^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Babel Sudah Jatuh, Sudah Jatuh!!
Wahyu 18:2 berkata bahwa sang malaikat berseru dengan suara yang kuat, sudah jatuh, sudah jatuh, Babel yang agung! Pernahkah anda bertanya-tanya mengapa nubuat tersebut menggunakan kata-kata sudah jatuh dua kali, dan bukan hanya sekali? Kata-kata Alkitab terilhami. Setiap perkataannya memiliki arti. Terdapat suatu alasan yang spesifik mengapa sang malaikat, yang kata-katanya dicatat oleh St. Yohanes di Wahyu 18:2, berkata sudah jatuh, sudah jatuh, Babel yang agung. Kami akan menjelaskannya di sini. Tetapi orang-orang perlu menonton video ini seluruhnya sampai akhirnya.
Wahyu 18:2 menubuatkan bahwa Babel yang agung akan jatuh dan menjadi penjara bagi setiap burung yang najis, serta setiap binatang yang najis dan yang dibenci.
Sebagaimana yang ditunjukkan oleh video kami Wahyu 18:2 Telah Terjadi, bagian tersebut dari nubuat itu secara mencolok terpenuhi di Vatikan pada tanggal 8 Desember 2015. Pada hari itu, sekte Vatikan II mengadakan suatu pertunjukan cahaya yang tidak pernah dilakukan sebelumnya (yang disebut Fiat Lux) pada hari ulang tahun ke-50 berakhirnya Vatikan II. Pada pertunjukan cahaya ini, gambar-gambar dan berbagai suara dari burung-burung yang najis serta binatang-binatang yang najis diproyeksikan ke Basilika St. Petrus. Peristiwa ini bersesuaian secara persis dengan nubuat di Wahyu 18:2 tentang bagaimana Babel yang agung telah menjadi penjara bagi setiap burung dan binatang yang najis.
Faktanya, seperti yang dibahas oleh video tersebut, nubuat itu menggunakan kata dalam bahasa Yunani φυλακὴ untuk menjelaskan bagaimana Babel sudah jatuh dan menjadi penjara atau kandang bagi setiap burung dan binatang yang najis, dan pilar-pilar di depan Basilika St. Petrus terlihat sama seperti jeruji penjara, sehingga sewaktu gambar-gambar dari binatang-binatang dan burung-burung itu diproyeksikan ke Basilika St. Petrus pada saat pertunjukan cahaya itu, binatang-binatang dan burung-burung itu tampak seperti berada di dalam penjara atau kandang, persis seperti yang dikatakan oleh nubuat tersebut. Pertunjukan cahaya di Basilika St. Petrus tersebut adalah pemenuhan secara langsung yang mengejutkan dari apa yang dinubuatkan di dalam Wahyu 18:2, dan peristiwa tersebut melambangkan jatuhnya kota Roma ke dalam kecemaran, kemurtadan, dan penyembahan berhala pada akhir zaman, akibat dikuasainya Roma oleh para Anti-Paus Vatikan II dan Kontra-Gereja akhir zaman mereka, yaitu sekte Vatikan II – yang secara umum merupakan inti dari nubuat-nubuat tentang sang Pelacur Babel.
Bukanlah pula suatu kebetulan bahwa pertunjukan cahaya itu, yang sungguh-sungguh memenuhi nubuat Wahyu tentang Babel, terjadi pada hari ulang tahun ke-50 penutupan Vatikan II, karena Vatikan II adalah konsili kemurtadan yang menuntun kepada dan mencirikan Kontra-Gereja akhir zaman ini, yaitu sekte Vatikan II, sang Pelacur Babel akhir zaman. Allah memberikan kepada dunia tanda yang besar dan luar biasa ini – pemenuhan nubuat Wahyu 18:2 yang jelas dan menakjubkan tersebut di Basilika St. Petrus – sehingga bahkan orang-orang yang buta di luar sana memiliki kesempatan lain untuk menyadari di mana kita berada di dalam sejarah, dan bahwa sang Pelacur Babel, sekte Vatikan II, yang bukan Gereja Katolik melainkan Kontra-Gereja akhir zaman, adalah apa yang menduduki Roma pada saat ini.
