Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
St. Petrus Kanisius (Abad XVI), tentang dosa sodomi: “Dosa yang tercela dan keji ini dikutuk di dalam surat-surat dari Santo Petrus dan Santo Paulus; dan di samping itu, dosa ini dikutuk oleh kodrat. Kitab Suci menyatakan kepada kita ... tentang betapa besarnya kejahatan ini … dosa yang mengerikan ini … Jika orang sampai dengan malang melakukannya, bumi sendiri akan menjadi najis, murka ilahi akan meletus setinggi-tingginya terhadap orang itu ....” (Summa Doctrinae Christianae)
Yohanes 20:22-23 – “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.’”
“Santo Fransiskus de Borgia berkata: bahwa barang siapa hendak menyerahkan diri kepada Allah harus menginjak-injak di bawah kakinya perkataan yang terkutuk ini: apa yang akan orang katakan? Mengapa kita tidak pernah bertanya kepada diri kita sendiri apa yang akan Yesus Kristus katakan, apa yang akan Bunda Maria katakan?” (St. Alfonsus Liguori)
Hermas, 140 M: " … sebelum seorang manusia menyandang nama Putra Allah, ia mati. Tetapi setelah ia menerima meterai itu, ia menanggalkan kematian dan menerima kehidupan. Oleh karena itu, meterai itu adalah air. Sewaktu mereka turun ke dalam air, mereka mati, dan sewaktu mereka keluar dari dalam air, mereka hidup.”
“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: ‘Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.’ Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.” (Kejadian 6:5-8)
2 Korintus 4:3-4 – “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.”
St. Robertus Bellarminus, 1616: “Derita ada ditemukan di mana-mana, bisa dijumpai di mana-mana, di rumah, pada perjalanan, di forum … sebab di segala tempat, orang fasik menindas orang baik.” (De Aeterna felicitate sanctorum)
Paus St. Gregorius VII: “Hendaknya benak anda setiap harinya merenungkan wejangan-wejangan Kitab Suci, yang olehnya pernyataan-pernyataan kaum bidah terbantahkan dan iman Gereja Kudus dibela melawan para anggota Iblis yang sedang mencoba menggulingkan agama Kristiani dengan berbagai macam alat mereka.” (Kepada Para Klerus, Biarawan dan Umat Awam Vallombrosa)
Paus St. Gregorius VII: “Kitab ilahi bersaksi bahwa hukuman sepadan patut diperoleh mereka yang berbuat jahat serta mereka yang menyetujuinya [Roma 1:32].” (Kepada Para Klerus dan Umat Awam Jerman, 1075)
St. Efrem (350): “ … kita diurapi dalam Pembaptisan, yang membuat kita menyandang meterai-Nya.”
“Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal ....” (Yohanes 6:27)
St. Robertus Bellarminus, 1616: “Iman Kristiani mengajukan banyak hal yang harus dipercayai, hal-hal yang begitu melampaui segala pemahaman sehingga amat sulit bagi kita untuk menyetujui hal-hal tersebut; namun demikian kita diperintahkan supaya percaya akan hal-hal itu dengan sedemikian teguhnya sehingga hendaknya kita siap (jika diperlukan) untuk mati seribu kali daripada menyangkal satu pasal iman.” (De Aeterna felicitate sanctorum)
St. Basilius Agung (360): “Banyak waktu telah saya habiskan dengan sia-sia belaka, dan hampir seluruh masa muda telah saya habiskan untuk beroleh macam hikmat yang dijadikan bodoh oleh Allah. Lalu, seketika, bagaikan orang terbangun dari tidur nyenyak, mata saya beralih pada terang kebenaran Injil yang mengagumkan, dan saya lihat tiada bergunanya ‘hikmat … para penguasa zaman ini, yang akan ditiadakan’ (1 Kor. 2:6). Dengan air mata bercucuran, saya tangisi hidup saya yang celaka dan saya berdoa agar dapat beroleh bimbingan sehingga diri saya diterima dalam doktrin-doktrin agama sejati.”
“Lalu Musa berkata kepada Allah: ‘Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? – apakah yang harus kujawab kepada mereka? Firman Allah kepada Musa: ‘AKU ADALAH AKU.’ Lagi firman-Nya: ‘Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.’” (Keluaran 3:13-14)
Wahyu 3:20 – “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
Mazmur 139:4 - “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan.”
Paus Leo XIII: “Tiada tanggung jawab yang lebih ditekankan secara mendesak oleh Kristus dan para Rasul-Nya, baik melalui prinsip maupun teladan daripada tanggung jawab untuk berdoa dan memohon kepada Yang Mahakuasa. Para Bapa dan Doktor di kemudian hari telah mengajarkan bahwa perkara ini menyangkut kebutuhan yang sedemikian besarnya, sehingga jika manusia lalai untuk melaksanakannya, sia-sia mereka mengharapkan kehidupan kekal. Setiap orang yang berdoa menemukan pintu yang terbuka … mintalah, carilah, ketuklah (Mt. 7:7).” (Fidentem piumque animum #2)
Paus Pius XI (1937): “Tiada yang dapat membutakan orang terhadap harta yang ditimbun dalam Perjanjian Lama, selain ketidaktahuan dan kecongkakan.” (Mit brennender sorge #15)
St. Petrus Kanisius (abad ke-16): “Mengejutkan adanya bahwa orang Kristen tidak merasa luar biasa malu, mereka yang mencemari diri mereka sendiri dengan hawa nafsu yang kotor di hadapan Allah dan para malaikat-Nya, meskipun mereka telah mengonsekrasikan badan dan anggota mereka dalam Pembaptisan sebagai bait yang murni bagi Roh Kudus, dan bagi Kristus Tuhan kita.”
“Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak! Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan ....” (Yesaya 46:8-10)
^