^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
“Kardinal” yang paling berkuasa di Amerika pasca Vatikan II seorang Satanis yang Tersembunyi?
- “Kardinal” Bernardin, mantan Sekretaris Jenderal dari Konferensi “Waligereja Katolik” Amerika Serikat, dapat dikatakan sebagai uskup yang paling berkuasa di Amerika pada masanya dan salah satu tokoh yang paling berpengaruh untuk mengimplementasikan Vatikan II
Di sini kita melihat Bernardin menampilkan suatu gerakan tangan yang luar biasa anehnya dan mungkin bersifat jahat. Apakah ini suatu simbol dari keanggotaannya di dalam serikat okultik atau serikat rahasia? Bacalah artikel ini dan lihatlah foto-foto pada akhir artikel ini.
Awal Karier Bernardin
Joseph Bernardin terlahir pada tanggal 2 April 1928, di Columbia, South Carolina. Joseph Bernardin menghadiri sekolahan negeri dan akhirnya menjadi murid di University of South Carolina dengan beasiswa pra-kedokteran.[1] Ibundanya serta teman-temannya terkejut karena Joe [nama panggilan untuk “Joseph”] bukanlah seorang pria muda yang begitu religius.[2] Joe ditahbiskan sebagai seorang imam pada tahun 1952. Pada tahun 1966, ia menjadi uskup termuda dari Amerika Serikat.[3] Pada tahun 1968, ia memulai masa kerjanya selama empat tahun sebagai Sekretaris Jenderal untuk Konferensi “Waligereja Katolik” AS.
Karya Bernardin di “Konferensi Nasional Waligereja Katolik”
Pada tanggal 21 November 1972, Bernardin ditunjuk sebagai “Uskup Agung” Cincinnati, Ohio, oleh Paulus VI. Hampir 100 “uskup” menghadiri upacara instalasinya. Hampir kesepuluh tahun dari masa Bernardin menjabat sebagai “Uskup Agung” Cincinnati dilewatkan di Washington, D.C, sebagai presiden dari “NCCB” (National Conference of “Catholic Bishops” atau “Konferensi Nasional Waligereja Katolik”).[4] Pada tahun 1975 dan 1976, Bernardin memulai dua upaya yang gagal untuk memperkenalkan “Komuni” di dalam tangan. Bernardin juga berargumentasi untuk mendukung penerimaan “putri altar”. Bernardin menjadi “uskup agung” Gereja Vatikan II di Chicago pada tahun 1982, yang merupakan dioses terbesar di AS pada waktu itu. Sewaktu ia ditanya tentang sasaran-sasarannya di Chicago, ia berkata: “Saya tidak datang ke sini dengan suatu cetak biru. Saya tidak punya sekantung penuh trik.”[5] Pada ibadat instalasinya sebagai “uskup agung”, ia berkata: “Kita akan bekerja bersama dan bermain bersama, berpuasa dan berdoa bersama, merasakan keputusasaan dan berharap bersama… sebab akulah Yusuf, saudara kalian.”[6] Pada tanggal 14 November 1987, “NCCB” mengeluarkan sebuah dokumen yang disebut The Many Faces of AIDS [Rupa-Rupa AIDS]. Bernardin, yang adalah salah satu dari keempat “uskup” yang merancang dokumen tersebut, berkata bahwa ia sangat senang atas dokumen itu. Dokumen tersebut menyetujui materi-materi pendidikan yang mempromosikan penggunaan kondom sebagai suatu metode pencegahan penularan infeksi HIV.[7] Dokumen itu juga menyetujui berbagai hal lain yang menjijikkan. Dokumen ini yang membahas pencegahan AIDS “mendorong Gereja Katolik untuk mengizinkan pengajaran penggunaan kondom sebagai pencegahan menularnya penyakit tersebut di masa depan.”[8] Romo Charles Fiore, yang sangat akrab dengan aktivitas-aktivitas Bernardin, menggambarkannya sebagai “seorang pria yang jahat dan seorang homoseksual yang berapi-api.” Bernardin dianggap sebagai seorang kandidat untuk menjadi “paus” pertama dari Amerika.