Pemenuhan nubuat ini di Basilika St. Petrus juga memberikan kunci untuk mengidentifikasikan arti dan lokasi dari Babel di dalam Perjanjian Baru dan di dalam nubuat Kitab Wahyu.
Pemenuhan nubuat ini luar biasa pentingnya untuk mengerti situasi masa kini dan mengapa sang malaikat berkata sudah jatuh dua kali. Pemenuhan dari Wahyu 18:2 di Basilika St. Petrus bukan hanya semata-mata menegaskan identitas Babel di dalam Perjanjian Baru secara umum. Tidak, pemenuhan nubuat itu menegaskan arti, lokasi, dan identitas Babel di dalam Perjanjian Baru dengan kespesifikan yang luar biasa – dengan keakuratan yang sangat jitu dan secara amat persis bagaikan sinar laser, seperti yang kita akan lihat.
Di 1 Petrus 5:13, St. Petrus menulis dari Roma dan ia menyebut kota itu sebagai Babel. Karena St. Petrus menulis dari Roma, sedangkan ia menyebut Roma sebagai Babel, banyak komentator di sepanjang abad telah mengakui bahwa St. Petrus menggunakan kata Babel sebagai kata sandi untuk kota Roma.
Selanjutnya, karena nubuat-nubuat tentang sang Pelacur Babel di dalam Kitab Wahyu secara jelas berhubungan dengan kota Roma, kota di atas tujuh gunung yang disebutkan di dalam Wahyu 17, banyak orang telah menghubungkan nama sandi Babel di dalam Perjanjian Baru dengan kota Roma.
Walaupun Babel memang merujuk kepada kota Roma, makna sesungguhnya dari rujukan itu bahkan lebih spesifik dan penting bagi nubuat-nubuat kitab Wahyu daripada yang disadari oleh hampir semua orang. Kami telah membahas hal ini di dalam video kami tentang Wahyu 18:2, tetapi hal tersebut akan didedah di sini, karena dengan mengerti lokasi Babel di dalam Perjanjian Baru secara tepat dan akurat, kita akan mendapatkan kunci untuk mengerti pemenuhan dan tanda dari perkataan “sudah jatuh, sudah jatuh”.
Menurut kata-kata 1 Petrus 5:13 yang terilhami, Babel bukan semata-mata hanyalah kota di mana St. Petrus berada - yang kita ketahui lewat sejarah, telah merupakan kota Roma – tetapi secara lebih spesifik, Babel adalah lokasi yang persis di mana terletak gereja St. Petrus di dalam kota itu.
Di dalam 1 Petrus 5:13, St. Petrus di bawah ilham dari Roh Kudus, menuliskan: “Gereja yang berada di Babel... memberi salam kepada kamu sekalian...” Maka, gereja St. Petrus berada di Babel. Terdapat persamaan alkitabiah antara Babel dan lokasi gereja St. Petrus di dalam kota itu, serta lokasi St. Petrus sendiri di dalam kota itu.
Nah, harus dicatat bahwa naskah Yunani orisinal dari 1 Petrus 5:13 menggunakan kata συνεκλεκτή dan bukan kata ἐκκλησία. Συνεκλεκτή (syneklektí) secara harfiah berarti ia yang terpilih bersama, sedangkan ἐκκλησία adalah kata yang secara umum digunakan untuk Gereja; tetapi dengan menggunakan kata Συνεκλεκτή, St. Petrus memang merujuk kepada gerejanya atau kongregasinya di Babel, seperti yang diakui oleh banyak komentator.
Itulah mengapa kebanyakan terjemahan dari 1 Petrus 5:13 mengikutsertakan kata gereja. Tetapi bahkan jika seseorang lebih menyukai suatu terjemahan yang lain, tidak diragukan sama sekali bahwa menurut 1 Petrus 5:13, lokasi Babel adalah tempat di mana St. Petrus berada, dan cukup dengan mengakui fakta ini, seseorang mengakui poin-poin yang berasal darinya.
Maka, menurut Kitab Suci yang terilhami, lokasi Babel = Gereja St. Petrus, dan tempat di mana St. Petrus berada. Itulah lokasi Babel, menurut 1 Petrus 5:13. Selanjutnya, karena kita mengetahui bahwa kota di mana St. Petrus berlokasi adalah Roma, kita dapat berkata bahwa lokasi Babel adalah Gereja St. Petrus di Roma, dan tempat yang persis di Roma di mana St. Petrus berada.
