^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Maria: Bunda Allah & Tabut Perjanjian Baru – Bukti Absolut! (Video)
Banyak orang non-Katolik yang mengaku diri percaya akan Kristus menyangkal bahwa Maria adalah Bunda Allah. Video ini akan membahas masalah yang sangat penting ini dan menunjukkan mengapa orang-orang non-Katolik ini salah. Contohnya, “pendeta” Baptis Steven Anderson berpikir bahwa adalah suatu doktrin sesat dan suatu bidah untuk percaya bahwa Maria adalah Bunda Allah – walaupun sebenarnya apa yang ia percayai adalah suatu bidah dan penghujatan yang menyangkal kebenaran akan Yesus Kristus.
Anderson berargumentasi bahwa walaupun Yesus adalah Allah, dan Maria adalah Bunda Yesus, Maria bukanlah bunda Allah karena Allah menciptakan Maria. Sebelum kami membantah dan mengekspos argumen yang salah ini, pertimbangkanlah hal berikut: bidah yang dipromosikan oleh Anderson tentang masalah ini, yang menyangkal fakta bahwa Maria adalah Bunda Allah, disebut sebagai bidah Nestorian.
Gereja Kristen, yakni, Gereja Katolik, mengutuk bidah itu pada abad kelima. Bidah Nestorian, yang dipercayai oleh Anderson dan banyak orang non-Katolik lainnya, membagi Yesus menjadi dua pribadi. Bidah tersebut menyangkal kenyataan bahwa Yesus Kristus adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat. Para pengikut bidah ini sebenarnya tidak percaya bahwa Putra Allah, yakni pribadi kedua dari Allah Tritunggal, menjadi manusia. Sebaliknya, mereka percaya bahwa Yesus adalah seorang manusia yang bersatu dengan pribadi Putra Allah. Alhasil, mereka membagi Yesus menjadi dua pribadi yang berbeda atau dua individu yang berbeda.
Perhatikan bahwa Anderson berkata secara eksplisit bahwa Maria bukanlah Bunda Allah – dan bukan Bunda Kristus – tetapi hanya bunda dari manusia Yesus.
Untuk berkata bahwa Maria adalah bunda dari manusia Yesus – tetapi bukan bunda Kristus – adalah penyangkalan terhadap fakta bahwa manusia Yesus sama dengan Kristus. Tetapi Kitab Suci tentunya secara eksplisit merujuk kepada manusia Kristus Yesus. Sang manusia adalah Kristus.
Yesus adalah satu pribadi yang esa. Ia adalah Allah dan manusia dan Kristus. Pernyataan Anderson menolak kebenaran yang mendasar dari Kekristenan bahwa sang manusia Yesus adalah Kristus.
Di samping itu, untuk berkata bahwa Maria adalah Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah, adalah untuk menyangkal fakta bahwa Yesus adalah Allah.
Tetapi, argumen yang dikemukakan oleh para bidah seperti Anderson, adalah bahwa Yesus telah ada sebelum Maria dan menciptakan Maria, jadi Maria tidak mungkin adalah Bunda Allah.
Tetapi argumen itu hanya menyingkap betapa mereka gagal total untuk mengerti masalah ini serta iman Kristiani. Apa yang tidak dimengerti oleh para bidah seperti Anderson adalah bahwa karena Yesus Kristus adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat, apa yang dinyatakan tentang – atau yang dikatakan sebagai atribut dari kodrat manusiawi Yesus dinyatakan tentang atau dikatakan sebagai atribut dari Pribadi Ilahi Yesus, yakni, pribadi kedua dari Allah Tritunggal Mahakudus, walaupun hal tersebut tidak dinyatakan tentang kodrat ilahi-Nya.
Izinkan saya mengulanginya:
Dalam kata lain:
Sebabnya adalah bahwa Yesus, sang Putra Allah, adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat. Tidak terdapat dua Yesus.
