Extra Ecclesiam nulla salus (EENS)Sekte Vatikan IIBukti dari Kitab Suci untuk KatolisismePadre PioBeritaLangkah-Langkah untuk BerkonversiKemurtadan Besar & Gereja PalsuIsu RohaniKitab Suci & Santo-santa
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh DihadiriMartin Luther & ProtestantismeBunda Maria & Kitab SuciPenampakan FatimaRosario SuciDoa-Doa KatolikRitus Imamat BaruSakramen Pembaptisan

Kutipan Hari Ini

Kebebasan yang nyata akan tersebar di seluruh masyarakat bila mereka mengakui kuasa kerajaan Kristus


11/03/2023

Spiritualitas

St. Louis de Montfort (1710): “St. Bonaventura berkata di dalam “Buku Mazmur”-nya bahwa barang siapa mengabaikan Bunda Maria akan meninggal di dalam dosa-dosanya dan akan menjadi terkutuk. Lantas, bila hukuman untuk mengabaikan dirinya demikian adanya, akan seperti apakah hukuman yang dipersiapkan bagi mereka yang sesungguhnya membuat orang-orang berpaling dari devosi mereka?” (Rahasia Rosario)

Doktrin

Paus Pius XI, Quas Primas (#19), 11 Desember 1925: “Andaikata manusia mengakui kuasa kerajaan Kristus dalam kehidupan pribadi mereka dan di dalam kehidupan publik mereka, berkat yang besar - kebebasan yang nyata, kedisiplinan dan ketenteraman, keharmonisan dan perdamaian – secara pasti akan tersebar di seluruh masyarakat.”

Umat Katolik harus menyebarkan terang Injil kepada mereka yang berada di luar Gereja


10/03/2023

Spiritualitas

“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Matius 5:27-28)

Doktrin

Paus Leo XIII (1880): “mereka semua [serikat-serikat Gereja Katolik] memiliki tujuan yang sama, yakni, dengan menyebarkan terang Injil membawa sebanyak mungkin dari antara mereka yang berada di luar Gereja agar sampai kepada pengetahuan dan penyembahan akan Allah serta Yesus Kristus yang telah diutus-Nya.” (Sancta Dei civitas #5)

Teruslah berdoa Rosario setiap hari dalam penghormatan kepada Santa Maria Ratu Rosario


09/03/2023

Spiritualitas

Bunda Maria dari Fatima (1917): “Aku ingin kalian datang ke sini pada tanggal yang ketiga belas dari bulan berikutnya, dan terus berdoa Rosario setiap harinya dalam penghormatan kepada Santa Maria Ratu Rosario … karena ia [Santa Maria Ratu Rosario] dapat membantu kalian.” (13 Juli)

Doktrin

Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#5), 29 Juni 1896: “Maka, Gereja Kristus esa adanya dan tidak akan pernah berakhir: barang siapa memisahkan diri dari Gereja Kristus, ia meninggalkan kehendak dan perintah Yesus Kristus Tuhan kita, ia meninggalkan jalan keselamatan, dan masuk ke dalam jalan kebinasaan ... Barang siapa tidak menjaga kesatuan ini, ia tidak menjaga hukum Allah, ia tidak menjaga iman akan Bapa dan Putra, ia tidak menjaga kehidupan maupun keselamatan.”

Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang


08/03/2023

Spiritualitas

Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’ Ia menjawab, kata-Nya: ‘Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’” (Matius 13:36-42)

Doktrin

Paus Pius XI (1930): “ … [karena] manusia tidak sepenuhnya menuai buah dari Sakramen-Sakramen yang mereka terima setelah mereka dapat menggunakan akal jika mereka tidak bekerja sama dengan rahmat, sebagian besar dari rahmat perkawinan menjadi talenta yang tiada berfaedah, yang tersembunyi di ladang, jika pasangan suami istri tidak memberdayakan kuasa-kuasa supernatural ini dan mengolah serta menumbuhkembangkan benih-benih rahmat yang telah mereka terima.” (Casti Connubii #41)