Fakta yang menarik, Basilika St. Petrus modern di Vatikan dibangun di tempat di Roma di mana St. Petrus persis dikuburkan. Basilika tersebut didirikan di atas makam St. Petrus, yang menjadi suatu simbol yang tepat tentang bagaimana Yesus Kristus mendirikan Gereja universal-Nya di atas St. Petrus.
Fakta bahwa Basilika St. Petrus didirikan di atas makam St. Petrus ditegaskan oleh sumber-sumber dari sejarah, Tradisi Kristiani kuno, dan penemuan-penemuan arkeologis. Ini adalah gambar dari altar tinggi di dalam Basilika St. Petrus, yang persis terdapat di atas tempat di mana St. Petrus dikuburkan. Hal tersebut berarti bahwa Basilika St. Petrus secara harfiah adalah tempat di Roma di mana St. Petrus berada. Basilika St. Petrus juga secara harfiah adalah gereja St. Petrus di Roma.
TEMPAT DI ROMA DI MANA ST. PETRUS BERADA
GEREJA ST. PETRUS DI ROMA (BASILIKA ST. PETRUS)
Maka, jika kita berpegang kepada definisi yang terilhami dari 1 Petrus 5:13, bahwa lokasi Babel sama dengan Gereja St. Petrus, dan tempat di mana St. Petrus berada, kita dapat melihat mengapa lokasi Babel sama dengan Basilika St. Petrus; karena Basilika St. Petrus di Vatikan adalah Gereja St. Petrus dan di situlah persisnya di mana St. Petrus berada.
Dan bahkan mereka yang mengambil posisi yang salah, yang bertentangan dengan bukti dari sejarah dan kebanyakan komentar para pelajar, bahwa St. Petrus tidak menulis dari Roma di dalam 1 Petrus 5:13, melainkan dari suatu kota yang lain, mereka tetap harus mengakui persamaan antara lokasi Babel dan Basilika St. Petrus di Vatikan, karena 1 Petrus 5:13 menyamakan lokasi Babel dengan Gereja St. Petrus dan tempat di mana St. Petrus berada, dan satu-satunya tempat di dunia yang sekaligus merupakan Gereja St. Petrus dan tempat di mana St. Petrus berada adalah Basilika St. Petrus di Vatikan; tetapi definisi penuh dan sejati dari lokasi Babel adalah Gereja St. Petrus di Roma dan tempat di Roma di mana St. Petrus berada, yang tentunya, adalah Basilika St. Petrus.
Dan, seperti yang akan kita lihat, poin-poin ini dan pemenuhan-pemenuhan nubuat tersebut tidak menentang, melainkan sesungguhnya menegaskan kenyataan tentang Gereja Katolik, Kepausan, dan tradisi apostolik dari Gereja di Roma, yang uskup dan Paus pertamanya adalah St. Petrus.
Nubuat-nubuat tersebut berkenaan dengan hilangnya iman Katolik di Roma di dalam Basilika St. Petrus dan Roma pada akhir zaman karena iman Katolik adalah iman yang sejati terhadap Kristus. Nubuat-nubuat tersebut dan serta pemenuhan dari nubuat-nubuat itu menunjukkan bahwa Gereja Roma memiliki suatu tradisi apostolik yang sungguh berasal dari St. Petrus sendiri. Istilah Babel, secara ketat, hanyalah menunjukkan lokasi: yaitu Gereja St. Petrus di Roma dan tempat di mana St. Petrus berada. Di dalam konteks-konteks tertentu, seperti di dalam nubuat-nubuat Kitab Wahyu, tempat di mana St. Petrus berada berhubungan dengan Pelacur Babel karena itulah apa yang telah dinubuatkan akan terjadi di sana pada saat kemurtadan terakhir; tetapi di dalam 1 Petrus 5:13, Babel adalah tempat berlokasinya Gereja sejati, dan bukan Gereja yang palsu.
Demikian pula, di sepanjang sejarah, tempat itu, Basilika St. Petrus di Vatikan, adalah tempat di mana Gereja sejati berlokasi; tetapi sesuatu yang amat signifikan terjadi di tempat itu pada saat terjadinya kemurtadan dan penipuan pada akhir zaman.