Kita melihat kebenaran ini di dalam Kitab Suci, misalnya, Wahyu 2:8:
Ini adalah kata-kata Yesus Kristus yang dicatat oleh Santo Yohanes. Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sendiri sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Yang Awal dan Yang Akhir adalah suatu gelar untuk Allah, lihatlah Yesaya 44:6.
Di dalam Wahyu 2:8, Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sendiri sebagai Allah saat Ia berbicara tentang Pribadi Ilahi-Nya, tetapi Ia berkata bahwa Ia adalah Yang Awal dan Yang Akhir “yang telah mati”. Di dalam ayat ini, kata-kata “yang telah mati” merujuk secara gramatikal kepada Yang Awal dan Yang Akhir. Kata-kata tersebut merujuk kepada Allah.
Tetapi Allah, Yang Awal dan Yang Akhir, tidak dapat mati di dalam kodrat ilahi-Nya.
Allah tidak dapat mati sebagai Allah, sebab jika Ia mati sebagai Allah, maka segala hal tidak lagi akan ada. Allah menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan, Ibrani 1:3.
Jika Allah mati atau telah mati di dalam kodrat ilahi-Nya, tiada suatu keberadaan pun yang tersisa. Juga, karena Allah imutabel, Ia tidak dapat mengalami perubahan, seperti berubah dari hidup menjadi mati.
Mustahil bagi Allah untuk mati di dalam kodrat ilahi-Nya.
Tetapi, walaupun Yang Awal dan Yang Akhir tidak dapat mati sebagai Allah, Kitab Suci mengatakan bahwa Yang Awal dan Yang Akhir telah mati – karena Allah Putra telah mati sebagai manusia di dalam kemanusiaan-Nya.
Dan apa yang dinyatakan tentang Yesus sebagai manusia di dalam kemanusiaan-Nya sungguh dinyatakan tentang pribadi Allah Putra, walaupun hal itu tidak dinyatakan tentang kodrat ilahi-Nya atau atribut-atribut ilahi-Nya.
Apa yang dinyatakan tentang – atau dikatakan sebagai atribut dari kemanusiaan Yesus dinyatakan tentang atau dikatakan sebagai atribut dari Pribadi Ilahi-Nya, walaupun hal itu tidak dinyatakan tentang kodrat ilahi-Nya.
Itulah mengapa Maria benar-benar adalah Bunda Allah, dan mereka yang menyangkalnya, menolak Yesus. Untuk menyangkal bahwa Maria adalah Bunda Allah setara dengan menyangkal bahwa Yang Awal dan Yang Akhir telah mati.
Di dalam cara yang serupa, Wahyu 2:8 berkata bahwa Yang Awal dan Yang Akhir telah hidup kembali – tetapi Allah tidak dapat hidup kembali di dalam kodrat ilahi-Nya. Allah selalu ada, Ia selalu hidup. Keluaran 3:14:
Walaupun Allah tidak dapat hidup kembali di dalam kodrat ilahi-Nya, Wahyu 2:8 berkata bahwa Yang Awal dan Yang Akhir yang telah mati telah hidup kembali – karena apa yang dinyatakan tentang Yesus sebagai manusia di dalam kemanusiaan-Nya sungguh-sungguh dinyatakan tentang pribadi Allah Putra, walaupun hal itu tidak dinyatakan tentang kodrat ilahi-Nya.
Memang, jika apa yang dinyatakan tentang kemanusiaan Yesus tidak dinyatakan tentang Pribadi Ilahi-Nya maka anda tidak akan pernah dapat menyembah manusia Kristus Yesus. Hal itu disebabkan oleh karena daging dan darah Yesus diciptakan. Daging dan darah Yesus tidaklah ada dari segala keabadian.
Tidak seperti kodrat ilahi Yesus yang tidak diciptakan yang telah selalu ada, kodrat manusiawi-Nya diciptakan di dalam waktu, dan diambil oleh sang Sabda sewaktu Ia menjadi manusia di dalam rahim Perawan Maria.
