^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kepercayaan dalam Hal Berlindung kepada Bunda Allah - Khotbah St. Alfonsus
KHOTBAH VII
Untuk Minggu Kedua Setelah Epifani
Tentang Kepercayaan yang Harus Kita Miliki dalam Hal Berlindung kepada Bunda Allah[1]
“Di dalam Injil hari ini, kita membaca bahwa Yesus Kristus telah menerima undangan, datang bersama ibundanya yang kudus ke sebuah pernikahan di Kana di Galilea. ‘Ketika mereka kekurangan anggur’, Maria berkata kepada Putranya yang ilahi: ‘Mereka kehabisan anggur’. Oleh kata-kata ini, ia hendak meminta kepada Putranya untuk menghibur pasangan itu, yang berduka karena kekurangan anggur. Yesus menjawab: ‘Ada apa dengan-Ku dan engkau, hai wanita? Saat-Ku belum tiba!’ – Yohanes ii. 4. Maksud-Nya adalah bahwa waktu yang ditakdirkan untuk membuat mukjizat adalah waktu di mana Ia berkhotbah di Yehuda. Tetapi, walaupun jawaban-Nya tampak seperti suatu penolakan terhadap permohonan Maria, sang Putra, ujar St. Krisostomus, bertekad untuk menyerah kepada keinginan sang ibunda. Ujarnya, ‘Walaupun ia berkata, ‘saat-Ku belum tiba’, Ia mengabulkan permohonan ibunda-Nya’ – hom. in ii. Joan. Maria berkata kepada para pelayan: ‘Apa pun yang Ia akan katakan kepadamu, lakukanlah’. Yesus berkata agar mereka mengisi bejana air dengan air – air itu berubah menjadi anggur yang terbaik. Maka, sang mempelai dan seluruh keluarganya penuh dengan sukacita. Dari fakta yang diceritakan di dalam Injil hari ini, marilah mempertimbangkan, pada poin pertama, besarnya kekuatan Maria untuk memperoleh dari Allah bagi kita rahmat yang kita butuhkan; dan poin kedua, lembutnya belas kasih Maria, dan kesiapannya untuk membantu kita dalam segala keinginan kita.
Poin pertama. Besarnya kekuatan Maria untuk memperoleh dari Allah bagi kita rahmat yang kita butuhkan.
1. Begitu besarnya jasa Maria di mata Allah sehingga, menurut St. Bonaventura, doa-doanya tidak pernah gagal untuk didengar. ‘Jasa Maria begitu besar di hadapan Allah, sehingga permohonannya tidak dapat ditolak’ – de Virg., c. iii. Tetapi mengapakah doa-doa Maria begitu kuat di mata Allah? Hal itu , St. Antoninus berkata, dikarenakan ia adalah bunda-Nya. ‘Permohonan Bunda Allah adalah bagian dari sifat dari sebuah perintah, dan oleh karena itu tidaklah mungkin bahwa ia tidak didengarkan’ – par. 4, tit. 13, c. xvii. §. 4. Doa-doa para kudus adalah doa-doa para pelayan; tetapi doa-doa Maria adalah doa seorang ibunda, dan oleh karena itu, menurut sang Doktor suci, doa-doanya dipandang dalam suatu cara tertentu, sebagai perintah oleh Putranya, yang amat mencintainya. Maka tidaklah mungkin bahwa doa-doa Maria ditolak...
3. St. Brigidia mendengar Juru Selamat kita pada suatu hari berbicara kepada sang Perawan demikian : ‘Mintalah apa pun yang engkau hendaki, sebab permohonanmu tidak dapat tidak menghasilkan buah’ – Rev., l. 1 cap, iv. Ibunda-Ku, mintalah daripada-Ku apa pun yang menyenangkan dirimu ; Aku tidak dapat menolak doa apa pun yang engkau haturkan kepada-Ku ; ‘karena tidak suatu hal pun kautolakkan bagi-Ku di Bumi, Aku tidak akan menolakkan hal apa pun di Surga’ – ibid...