Kata Benda θαῦμα (Keheranan) hanya Digunakan Dua Kali di dalam Perjanjian Baru
Maka, walaupun Babel merujuk kepada kota Roma sewaktu kita sedikit memperkecil gambar peta, sewaktu kita semakin memperkecil gambar peta, kita akan melihat seluruh Europa secara bersamaan, yaitu, Eropa pagan pada akhir zaman, yang juga merupakan wanita yang terduduk di atas sang binatang yang dinubuatkan oleh St. Yohanes, yang bersatu secara politis di bawah Uni Eropa dan dipimpin secara rohani oleh Roma yang murtad pada akhir zaman; tetapi sewaktu kita memperbesar gambar peta sedekat mungkin, dan jika kita melihat lokasi Babel yang paling persis dan tepat, lokasinya adalah di Basilika St. Petrus di Vatikan, karena di situlah Gereja St. Petrus di Roma, tempat yang persis di mana St. Petrus berada. Di situlah lokasi Babel, menurut definisi yang terilhami dari 1 Petrus 5:13. Kiasannya itulah pusat dari gempa rohani. Di situlah tempat berlangsungnya peristiwa-peristiwa yang mengubah Roma, Eropa, dan seluruh dunia pada akhir zaman. Basilika St. Petrus adalah tempat yang persis di mana acara-acara Vatikan II berlangsung. Acara-acara Vatikan II itu mengubah orang-orang, rakyat banyak, bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa yang mengikuti Babel – dengan menuntun seluruh struktur dioses di seluruh dunia, di dalam berbagai bangsa dan bahasanya, ke dalam bidah dan kemurtadan.
Basilika St. Petrus adalah bait Allah di mana sang manusia pendosa terduduk. Basilika St. Petrus adalah tempat di mana penghormatan terhadap gambar sang manusia pendosa diresmikan.
Lapangan St. Petrus adalah tempat di mana sang manusia pendosa dilukai. Pemilihan palsu dari Anti-Paus Yohanes XXIII dan Paulus VI yang begitu signifikan untuk kemurtadan ini, bertempat di Kapel Sistina, yang jaraknya dekat dari Basilika St. Petrus, dan para revolusioner pemurtad tersebut menghadirkan diri mereka sendiri di Balkon Basilika St. Petrus setelahnya. Basilika St. Petrus adalah lokasi Babel, menurut 1 Petrus 5:13.
Dan kenyataannya, sewaktu kita menerapkan definisi ini kepada nubuat tersebut, bahwa lokasi Babel = Basilika St. Petrus, kita sungguh menembak tepat sasaran.
Sebab, seperti yang telah kita lihat, nubuat di dalam Wahyu 18:2, tentang bagaimana Babel menjadi penjara atau kandang bagi setiap burung dan binatang yang najis telah terpenuhi bukan di suatu bagian yang lain dari Roma, tetapi secara menakjubkan di Basilika St. Petrus sendiri, persis di atas makam St. Petrus. Pemenuhan nubuat terjadi di sana, di Gereja St. Petrus, di tempat yang sama di Roma di mana St. Petrus berada, karena di situlah lokasi Babel. Faktanya, pemenuhan dari nubuat tersebut terkait erat dengan ciri-ciri khusus Basilika St. Petrus, sebab sewaktu menggambarkan burung-burung dan binatang-binatang di dalam penjara (phulake), malaikat tersebut menggambarkan pilar-pilar di depan Basilika St. Petrus yang membuat burung-burung serta binatang-binatang tersebut tampak bagaikan berada di dalam sebuah penjara. Ini adalah suatu penegasan yang luar biasa akan persamaan alkitabiah dari 1 Petrus 5:13: bahwa lokasi Babel = Gereja St. Petrus dan lokasi di mana St. Petrus berada.