Walaupun daging dan darah Yesus bukanlah bagian dari kodrat ilahi-Nya dan tidak telah selalu ada, orang-orang Kristen yang sejati menyembah Yesus di dalam daging karena Putra Allah sungguh-sungguh telah menjadi manusia, dan adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat.
Maka, Anderson dan para bidah lainnya sama sekali salah menangkap inti hal ini dan mengekspos betapa sesatnya posisi mereka sewaktu mereka menyatakan bahwa mustahil bahwa Maria adalah Bunda Allah karena Yesus telah ada sebelum Maria dan menciptakan Maria.
[Anderson:] Karena Yesus, sebagai Allah, sudah ada sebelum Maria dilahirkan…
Ya, Putra Allah, Tuhan Yesus Kristus, sang Sabda yang abadi , telah ada sebelum segala keabadian di dalam kodrat ilahi-Nya dan sebagai satu Pribadi Ilahi, pribadi kedua dari Allah Tritunggal Mahakudus.
Yesus menciptakan segala sesuatu, termasuk Maria. Maria tidak memperanakkan atau melahirkan kodrat ilahi Yesus, dan untuk menyatakan bahwa Maria melakukannya akan merupakan bidah – sama seperti akan merupakan bidah untuk percaya bahwa Allah telah mati di dalam kodrat ilahi-Nya.
Tetapi, fakta tersebut – seperti yang diketahui oleh orang-orang yang mengerti iman Kristiani dan percaya akan Yesus – sama sekali tidak menentang kenyataan bahwa Maria adalah Bunda Allah. Sebab seperti yang kita telah lihat, Putra Allah yang telah ada sejak segala keabadian juga telah menjadi manusia di dalam waktu dan kodrat manusiawi yang diambil-Nya adalah milik-Nya sendiri.
Dan apa yang dinyatakan tentang daging, darah, dan kemanusiaan Yesus Kristus, termasuk kejadian-kejadian di mana Ia telah mati, dan telah dikandung di dalam Maria dan dilahirkan darinya, dinyatakan tentang Allah Putra. Karena Ia, Yesus Kristus, adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat.
Maka, Maria yang melahirkan Allah Putra di dalam kemanusiaan Allah Putra, adalah Bunda Allah – layaknya Yang Awal dan Yang Akhir, yang hanya mati di dalam kemanusiaan-Nya, telah mati. Itulah apa yang tidak dimengerti dan tidak dipercayai oleh para bidah seperti Anderson, karena mereka bukan orang Kristen.
Dan mari kita perjelas: semua orang yang menyangkal fakta bahwa Maria adalah Bunda Allah menolak Yesus Kristus. Mereka menyangkal bahwa Maria adalah Bunda Allah persisnya karena mereka melawan dan menolak kebenaran akan Yesus.
Di samping itu, untuk mendukung bidah mereka, para bidah seperti Anderson terkadang mencoba untuk mereferensikan Ibrani 7:3. Ayat ini merujuk kepada Melkisedek sebagai tanpa ayah, tanpa ibu, dan dijadikan seperti atau serupa dengan Putra Allah.
Pertama, Anderson mengutip Ibrani sepenuhnya secara salah. Ayat itu tidak berkata bahwa Yesus Kristus tidak memiliki ayah, tidak memiliki ibu. Itu adalah suatu pernyataan tentang Melkisedek, dan bukan Yesus.
Jadi, Anderson telah memberikan gambaran yang salah tentang ajaran Kitab Ibrani. Beberapa orang seperti Anderson percaya bahwa Melkisedek, yakni orang pertama di dalam Kitab Suci yang disebut seorang imam, bukan hanya suatu tipe dari Yesus, melainkan, penampakan Yesus pra-Penjelmaan di dalam Perjanjian Lama. Pandangan itu tidak benar. Melkisedek bukanlah Yesus, melainkan suatu tipe dari Yesus.
