Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Klemens dari Roma (sekitar tahun 150): “Dan ketahuilah, saudara-saudara, bahwa kita singgah di dunia ini di dalam daging hanya dalam waktu yang singkat dan pendek; tetapi janji Kristus agung dan mengagumkan adanya, dan membawakan kita istirahat di dalam kerajaan yang akan datang dan dalam kehidupan kekal. Jika, oleh karena itu, kita melakukan kehendak Kristus, kita akan memperoleh istirahat; tetapi jika kita tidak melakukannya, jika kita mengabaikan perintah-perintah-Nya, tiada sesuatu pun yang akan menyelamatkan kita dari hukuman abadi.”
St. Ambrosius (389): “Bahkan para bidah tampak memiliki Kristus, sebab tidak seorang pun dari mereka menyangkal nama Kristus; bagaimanapun, barangsiapa tidak mengakui segala sesuatu yang berkenaan dengan Kristus kenyataannya memang menyangkal Kristus.”
St. Yohanes Vianney (sekitar tahun 1845): “Mabuk-mabukan adalah suatu dosa yang besar. Orang yang biasa mabuk-mabukan sulit untuk bertobat … Kemungkinan karena dosa itu begitu merajalela, terlalu besar adanya toleransi untuk kejahatan ini.”
Paus Pius XII (1943): “ … Perjanjian Baru mengambil alih Hukum Lama yang telah dihapuskan … Yesus telah membuat batal Hukum Lama dengan segala perintah dan ketentuan-ketentuannya … Sedemikian rupa, oleh karena itu … terlaksana suatu perpindahan dari Hukum Lama kepada Injil, dari Sinagoga kepada Gereja, dari banyak kurban kepada satu Kurban, sehingga, sewaktu Tuhan kita wafat, tabir mistis yang menyembunyikan dari pandangan bagian terdalam dari bait dan rahasianya yang kudus telah terkoyakkan dengan dahsyat dari atas ke bawah.’ Di Salib, oleh karena itu, Hukum Lama telah mati ....”
St. Alfonsus (1760): “Bunda Allah sendiri berkata kepada St. Matilda, bahwa seseorang tidak dapat memberi salam kepadanya dengan lebih baik daripada dengan ‘Salam Maria’. Barangsiapa memberi salam kepada Maria juga akan diberi salam olehnya. St. Bernardus sendiri mendengar dari telinganya pada suatu kali salam dari sebuah patung sang Perawan, yang berkata kepadanya, Salam ya Bernardus.”
St. Agustinus, 391: “Sewaktu kita akan telah datang ke hadapan-Nya [Allah], kita akan melihat kesetaraan dari keadilan Allah. Pada saat itulah tidak seorang pun akan berkata: … ‘Mengapa orang ini dituntun oleh Allah untuk dibaptis sedangkan orang itu, walaupun ia hidup dengan baik sebagai katekumen terbunuh di dalam suatu bencana yang tiba-tiba, dan tidak dibaptis?’ Jika anda mencari pahala, anda tidak akan mendapatkan sesuatu pun selain hukuman.”