Sewaktu seseorang mengerti dan merenungkan poin ini, ia seharusnya bukan hanya menyadari secara jelas bahwa sang Pelacur Babel berada di Roma sekarang dan mengendalikan Basilika St. Petrus, bait Allah, pada saat ini, pada masa kemurtadan ini, tetapi orang itu juga seharusnya menyadari bahwa poin-poin ini membuktikan ilham Kitab Suci. Poin-poin ini menunjukkan bahwa nubuat St. Yohanes di Wahyu 18:2 tentang apa yang akan terjadi di Babel pada akhir zaman telah terpenuhi, dengan ketepatan yang luar biasa, di Gereja St. Petrus di Roma, dengan keselarasan yang sempurna dengan definisi yang persis dari lokasi Babel yang ditulis oleh St. Petrus hampir dua ribu tahun lalu di dalam 1 Petrus 5:13.
Tetapi, masih ada lagi. Kami telah membahas tentang Wahyu 18:2 dan bagaimana ayat tersebut terpenuhi secara spesifik di Basilika St. Petrus. Nah, terdapat bagian lain dari ayat tersebut – bagian di mana sang malaikat berkata sudah jatuh, sudah jatuh, Babel yang agung. Konsisten dengan apa yang telah kita bahas, bahwa lokasi Babel = Basilika St. Petrus, masuk akal bahwa kata-kata sudah jatuh, sudah jatuh, Babel yang agung, juga juga akan berlaku terhadap Basilika St. Petrus, karena, seperti yang telah kita lihat, di situlah tepatnya lokasi Babel.
Nah, pada saat kemurtadan yang telah diprediksikan ini, sudahkah terjadi suatu peristiwa atau tanda yang besar yang terjadi dua kali di Basilika St. Petrus? Apakah telah terjadi sesuatu yang menarik perhatian seluruh dunia – suatu peristiwa yang berhubungan dengan perkembangan-perkembangan besar di Roma pada masa kini – yang terjadi dua kali di Basilika St. Petrus?
Suatu peristiwa yang muncul di pikiran adalah kedua sambaran kilat di puncak Basilika St. Petrus pada hari di mana Anti-Paus Benediktus XVI mengundurkan diri pada tanggal 11 Februari 2013. Pada hari itu, kilat menyambar puncak Basilika St Petrus bukan hanya satu kali, melainkan dua kali. Pengunduran diri dari Anti-Paus Benediktus XVI adalah suatu peristiwa yang besar. Peristiwa itu mengejutkan dunia, menjadi sensasi di dalam berita, dan secara langsung berhubungan dengan nubuat-nubuat Wahyu karena Anti-Paus Benediktus XVI adalah sang raja Romawi ketujuh dari nubuat.
Ialah raja ketujuh dari Negara Kota Vatikan, dan pengunduran dirinya melambangkan akhir dari masa ketujuh raja. Hal tersebut dibahas secara rinci di dalam materi kami.
Anti-Paus Benediktus XVI mengundurkan diri pada tanggal 11 Februari. 11 Februari adalah tanggal di tahun 1929 di mana Vatikan dan pemerintahan Italia menandatangani Perjanjian Lateran. Perjanjian Lateran menciptakan Negara Kota Vatikan. Adalah suatu fakta sejarah bahwa sebagai hasil dari perjanjian tersebut, Paus Pius XI menjadi raja pertama dari Negara Kota Vatikan pada tanggal 11 Februari 1929. Adalah suatu fakta sejarah pula bahwa Anti-Paus Benediktus XVI merupakan raja ketujuh dari Negara Kota Vatikan.
Maka, raja pertama dari Negara Kota Vatikan menerima kedudukannya sebagai raja pada tanggal 11 Februari, dan sang raja ketujuh mengundurkan diri, dan berhenti menjadi raja dari Negara Kota Vatikan pada tanggal 11 Februari. Hal ini bukanlah hanya suatu kebetulan. Pengunduran diri raja ketujuh dari Negara Kota Vatikan pada tanggal 11 Februari adalah suatu penegasan lain bahwa Pius XI sampai Benediktus XVI memang benar merupakan ketujuh raja dari nubuat, dan pria berikutnya, Anti-Paus Fransiskus secara terbuka menolak segala aspek kerajaan.
Anti-Paus Fransiskus bukan hanya tidak menggunakan paspor raja-raja Negara Kota Vatikan. Ia menggunakan paspor Argentina biasa, antara lain. Ini adalah cara lain yang digunakan oleh Allah untuk menunjukkan bahwa Fransiskus bukanlah salah satu dari ketujuh raja-imam. Ketujuh raja dari nubuat wahyu adalah Paus Pius XI sampai Anti-Paus Benediktus XVI.