Fakta bahwa Melkisedek bukanlah Yesus adalah alasan bahwa Melkisedek dibedakan dari Tuhan Yesus Kristus di dalam berbagai ayat, seperti di dalam Mazmur 110, suatu Mazmur tentang sang Mesias.
Di dalam Mazmur ini, Tuhan Yesus disapa sebagai engkau di dalam kata ganti orang kedua, sedangkan Melkisedek disebutkan sebagai orang ketiga. Mereka bukanlah orang yang sama. Pernyataan bahwa Melkisedek tidak memiliki ayah, tidak memiliki ibu di dalam Ibrani 7:3 menunjukkan bahwa silsilah Melkisedek tidak dicatat ataupun diketahui. Konteks dari Ibrani 7 berkenaan tentang sifat dan kualifikasi imamat.
Tiadanya silsilah Melkisedek membedakan imamatnya dari imamat Harun, yang berhubungan dengan silsilah.
Pernyataan bahwa Melkisedek tidak memiliki permulaan waktu atau akhir kehidupan menunjukkan bahwa tidak seperti para imam dari Kitab Imamat, yang hanya dapat melayani untuk suatu kurun waktu tertentu, imamat Melkisedek tidak terbatas kepada suatu kurun waktu. Imamat Melkisedek berbeda dari, dan lebih tinggi derajatnya dari imamat dari Kitab Imamat layaknya imamat Kristus, yang adalah imam yang kekal menurut peraturan Melkisedek. Jadi, Melkisedek bukanlah Yesus, tetapi ia dan imamatnya adalah suatu tipe dari Yesus. Itulah mengapa Melkisedek dideskripsikan sebagai serupa atau seperti Putra Allah. Melkisedek adalah tipe dari Yesus di dalam berbagai cara, dan tidak diidentifikasikan sebagai Putra Allah.
Tetapi bahkan jika seseorang percaya akan pandangan yang salah bahwa Melkisedek adalah suatu penampakan pra-Penjelmaan dari Putra Allah di dalam Perjanjian Lama, hal itu tidak menentang fakta bahwa Maria adalah Bunda Allah, karena Putra Allah belum mengambil daging dari Maria pada masa Melkisedek. Maria menjadi Bunda Allah pada waktu Putra Allah dikandung dan menjadi daging di dalam rahimnya.
Maka, argumen yang dikemukakan oleh para bidah tentang masalah ini sama sekali tidak berbobot. Di samping itu, untuk menunjukkan betapa argumen itu menyesatkan, pertimbangkanlah bahwa sang Putra Allah yang Abadi pastinya memiliki Bapa yang abadi. Putra Allah tidaklah tanpa bapa di dalam kodrat ilahi-Nya.
Juga, Putra Allah setelah Penjelmaan, pastinya memiliki silsilah manusia. Matius 1:1
Untuk menyangkal bahwa silsilah Yesus Kristus adalah silsilah manusiawi dari Putra Allah sederhananya adalah untuk menyangkal bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah.
Hal itu sama dengan percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu pribadi, dan bahwa Putra Allah adalah suatu pribadi yang lain. Itu adalah bidah dan penghujatan – tetapi itu adalah hasil dari penyangkalan bahwa Maria adalah Bunda Allah.
Seperti yang dinyatakan secara benar oleh Santo Petrus, Yesus Kristus dan Putra Allah adalah pribadi yang sama: “Engkaulah Mesias, Putra Allah yang hidup.”
Itulah mengapa Maria, yang dideskripsikan sebagai “-Nya” – yakni, bunda Yesus Kristus – di dalam Matius 1:18 benar-benar adalah Bunda Allah.
Jadi, mereka tidak dapat berargumen bahwa semua kata-kata ini: tanpa ayah… tanpa ibu… tanpa silsilah, yang dituliskan tentang Melkisedek – berlaku kepada kodrat ilahi dari Putra, sebab Putra memiliki bapa di dalam kodrat ilahi-Nya.