Para “Uskup” yang “Ditunjuk” oleh Benardin
Bernardin bertanggung jawab atas penunjukkan para “uskup” pro-homoseksual, seperti Auksilier Tom Gumbleton di Detroit, Ken Untener dari Saginaw, MI (seorang pria yang menunjukkan film-film pornografi kepada para seminarisnya), Joseph Imesch dari Joliet, IL, dan “Uskup” Daniel Ryan dari Illinois yang homoseksual (yang juga harus melalui perawatan untuk alkoholisme). Bernardin juga berpengaruh untuk menunjuk Rembert Wakland sebagai “Uskup Agung” Milwaukee, WI. Weakland adalah seorang homoseksual yang membayar US$ 450.000 kepada mantan pacar lelakinya, Paul Marcoux, untuk merahasiakan gaya hidup homoseksualnya.[9]
Keterlibatan Bernardin di dalam Ritual-Ritual Satanik
Seorang wanita yang menggunakan nama samaran Agnes demi melindungi dirinya sendiri mengklaim bahwa ia diperkosa oleh “Kardinal” Bernardin. Ia telah bersaksi akan hal ini di dalam sebuah deposisi yang disumpah, di dalam laporan-laporan kepada para penyelidik, di dalam affidavit-affidavit yang diserahkan untuk mendukung kasus-kasus orang-orang lain melawan Bernardin, di dalam percakapan telepon dan surat-surat kepada para pejabat “Gereja”, dan di dalam affidavit-affidavit yang disumpah bersama para pejabat Vatikan.
Agnes mengklaim bahwa sewaktu ia berusia sebelas tahun (beberapa dekade lalu) Joseph Bernardin memerkosanya sebagai bagian dari suatu ritual satanik di mana Uskup John J. Russell dari Charleston, South Carolina, juga mengambil bagian. Agnes dibawa kepada ritual tersebut oleh seorang ayah penganiaya yang adalah anggota dari suatu sekte satanik. Agnes berkata bahwa ayahnya menawarkan dirinya [Agnes] kepada sekte tersebut sebagai bagian dari kurban satanik.[10] Pada upacara ini, sebuah Ekaristi Katolik dinistakan dan anjing peliharaan Agnes, Flinnie, disiksa.[11] Pada musim gugur tahun 1992, Agnes mengambil sebuah tes poligraf dengan sukses (suatu tes pendeteksi kebohongan) sehubungan dengan kebenaran dari peristiwa-peristiwa ini. Ia sekarang telah sukses melewati beberapa tes poligraf.[12] Beberapa tahun lalu saya dapat berbicara dengan Romo Charles Fiore (salah satu dari sahabat karib Malachi Martin) tidak lama sebelum ia meninggal. Romo Fiore berkata kepada saya bahwa, saat mewawancarai dan berkenalan dengan Agnes, ia menegaskan seluruh cerita tentang apa yang telah terjadi kepada dirinya pada usia sebelas tahun. Romo Fiore juga menganggap Agnes sebagai kredibel. Pada awal tahun 1990-an, ia juga mengisahkan ceritanya kepada Malachi Martin. Martin direkomendasikan kepada Agnes sebagai seseorang yang dapat menyampaikan informasi dirinya ke Vatikan. Malachi Martin mengikutsertakan cerita Agnes tersebut ke dalam bukunya Windswept House.
