^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Rasa Sakit Neraka - Khotbah St. Alfonsus
KHOTBAH X
Untuk Hari Minggu Kelima setelah Epifani
Tentang Rasa Sakit Neraka
“Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar” – Matius xiii. 30.
“Saya akan pertama-tama berbicara tentang api Neraka, yang merupakan kesakitan utama yang menyiksa indra orang-orang yang terkutuk, dan setelahnya, kesakitan-kesakitan lain dari Neraka.
1. Lihatlah! Kebinasaan terakhir dari para pendosa yang menyalahgunakan kerahiman ilahi adalah terbakarnya diri mereka di dalam api Neraka. Allah mengancam dengan Neraka, bukan untuk mengirimkan kita ke sana, tetapi untuk membebaskan kita dari tempat siksaan itu. ‘Minatur Deus gehennam’, ujar St. Krisostomus, ‘ut a gehenna liberet, et ut firmi ac stabiles evitemus minas’ hom. v., de Pœnit. Jadi, ingatlah, saudara-saudara, bahwa Allah memberikan kepada anda pada hari ini kesempatan untuk mendengarkan khotbah ini, agar anda dapat terjaga dari Neraka, dan agar anda berhenti berdosa, sebab dosa sendiri dapat menuntun anda ke dalam Neraka.
2. Saudara-saudara, adalah suatu hal yang pasti dan bagian dari iman bahwa terdapat Neraka. Setelah penghakiman, orang benar akan menikmati kemuliaan abadi dari Surga, dan para pendosa akan dikutuk untuk menderita hukuman abadi yang telah dipersiapkan untuk mereka di dalam Neraka. ‘Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal’ – Matius xxv. 46. Marilah mencermati seperti apakah Neraka itu. Orang-orang yang kaya yang rakus menyebutnya – tempat siksaan. ‘In hunc locum tormentorum’ – Lukas xvi. 28. Inilah tempat penderitaan, di mana setiap indra dan kekuatan dari orang yang terkutuk mendapat siksaannya masing-masing, dan di mana siksaan setiap orang akan bertambah sesuai dengan kenikmatan-kenikmatan terlarang yang mereka nikmati. ‘Berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati’ – Wahyu xviii. 7.
3. Dengan menyakiti Allah, sang pendosa melakukan dua kejahatan: ia meninggalkan Allah, kebaikan tertinggi, yang dapat membuatnya bahagia, dan berpaling kepada ciptaan, yang tidak mampu memberikan kebahagiaan sejati apa pun kepada jiwa. Atas penghinaan ini yang dilakukan oleh manusia terhadap-Nya, Tuhan mengeluh lewat nabi-Nya, Yeremia: ‘Sebab umat-Ku telah melakukan dua kejahatan. Mereka telah meninggalkan-Ku, mata air kehidupan, dan telah menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air’ – Yeremia ii. 13. Lalu, karena sang pendosa berpaling dari Allah, ia akan disiksa di dalam Neraka oleh rasa sakit yang muncul akibat kehilangan Allah, yang akan saya bicarakan pada waktu yang lain; dan karena ia menyakiti Allah, ia berpaling kepada ciptaan, ia akan secara layak disiksa oleh ciptaan-ciptaan yang sama, dan terutama oleh api.
4. ‘Pembalasan dendam atas daging orang yang fasik adalah api dan belatung’ – Sirakh vii. 19. Api dan penyesalan dari hati nurani adalah cara utama yang digunakan Allah untuk membalas dendam terhadap daging orang fasik. Maka, untuk menghukum orang-orang yang terkutuk kedalam Neraka, Yesus Kristus memerintahkan mereka untuk pergi ke dalam api yang abadi. ‘Enyahlah daripada-Ku, wahai orang terkutuk, ke dalam api yang kekal’ – Matius xxv. 41. Api ini, oleh karena itu, akan menjadi salah satu algojo terkejam untuk orang-orang yang terkutuk.