Sewaktu kita mendengar suara Allah memanggil kita untuk menjadi bajik, kita tidak boleh menunda


06/03/2023

Spiritualitas

Sewaktu kita mendengar suara Allah memanggil kita untuk menjadi bajik, kita tidak boleh menunda. Iblis, ujar St. Basilius (sekitar tahun 363), tidak menganjurkan kita supaya berpaling sama sekali dari Allah, namun agar kita menunda pertobatan kita untuk masa yang akan datang. Ia mencuri waktu kita di masa kini, dan memberi kita harapan akan masa depan. Namun sewaktu tiba saatnya, ia juga mencurinya dengan cara yang sama; dan dengan demikian, dengan memberikan kita kenikmatan di masa kini, ia merampok segenap hidup kita dari diri kita sendiri.” (Komentar Haydock untuk Alkitab Douay-Rheims, hal. 1264)

Doktrin

Paus Leo XII (1825): “ … sang mempelai sendiri, Yesus Kristus berkata: Barang siapa tidak mendengarkan Gereja, hendaknya ia kalian anggap layaknya seorang pagan dan seorang pemungut cukai.” (Charitate Christi #14)

St. Ignatius dari Antiokhia: Belajarlah untuk menjalani kehidupan Kristiani


Spiritualitas

St. Efrem (350): “Kita tahu berdasarkan Injil bahwa ada berbagai macam tempat penyiksaan. Sebab sudah diwahyukan kepada kita bahwa ada kegelapan di luar sana (Matius 8:12), dan dengan demikian ada pula kegelapan yang ada di dalam (Markus 5). Api Gehenna adalah suatu tempat yang lain, tempat ratapan dan kertak gigi (Matius 25:30). Di tempat lain, dikisahkan tentang belatung yang tidak pernah mati (Markus 9:43). Kita membaca di tempat lain tentang lautan api (Wahyu 19:20), dan kembali lagi tentang tartarus, lautan api yang tidak pernah padam (Markus 9:42, 44) … Kedalaman bumi dikisahkan di tempat lain. Neraka tempat para pendosa disiksa, serta kedalaman Neraka, suatu tempat yang lebih mengerikan. Jiwa-jiwa malang yang terkutuk ditebarkan di seantero tempat-tempat penghukuman ini, masing-masing seturut sifat dosanya.”

Doktrin

St. Ignatius dari Antiokhia (sekitar tahun 105): “Maka dari itu marilah kita menjadi murid Kristus dan marilah kita belajar menjalani kehidupan Kristiani. Sebab barang siapa terpanggil dengan nama yang lain selain nama ini bukanlah milik Kristus … Sungguh durjana untuk berbicara tentang Kristus dan mempraktikkan agama Yahudi.” (Surat kepada Jemaat di Magnesia)

Sewaktu Bangsa Rusia pada Abad Pertengahan meninggalkan paganisme mereka dan memeluk Kristus


02/03/2023

Spiritualitas

St. Fransiskus Xaverius, Maret, 1549: “Anda terkadang akan bertemu orang-orang … yang meragukan kuasa dan kemujaraban sakramen-sakramen yang kudus, dan terutama sehubungan Kehadiran Tubuh Kristus dalam Ekaristi. Pandangan ini berasal dari … pergaulan mereka yang terus-menerus bersama kaum pagan, Mahometan [Muslim], dan bidah, atau dari teladan buruk yang diberikan kepada mereka oleh beberapa orang Kristen … dan bahkan oleh beberapa dari antara ordo imamat kita sendiri … [sebab] mereka membayangkan bahwa kita sia-sia mengajarkan bahwa Yesus Kristus hadir dalam kurban suci Misa, sebab seandainya Ia ada di sana, Ia takkan membiarkan tangan yang sebegitu najisnya menjamah diri-Nya tanpa dihukum.”