Walaupun pemerkosaan Agnes oleh Bernardin berlangsung pada tahun 1957, Martin mengikutsertakannya ke dalam deskripsi bukunya tentang penakhtaan satanik di Vatikan pada tahun 29 Juni 1963. Martin berkata bahwa para satanis (termasuk banyak orang yang mengklaim diri sebagai anggota-anggota tingkat tinggi dari Gereja Katolik) “berdoa” dan melaksanakan kurban secara satanik untuk mentransformasikan Gereja Katolik menjadi “Gereja Universal Manusia”.[13] Pada perayaan satanik ini, sang “imam agung” berkata kepada para partisipan: “Apakah anda masing-masing dan anda semua dengan khidmat bersumpah bahwa administrasi jabatan anda akan dicondongkan untuk memenuhi tujuan-tujuan dari Gereja Universal Manusia?” Mereka menjawab: “Kami bersumpah secara khidmat untuk melakukannya.”[14]
Aktivitas-Aktivitas Homoseksual Bernardin
Joseph Bernardin telah dituduh terlibat setidaknya dalam dua peristiwa pelecehan seksual yang bersifat homoseksual terhadap pria-pria muda. Yang pertama adalah seorang mantan seminaris yang menerima bayaran tunai untuk bungkam diri. Yang kedua adalah seorang mantan seminaris yang bernama Steven Cook, yang mengajukan gugatan hukum senilai sepuluh juta dolar pada bulan November 1993 terhadap “Keuskupan Agung” Cincinnati. Cook kemudian membatalkan gugatannya setelah ia tampaknya menerima bayaran dari “Keuskupan Agung” Cincinnati. Cook menuduh Romo Ellis Harsham dan “Kardinal” Bernardin (yang pada waktu itu berada di Cincinnati) atas tindak-tindak seksual terhadapnya sewaktu ia sedang tinggal di Seminari St. Gregory di Cincinnati, Ohio. Cook berkata bahwa ia diberi tahu banyak kali bahwa tindak-tindak homoseksual dengan para “imam” adalah tindakan yang baik-baik saja. Cook mengklaim bahwa Romo Harsham berkata kepadanya bahwa tindakan homoseksual adalah suatu tanda persahabatan yang khusus. Cook mengklaim bahwa Harsham memberikannya alkohol dan marijuana, dan memaparkan dirinya kepada pornografi. Harsham lalu melecehkannya dan membawanya ke ruangan tempat tinggal Bernardin untuk melakukan seks.[xv] Bernardin pada waktu itu adalah “Uskup Agung” Cincinnati. Saat berbicara tentang Bernardin, Cook berkata kepada CNN: “Kami meminum Pepsi. Saya diberi kado-kado yang sangat bagus, dan lalu saya dituntun ke kamar tidurnya dan ia melakukan seks anal terhadap saya.”[16] Gugatan hukum Cook juga menuduh “Keuskupan Agung” Cincinnati atas misrepresentasi terhadap orang tua Cook tentang alasan kunjungan Cook yang begitu sering ke seminari itu dan ke ruang tempat tinggal Bernardin.[17] Walaupun media mengklaim bahwa Cook menarik tuduhannya terhadap Bernardin, Cook tidak pernah menarik tuduhannya terhadap Bernardin. Cook tampaknya telah menerima suatu bayaran yang besar dari “Keuskupang Agung” Cincinnati, yang nilainya sekitar tujuh digit sebagai bagian dari pemberesan di luar pengadilan.[18] Pada fase Penemuan Hukum dari gugatan hukum Cook melawan “Keuskupan Agung” Cincinnati, pengacara Stephen Rubino menerima sepucuk surat dari Romo Daniel Conlon, Kanselir dari “Keuskupan Agung” Cincinnati, yang menyatakan bahwa Harsham telah sebelumnya didisiplinkan atas suatu tindak pelanggaran seksual yang melibatkan seorang seminaris.[19] Harsham dibuat mengambil cuti administrasi dan, sewaktu gugatan hukum itu telah berakhir, ia meninggalkan imamat atas keinginannya sendiri.[20] Stephen Cook meninggal akibat AIDS pada bulan September 1995. Harta milik Cook yang dahulu melarat diperkirakan berkisar sekitar US$3 juta, dan dibagikan antara ibundanya, saudara perempuannya, dan “pacar lelakinya”.[21]