Dan mereka tidak dapat berargumen bahwa semua kata-kata ini berlaku kepada kodrat manusiawi dari Putra setelah Penjelmaan, sebab Ia memiliki sebuah silsilah dan tentunya, seorang ibu, di dalam kodrat manusiawi-Nya.
Tetapi, argumen mereka mengharuskan mereka untuk percaya bahwa semua kata-kata ini merujuk kepada kategori yang sama dan tidak berpindah bolak-balik dari kategori yang satu dan yang lain. Maka, untuk membuat argumen mereka, mereka hanya dapat menyatakan bahwa tanpa ayah, tanpa ibu, tanpa silsilah, yang ditulis tentang Melkisedek, jika diberlakukan kepada Putra, berarti bahwa Putra itu tidak memiliki bunda manusiawi, tanpa silsilah manusiawi sebelum Penjelmaan.
Dan hal itu tentunya sama sekali tidak membuktikan suatu hal apa pun bagi mereka karena Maria belum menjadi Bunda Allah sampai terjadinya Penjelmaan, sewaktu Sabda menjadi daging di dalam rahimnya. Maka, semua variasi dari argumen ini sama sekali menyesatkan dan keliru. Hal itu disebabkan oleh karena ayat tentang Melkisedek sama sekali tidak mengajarkan atau mendukung apa yang mereka kira ajarakan atau dukung.
Anderson juga berargumentasi bahwa Matius 22 membuktikan bahwa Maria tidak mungkin adalah Bunda Allah, karena ayat ini dianggap mengajarkan bahwa Kristus bukanlah Putra Daud.
Anderson berpikir bahwa Yesus mengajarkan bahwa Kristus, sang Mesias yang adalah Tuhan, tidak mungkin adalah anak Daud, karena jika Ia adalah anak Daud, maka Daud tidak dapat menyebut-Nya Tuan. Argumen Anderson tentang hal ini mengekspos bahwa ia sama butanya kepada kenyataan tentang Yesus Kristus dengan orang-orang Farisi yang menolak Yesus.
Anderson telah sepenuhnya gagal untuk mengerti ayat ini. Apa yang Yesus lakukan adalah membingungkan orang-orang Farisi dengan bertanya kepada mereka tentang misteri Sabda yang menjadi daging, misteri manusia Allah.
Orang-orang Farisi tidak tahu atau tidak mengerti misteri ini, tidak seperti Yesus. Yesus tahu bahwa Ia, yakni Kristus, yang sekaligus adalah Allah sejati dan manusia sejati, telah ada sebelum Daud dan menciptakan Daud – tetapi Ia juga adalah keturunan Daud sebagai manusia. Itulah bagaimana Kristus dapat sekaligus menjadi Tuan Daud dan anak Daud, atau keturunannya.
Maka, Yesus membingungkan orang-orang Farisi dengan menanyai mereka tentang misteri manusia Allah, yang adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat – suatu misteri yang diajarkan di dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama, tetapi yang tidak diketahui ataupun dimengerti oleh para Farisi. Yesus sama sekali tidak menyangkal bahwa Kristus Tuhan, adalah seorang putra atau keturunan Daud seperti yang disiratkan secara salah oleh Anderson, bidah yang buta itu. Kenyataan bahwa Maria adalah Bunda Allah adalah mengapa kita membaca hal berikut di dalam Lukas 1:43:
Kitab Suci mengajarkan bahwa Maria adalah Bunda Tuhan. Tuhan yang disebutkan di dalam konteks ini adalah Allah. Lukas 1 menggunakan istilah Tuhan 17 kali, dan semuanya merujuk kepada Allah. Memang, suatu bukti lain bahwa Tuhan yang disebutkan di dalam Lukas 1:43 adalah Allah, ditemukan di dalam paralel antara Lukas 1 dan 2 Samuel 6.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Baru di samping juga adalah Bunda Allah.