4. St. Gregorius dari Nikomedia menyemangati para pendosa dengan kepastian, bahwa jika mereka berlindung kepada sang Perawan dengan tekad untuk membenahi hidup mereka, ia akan menyelamatkan mereka dengan perantaraannya. Maka, ia pun bepaling kepada Maria sambil berseru: ‘Engkau memiliki kekuatan yang tiada tara, jika tidak, banyaknya dosa kami akan mengalahkan kerahimanmu’. Ya Bunda Allah, dosa-dosa seorang Kristiani, betapapun besarnya, tidak dapat mengalahkan kerahimanmu. ‘Tiada sesuatu pun’, sang santo yang sama menambahkan, ‘yang dapat menahan kekuatanmu; sebab sang Pencipta memandang kemuliaanmu sebagai kemuliaan-Nya sendiri’. Tiada yang mustahil bagimu, ujar St. Petrus Damianus: engkau bahkan dapat mengangkat mereka yang putus asa kepada harapan keselamatan. ‘Nihil tibi impossibile, quae etiam desperatos in spem salutis potes relevare’ – ser. i., de Nat. B. V.
5. Richard dari St. Laurensius mencatat bahwa saat ia mewartakan kepada sang perawan bahwa Allah telah memilihnya untuk menjadi ibunda dari Putra-Nya, Malaikat Agung Gabriel berkata kepadanya : ‘Janganlah takut, Maria, sebab engkau telah beroleh kasih karunia di hadapan Allah’ – Lukas i. 30. Dari kata-kata tersebut, sang penulis yang sama menyimpulkan: ‘Cupientes invenire gratiam, quaeramus inventricem gratiae’. Jika kita ingin memperoleh kembali rahmat yang hilang, marilah mencari Maria, yang olehnya rahmat itu telah ditemukan. Ia tidak pernah kehilangan rahmat ilahi ; ia selalu memilikinya. Jika sang malaikat menyatakan bahwa ia telah beroleh rahmat, maksudnya adalah ia telah menemukannya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kita, pendosa yang hina, yang telah kehilangan rahmat itu. Maka, Kardinal Hugo menasihati kita untuk mencari Maria dan berkata kepadanya: Ya, Perawan yang terberkati, barang kepunyaan harus dikembalikan kepada orang yang kehilangannya: rahmat yang telah engkau temukan bukanlah milikmu – sebab engkau tidak pernah kehilangan rahmat dari Allah – tetapi milik kami ; kami telah kehilangan rahmat itu oleh kesalahan kami sendiri: maka, kepada kamilah engkau harus mengembalikannya. ‘Wahai pendosa, yang oleh dosa-dosamu sendiri, telah menyerahkan rahmat ilahi, berlarilah kepada sang Perawan, dan berkatalah kepadanya dengan percaya: Kembalikanlah kepada kami barang kepunyaan kami, yang telah engkau temukan’.
6. Kepada St. Gertrude telah diwahyukan bahwa segala rahmat yang kita mintakan kepada Allah lewat perantaraan Maria, akan diberikan kepada kita. Ia mendengar Yesus berkata kepada ibundanya yang ilahi: ‘Lewat dirimu, semua orang yang meminta belas kasih dengan tujuan untuk membenahi hidup mereka akan memperoleh rahmat’. Jika seluruh Surga meminta suatu hal dari Allah, dan Maria memintakan rahmat yang bertentangan, Tuhan akan mendengar Maria, dan akan menolak permohonan bala tentara surgawi lainnya. Karena, ujar Romo Suarez, ‘Allah mencintai sang Perawan satu-satunya, lebih dari semua orang kudus’. Jadi, marilah mengakhiri poin pertama ini dalam kata-kata St. Bernardus: ‘Marilah mencari rahmat, dan marilah mencarinya lewat Maria ; sebab ia adalah seorang ibunda, dan permohonannya tidak dapat ditolak’ – serm. De Aquœd. Marilah mencari lewat Maria segala rahmat yang kita ingin dapatkan dari Allah, dan kita akan mendapatkan rahmat itu ; sebab ia adalah seorang ibunda, dan Putranya tidak dapat menolak untuk mendengarkan doa-doanya atau untuk menganugerahkan rahmat yang dimintakannya dari-Nya.