Fransiskus bukan hanya secara terbuka menolak segala aspek kerajaan, tetapi, ia juga bukan seorang imam yang valid, karena ia telah ‘ditahbiskan’ di dalam Ritus Penahbisan yang Baru yang tidak valid. Oleh karena itu, ia tidak mungkin adalah raja-imam dari monarki imamat Negara Kota Vatikan seperti yang dibahas oleh materi kami.
Pengunduran diri Anti-Paus Benediktus XVI menandakan akhir dari ketujuh raja, dan secara langsung berhubungan dengan nubuat-nubuat di dalam Kitab Wahyu tentang sang binatang dan sang pelacur Babel.
Dan hanya beberapa jam setelah kejadian besar tersebut, yang mengejutkan seluruh dunia dan menarik perhatian semua media, kilat menyambar puncak dari Basilika St. Petrus bukan hanya satu kali, melainkan dua kali, di dalam dua sambaran yang berbeda. Kedua sambaran kilat itu adalah suatu pertanda yang menakjubkan dan mengerikan. Kilat di puncak Basilika St. Petrus, sewaktu seluruh dunia memusatkan perhatian kepada Vatikan, dan yang menyambar hanya beberapa jam setelah Anti-Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, bahkan menyebabkan anggota dari pers sekuler bertanya-tanya apabila sambaran kilat itu adalah suatu pertanda ilahi dan apa yang mungkin merupakan makna dari peristiwa itu.
Kami mengajukan kepada anda bahwa di Wahyu 18:2, sang malaikat berkata Sudah jatuh, sudah jatuh karena ia merujuk secara khusus kepada kedua sambaran kilat di Babel, di Basilika St. Petrus, pada hari itu. Kami mengajukan kepada anda bahwa sewaktu Wahyu 18:2 berkata, Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, ayat itu merujuk kepada kilat, kilat di Babel, di Basilika St. Petrus.
Dan jika hal ini benar, bahwa Sudah Jatuh, sudah jatuh Babel, memang berarti kilat, kilat di Basilika St. Petrus, akan menjadi masuk akal bahwa terdapat suatu hubungan antara sudah jatuh dan kilat. Akan masuk akal bahwa sabda Allah yang terilhami menghubungkan apa yang disebut sebagai jatuh dengan apa yang terlihat sebagai kilat. Dan hal ini memang benar:
Kata di dalam bahasa Yunani yang digunakan untuk jatuh di dalam Lukas 10:18 adalah suatu bentuk partisip dari kata kerja πίπτω, kata kerja yang sama yang digunakan di dalam Wahyu 18:2 untuk sudah jatuh. Maka, sabda Allah yang terilhami – memang, Yesus Kristus Sendiri – berkata bahwa Ia melihat Setan jatuh seperti kilat. Hal tersebut berarti bahwa di dalam sabda Allah, sebagaimana terdapat hubungan antara lokasi Babel dan Gereja St. Petrus, tempat di mana St. Petrus berada, terdapat pula suatu hubungan yang langsung antara jatuh dan kilat.
Sabda Allah sempurna. Sabda Allah terilhami. Oleh karena itu, kita dapat menerapkan rumusannya. Lukas 10:18 menghubungkan kata jatuh dengan kilat. Kitab Suci juga menghubungkan lokasi Babel dengan Basilika St. Petrus.
Terdapat suatu nubuat di dalam Wahyu 18:2 yang berkata: Sudah jatuh, sudah jatuh, Babel. Jika kita menerapkan rumusan Alkitab, dan mengerti bahwa kilat adalah tanda akan kejatuhan, dan mengerti Basilika St. Petrus sebagai lokasi Babel, kita kembali menembak tepat sasaran, karena kita mendapatkan nubuat berikut: Kilat, Kilat di Basilika St. Petrus.
Karena Kilat, Kilat di Basilika St. Petrus akan menjadi terlalu kentara, malaikat di Wahyu 18:2 menggunakan kata sandi Kitab Suci yaitu Babel untuk menggantikan Gereja St. Petrus di Roma, dan istilah alkitabiah, sudah jatuh, sudah jatuh untuk apa yang tampak sebagai kilat, kilat.