Doktrin

“Pada abad kesembilan, kesepuluh dan kesebelaslah berlangsung salah satu transformasi yang teragung dalam sejarah dunia barat: bangsa Denmark, Swedia, Norwegia, Polandia, Moravia, Bohemia, Hongaria, Serbia, Bulgaria dan Rusia melepaskan paganisme dari diri mereka bersama dengan takhayul dan kekejamannya yang mengerikan, dan menundukkan leher mereka di bawah kuk yang dipasang Kristus.” (Laux, Church History [Sejarah Gereja], hal. 275)

Apa yang dikagumi manusia merupakan kekejian di hadapan Allah


Spiritualitas

“Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘Kalian adalah orang-orang yang membenarkan diri di hadapan manusia, tetapi Allah mengetahui hatimu sekalian. Sebab apa yang dikagumi manusia, merupakan kekejian di hadapan Allah.’” (Lukas 16:15)

Doktrin

Paus Leo XIII (+1888): “ … sewaktu suatu hukum yang ditetapkan berlawanan dengan akal, atau dengan hukum abadi, atau dengan ketetapan tertentu milik Allah, adalah suatu perbuatan yang benar untuk tidak taat, yakni, tidak taat kepada manusia, demi menaati Allah.” (Libertas #13)

Orang-orang Kristen yang sejati tidak toleran terhadap semua agama yang lain


19/12/2022

Spiritualitas

St. Ignatius dari Antiokhia (107), saat bersiap untuk kemartirannya: “Dengan penuh sukacita, saya menantikan binatang-binatang buas yang terkurung, yang siap menerkam saya; saya akan membujuk mereka supaya memangsa diri saya, agar mereka tidak ragu untuk merenggut diri saya, seperti yang kadang kala terjadi … Saya ini gandumnya Allah, dan saya diremukkan oleh binatang-binatang buas supaya saya dapat ditemukan sebagai roti Kristus yang murni.”

Doktrin

“Orang-orang Kristen dahulu menjadi sasaran kebencian dan penghinaan [oleh rakyat Kekaisaran Romawi]. Karena mereka tidak toleran terhadap semua agama yang lain, karena mereka sama sekali menyangkal keberadaan ilah-ilah pagan atau memandang ilah-ilah pagan sebagai roh-roh jahat, yang ibadatnya merupakan penghujatan serta pengkhianatan terbesar terhadap Allah yang sejati – mereka disebut sebagai orang fanatik yang picik ….” (Romo Laux, Church History [Sejarah Gereja], hal. 44)

Tempat ratapan dan kertak gigi yang bahkan membuat Setan sendiri bergidik ngeri


28/08/2022

Spiritualitas

St. Efrem (sekitar tahun 392): “Sayang sekali! Tempat macam apakah … itu di mana ada ratapan dan kertak gigi, yang bahkan membuat Setan sendiri bergidik ngeri? Tempat macam apakah itu, di mana belatungnya yang tidak tidur tidak akan pernah mati? … Maka mereka yang sudah berada di tengah-tengah siksaannya akan menjerit untuk memohon belas kasih, dan tidak akan ada orang yang menjadi perantara bagi mereka kepada Tuhan, dan tidak akan ada orang yang mendengar mereka. Maka mereka akan menyadari bahwa hal-hal yang terjadi kepada diri mereka di dalam kehidupan ini layaknya bukan apa-apa; dan hal-hal yang terasa manis di dunia ini, jauh lebih pahit adanya daripada empedu dan absintus.”

Doktrin

Paus Pius X, Notre charge apostolique (#36), tentang gerakan “Sillon”, 25 Agu. 1910: “ … tiada peradaban yang sejati tanpa peradaban bermoral, dan tiada peradaban bermoral yang sejati tanpa agama yang sejati; ini adalah kenyataan yang terbukti, ini adalah suatu kenyataan sejarah.”

^

>