Poin kedua. Tentang lembutnya belas kasih Maria, dan kesiapannya untuk membantu kita dalam segala keinginan kita.
7. Kelembutan dari kerahiman Maria dapat ditarik dari fakta yang berhubungan dengan Injil hari ini. Mereka kekurangan anggur – pasangan itu menghadapi masalah - tidak seorang pun berbicara kepada Maria untuk meminta kepada Putranya untuk menghibur mereka dalam kebutuhan mereka. Tetapi, lembutnya hati Maria, yang, menurut St. Bernardinus dari Siena hanya dapat mengasihani yang yang berduka, menggerakannya untuk mengambil jabatan pembela, dan tanpa diminta, untuk memohon Putra-Nya untuk membuat suatu mukjizat. ‘Tanpa diminta, ia mengambil jabatan pembela dan penolong yang berbelas kasih’ – tom. III., ser. Ix. Maka, Santo yang sama menambahkan, jika, tanpa diminta, sang Perawan yang baik ini telah melakukan begitu banyak hal, apakah yang tidak akan ia lakukan kepada mereka yang meminta perantaraannya? ‘Si hoc non rogata perfecit, quid rogata perficiet?’
8. Dari fakta yang telah diceritakan, St. Bonaventura membuat suatu argumen lain untuk menunjukkan rahmat-rahmat besar yang dapat kita harapkan untuk peroleh lewat Maria, sekarang sewaktu ia meratu di Surga. Jika ia begitu berbelas kasih di Bumi, betapa jauh lebih besar kerahimannya pada waktu ini sewaktu ia berada di Firdaus? ‘Besarlah kerahiman Maria pada waktu pengasingannya di Bumi ; tetapi kerahimannya jauh lebih besar sekarang sewaktu ia menjadi Ratu di Surga; karena sekarang ia melihat derita umat manusia’ – St. Bona.in Spec. Virg., cap,. viii. Maria di Surga menikmati untuk dapat melihat Allah ; dan oleh karena itu ia melihat keinginan kita jauh dengan lebih jelas daripada sewaktu ia berada di Bumi ; maka, oleh karena belas kasihnya bagi kita meningkat, begitu pula keinginannya untuk membantu kita menjadi lebih membara. Betapa benarnya perkataan Richard dari St. Viktorius: ‘Begitu lembutnya hatimu sehingga engkau tidak dapat melihat derita, dan tidak memberikan pertolongan’. Tidaklah mungkin bagi bunda yang penuh kasih ini untuk melihat seorang manusia dalam kesulitan tanpa mengulurkan kepadanya belas kasih dan penghiburan.
9. St. Petrus Damianus berkata bahwa sang Perawan ‘mencintai kita dengan cinta yang tidak terkalahkan’ – ser. i., de Nat. Virg. Betapapun membaranya para kudus mungkin telah mencintai sang Ratu yang patut dikasihi ini, kasih sayang mereka jauh lebih kecil daripada cinta yang dimiliki oleh Maria kepada mereka. Cinta inilah yang membuatnya begitu perhatian terhadap kesejahteraan kita. Para kudus di Surga, ujar St. Agustinus, memiliki kekuatan yang besar untuk memperoleh rahmat dari Allah untuk mereka yang memercayakan diri mereka sendiri kepada doa-doa para kudus; tetapi karena Maria adalah yang terkuasa dari semua orang kudus, ialah yang paling ingin untuk memperoleh bagi kita kerahiman ilahi. ‘Sicut omnibus sanctis potentior, sic omnibus est pro nobis sollicitior’.
