^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Khotbah untuk Hari Natal - St. Agustinus
Khotbah XXV dari St. Agustinus
Untuk Kelahiran sang Suru Selamat
1. “Saudara-saudara yang terkasih, Tuhan kita Yesus Kristus datang ke dunia untuk menebus dan memperbarui segenap umat manusia. Kristus terlahir di dalam sebuah gua, agar dunia sejak saat itu tidak lagi terkubur dalam kekelaman maut. Ia terlahir di dalam sebuah gua dan ia menangis, demi mengusir dari dalam gua para perampok yang sedang bersembunyi di dalamnya, dan agar, di bawah kerajaan Anak yang baru ini, semua anak menjadi tidak berdosa. Seorang Perawanlah yang memberikan-Nya kehidupan; dengan demikian, Hawa tidak lagi harus bersembunyi di bawah dedaunan, Gereja yang kudus didirikan di atas Salib, dan dunia menyanyikan kidung Perawan Maria, sebagaimana burung tekukur memadahkan dari atas pepohonan kudung kemurnian dirinya sendiri. Orang Majus menyembah Kristus: semoga segenap umat manusia bertekuk lutut di hadapan-Nya! Ia yang bersinar dengan kemilau di dalam Surga membuat diri-Nya disembah dalam berbagai bahasa. Orang-orang Kristiani juga oleh karena itu harus menyembah-Nya sekarang, sewaktu ia terduduk di sisi kanan Bapa yang tak dilahirkan. Kita menyembah-Nya di dalam sebuah palungan; kita sendiri juga harus menyembah diri-Nya pada hari ini saat ia berada di atas altar yang abadi. Palungan itu telah menjadi suatu Firdaus, di mana telah mekar bebungaan dari padang serta bunga bakung dari lembah. Juga, karena tangkai dosa telah layu, umat manusia akan berkembang di bawah embusan napas Kristus.
Dahulu, akibat pelanggaran manusia, dedurian merajalela di antara manusia. Hanya di kalangan beberapa orang yang sangat sedikit jumlahnya muncul bunga-bunga keadilan; yang lain mengering, bagaikan tumbuh-tumbuhan yang kekurangan getah. Setangkai bunga bakung yang baru, Kristus, telah turun ke atas bumi, Ia telah memulai untuk menanamkan di dalamnya benih para malaikat. Dari ketinggian Surga, telah datang ke dunia ini tumbuh-tumbuhan yang baru, yang asing bagi tanah dunia ini: yakni, para malaikat, dan mereka melantunkan simfoni yang merdu, dan, karena suara para Nabi tidak lagi terdengar, umat manusia pun menyaksikan roh-roh surgawi itu dan bernyanyi bersama mereka: ‘Kemuliaan kepada Allah yang Mahatinggi, dan damai di bumi kepada orang-orang yang berkehendak baik.’[1] Ya, madah baru yang dilantunkan dengan alat musik yang baru! Ya, damai setelah dosa! Ya kehidupan setelah rasa sakit di dalam Gehena! Ya, kebahagiaan setelah semak belukar! Ya, bunga mawar setelah dedurian! Ya, kidung setelah kesunyian! Ya, musik para malaikat setelah keluh kesah orang orang yang terasing!
2. … Ya, tangkai kanak-kanak kecil yang halus, warnamu telah menjadi ungu akibat darahmu; pedang para perampok telah terhunus atas dirimu, dan walau bagaimanapun, engkau tidak melakukan dosa, dan darahmu murni adanya! Lalu lahirlah sang penjaga taman dari Firdaus, Ia yang menjaga taman dengan waspada. Adam, yang menikmati buah taman itu, yang telah melakukan kelalaian, oleh karena itu memperoleh hak untuk bersukacita. Di manakah sang ular? Sejak saat itu ia tidak lagi akan menghasut manusia untuk bersembunyi dari tatapan Tuhan. Pada saat itu Kristus, Tuhan yang abadi, datang ke dalam dunia ini untuk bersiap diri untuk senantiasa diasingkan dan untuk menuntun manusia kembali ke dalam Surga, yang dimilikinya … Gua itu tidak lagi menjadi kediaman para perampok, sejak sebuah gua yang baru menaungi Juru Selamat yang baru, yang kedatangan-Nya telah diwartakan dari ketinggian Surga oleh sebuah bintang. Seorang Bunda Perawan terlihat di dalam dunia ini, Gereja terlihat di atas kayu salib …
3. Sewaktu manusia yang dahulu telah menjadi pendosa … sebuah kutukan telah dijatuhkan atas dirinya. Apakah kutukan itu? ‘Engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu’.[2] Pada hari ini, usai sudah keluh kesah dan air mata. Engkau tidak lagi memiliki tuduhan untuk dijatuhkan atas manusia, sebab Ia yang merendahkan pendosa telah datang, dan Ia akan tinggal bersama sang surya. ‘Sebab, sejak terbitnya matahari sampai terbenamnya, anak-anak akan memuji Tuhan’.[3] ‘Dan engkau, ya anak, engkau akan disebut Nabi dari Yang Mahatinggi’. [4] ‘Agar orang muda, para perawan, anak-anak dan orang tua memuji nama Tuhan’, [5] ‘yang telah membebaskan para umat-Nya dari dosa-dosa mereka.’ [6] Ia telah memutuskan belenggu para pendosa, mencelikkan mata orang buta serta telinga orang yang tuli, membangkitkan tubuh orang mati, mengakhiri keluh kesah para tahanan dan memenuhi dengan sukacita hati para gembala. Semoga domba-domba bersukacita karena mereka makan dari bunga bakung kemurnian! Semoga anak-anak domba bersukacita karena mereka memetik bunga-bunga mawar dari kemartiran yang dini, tanpa melakukan dosa, tanpa kembali merasakan rasa sakit maut, tanpa sia-sia menumpahkan darah mereka, karena mereka telah menderita demi Putra dan Tuhan yang Mahatinggi.
4. Pada hari ini, para malaikat memperdengarkan kidung puji-pujian Kristus: ‘Kemuliaan kepada Allah yang Mahatinggi’,[7] orang-orang Majus menyembah-Nya dengan penuh permohonan; para gembala dan anak-anak domba mencurahkan cinta kasih mereka kepada-Nya. Pada hari ini orang-orang Kristiani yang bijak memberkati-Nya; orang yang hidup dan yang mati berlutut di hadapan Allah yang terduduk di sisi kanan Bapa dan yang akan menghapuskan dosa-dosa dunia.”
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Prancis:
Œuvres de saint Augustin [Karya-Karya Santo Agustinus], T. XI, Bar-le-Duc, Louis Guérin, Imprimeur-Éditeur, 1872, hal. 673-674.
[1] Lukas II, 14.
[2] Kejadian III, 19.
[3] Mazmur CXII, 1-3.
[4] Lukas I, 76.
[5] Mazmur CXLVIII, 12.
[6] Matius I, 21.
[7] Lukas II, 14.
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 8 jamBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 8 jamBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 5 hariBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 5 hariBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 mingguBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 3 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...