^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Pertanyaan Pembaca tentang Ritus Imamat Baru dari Vatikan II
Tidak, anda tidak benar. Sebelum kami menjelaskan alasannya, kami harus berkata bahwa sewaktu email anda dipertimbangkan dengan cermat, tampaknya anda mungkin mencari-cari cara untuk menganggap valid Ritus Penahbisan Baru, walaupun terdapat begitu banyak bukti yang menentangnya. Jika demikian, itu adalah suatu tanda yang buruk dan mencerminkan suatu kelekatan yang tidak layak terhadap Kontra-Gereja.
Bagaimanapun, berikut masalah-masalah di dalam argumen anda. Pertama, doa yang anda kutip berasal dari ‘Homili Uskup’ [‘Bishop’s Charge’], yang adalah suatu model yang opsional di dalam Ritus Penahbisan Baru. Homili itu bukanlah bagian yang wajib dari Ritus Penahbisan Baru. Seperti yang ditunjukkan oleh Michael Davies di dalam halaman 86 dari bukunya The Order of Melchisedech [Ordo Melkisedek].
Karena homili tersebut bahkan bukan bagian dari ritus resminya, homili tersebut sama sekali tidak memperbaiki kecacatan-kecacatan fatal yang secara jelas terwujud dari penghapusan yang mengejutkan terhadap doa-doa Katolik di seluruh ritus tersebut.
Doa kedua yang anda kutipkan itu pun tidak membantu Ritus Penahbisan Baru, sebab para Anglikan juga berbicara tentang suatu bentuk “kurban” tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Michael Davies tentang doa spesifik yang anda kutipkan:
Mohon mencatat: Para Anglikan menekankan bahwa adalah tugas dari setiap orang Kristen untuk mempersembahkan kurban kepada Allah, tetapi suatu kurban pujian dan syukur.
Maka, suatu rujukan kepada “mempersembahkan kurban” di dalam Ritus Baru tidak menandakan imamat sejati yang melaksanakan kurban dan tidak menunjukkan bahwa Ritus Baru itu valid, sebab para Protestan dan Anglikan menekankan hal yang sama. Semua rujukan-rujukan inilah, kepada Kurban Misa, kurban propisiasi untuk orang yang hidup dan yang mati, dsb., yang telah secara disengaja dihapuskan dari Ritus Baru – penghapusan yang signifikan dan esensial untuk menandakan imamat sejati yang melaksanakan kurban. Jika Ritus Baru tidak mewujudkan suatu intensi yang bertentangan dengan imamat ini, maka Ritus Baru itu akan mempertahankan, dan bukan menghapuskan, rujukan-rujukan tersebut terhadap imamat yang melaksanakan kurban.
Harus diingat pula bahwa Ritus Penahbisan Baru menyebutkan bahwa para calon tahbisan akan diangkat kepada “imamat”, tetapi demikian pula Ritus Anglikan yang tidak valid. Kenyataannya adalah bahwa Paus Leo XIII menjelaskan di dalam Apostolicae Curae bahwa jika suatu Ritus Penahbisan menyiratkan pengecualian terhadap kuasa untuk mempersembahkan kurban propisiasi, seperti yang dilakukan oleh Ritus Baru, maka ritus itu secara pasti tidak valid, walaupun ritus itu mungkin mengungkapkan atau menyebutkan kata “imam”. Di samping itu, perlu dicatat bahwa Paus Leo XIII menyatakan di dalam Apostolicae Curae bahwa semua kata-kata di dalam Penahbisan Anglikan yang ambigu tidak dapat dimengerti dengan makna Katolik, sebab kata-kata tersebut harus dipertimbangkan sehubungan dengan penghapusan-penghapusan makna Katolik tentang imamat dari ritus tersebut.
Hal ini berlaku secara persis kepada Ritus Baru sebab apa yang dikatakan oleh Leo XIII di sini tentang Penahbisan Anglikan telah dilakukan kepada Ritus Baru. Maka, jika kata-kata yang ambigu di dalam Penahbisan Anglikan tidak dapat dimengerti dengan makna Katolik, seperti yang dikatakan oleh Leo XIII, hal yang sama pastinya berlaku kepada Ritus Baru. Berikut adalah beberapa doa-doa kunci yang menandakan imamat sejati yang melaksanakan kurban, yang telah dihapuskan oleh Ritus Baru dalam cara Protestan. Hal ini tanpa keraguan mewujudkan apa yang disebut oleh Leo XIII sebagai “karakter dan semangat asli dari Penahbisan tersebut” yang cacat – suatu indikasi utama invaliditas.
Mengapakah Ritus Baru menghapuskan doa-doa yang signifikan ini yang merupakan bagian dari ritus tradisional dan yang menandakan imamat Katolik yang sejati? Ritus Baru melakukannya persisnya karena intensi dari Ritus Baru bertentangan dengan imamat sejati ini.
Seseorang dapat melihat bahwa “karakter dan semangat asli” dari Ritus Baru itu anti-imamat. Karakter inilah yang terwujudkan oleh penghapusan dari semua rujukan yang jelas terhadap kodrat imamat sejati yang melaksanakan kurban. Hal ini berarti bahwa Ritus Penahbisa Baru tidak valid oleh karena kecacatan intensi – suatu kegagalan untuk melakukan dan menandakan apa yang dilakukan dan ditandakan oleh Gereja.
Harus dicatat pula bahwa Michael Davies, yang mengemukakan begitu banyak bukti yang menunjukkan bahwa Ritus Baru itu tidak valid, sebenarnya percaya bahwa ritus itu valid. Tetapi, ia percaya bahwa Ritus Baru itu valid hanya atas dasar ‘otoritas’ Paulus VI, dan bukan atas bukti yang ditemukan di dalam ritus itu sendiri. Davies menyimpulkan bahwa Ritus Penahbisan Baru (seperti pula Misa Baru) haruslah valid, sebab jika tidak, Paulus VI tidak mungkin adalah Paus yang sejati. Di dalam kebutaannya dan kehendaknya yang buruk, ia bersikeras gagal untuk mengakui bahwa Paulus VI adalah seorang Anti-Paus. Dapatkah anda membayangkan untuk memercayakan segala harapan anda untuk ‘imamat’ anda kepada Giovanni Montini? Bacalah artikel kami, Bidah-Bidah dari Paulus VI.
Maka, Davies menggantungkan seluruh kesimpulannya tentang validitas kepada otoritas sang pemurtad Anti-Paus Paulus VI, yang gemar mengenakan tutup dada dari imam agung Yahudi. Ia adalah pria yang sama yang secara khidmat menyetujui dan mempermaklumkan Vatikan II, yang mengajarkan bahwa para Protestan berada di dalam Gereja Kristus dan bahwa Gereja Katolik menghormati agama-agama pagan. Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Ritus Baru itu tidak valid. Ritus Baru itu direkayasa sebagai bagian dari agenda “ekumenis” anti-Tradisional, dan mencabik-cabik ritus yang telah diwariskan oleh Tradisi sedemikian rupa sehingga bertepatan dengan apa yang dilakukan oleh para Protestan. Sewaktu hal tersebut terjadi, invaliditas pastinya akan merupakan hasilnya. Di samping itu, orang-orang yang menonton video kami tentang Wahyu akan melihat bahwa invaliditas dari Ritus Baru sebenarnya diindikasikan di dalam nubuat-nubuat Apokaliptik.
Artikel-Artikel Terkait
Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 4 bulanBaca lebih lanjut...Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 7 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 8 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...