5. Bahkan di dalam hidup ini, rasa sakit akibat api adalah siksaan yang paling mengerikan dari segala siksaan. Tetapi, St. Agustinus berkata bahwa dibandingkan dengan api Neraka, api di Bumi ini tidak lebih daripada suatu gambar yang berbanding dengan kenyataannya. ‘In cujus comparatione noster hic ignus depictus est’. St. Anselmus mengajarkan bahwa api Neraka jauh melebihi api dunia ini, seperti api yang nyata jauh melebihi lukisan api. Maka, rasa sakit yang dihasilkan oleh api Neraka jauh lebih besar daripada rasa sakit yang dihasilkan oleh api kita; sebab Allah telah membuat api di Bumi ini untuk digunakan oleh manusia, tetapi Ia telah menciptakan api Neraka secara khusus untuk hukuman para pendosa; dan oleh karena itu, seperti kata Tertulianus, Ia telah menjadikan api itu pelayan dari keadilan-Nya. ‘Longe alius est ignis, qui usui humano, alius qui Dei justitiae deservit’. Api pembalasan dendam selalu dijaga agar hidup oleh murka Allah. ‘...dalam murka-Ku telah tercetus api...’ – Yeremia xv. 14.
6. ‘Dan orang kaya itu mati, dan ia dikuburkan di dalam Neraka’ – Lukas xvi. 22. Orang-orang terkutuk dikuburkan di dalam api Neraka; oleh karena itu terdapat jurang api di bawah mereka, jurang api di atas mereka, dan jurang api di segala sisi. Bagaikan seekor ikan di lautan dikelilingi oleh air, demikian pula orang-prang terkutuk yang tidak bahagia itu diliputi oleh api di setiap sisi. Rasa nyeri akibat api itu dapat disimpulkan dari keadaan, bahwa orang kaya yang rakus itu tidak mengeluhkan siksaan yang lainnya. ‘Aku disiksa di dalam api ini’ – ibid. v. 24.
7. Sang Nabi Yesaya berkata bahwa Tuhan akan menghukum kebersalahan dari para pendosa dengan roh yang membakar. ‘TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion... dengan roh yang... membakar’ – iv. 4. ‘Roh yang membakar’ adalah esensi api secara murni. Semua roh atau esensi, walaupun diambil dari rerumputan atau bunga-bunga yang sederhana, begitu mendalam sehingga mencapai tulang-tulang sendiri. Demikianlah api Neraka. Api Neraka begitu aktif sehingga sebuah percikannya akan cukup untuk melelehkan gunung perunggu. Sang murid menceritakan bahwa seseorang yang terkutuk, yang tampak kepada seorang biarawan, mencelupkan tangannya ke dalam sebuah bejana berisikan air; sang biarawan meletakkan ke dalam bejana itu sebuah lilin perunggu, yang langsung meleleh.
8. Api ini akan menyiksa orang-orang terkutuk bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Api itu akan membakar usus, hati, otak, darah dalam ginjal, dan sumsum di dalam tulang. Kulit orang-orang terkutuk akan menjedi seperti kuali, yang di dalamya usus, daging, dan tulang-tulang mereka akan terbakar. Daud berkata bahwa tubuh orang yang terkutuk akan menjadi seperti begitu banyak perapian. ‘Engkau akan membuat mereka bagaikan sebuah tungku api pada waktu murka-Mu’ – Mazmur xx. 10.
9....Beberapa pendosa tertentu tidak dapat tahan untuk berjalan di bawah matahari yang kuat, atau tetap berada di hadapan sebuah kebakaran besar di dalam sebuah ruangan yang tertutup; mereka tidak dapat menahan percikan dari sebuah lilin; dan mereka tidak takut akan api Neraka, yang, menurut Nabi Yesaya, bukan hanya membakar, tetapi melahap orang yang terkutuk yang tidak bahagia itu. ‘Siapakah daripadamu yang dapat tinggal di dalam api yang menghanguskan?’ – Yesaya xxxiii. 14. Seperti seekor singa melahap seekor anak domba, demikian pula api Neraka melahap orang-orang terkutuk; tetapi api itu melahap mereka tanpa menghancurkan hidup mereka, dan oleh karena itu, menyiksa mereka dengan kematian yang terus berlanjut. St. Petrus Damianus berkata kepada pendosa yang menikmati ketidakmurnian: Wahai orang bodoh, teruslah memuaskan daging; karena akan datang suatu hari di mana ketidakmurnianmu akan menjadi seperti batu bara di dalam ususmu, untuk memperbesar dan memperparah siksaan dari api yang akan membakar dirimu di dalam Neraka: 'Akan datang hari, atau malam, di mana nafsu birahimu akan berubah menjadi batu bara, untuk mengobarkan di dalam ususmu api yang tidak terpadamkan. ‘Venit dies, imo nox, quando libido tua vertetur in picem qua se nutriet perpetuus ignis in visceribus tuis’ – Epist. 6. Dan menurut St. Siprianus, ketidakmurnian orang fasik akan mendidih di dalam setiap lemak yang akan keluar dari tubuh mereka yang terkutuk.
