^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Apakah 1 Timotius 4:3 (Mereka Melarang Orang untuk Menikah & Berpantang) Merujuk kepada Orang Katolik?
Beberapa orang Protestan mengutip 1 Timotius 4:1-5 untuk mencoba membantah ajaran Katolik. Mereka secara salah mengklaim bahwa ayat itu mengidentifikasikan kepercayaan-kepercayaan serta praktik-praktik Gereja Katolik sebagai “ajaran-ajaran setan-setan”. Tetapi, mereka telah sepenuhnya salah mengerti ayat ini. Ayat ini sama sekali tidak merujuk kepada ajaran Katolik ataupun hukum disiplin Gereja Katolik.
Terdapat suatu arti yang pasti dari ayat ini dalam 1 Timotius 4. Ayat ini merujuk kepada berbagai sekte dualis di sepanjang sejarah Kristiani. Contoh-contohnya adalah sekte Gnostik, sekte Manikheisme, Katar, dsb. Mereka percaya akan dua allah: yang satu jahat dan yang lain baik. Menurut mereka, allah yang jahat adalah allah materi, sedangkan allah yang baik adalah allah roh. Mereka mengembangkan suatu teologi yang menghancurkan segala penggunaan hal-hal materi, dan besarnya pemberlakuan hal ini bergantung sektenya dan semangat mereka untuk hal itu.
Kiri: Mani, pendiri sekte dualis Manikheisme; Kanan: St. Dominikus membakar karya tulis pengikut sekte dualis Katar
Maka, mereka melarang pernikahan, berpantang daging, dan mengkhotbahkan kemiskinan (sebab mereka percaya bahwa kepemilikian benda-benda materi adalah hal yang jahat). Mereka yang amat berbakti bahkan membunuh diri mereka sendiri untuk mengakhiri keberadaan materi mereka. Sama sekali tidak diragukan bahwa ayat ini merujuk kepada para dualis, sebagaimana yang akan ditegaskan suatu kajian tentang sejarah Kristiani.
Gereja Katolik, di sisi lain, tidak melarang pernikahan. Pernikahan adalah salah satu dari ketujuh sakramen. Gereja juga tidak melarang untuk makan daging (kecuali untuk hari Jumat dan hari-hari tertentu di sepanjang tahun sebagai devosi kepada Tuhan). Kenyataannya, Konsili Florence menyatakan bahwa “tidak suatu makanan apa pun, yang diterima oleh masyarakat, dilarang”.
Para bidah dualis, kebalikannya, yang memang melarang pernikahan dan pantang daging muncul berulang kali. Mereka menjadi suatu masalah yang besar pada Abad Pertengahan sehingga perang terhadap para bidah Katar-dualis pada tahun 1208 disebut sebagai sebuah perang salib oleh Paus Inosensius III (Carroll, A History of Christendom [Sejarah Kekristenan], Vol. 3, hal. 175).
Kiri: Paus Inosensius III mengekskomunikasikan pengikut Katarisme dualis ; Kanan: perang melawan para pengikut Katarisme
Maka, ayat tersebut sama sekali tidak merujuk kepada ajaran ataupun praktik-praktik Katolik. Tentunya, ajaran Gereja Katolik adalah bahwa keadaan selibat, dengan sendirinya, lebih tinggi daripada keadaan pernikahan (suatu kebenaran yang tercermin di dalam disiplin keselibatan imamat), yang merupakan ajaran Kitab Suci sendiri.
Membantah penolakan Protestan terhadap ajaran Katolik dan Kitab Suci tentang keselibatan
Para bapa dari Gereja Kristiani juga mengajarkan hal yang serupa. Kenyataannya, penolakan Protestantisme terhadap ajaran alkitabiah dan para bapa Gereja adalah suatu bukti yang lain bahwa Protestantisme bukanlah agama Kristen yang sejati. Di dalam 1 Korintus 7, St. Paulus secara jelas mengajarkan bahwa keadaan selibat lebih tinggi daripada keadaan pernikahan, dan oleh karena itu, memberikan bantahan yang kuat terhadap penyangkalan para Protestan terhadap kenyataan ini.
Seperti yang ditunjukkan oleh fakta-fakta ini, pernyataan para Protestan bahwa 1 Timotius 4:1-5 merujuk kepada ajaran Katolik sama sekali salah. Ini adalah suatu contoh lain bagaimana mereka menyalahgunakan dan memutarbalikkan Kitab Suci menuju kebinasaan mereka.
Artikel-Artikel Terkait
Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 2 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 2 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 4 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 4 bulanBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 5 bulanBaca lebih lanjut...