St. Louis De Montfort (1706) : “ ... setelah membaca hampir semua buku yang saya akui membahas devosi kepada Bunda Maria, dan setelah bercakap-cakap secara akrab dengan orang-orang yang terbaik dan terbijak … saya tidak pernah mengetahui atau mendengar suatu praktik devosi pun kepadanya yang setara dengan praktik devosi yang sekarang saya hendak dedahkan ….” (Devosi Sejati kepada Maria #118)
Paus Leo XIII (1895): “ … akan menjadi suatu kesalahan yang amat besar untuk menarik kesimpulan bahwa di Amerikalah tipe dari status yang paling didambakan untuk Gereja harus dicari, atau bahwa akan menjadi suatu hal yang secara universal sah atau bijak bagi Negara dan Gereja untuk, seperti di Amerika, dipisahkan dan diceraikan.” (Longinqua #6)
“Dan Tuhan tampak kepada Salomo dalam suatu mimpi di malam hari, dan berkata: Mintalah apa yang kauinginkan agar Aku berikan. Dan Salomo berkata: ... Berikanlah maka dari itu kepada hamba-Mu hati yang bijaksana, untuk mengadili umat-umat-Mu, dan untuk membedakan yang baik dan yang jahat ... Dan Tuhan berkata kepada Salomo: Karena engkau telah meminta hal ini, dan tidak meminta untuk dirimu sendiri kehidupan yang panjang atau kekayaan, ataupun hidup dari musuh-musuhmu, tetapi engkau telah meminta untuk dirimu sendiri kebijaksanaan untuk melaksanakan penghakiman, lihatlah Aku telah melakukan kepadamu sesuai dengan perkataanmu, dan telah memberikan kepadamu hati yang bijaksana dan pengertian, sedemikian rupa sehingga tiada seorang pun yang seperti engkau sebelum dirimu, tidak pun akan ada orang yang seperti engkau setelah dirimu. Dan hal-hal yang tidak kaupintakan, Aku telah berikan kepadamu ....” (3 Raja-Raja 3)
Paus Pius X (1910): “Adalah suatu fakta yang pasti dan yang telah terbukti secara baik bahwa tiada suatu kejahatan pun yang sedemikian parahnya menghina Allah dan menggelegakkan murka-Nya yang terbesar selain kejahatan bidah.” (Editae Saepe # 43)
Romo Martin Von Cochem (1900): “[Orang-Orang Terkutuk pada Hari Penghakiman] – Sebab semua umat manusia yang berjuta-juta jumlahnya ini akan menuangkan dukacita dan kegelisahan mereka yang amat besar di dalam ratapan-ratapan yang menyedihkan. Saat mereka menantikan kedatangan sang Hakim tertinggi, mereka berdiri bersama, terpisah dari orang-orang bajik, penuh dengan kebingungan terhadap kehinaan diri mereka sendiri, dan terutama atas keberdosaan diri mereka sendiri, yang sekarang terlihat jelas oleh semua orang.” (Keempat Hal Terakhir, hal. 55)
Paus Pelagius II (585): “Bagaimanapun, jika seorang pun mengusulkan atau percaya akan atau dengan gegabah mengajarkan hal yang bertentangan terhadap iman ini, hendaknya ia mengetahui bahwa ia dikutuk dan juga dianatemakan seturut opini dari para Bapa yang sama.” (Quod ad dilectionem, Denz. 246)
Romo Martin Von Cochem (1900): “Telah menjadi suatu hal yang jelas bahwa orang-orang yang terkutuk akan kelak dicampakkan, tubuh dan jiwa mereka, ke dalam perapian Neraka yang besar dan mengerikan, ke dalam danau api raksasa, di mana mereka akan dikelilingi oleh lidah-lidah api. Akan ada api di bawah diri mereka, api di atas diri mereka, api di sekeliling mereka. Setiap napas akan menjadi napas yang membakar dari sebuah perapian. Lidah-lidah api Neraka ini akan memasuki segenap anggota tubuh mereka, sehingga tidak akan ada suatu anggota tubuh pun, yang di dalam ataupun di luar, yang tidak diresapi api.” (Keempat Hal Terakhir, hal. 120)
“Aku Tuhan, Akulah yang awal dan yang akhir.” (Yesaya 41:4)
St. Yohanes Krisostomus (sekitar tahun 380): “Doa adalah sumber, akar, dan ibunda dari hal-hal yang baik yang tidak terhitung jumlahnya. Kuasa doa memadamkan kekuatan api, mengekang singa-singa yang mengamuk, menghentikan peperangan dan pertikaian, bertahan melawan badai, meloloskan [seseorang] dari iblis, membuka pintu Surga, memutuskan ikatan maut, menyembuhkan penyakit, mencegah luka-luka, dan menguatkan kota-kota yang runtuh.” (Hom. 15)
St. Agustinus: “Dosa adalah segala sesuatu yang diucapkan, dikatakan atau dikehendaki, yang berlawanan dengan hukum Allah.”
^