Bernardin juga dilaporkan telah mengambil bagian di dalam aktivitas-aktivitas homoseksual dan okultik di Seminari Immaculate Heart of Mary di Winona, MN. Informasi ini ditemukan melalui suatu penyelidikan resmi oleh suatu kelompok orang awam dari Illinois. Dari antara para “uskup” yang terlibat di dalam pelecehan para seminaris, terdapat “Uskup-Uskup” Joseph Bernardin, John Roach, dan Robert Brom. Setidaknya dua dari para seminaris yang dilecehkan menggugat, dan salah seorang berkata bahwa pelecehan homoseksual itu berhubungan dengan ritual-ritual satanik dan okultik.[22]
Aktivitas-Aktivitas Ekumenis dan Antaragama Bernardin Bersama Para Protestan
Komitmen “Kardinal” Bernardin terhadap ekumenisme menuntun kepada pembentukan Majelis Para Pemuka Agama dari Chicago Metropolitan pada tahun 1985. Ia terpilih sebagai presiden pertamanya. Sebagai hasil dari Majelis ini, para “Katolik” dari Chicago sekarang memiliki perjanjian-perjanjian resmi dengan “Dioses Episkopal” dan Sinode Metropolitan dari “Gereja Evangelikal Lutheran” di Amerika. Sewaktu ia berada di Chicago, Bernardin berteman dengan seorang “pelayan” Lutheran yang menghiburnya secara berkala di rumahnya.[23]
Aktivitas-Aktivitas Ekumenis dan Antaragama Bernardin Bersama Para Yahudi dan Agama-Agama Lain
“Inisiatif Bernardin menuntun kepada kemitraan antara Keuskupan Agung Katolik dan Federasi Yahudi dari Chicago Metropolitan, Dewan Rabbi Chicago, Spertus Institute of Jewish Studies dan Komite Yahudi Amerika. Sebagai hasil dari hubungan antariman ini, suatu Dialog Pelajar Katolik-Yahudi, sebuah pusat untuk Kajian Yahudi dari Eropa Timur, dan program-program pendidikan untuk mengajarkan sekolah Katolik tentang agama Yahudi bermula dari masa jabatan Bernardin… ‘Rangkulan persaudaraan dari Kardinal Bernardin telah menuntun kepada suatu era baru dalam hubungan Yahudi-Katolik. Kita tidak pernah boleh melupakan bahwa penghormatan ini akan telah menjadi mustahil hanya 14 tahun lalu. Kami telah menjembatani jurang itu dan memulai suatu perjalanan baru,’ ujar Rabbi Peter Knobel, mantan presiden dari Dewan Rabbi Chicago.”[24] Bernardin juga memlihara persahabatan jangka panjang bersama Rabbi Herman Schaalman.[25] Bernardin juga berpartisipasi secara aktif di dalam Parlemen Agama-Agama Dunia pada Musim Gugur tahun 1993.[26]
Pada tanggal 23 Maret 1995, Bernardin menyampaikan sebuah ceramah di Universitas Ibrani di Yerusalem yang berjudul Antisemitism: the Historical Legacy and the Continuing Challenge for Christians [Anti-Semitisme: Warisan Bersejarah dan Tantangan yang Berkelanjutan bagi Orang-Orang Kristen]. Di dalam ceramah itu, Bernardin berbicara tentang “apa yang dianggap oleh banyak orang sebagai teks-teks yang bermasalah” dan berkata bahwa “Yohanes” adalah “kitab yang paling bermasalah dari kitab-kitab Perjanjian Baru di dalam pandangannya terhadap orang-orang Yahudi serta agama Yahudi.” Ia lalu berkata bahwa anti-semitisme adalah “bentuk yang paling tragis yang diambil oleh ideologi rasis itu pada abad kita.” Saat berbicara tentang tulisan-tulisan dari para bapa Gereja perdana, Bernardin berkata: “Penerjemahan ulang… dan interpretasi ulang tentunya dapat diikutsertakan di antara sasaran-sasaran yang kami kejar dalam upaya untuk memberantas anti-semitisme.” Bernardin juga berbicara bahwa pernyataan di dalam Injil tentang “anak-anak Iblis” adalah “suatu penegasan yang ditempatkan di bibir Yesus.”[27] Pernyataannya ini menyiratkan bahwa ia tidak percaya bahwa kisah-kisah Injil tradisional itu benar.