Tabut Perjanjian Lama adalah Peti Suci yang disertai dengan kehadiran rohani Allah, awan kemuliaan-Nya. Tabut itu mengandung loh-loh batu suci yang bertuliskan sabda Allah, serta manna dari padang gurun, dan juga tongkat Harun yang melambangkan imamat agung yang sejati.
Nah, Maria mengandung Yesus Kristus.
Manna sejati dari Surga, Yohanes 6:45-51 – dan imam agung sejati, Ibrani 3:1
Tabut Perjanjian Lama adalah suatu tipe dari Perawan Maria, sama seperti apa yang dikandungnya adalah suatu tipe dari Yesus Kristus.
Hal itu disebabkan oleh karena Maria adalah Tabut Perjanjian Baru. Pertimbangkanlah paralel yang mengejutkan antara bagaimana 2 Samuel 6 mendeskripsikan tabut Perjanjian Lama dan bagaimana Lukas bab 1 mendeskripsikan Maria.
Di dalam 2 Samuel 6:9:
Di dalam Lukas 1:43, Elisabet berkata sehubungan dengan Maria:
Pernyataan-pernyataan itu adalah paralel karena Kitab Suci mengidentifikasikan Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru. Di samping itu, di dalam 2 Samuel 6:9, Tuhan yang disebutkan adalah, tentunya, Allah. Demikian pula, di dalam Lukas 1:43, Tuhan yang disebutkan - sewaktu ayat itu berkata, ibu Tuhanku – adalah Allah Putra. Maria adalah Bunda Allah. Tetapi paralel antara Tabut Perjanjian Lama dan Maria terus berlanjut.
Di dalam 2 Samuel 6:16, kita membaca bahwa Daud meloncat di hadapan Tabut Perjanjian.
Di dalam Lukas 1:41-44, kita membaca bahwa sang bayi melonjak saat Maria hadir.
Di dalam 2 Samuel 6:11, kita membaca bahwa Tabut Perjanjian tinggal bersama Obed-Edom selama tiga bulan.
Di dalam Lukas 1:56, kita membaca bahwa Maria tinggal bersama Elisabet selama kira-kira tiga bulan.
Dan masih ada lagi. Di Wahyu 11:19, kita membaca bahwa Tabut Perjanjian Allah terlihat dan pada ayat yang berikutnya, Wahyu 12:1, kita membaca suatu gambaran tentang seorang wanita.
Kepastian alkitabiah bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Baru juga ditegaskan oleh paralel antara Keluaran 40:35 dan Lukas 1:35. Kehadiran Allah menaungi Tabut Perjanjian Lama, sama seperti Yang Mahatinggi akan menaungi Maria.
Kata dalam bahasa Yunani episkiadzo digunakan di kedua ayat – yakni, di dalam versi bahasa Yunani dari Lukas 1:35 dan di dalam terjemahan berbahasa Yunani dari Keluaran 40:35, yaitu Septuaginta – untuk menggambarkan bagaimana Allah turun ke atas masing-masing Tabut Perjanjian.
Di samping fakta bahwa Maria adalah Bunda Allah, Maria adalah Tabut Perjanjian Baru. Sama sekali tidak ada keraguan untuk hal ini. Fakta bahwa Maria yang mengandung Allah sendiri adalah Tabut Perjanjian Baru telah diakui oleh banyak Bapa-Bapa Gereja, termasuk St. Atanasius, seorang individu yang diklaim diakui oleh banyak orang Protestan sebagai seorang Kristen awal yang penting.
Fakta bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Baru mengisahkan banyak hal tentang dirinya. Tabut Perjanjian Lama adalah hal yang tersuci di Dunia di samping Allah sendiri. Kita membaca di 2 Samuel 6 bahwa Allah membunuh Uza karena ia menyentuh Tabut tersebut.
