu Tuhan kita berkata kepada sang Pencuri yang Baik, “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus,” Yesus sesungguhnya tidak berbicara tentang Surga, melainkan bagian dari Neraka yang disebut tempat penantian. Sebagaimana yang diketahui oleh orang-orang Katolik, tidak seorang pun masuk Surga sebelum Tuhan kita masuk ke dalam Surga, setelah Kebangkitan-Nya. Pada hari Penyaliban, Kristus turun ke tempat penantian, seperti yang dikatakan oleh Syahadat Para Rasul. Ia tidak turun ke dalam Neraka di mana orang-orang yang terkutuk dihukum, melainkan suatu tempat di dalam Neraka yang disebut sebagai Limbo para Bapa, suatu tempat penantian di mana berada orang-orang benar dari Perjanjian Lama, yang tidak dapat memasuki Surga sampai setelah kedatangan sang Juru Selamat.

1 Petrus 3:18-19- “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita… tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara ….”

Untuk lebih lanjut membuktikan poin bahwa sang Pencuri yang Baik tidak masuk Surga pada Hari Penyaliban, terdapat fakta bahwa pada hari Minggu Paskah, sewaktu Maria Magdalena bertemu dengan Tuhan yang Bangkit, Ia berkata kepadanya:

Yohanes 20:16-17- “[Pada Hari Kebangkitan] Kata Yesus kepadanya: ‘Maria!’ Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: ‘Rabuni!’, artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa ….’”

Tuhan kita bahkan belum naik ke Surga pada hari Minggu Kebangkitan. Maka, adalah suatu fakta bahwa Tuhan kita dan sang Pencuri yang Baik tidak berada bersama di dalam Surga pada hari Jumat Agung; mereka berada di dalam Limbo para Bapa, penjara yang disebutkan di dalam 1 Petrus 3:18-19. Yesus menyebut tempat ini “Firdaus” karena Ia akan berada di sana bersama orang-orang benar dari Perjanjian Lama.

Catatan kaki:

[1] Katekismus Konsili Trente, hal. 171.