Dominikus Datang ke Oratorium St. Fransiskus Salesius. Tingkah Lakunya dalam Hidup.

BAB VII.

Dominikus Datang ke Oratorium St. Fransiskus Salesius.
Tingkah Lakunya dalam Hidup.

Ciri khas paling menonjol orang muda adalah ia cenderung berubah-ubah. Suatu keputusan diambil pada suatu hal pada hari ini, dan besok hari semuanya akan berubah; mungkin ada kebajikan yang perwira pada suatu hari, namun besok harinya, yang terwujud berlawanan; dan di sinilah perlu adanya bimbingan dan kekukuhan dalam pendidikan, agar jangan sampai disusul dengan buah-buah celaka. Ciri ini sama sekali tidak ada dalam diri Dominikus. Segala kebajikan tampak bertumbuh bersama dalam dirinya dan ia sanggup mempraktikkan semuanya itu sekaligus.

Ia langsung datang ke Oratorium. Datanglah dia masuk ruangan saya, untuk menempatkan dirinya sendiri, seperti yang dia bilang, seutuhnya dalam genggaman Pembimbingnya. Ia serta-merta melihat prasasti yang bertuliskan kata-kata favorit St. Fransiskus Salesius:

“Da mihi animas, caetera tolle.”

Ia mulai membacanya dengan saksama, dan saya ingin dia menangkap maknanya. Lantas, saya membantunya memahami kata-kata itu dengan terjemahannya yang berarti:

“Berilah aku jiwa-jiwa; ambillah segala yang lain!”

Dominikus tampak merenung sesaat, dan ia lalu berkata:

“Saya kira saya paham; di sini, tujuannya bukanlah memenangkan uang, namun memenangkan jiwa-jiwa, dan saya harap jiwa saya akan terhitung dalam jumlah itu.”

Gaya hidupnya terdiri hanya dari rutinitas kehidupan pekerjaan sekolah; dan pertama-tama, segala sesuatunya tampak biasa-biasa saja, selain ketaatan cermatnya terhadap segala peraturan. Pada studinya atau semua tanggung jawab lainnya, ia rajin dan penuh semangat. Yakin bahwa Sabda Allah adalah pemandu menuju Surga, ia terutama perhatian kepada pengajaran-pengajaran dan khotbah-khotbah, dan dari itu semua, dikumpulkannya semboyan-semboyan serta kaidah-kaidah berperilaku yang senantiasa menjadi panduan bagi dirinya.

Dia selalu memastikan agar meminta penjelasan kalau ada kesulitan, dan karena itu, ia mampu terus bertumbuh dalam kebajikan, dan kesaksamaan dalam menuntaskan tanggung jawabnya, sehingga akan menjadi sulit untuk melampaui keunggulan yang telah dicapainya. Dia sudah meminta bantuan agar kekurangan-kekurangannya ditunjukkan, agar perilakunya terhadap segala sesuatu juga menjadi sama terpuji; sungguh cekatan dia dalam menyadari apa saja yang harus dihindari dalam perilaku seorang teman, dan apa saja yang hendaknya ditiru, dan Dominikus pun memilih kawan-kawannya secara demikian.

Tahun 1854 segera tertutup. Tahun itu berkesan bagi seluruh Dunia Katolik, sebab semua orang pada waktu itu sedang menantikan deklarasi Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda. Kami, di Oratorium, sedang bersiap-siap merayakan kesempatan itu dengan kekhidmatan yang pantas, dan berupaya keras agar menuai beberapa faedah rohani darinya.

Savio adalah salah satu dari antara mereka yang merasakan keinginan untuk merayakan hari besar itu dengan cara paling berkenan kepada Bunda Maria. Ditulisnya pada sembilan helai kertas, perbuatan kebajikan yang harus diamalkan setiap hari dari Novena, dan dipetiknya satu buah setiap hari. Kebajikan-kebajikan ini dilaksanakannya dengan setia, dan ia pun menyambut Sakramen-Sakramen dengan penuh devosi. Pada sore hari tanggal 8 Desember, Dominikus berlutut di hadapan Altar Bunda Maria, dan dengan sepersetujuan imam pengaku dosanya, ia memperbarui janji-janji yang dia buat pada Komuni Pertamanya, dan terutama memohon agar ia boleh setia kepada janji terakhir dari empat janjinya, sambil mengulangi permohonannya beberapa kali. Dengan demikian, diperkuat dalam semangatnya dengan mengandalkan Bunda Allah yang Tak Bernoda, perilakunya tampak begitu membangun dan mencakup perbuatan-perbuatan kebajikan yang sedemikian rupa, sehingga saya mulai mencatatnya agar tidak kelupaan.

Sekarang saya mampu menggambarkan kebiasaan-kebiasaan khusus si anak laki-laki itu, sehingga saya menjumpai serangkaian peristiwa dan perbuatan-perbuatan kebajikan yang begitu mencolok serta patut disebutkan. Supaya lebih jelas, saya usulkan agar peristiwa-peristiwa tertentu dikelompokkan bersama, kalau membahas suatu fase atau suatu perkara tertentu, alih-alih disusun dengan urutan kronologis yang ketat.

Catatan kaki:

Disadur dari sumber berbahasa Inggris:

The Life of Dominic Savio [Riwayat Hidup Dominikus Savio], yang diterjemahkan dari karya orisinal Santo Yohanes Don Bosko, Salesian Press, Surrey Lane, Battersea, London, S. W.; Nihil Obstat: F. Thomas Bergh, OSB (Censor Deputatus); Imprimatur: PETRUS, Episcopus Southwarcensis; 1915, hal. 22-24.