Maka, sekali lagi kita melihat bahwa nubuat-nubuat di Kitab Wahyu tentang Babel, sewaktu ditelaah bersamaan dengan definisi yang terilhami dari Babel di 1 Petrus 5:13, nubuat-nubat tersebut menunjukkan secara tepat lokasi Babel sebagai Basilika St. Petrus sendiri – gereja St. Petrus di Roma: tempat yang sama di mana St. Petrus berlokasi.
Rujukan Wahyu 18:2 kepada jatuhnya Babel tentunya juga menjelaskan jatuhnya kota Roma ke dalam kemurtadan dari iman Katolik selama kemurtadan pasca-Vatikan II, tetapi sang malaikat dengan sengaja menggunakan kata-kata sudah jatuh dua kali, dan bukan hanya satu kali, karena ia merujuk kepada peristiwa yang spesifik pada tanggal 11 Februari 2013, yang ditandakan oleh kilat, kilat, kedua sambaran kilat yang berbeda di atas Babel pada hari yang begitu penting untuk Kontra-Gereja akhir zaman serta nubuat-nubuat di dalam Kitab Wahyu.
Keakuratan dari poin-poin ini, dan hubungan yang bernubuat antara Lukas 10:18 dan Wahyu 18:2, diperkuat lebih lanjut sewaktu kita mempertimbangkan bahwa di Lukas 10:18, partisip jatuh dikaitkan dengan kilat sehubungan dengan apa? Sehubungan dengan kehadiran dan gerak-gerik Setan, iblis, serta roh-roh yang najis.
Lukas 10:17 merujuk kepada para iblis. Lukas 10:20 merujuk kepada roh-roh (yang berarti roh-roh najis). Lukas 10:18 tentunya, merujuk kepada Setan. Di Wahyu 18:2, kita melihat hal yang sama persis.
Di dalam Wahyu 18:2, sudah jatuh, sudah jatuh berhubungan secara langsung dengan apa? Dengan kehadiran dan gerak-gerik para iblis dan roh-roh najis, persis seperti yang terdapat di dalam Lukas 10:17-20. Hal yang paling pertama yang disebutkan di dalam Wahyu 18:2 setelah kata-kata Sudah jatuh, sudah jatuh, Babel yang agung adalah bahwa Babel telah menjadi tempat tinggal para iblis dan penjara segala roh najis, kata-kata yang sama yang kita temukan di dalam Lukas 10:17-20.
Paralel yang terilhami ini tidak dapat dipungkiri. Di dalam Lukas 10:17-20, kita menemukan rujukan kepada kehadiran dan gerak-gerik para iblis dan roh-roh, di dalam ayat yang menghubungkan kejatuhan dengan kilat. Di dalam Wahyu 18:2, kita menemukan rujukan-rujukan tentang kehadiran dan gerak-gerik para iblis dan roh-roh, di dalam suatu nubuat tentang sudah jatuh, sudah jatuh. Maka di manakah seperti kilat, seperti kilat di dalam Wahyu 18:2, yang akan kita harapkan untuk lihat sesuai dengan paralel Wahyu 18:2 yang jelas dengan Lukas 10:17-20? Jawabannya seperti kilat, seperti kilat, memuat di dalam peristiwa yang sama yang memenuhi nubuat – kilat, kilat di Basilika St. Petrus – dan selebihnya di dalam ayat tersebut, tentang burung-burung dan binatang-binatang yang najis di Babel, nubuat tersebut juga dipenuhi di mana? Di tempat yang persis sama, di Basilika St. Petrus, di Gereja St. Petrus di Roma, lokasi yang persis dari Babel.
Memang, pikirkanlah hal ini demikian: Di dalam Lukas 10:18, Yesus berkata bahwa pertanda bahwa Setan jatuh ke dalam suatu tempat tertentu adalah kilat. Di dalam Wahyu 18:2, pertanda bahwa Babel sudah jatuh, sudah jatuh kepada para iblis dan segala roh-roh najis, yang tentunya mengikutsertakan Setan, adalah kilat, kilat. Hal ini berarti bahwa, di bawah para Anti-Paus Vatikan II dan Kontra-Gereja mereka, sekte Vatikan II, Basilika St. Petrus kini adalah tempat tinggal segala roh najis. Hal tersebut menunjukkan betapa jahatnya Kontra-Gereja Vatikan II pada akhir zaman.