10. St. Hieronimus mengajarkan, bahwa di dalam api ini, para pendosa bukan hanya akan menderita rasa sakit dari api, tetapi juga segala rasa sakit yang diderita oleh manusia di Bumi ini. ‘In uno igne omnia supplicia sentient in inferno peccatores’ – Ep. ad. Pam. Betapa beragamnya rasa sakit yang diderita oleh manusia di dalam hidup ini. Rasa sakit di pinggang, rasa sakit di kepala, rasa sakit di dalam usus. Semua ini akan menyiksa orang-orang terkutuk secara bersamaan.
11. Api itu sendiri akan membawa dengannya rasa sakit dari kegelapan; sebab oleh asapnya, api itu, menurut St. Yohanes, meniupkan badai kegelapan yang akan membutakan orang-orang terkutuk. ‘Yang untuknya badai kegelapan dipersiapkan untuk selamanya’ – St. Yudas. 13. Maka, Neraka dijuluki negeri kegelapan yang ditutupi oleh bayangan kematian. ‘Negeri yang gelap dan ditutupi oleh kabut kematian: sebuah negeri yang dipenuhi derita dan kegelapan, di mana tinggal bayangan kematian, kekacau-balauan, dan ketakutan abadi’ – Ayub x. 21, 22. Untuk mendengar bahwa seorang penjahat dikurung di dalam penjara bawah tanah selama sepuluh atau dua puluh tahun menimbulkan rasa iba kita. Neraka adalah penjara bawah tanah yang tertutup di setiap sisi, yang di dalamnya secercah cahaya matahari atau cahaya lilin pun tidak pernah masuk. Maka, orang-orang terkutuk ‘tidak akan pernah melihat terang’ – Mazmur 48:20. Api dunia ini memberikan terang, tetapi api Neraka benar-benar gelap. Untuk menjelaskan kata-kata Iblis, ‘suara Tuhan membelah lidah-lidah api’ – Mazmur 28:7, - St. Basilius berkata bahwa di dalam Neraka, Tuhan memisahkan api yang membakar dari lidah-lidah yang menerangi, dan oleh karena itu api ini membakar, tetapi tidak memberikan cahaya. Beato Albertus Magnus menjelaskan teks ini secara lebih singkat dengan berkata bahwa Allah ‘memisahkan panas dari cahaya’. St. Thomas mengajarkan bahwa di dalam Neraka, hanya terdapat sedemikian banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyiksa orang-orang terkutuk yang melihat rekan-rekan mereka dan iblis. ‘Quantum sufficit ad videndum illa quae torquere possunt’ – 3., Pertanyaan 97, Artikel 5. Dan menurut St. Agustinus, cukup dengan melihat monster-monster Neraka ini, orang-orang yang terkutuk dapat menjadi sedemikian ketakutannya sehingga mereka semua mati, jika mereka mampu mati. ‘Videbunt monstra, quorum visio postet illos occidere’.
12. Untuk menderita kehausan yang memanggang, tanpa setetes pun air untuk memadamkannya, amat sangat menyakitkan. Terkadang, para petualang yang tidak dapat memperoleh minuman setelah perjalanan panjang, telah pingsan akibat kesakitan yang mereka dapatkan dari kehausan. Begitu besarnya kehausan orang-orang terkutuk, sehingga jika salah satu dari mereka diberikan seluruh air di Bumi ini, ia akan berseru: Semua air ini tidak cukup untuk memadamkan dahaga yang membakar yang kuderita. Tetapi, sayang sekali! Orang-orang yang terkutuk yang tidak bahagia itu tidak akan pernah mendapatkan setetets pun air untuk menyegarkan lidah mereka. ‘Ia berseru dan berkata: Bapa Abraham ,kasihanilah aku, dan utuslah Lazarus, agar ia dapat mencelupkan ujung jarinya ke dalam air, untuk mendinginkan lidahku, sebab aku tersiksa di dalam lidah api ini’ – St. Lukas xvi. 24. Orang kaya yang rakus itu tidak mendapatkan, dan tidak akan pernah mendapatkan tetesan air ini, selama Allah adalah Allah.