Dukungan Bernardin terhadap Call To Action [Panggilan untuk Bertindak]
Call to Action adalah organisasi “Katolik” ultra sayap kiri yang menyerang berbagai ajaran Katolik. Saat ia berada di Cincinnati, Bernardin memenangkan dukungan dari para “imam” liberal dengan membantu mengorganisir konferensi Call to Action (CTA) tahun 1976.[28] Para perwakilan CTA menyerang ajaran-ajaran Katolik tentang pengendalian kelahiran, keselibatan, dan “imam wanita”. Bernardin juga mengizinkan CTA untuk beroperasi pada properti “Gereja Katolik”. Ia bahkan mengecam “Uskup” Bruskewitz dari Lincoln, Nebraska karena ia telah “mengekskomunikasikan” para anggota CTA di dalam diosesnya sendiri. Bernardin bersimpati terhadap atau secara aktif mempromosikan kubu liberal/yang menyimpang tentang pada dasarnya setiap perkara Katolik.
Hari-Hari Terakhir Bernardin Sebelum Kematiannya
Bill Clinton memberikan Bernardin Medali Presidensial untuk Kebebasan, penghargaan masyarakat sipil yang tertinggi yang dianugerahkan kepada individu-individu yang telah membuat kontribusi-kontribusi yang signifikan bagi komunitas-komunitas mereka dan kepada bangsa mereka. Majalah TIME melakukan sebuah wawancara dengan Bernardin di tahun 1994. TIME menyebutkan bahwa Bernardin mendapatkan panggilan melalui telepon dari Hillary Clinton dan Yohanes Paulus II sewaktu wawancara itu sedang berlangsung.[29] Hal yang menarik adalah majalah TIME mendeskripsikan telepon kantor Bernardin di lantai keempat sebagai “telepon merahnya, satu-satunya percikan warna di dalam ruangannya yang berwarna amat polos.”[30] Pada hari sebelum Bernardin meninggal, ia memutuskan untuk bercakap-cakap lewat telepon bersama Bill Clinton.[31] Bernardin meninggal pada tanggal 14 November 1996.[32] “Misa” penguburan untuk Bernardin diselenggarakan oleh sang pemurtad “Kardinal” Roger Mahony dari Los Angeles.[33] The Chicago Windy City “Gay” Men’s Chorus [Paduan Suara Pria “Gay” Kota Angin Chicago] menyediakan musik untuk penguburan Bernardin. Menurut Washington Blade, sebuah surat kabar homoseksual, dari bulan November 1997, sang “kardinal” sendiri telah mengatur terlebih dahulu untuk “Windy City Gay Chorus” untuk bernyanyi pada upacara kematiannya . Paduan Suara “Gay” itu memiliki sebuah tanda di luar “katedral” yang secara mencolok menunjukkan namanya. Para Freemason yang mengenakan pakaian kehormatan mereka secara penuh ditunjukkan di dalam suar-surat kabar sewaktu mereka melaksanakan peran “penjaga kehormatan” dan sewaktu mereka berdiri di samping tubuh Bernardin. Bernardin juga adalah seorang resipien anumerta Ordo Persaudaraan Mason: “Penghargaan Ordo Galilei Masonik”. Penghargaan ini juga diberikan kepada Dalai Lama dan kepada Bill Clinton. Para Mason berkata bahwa penghargaan itu diberikan kepada Bernardin karena ia adalah “seorang pria yang mengangkat penghalang-penghalang dan membangun jembatan-jembatan untuk pengertian dan toleransi.” Howard Graff, seorang pemimpin Masonik dari Illinois, telah membuat permohonan kepada Loji Agung Timur untuk memperoleh izin untuk menganugerahkan penghargaan itu kepada Bernardin beberapa bulan sebelum ia meninggal. Sebelum ia meninggal, Bernardin telah setuju untuk menerima penghargaan itu sebagai tanda “komitmen”-nya “terhadap dialog”.[34] “Kardinal” Joseph Bernardin diakui oleh banyak orang sebagai Uskup yang paling berpengaruh di Amerika pada masanya. Ia juga adalah salah seorang tokoh yang paling penting dalam implementasi agama Vatikan II. Hal ini seharusnya membuat kita mengenal dengan amat baik roh di belakang Vatikan II serta para pendukung utamanya.
FOTO-FOTO
“Katedral” Holy Name di Chicago “direnovasi” bertahun-tahun lalu. Perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan yang dibuat bersifat satanik. Bernardin kemungkinan merasa bagaikan di rumah sendiri di sini di dalam “gereja” utama untuk “Keuskupan Agung” Chicago.
