Bidah di dalam Buku Benediktus XVI Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan]

Kembali ke daftar bidah Benediktus XVI menurut buku-bukunya

Bagi mereka yang tidak tahu, Joseph Ratzinger adalah Benediktus XVI.

Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan] oleh “Kardinal” Joseph Ratzinger, 1981 (Ignatius Press, 2000)

Karena terdapat begitu banyak bidah dari Benediktus XVI, saya membatasi artikel ini hanya untuk membahas bidah-bidah yang benar-benar penting.

BENEDIKTUS XVI MENYANGKAL KEBANGKITAN BADAN

“Kardinal” Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan], 2004, hal. 349: “Sekarang hal tersebut menjadi jelas bahwa makna sejati dari iman akan kebangkitan bukanlah sama sekali ide akan pemulihan badan, yang kita telah sederhanakan di dalam pikiran kita; begitulah kasusnya walaupun hal ini adalah gambaran yang digunakan di sepanjang Kitab Suci.”

“Kardinal” Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan], hal. 353: “Renungan-renungan sebelumnya mungkin telah menjelaskan sampai taraf tertentu apa yang terlibat di dalam pernyataan-pernyataan Kitab Suci tentang kebangkitan: intinya yang penting bukanlah pemulihan badan-badan kepada jiwa-jiwa setelah selang waktu lama...”Pope Innocent III, Fourth Lateran Council, 1215, ex cathedra: “…all of whom will rise with their bodies which they now bear…” (Denz. 429)

“Kardinal” Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan], 2004, hal. 357-358: “Sebagai rangkuman, Paulus tidak mengajarkan kebangkitan badan-badan secara jasmani, tetapi kebangkitan pribadi-pribadi...”

Kebangkitan Badan bukanlah dogma yang sepele. Bukan hanya merupakan bagian dari Syahadat Para Rasul, dogma ini telah didefinisikan hampir lebih sering daripada dogma lain tentang Iman. Berikut beberapa contoh:

Paus Gregorius X, Konsili Lyon II, 1274, ex cathedra:
“Gereja Roma kudus yang sama secara teguh percaya dan secara teguh menyatakan bahwa bagaimanapun pada hari penghakiman, semua manusia akan dipersatukan dengan badan mereka di depan pengadilan Kristus untuk memberi pertanggungjawaban atas perbuatan-perbuatan mereka.”[1]

Paus Benediktus XII, 1336, ex cathedra:
“Terlebih lagi, kami menyatakan bahwa...semua manusia bersama badan-badan mereka akan membuat diri mereka sendiri siap untuk mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatan mereka...”[2]

Benediktus XVI menyangkal dogma ini di dalam bukunya Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan] (seperti yang kita lihat di atas) dengan mengajarkan bahwa St. Paulus tidak mengajarkan kebangkitan badan secara fisik dan bahwa kebangkitan itu bukanlah pemulihan badan. Hal ini adalah bidah yang mencengangkan.

BENEDIKTUS XVI MENGKRITIK SYAHADAT PARA RASUL

“Kardinal” Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity {Perkenalan akan Kekristenan}, 2004, hal. 326: “Orang-orang Kristiani awal, dengan seruan mereka ‘Datanglah, ya Tuhan’, menafsirkan kedatangan kedua Yesus sebagai suatu peristiwa yang penuh harapan dan sukacita… Tetapi bagi orang-orang Kristiani di Abad Pertengahan, saat itu tampak sebagai ‘hari kemurkaan’ (Dies irae)...Mungkin akan harus diakui bahwa kecenderungan akan sebuah perkembangan yang salah tersebut, yang hanya melihat bahaya-bahaya dari tanggung jawab dan tidak lagi kebebasan cinta, yang sudah hadir di dalam Syahadat [Para Rasul], di mana ide bahwa ide tentang kedatangan kedua Kristus disederhanakan dalam kata-kata, menjadi suatu ide tentang pengadilan: ‘Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati.’”

Ia berkata bahwa suatu perkembangan yang salah mungkin hadir di dalam Syahadat yang infalibel dan dogmatis dari Gereja Katolik.

BENEDIKTUS XVI BERKATA BAHWA MITOS PAGAN TENTANG ASAL DUNIA ITU BENAR

“Kardinal” Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity [Perkenalan akan Kekristenan], 2004, hal. 254: “Maka, apa yang diisyaratkan di dalam penciptaan itu dipenuhi oleh manusia dan pada akhirnya di dalam manusia yang terbaik, Yesus Kristus: dengan memeluk takdir dari sebutir gandum, dengan melewati proses pengurbanan, dengan membiarkan diri-Nya sendiri diremukkan dan dengan kehilangan diri-Nya sendiri, Ia membuka jalan kepada kehidupan sejati. Penemuan-penemuan dari sejarah agama, yang secara persis pada saat ini menjadi amat selaras dengan kesaksian Kitab Suci, akan juga membenarkan seseorang yang berkata bahwa dunia hidup dari pengurbanan. Mitos-mitos tersebut yang menyatakan bahwa kosmos dibuat dari kurban awal dan bahwa kosmos hanya terus berada lewat pengurbanan diri, yakni bahwa kosmos itu bergantung akan pengurbanan, ditegaskan di sini sebagai hal yang benar dan valid.

Terdapat banyak pernyataan lain di dalam buku ini yang tidak akan dibuat oleh seorang Katolik pun, tetapi bidah-bidah di atas adalah yang menurut saya penting.

[1] Denzinger 464.

[2] Denzinger 531.