Sangatlah menarik pula untuk mencatat bahwa altar tinggi di Basilika St. Petrus, yang, seperti yang telah kami sebutkan, berlokasi secara langsung di atas makam St. Petrus, dinaungi oleh kanopi perunggu yang disebut Baldakin St. Petrus. Kanopi ini berada di tengah-tengah persimpangan dan secara langsung di bawah kubah Basilika St. Petrus. Atau, dalam kata lain, “ … makam St. Petrus berada, secara persis di bawah altar sentral dan kubah dari Basilika itu ....” Hal itu berarti bahwa sewaktu kilat, kilat menyambar puncak dari kubah Basilika St. Petrus, kilat tersebut menyambar titik yang amat tepat, dengan keakuratan yang amat jitu, dari makam St. Petrus – lokasi yang persis dari Babel. Menakjubkan.
Harus juga dicatat bahwa gaya bahasa yang tegas (sudah jatuh, sudah jatuh) pada permulaan nubuat dari malaikat tersebut menggarisbawahi kesan keheranan yang muncul akibat apa yang telah terjadi di Babel. Keheranan ini konsisten dengan sifat yang mengejutkan dari peristiwa-peristiwa yang merupakan pemenuhan dari nubuat-nubuat tersebut, dan fakta bahwa jatuhnya Babel ke dalam kemurtadan tidak terduga. Kejatuhan Babel tidak terduga dan mengejutkan karena Basilika St. Petrus dan Roma normalnya berlawanan dengan keadaan dari keduanya pada akhir zaman. Hal ini menunjukkan lebih lanjut bahwa iman Katolik adalah iman yang sejati dan nubuat-nubuat akhir zaman berhubungan dengan ditinggalkannya iman tersebut. Di dalam kemurtadan terakhir, Babel telah menjadi tempat tinggal para iblis dan suatu Kontra-Gereja, dan hal ini mengejutkan karena sebelumnya tidaklah demikian adanya di sepanjang sisa dari sejarah Gereja. Dan peristiwa-peristiwa di Babel ini telah mengurangi Gereja Katolik sejati, yang tetap ada, menjadi suatu sisa umat Katolik Tradisional yang setia, sesuai dengan apa yang diindikasikan akan terjadi pada akhir zaman oleh Wahyu serta nubuat Ilahi.
Poin-poin ini menunjukkan di mana kita berada di dalam sejarah dan di dalam pemenuhan nubuat-nubuat. Jelas bahwa kita berada di dalam masa yang dinubuatkan di dalam Wahyu bab 18 mengenai sang Pelacur Babel. Hal tersebut jelas berarti bahwa kita berada di dalam masa binatang akhir zaman, karena sang Pelacur dan sang binatang berhubungan dan berkaitan di dalam nubuat. Penjelasan tentang sang Pelacur adalah bagian penjelasan tentang sang binatang.
Tanda pertama di Wahyu 18:2, Sudah jatuh, sudah jatuh terjadi pada hari pengunduran diri Anti-Paus Benediktus XVI, yaitu di tanggal 11 Februari 2013. Bagian selanjutnya dari ayat tersebut terpenuhi secara mengejutkan pada tanggal 8 Desember 2015. Dan ingatlah bahwa kemurtadan itu tidak bermula dari tanggal-tanggal tersebut; tetapi, peristiwa-peristiwa di tanggal 2013 dan 2015 adalah pertanda yang khas dari Allah kepada dunia tentang kemurtadan yang telah dipimpin dari Basilika St. Petrus sejak Vatikan II dan bahwa kita berada di dalam fase terakhirnya.
Itulah mengapa sangatlah penting untuk berfokus kepada keselamatan anda sekarang. Berhentilah menghadiri Misa Baru dan keluarlah dari sekte Vatikan II sekarang.
Anda perlu menolak para Anti-Pausnya yang bidah dan memeluk iman Katolik tradisional, iman yang satu dan sejati terhadap Yesus Kristus, di luar mana tidak terdapat keselamatan, sekarang.
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 1 hariBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 2 hariBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 2 hariBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 2 hariBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 2 hariBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 2 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 2 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 2 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...