^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Beata Margaret Clitherow, Martir dari Inggris yang ditindih sampai mati
“Reformasi, bagaikan suatu wabah yang mematikan, meliputi negara, dan agama Reformed begitu menjijikkan bagi rakyat Inggris sehingga dari berbagai penjuru, mereka berjuang atau mati demi iman yang kuno. Devonshire dan Norfolk; Lincolnshire, Lancashire, Yorkshire, dan seluruh Inggris utara mengangkat senjata dan tidak hendak tunduk kepada perampokan biara-biara dan penolakan terhadap Supremasi Kepausan…[1]
Sketsa kita tidak akan tuntas jika tidak memuat suatu rujukan pun kepada Beata Margareta Clitheroe, yang, karena ia telah memberikan suaka dan merawat para imam Yesuit dan para imam seminaris, wanita yang amat pemberani ini dimartirkan di York di bawah keadaan-keadaan yang brutal yang begitu mengerikan.[2]
Sang martir, setelah mendengar hukumannya, setelah banyak berdoa dan berpuasa, bersiap untuk mati, karena ia masih takut bahwa ia tidak pantas menderita kematian semacam itu untuk Allahnya. Pada saat itu, ia mengirimkan kata-kata kepada Bapa spiritualnya, menghendakinya untuk berdoa dengan tulus untuk dirinya, sebab bagi dirinya, itu adalah suatu salib yang paling berat yang pernah dipikulnya, dan ia takut bahwa ia akan lolos dari kematian.
Hari kedua setelah hukumannya diumumkan, datanglah Bunney, seorang pelayan Protestan yang terkenal keburukannya, Pease dan Cotterill, pada bidah yang angkuh bersama yang lainnya, dan berkata:[4]
Pease berkata:
Pada hari ketiga, datanglah Wiggington, sang Puritan…
Wiggington berkata:
Pada hari Sabtu yang mendatang, kembalilah Bunney, dan ia mulai membujuknya dengan adil dan sopan, dan berkata demikan pada permulaannya:
Sang martir ingin agar Bunney diam:
Sekitar hari Senin, Wiggington kembali datang dan ia berkata:
…Saat sang martir datang ke tempat itu [tempat hukuman matinya], ia berlutut dan berdoa sendiri. Para algojonya bertanya apabila ia ingin berdoa bersama mereka, dan mereka ingin berdoa bersamanya. Sang martir menolak dan berkata, ‘Saya tidak akan berdoa bersama kalian, dan kalian tidak akan berdoa bersama saya; tidak pun saya akan berkata Amin kepada doa-doa kalian, dan tidak pun kalian akan mengatakannya kepada doa-doa saya.’ Mereka lalu memintanya untuk berdoa untuk Sri Ratu. Sang martir berdoa dengan urutan demikian. Pertama-tama… ia berdoa untuk Gereja Katolik, lalu untuk Kesucian Sri Paus, para Kardinal, dan para Romo yang lain yang bertanggung jawab atas jiwa-jiwa, dan lalu untuk segenap Pangeran Kristiani. Pada saat ia mengucapkan kata-kata tersebut, para algojonya menyelanya, dan menyuruhnya agar tidak mengikutsertakan Sri Ratu di antara nama orang-orang tersebut; tetapi sang martir lalu berkata demikian, ‘dan terutama untuk Elizabeth, Ratu Inggris, agar Allah membawanya kepada iman Katolik, dan agar setelah kehidupan yang fana ini, ia dapat menerima sukacita Surga yang terberkati. Sebab saya mengharapkan kebaikan yang sama besarnya,’ ujarnya, ‘bagi jiwa Sri Ratu dengan jiwa saya sendiri.’[12]
Sesuai dengan keputusan yang diberikan kepadanya... tangan dan kakinya diikat, badannya dibentangkan, sebuah batu rijang yang besar yang memiliki ujung-ujung yang runcing ditempatkan di bawah pertengahan punggungnya. Di atas dadanya diletakkan sebuah pintu yang berat yang terbuat dari kayu ek, dan selama seperempat jam, banyak bebatuan berat ditumpukkan di atasnya. Pemandangan yang mengerikan itu berlangsung sampai sebuah batu yang lebih berat diletakkan di atas bebatuan yang lain, dan doa yang terus menerus: ‘Ya Yesus, Yesus yang baik, kasihanilah aku!’ telah berhenti sekali untuk selamanya, dan jiwa yang lelah itu, yang remuk dari badannya yang terkoyakkan, telah pergi meninggalkannya, dan kesetiaan sampai akhir hayat dipahalai dengan mahkota kehidupan dan kehadiran senantiasa dari ‘Yesus yang baik’ yang telah menopangnya di dalam cobaannya yang menyiksa, yang lalu membawanya kepada diri-Nya.
Kekaguman yang tak terungkapkan memasuki diri kami sewaktu kami melihat wanita yang lembut, yang tak berdaya itu, mengakui, di hadirat musuh-musuh dari gereja kuno, imannya di dalam syahadatnya, dan kehendaknya untuk mati untuk demi iman yang sama; dan sewaktu kami membayangkan keteguhannya dan kejayaannya yang mulia, kidung Te Deum berkumandang secara spontan dari bibir kami dalam syukur kepada Allah yang Mahakuasa, karena Ia mengizinkan kami untuk berbagi iman suci yang sama yang telah menuntunnya sehingga ia memandang mahkota kemartiran sebagai persembahan yang paling berharga untuk dihaturkan di kaki Tuhan kita.”[13]
Catatan kaki:
[1] The Catholic World [Dunia Katolik], Vol. LXIII, New York, The Office of the Catholic World, 1896, hal. 736.
[2] Ibid, p. 738.
[3] The Troubles of Our Catholic Forefathers Related by Themselves [Masalah-Masalah Para Bapa Leluhur Katolik Kita Diceritakan oleh Diri Mereka Sendiri], Edisi III, Disunting oleh John Morris, Imam dari Serikat Yesuit, London : Burns and Oates, 1877, hal. 417.
[4] Ibid, hal. 420.
[5] Ibid, hal. 421.
[6] Ibid, hal. 422.
[7] Ibid, hal. 422-423.
[8] Ibid, hal. 423.
[9] Ibid, hal. 423-424.
[10] Ibid, hal. 424.
[11] Ibid, hal. 425.
[12] Ibid, hal. 430-431.
[13] The Catholic World [Dunia Katolik], hal. 738-739.
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 3 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 3 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 4 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...