Jendela-jendela, yang dahulu memuat gambar-gambar santo-santa, digantikan dengan jendela-jendela yang bergambarkan bebatuan aneka warna. Bebatuan ini melambangkan kehampaan belaka.
Mereka menyebut “salib” ini “Salib Kebangkitan”. Tetapi kesan yang tercipta dari “salib” ini adalah bahwa Yesus terjebak di dalam sebuah kotak, dan oleh karena itu, ia tidak bangkit kembali dari antara orang mati.
Di sisi kiri: kita melihat tabernakel yang digambarkan sebagai sebuah telur di atas jejaringan. Kita juga melihat seorang santo atau Tuhan kita digambarkan terjebak (terutama tangannya) di dalam jejaringan yang sama ini. Kanan atas: jejaringan itu terlihat menempel di gaun dan punggung Bunda Maria. Bunda Maria digambarkan terjebak atau sebagai seorang tawanan di dalam jaring satanik.
Terdapat pula sawang laba-laba yang menutupi pintu masuk belakang dari “katedral” itu seperti yang kita lihat di sini.
Terdapat pula potongan-potongan marmer besar yang ditempatkan di atas “katedral” itu (lihat anak panah).
Suatu contoh kecil dari banyak wajah satanik yang didesain di dalam balok marmer tersebut
Catatan kaki:
[1] Odd Man Out: A Modern Morality Play [Greeley, Bernardin, & Kennedy] usao.edu, hal. 3.
[2] Randy Engel, The Rite of Sodomy, Export, PA. hal. 890.
[3] TIME, 6 September 1982, hal. 54.
[4] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 897.
[5] TIME, 6 September 1982, hal. 54.
[6] America, 4-11 September 1982, hal. 102.
[7] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 897-898.
[8] https://web.archive.org/web/20080925071411/www.answers.com/topic/joseph-cardinal-bernardin
[9] www.jsonline.com/news/metro/may02/45573 ; juga www.jsonline.com/story/index.aspx?id=51067
; juga www.jsonline.com/news/metro/jun02/51067
[10] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 908.
[11] Malachi Martin, Windswept House, Broadway Books, NY, NY, hal. 16.
[12] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 908.
[13] Malachi Martin, Windswept House, hal. 16.
[14] Malachi Martin, Windswept House, hal. 20.
[15] Michael Briggs dan Lynn Sweet, Chicago Sun Times, “Bernardin Backed by fellow Bishops,” 16/11/93. Dapat ditemukan pula di dalam US News & World Report, 29 November 1993, hal. 64.
[16] US News & World Report, 29 November 1993, hal. 64.
[17] Daniel Lehmann, Chicago Sun-Times, “Bernardin Abuse Case Still Solid, Lawyer Insists,” 20 Nov. 1993, hal. 5.
[18] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 910.
[19] Lehmann and Briggs, Chicago Sun Times, “Letter Puts 77 Transfer of Harsham Under Cloud,” 15 Nov. 1993, hal. 16.
[20] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 910.
[21] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 911.
[22] Randy Engel, The Rite of Sodomy, hal. 905.
[23] Newsweek, 25 November 1996, hal. 63.
[24] Abigail Pickus, Chicago JUF News, “Cardinal who reached out to Jews eulogized,” www.jewishsf.com, hal. 1 & 2.
[25] Newsweek, 25 November 1996, hal. 63.
[26] Odd Man Out: A Modern Morality Play [Greeley, Bernardin, & Kennedy] usao.edu, hal. 4.
[27] Paul Varnell, Catholic Anti-Semitism and Us, versi orisinal tampil pada Windy City Times tanggal 15/06/05.
[28] TIME, 6 September 1982, hal. 54.
[29] TIME, 14 Maret 1994, hal. 37.
[30] TIME, 14 Maret 1994, hal. 37.
[31] Newsweek, 25 November 1996, hal. 62.
[32] https://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Bernardin
[33] https://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Bernardin
[34] Stephen Vance, The Remnant, Forest Lake, MN, 31/05/07.
Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 4 bulanBaca lebih lanjut...Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 7 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 8 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...