Tentang peristiwa ini, R.C. Sproul, seorang Protestan, berkata:
Komentar Sproul menggambarkan dengan sangat baik mengapa Maria, dari mana Putra Allah mengambil kemanusiaan-Nya, harus dilindungi dari segala noda dosa asal.
Sama seperti Tabut Perjanjian Lama yang dibuat suci dan dibuat dari emas yang termurni, Maria, Tabut Perjanjian Baru, dikaruniai oleh Allah untuk tujuan dan peranannya yang unik, di mana ia diciptakan dalam keadaan tanpa dosa dan sempurna. Video kami Maria Tanpa Dosa, Dokumenter Kitab Suci membahas lebih banyak tentang hal itu.
Tabut Perjanjian Lama juga memiliki kekuatan yang besar terhadap Iblis dan segala musuh Allah sewaktu Tabut itu menolong umat Allah, seperti juga Maria.
Di dalam Yesaya 7:14, kita membaca:
Kitab Suci mengajarkan bahwa Maria adalah Bunda dari Imanuel, Allah beserta kita.
Lukas 1:31-32 mengajarkan bahwa putra Maria adalah anak Allah Yang Mahatinggi.
Segala hal ini harusnya jelas sudah, tetapi pertimbangkanlah pula Galatia 4:4: “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Putra-Nya, yang lahir dari seorang wanita.”
Perhatikan, untuk merujuk kepada Putra Allah, Galatia 4:4 mengajarkan bahwa Ia lahir dari wanita. Nah, seperti yang telah kita diskusikan, kodrat ilahi Yesus Kristus tidaklah berasal dari Maria. Yesus Kristus hanya terlahir dari seorang wanita di dalam kemanusiaan-Nya, tetapi Galatia 4:4 menyatakan bahwa sang Putra lahir dari wanita, karena apa yang dinyatakan tentang kemanusiaan Yesus dinyatakan tentang pribadi Allah Putra, sebab Ia adalah satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat.
Maka, Kitab Suci mengajarkan secara langsung bahwa sang Putra lahir dari Maria, yang, tentunya, membuat Maria sebagai Bunda Allah. Orang-orang yang menyangkalnya menolak Kitab Suci dan adalah bidah.
Iman Kristiani mengakui dan mengajarkan bahwa Putra Allah memiliki dua kelahiran. Putra Allah dilahirkan dari segala keabadian di dalam kodrat ilahi-Nya dari Bapa. Perhatikan baik-baik bahwa Putra tidak diciptakan oleh Bapa. Putra itu abadi – tetapi Ia dilahirkan dari Bapa dari segala keabadian. Itulah bagian dari misteri Allah Tritunggal.
Harus dicatat pula bahwa hanya terdapat satu kodrat ilahi, satu esensi ilahi, satu hakikat ilahi. Itulah mengapa hanya ada satu Allah. Ketiga pribadi dari Allah Tritunggal hanya memiliki satu kodrat ilahi yang esa dan yang sama, oleh karena itu Allah yang Mahaesa adalah Allah Tritunggal, dan masing-masing pribadi-Nya adalah Allah. Tetapi hanya ada satu Allah.
Putra Allah dilahirkan dari Bapa dari segala keabadian. Dan Roh Kudus secara abadi berasal dari Bapa dan Putra.
Putra adalah Putra dan Bapa adalah Bapa, persisnya karena Putra berasal dari Bapa dari segala keabadian di dalam kodrat ilahi-Nya.
Tetapi, Putra Allah memiliki suatu kelahiran lain – yakni, di dalam waktu, di dalam kemanusiaan-Nya – dari Maria. Karena apa yang dinyatakan tentang kemanusiaan Putra sungguh-sungguh dinyatakan tentang pribadi-Nya, Maria adalah Bunda Allah dan orang-orang yang menyangkal kenyataan ini bukan orang Kristen.
Seperti yang dinyatakan secara benar oleh Konsili Kalsedon:
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...