13. Orang-orang yang terkutuk akan demikian pula tersiksa oleh bau busuk yang merajalela di dalam Neraka. Bau busuk ini akan mucul dari setiap badan orang yang terkutuk. ‘Dari bangkai mereka akan keluar bau busuk’ – Yesaya xxxiv. 3. Tubuh orang yang terkutuk disebut bangkai, bukan karena mereka mati (sebab mereka hidup, dan akan terus hidup selamanya untuk menderita rasa sakit), tetapi karena bau busuk yang mereka hirup. Bukankah sangat menyakitkan jika seseorang terkurung di dalam ruangan tertutup dengan sebuah mayat yang membusuk? St. Bonaventura berkata bahwa jika tubuh dari satu pun orang-orang terkutuk diletakkan di Bumi, ia akan, oleh karena bau busuknya, cukup untuk menyebabkan kematian semua manusia. Maka, betapa tidak tertahankannya untuk hidup selamanya di dalam penjara bawah tanah di Neraka di tengah-tengah kerumunan besar orang-orang yang terkutuk! Beberapa orang-orang duniawi yang bodoh berkata: Jika saya masuk Neraka, saya tidak akan berada di sana sendiri. Hai orang-orang bodoh yang malang! Tidakkah kalian melihat bahwa semakin banyak jumlah teman kalian, semakin siksaan kalian menjadi tidak tertahankan? ‘Di sana’, ujar St. Thomas, ‘masyarakat orang-orang terkutuk akan menyebabkan peningkatan dan bukan penurunan terhadap derita’ – Suppl. Pertanyaan 86, Artikel 1. Penderitaan dari masyarakat orang terkutuk menjadi lebih besar, sebab tiap-tiap orang yang terkutuk merupakan sumber penderitaan bagi yang lainnya. Maka, semakin besar jumlah mereka, mereka semakin saling menyiksa satu sama lain. Nabi Yesaya berkata: ‘Bangsa-bangsa akan dibakar menjadi abu dan akan dibakar dalam api seperti semak duri yang ditebang.’ – Yesaya xxxiii. 12. Ditempatkan di tengah-tengah perapian Neraka, orang-orang yang terkutuk bagaikan gandum yang begitu banyak yang dijadikan abu oleh jurang api itu, dan seperti begiitu banyak semak duri yang diikat bersama dan saling melukai satu sama lain.
14. Mereka juga tersiksa bukan hanya oleh bau busuk dari rekan-rekan mereka, tetapi juga oleh teriakan dan ratapan mereka. Betapa sakitnya bagi seseorang yang rindu akan tidur untuk mendengar erangan orang sakit, gonggongan anjing, atau teriakan bayi. Orang-orang yang terkutuk harus tanpa henti mendengar raungan dan lolongan teman-teman mereka, dan bukan untuk satu malam pun, atau ribuan malam pun, melainkan untuk selama-lamanya, tanpa berhenti sesaat pun.
