Benediktus XVI: Agama-Agama Sesat Hadir di dalam Pembaptisan & Banyak Kesesatan Lain (2012)

Baca lebih lanjut Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

“Lectio Divina” Benediktus XVI pada tanggal 11 Juni 2012, di mana ia berbicara tentang Sakramen Pembaptisan:

“Marilah kita melihat ritus sakramental tersebut, agar kita dapat mengerti bahkan secara lebih persis apa itu Pembaptisan … Di samping ini, melalui elemen material ini – air – bukan hanya suatu elemen yang mendasar dari kosmos berada, suatu materi yang mendasar yang diciptakan oleh Allah, tetapi juga segenap simbolisme dari agama-agama, sebab di dalam semua agama, air menandakan suatu hal. Perjalanan agama-agama, pencarian Allah ini yang dilakukan dengan cara yang berbeda-beda – bahkan jika agama-agama itu melakukan kesalahan, tetapi tetap selalu mencari Allah – berada di dalam sakramen itu. Agama-agama lain, dengan perjalanan mereka menuju Allah, hadir dan berada, dan oleh karena itu, dunia itu dirangkum; segenap pencarian akan Allah yang diungkapan di dalam simbol-simbol agama ….”[1]

Di sini, Benediktus XVI menuturkan ajaran-ajaran sesat yang tercela terhadap Sakramen Pembaptisan. Ia berkata bahwa pembaptisan melambangkan segenap simbolisme dari agama-agama, dan bahwa agama-agama sesat berada di dalam sakramen tersebut. Benediktus XVI lalu berkata bahwa agama-agama sesat dunia hadir di dalam Pembaptisan. Ia sungguh seorang bidah.

Surat Ucapan Selamat Benediktus XVI, 7 April 2012, pada hari dirgahayu ke-50 konsekrasi “Paduka Suci” Mar Dinkha IV, Patriark dari “Gereja” Asiria Timur:

“Saya berterima kasih kepada Tuhan atas banyak berkat yang telah dianugerahkan-Nya kepada Gereja Asiria Timur melalui pelayanan anda, dan saya bersyukur atas komitmen anda untuk mempromosikan dialog yang membangun, kerja sama yang menghasilkan buah, serta persahabatan yang bertumbuh antara Gereja-Gereja kita … Paduka Suci, pada hari dirgahayu yang signifikan ini, saya berdoa agar cinta kasih dari Allah Bapa dapat meliputi diri anda, hikmat Allah Putra mencerahkan diri anda dan api Roh Kudus terus mengilhami diri anda. Dengan rasa hormat, saya menyampaikan kepada Paduka Suci pelukan persaudaraan dalam Yesus Kristus, Juru Selamat kita.”[2]

Benediktus XVI menyatakan bidah bahwa Yesus telah mencurahkan “berkat” atas “Gereja” Asiria Timur melalui “pelayanan” sang skismatis itu. Ia oleh karena itu berkata bahwa sang skismatis memiliki suatu pelayanan yang sejati di dalam Gereja yang sejati. Benediktus XVI menyebut pemimpin skismatis itu “Paduka Suci”, dan secara bidah berdoa agar “api Roh Kudus terus mengilhami diri anda.” Benediktus XVI berdoa agar Roh Kudus (Roh Kebenaran) akan terus mengilhami “Paduka Suci” untuk memimpin Gereja yang skismatis itu.

Wawancara Benediktus XVI pada Penerbangan 23 Maret 2012:

“Pada hari ini, jelas adanya bahwa ideologi Marxis sebagaimana penggagasannya tidak lagi bersesuaian dengan realitas; tidak lagi mungkin untuk menanggapi atau membangun suatu masyarakat dengan cara demikian … jelas adanya bahwa Gereja selalu berada di sisi kebebasan: kebebasan berhati nurani, kebebasan beragama.”[3]

Benediktus XVI menyatakan bahwa ideologi Marxis “tidak lagi” bersesuaian dengan realitas. Ia berkata bahwa ideologi tersebut tidak lagi mampu membangun masyarakat. Untuk berkata bahwa Marxisme “tidak lagi” bekerja adalah untuk berkata bahwa Marxisme dahulu bekerja pada suatu saat. Marxisme adalah suatu kejahatan dan sistem yang sepenuhnya tak bertuhan. Pernyataan Benediktus XVI itu jahat dan bidah.

Pidato Benediktus XVI, 21 Juni 2012:

“Dunia Timur, tanah kelahiran tradisi-tradisi Kristiani kuno, terutama terpengaruh oleh proses ini, yang menghasilkan ketidakpastian dan ketidakstabilan yang juga memiliki suatu dampak kepada Gereja dalam bidang-bidang ekumenis dan antaragama … hak untuk kebebasan pribadi dan komunitas religius. Hak ini harus dijamin di dalam pengakuannya secara publik ….”[4]

Hanya ada satu tradisi Kristiani yang sejati – tradisi Katolik. Apa yang disebut-sebut sebagai tradisi-tradisi Kristiani lainnya yang dibicarakan oleh Benediktus XVI di sini adalah “tradisi-tradisi” Kristiani yang skismatis. Ia juga mempromosikan bidah yang sering dikutuk bahwa agama-agama sesat harus memiliki suatu hak sipil yang dijamin untuk mempromosikan dan mengakui agama-agama sesat mereka secara publik.

Homili Benediktus XVI, 7 April 2012:

“Kisah penciptaan menyebut matahari dan bulan sebagai cahaya, yang dipasang oleh Allah di langit. Dengan demikian, Ia meniadakan karakter ilahi yang telah diatribusikan oleh agama-agama agung terhadap matahari dan bulan.”[5]

Benediktus XVI menyebut agama-agama sesat terbesar di dunia sebagai “agama-agama agung”.

Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

Catatan kaki:

[1] L’ Osservatore Romano, 20 Juni 2012, hal. 3. Versi Bahasa Inggris.

[2] L’ Osservatore Romano, 30 Mei 2012, hal. 11. Versi Bahasa Inggris.

[3] L’ Osservatore Romano, 28 Maret 2012, hal. 3. Versi Bahasa Inggris.

[4] L’ Osservatore Romano, 27 Juni 2012, hal. 3. Versi Bahasa Inggris.

[5] L’ Osservatore Romano, 11 April 2012, hal. 8. Versi Bahasa Inggris.