15. Orang-orang yang terkutuk juga disiksa oleh sempitnya tempat di mana mereka dikurung; sebab, walaupun penjara bawah tanah di Neraka itu luas, tempat itu akan terlalu kecil bagi jutaan orang terkutuk, yang seperti domba, akan ditumpukkan satu di atas yang lainnya. ‘Mereka’, ujar Daud, ‘terbaring di Neraka seperti domba’ – Mazmur xlviii. 15. Kita mengetahui dari Kitab Suci bahwa mereka akan dihimpit bersama bagaikan anggur di dalam tempat pemerasan anggur, oleh pembalasan dendam dari Allah yang murka. ‘...kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa’ – Wahyu xix. 15. Dari tekanan ini, akan muncul rasa sakit akibat ketidakmampuan untuk bergerak. ‘Hendaknya mereka menjadi tidak dapat bergerak bagaikan batu’ – Keluaran xvi. 16. Di dalam posisi apa pun, orang-orang terkutuk akan jatuh ke dalam Neraka setelah penghakiman umum, baik menghadap samping, atau terbaring, atau dengan kepala yang menghadap ke bawah, di dalam posisi itu, mereka harus berada selamanya, tanpa mereka pernah dapat menggerakkan kaki atau tangan atau jari, selama Allah adalah Allah. ‘Hœc omnia ludicra sunt es risus ad illa supplicia: pone ignem, ferrum, et bestias, attamen vix umbra sunt ad illa tormenta’ – hom. xxxix., ad pop. Ant.
16. Orang-orang terkutuk lalu akan disiksa dalam segala indra badan mereka. Mereka juga akan disiksa di dalam segala kekuatan jiwa mereka. Ingatan mereka akan disiksa oleh kenangan akan tahun-tahun yang telah mereka terima dari Allah untuk keselamatan jiwa mereka, dan yang mereka habiskan untuk bekerja demi pengutukan mereka; oleh kenangan akan begitu banyak rahmat dan begitu banyak terang ilahi yang mereka salah gunakan. Akal mereka juga akan disiksa oleh pengetahuan akan kebahagiaan besar yang telah mereka serahkan saat mereka kehilangan jiwa, Surga, dan Allah, dan oleh suatu keyakinan bahwa kerugian ini tidak pernah dapat diperbaiki sama sekali. Kehendak mereka akan disiksa saat mereka melihat bahwa apa pun yang mereka minta atau hendaki akan ditolak. ‘Keinginan orang fasik akan binasa’ – Mazmur cxi. 10. Mereka tidak akan pernah memiliki hal-hal yang mereka inginkan, dan harus untuk selamanya menderita hal-hal yang dibenci oleh kehendak mereka. Mereka akan berharap dapat lolos dari siksaan-siksaan ini dan untuk menemukan kedamaian; tetapi di dalam siksaan-siksaan ini, mereka harus selamanya tinggal, dan mereka tidak akan pernah menikmati kedamaian.
17. Mungkin mereka terkadang dapat menerima sedikit kenyamanan atau setidaknya kadang kala menikmati istirahat? Tidak, ujar Siprianus: ‘Nullum ibi refrigerium, nullum remedium, atque ita omni tormento atrocius desperatio’ – serm de Ascens. Di dalam hidup ini, betapa pun besarnya cobaan yang kita derita, selalu ada kelegaan atau waktu di mana derita itu berhenti. Orang-orang yang terkutuk harus tinggal selamanya di dalam lubang api, selalu dalam siksaan, selalu menangis, tanpa pernah menikmati saat istirahat sekali pun. Tetapi, mungkin ada seseorang yang iba akan penderitaan mereka? Pada waktu di mana mereka begitu menderita, iblis terus-menerus menyalahkan mereka dengan dosa-dosa yang telah membuat mereka disiksa, dengan berkata: Menderitalah, terbakarlah, hiduplah selamanya di dalam keputusasaan: engkau sendirilah yang telah menjadi sebab kehancuranmu. Dan tidakkah para kudus, ibunda yang ilahi, dan Allah, yang disebut Bapa Kerahiman, iba akan penderitaan mereka? Tidak; ‘matahari akan menjadi gelap, dan bulan tidak akan memberikan sinarnya, dan bintang-bintang akan jatuh dari Surga’ – Matius xxvi. 29. Para kudus, yang dilambangkan oleh bintang-bintang, bukan hanya tidak iba terhadap orang-orang yang terkutuk, tetapi mereka malah bersukacita di dalam pembalasan dendam terhadap penghinaan-penghinaan yang diberikan kepada Allah mereka. Tidak pun sang ibunda yang ilahi dapat iba terhadap mereka, karena mereka membenci Putranya. Dan Yesus Kristus, yang mati demi cinta akan diri mereka, tidak dapat iba terhadap mereka, sebab mereka telah membenci cinta-Nya dan telah secara sukarela membawa diri mereka sendiri ke dalam kebinasaan."
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...