10. Dan, seperti yang dikatakan suatu kali oleh pembela kita yang agung ini kepada St. Brigidia, ia tidak memandang pelanggaran-pelanggaran pendosa yang berlindung kepadanya, melainkan itikad yang dengannya seseorang meminta pertolingannya. Jika ia datang kepada Maria dengan tekad teguh untuk pembenahan, ia menerimanya, dan oleh perantaraannya, menyembuhkan luka-lukanya, dan membawanya kepada keselamatan. ‘Betapapun besarnya dosa-dosa seorang manusia, jika ia akan kembali kepadaku, aku akan segera siap untuk menerimanya. Tidak pun aku memandang jumlah atau besarnya dosa-dosanya, melainkan kehendak yang dengannya ia datang kepadaku; sebab aku tidak jijik untuk mengurapi dan menyembhkan luka-lukanya karena aku disebut, dan aku memanglah, bunda kerahiman’.
11. Sang Perawan Suci disebut sebagai ‘pohon zaitun yang cantik di padang’. ‘Quasi oliva speciosa in campis’ – Sirakh, xxiv. 19. Dari buah zaitunnya, hanya minyaklah yang mengalir; dan dari tangan Maria, hanya rahmat dan kerahimanlah yang mengalir. Menurut Kardinal Hugo, Maria dikatakan tetap berada di padang, untuk menunjukkan bahwa ia siap untuk membantu semua orang yang berlindung kepadanya. ‘Speciosa in campis ut omnes ad eam confugiant’. Dalam Hukum Lama, terdapat lima kota suaka, di mana tidak semua orang, melainkan mereka yang telah melakukan kejahatan-kejahatan tertentu, dapat menemukan suaka; tetapi di dalam Maria, ujar St. Yohanes Damascenus, semua penjahat, apa pun pelanggaran mereka, dapat berlindung. Maka ia menyebutnya ‘kota suaka bagi semua yang berlindung kepadanya’. Lalu mengapakah, ujar St. Bernardus, kita harus takut untuk mendekat kepada Maria? Ia hanya dipenuhi kemanisan dan belas kasih; di dalam dirinya, tiada sesuatu pun yang keras atau menakutkan. ‘Quid ad Mariam accedere trepidat humana fragilitas? Nihil austerum in es, nihil terribile, tota suavia est’.
12. St. Bonaventura dahulu berkata, bahwa, saat ia berpaling kepada Maria, ia melihat kerahiman sendiri yang menyambutnya. ‘Sewaktu kulihat dirimu, ya Ratuku, aku tidak melihat apa pun selain kerahiman’. Sang Perawan berkata pada suatu hari kepada St. Brigidia: ‘Miser erit, qui ad misercordiam cum possit, non accedit’. Akan menderita, dan menderitalah untuk selama-lamanya sang pendosa yang, walaupun pada masa hidupnya dapat menghampiriku, aku yang dapat dan hendak membantunya, lalai untuk meminta pertolonganku, dan binasa. ‘Iblis’, ujar St. Petrus, ‘bagaikan singa yang mengaum yang berkelana untuk mencari orang yang dapat dimangsanya’ I. Petrus v. 8. Tetapi, menurut Bernardine a Bustis, bunda kerahiman ini selalu berkelana mencari para pendosa untuk menyelamatkan mereka. ‘Ia terus berkelana untuk mencari seseorang yang mungkin diselamatkannya’ – Maril., par.3, ser. iii. Ratu belas kasih ini, ujar Richard dari St. Viktorius, menghaturkan permohonan kita dan mulai membantu kita sebelum kita meminta pertolongan doa-doanya. ‘Velocius occurrit ejus pietas quam invocetur, et causas miserorum antiicipat’ – in Can., c. xxiii. Karena, seperti yang dikatakan oleh penulis yang sama, hati Maria begitu penuh kelembutan kepada kita, sehingga ia tidak dapat melihat penderitaan kita tanpa memberikan kita kelegaan. ‘Nec possis miserias scire, et non subvenire’.
13. Maka, marilah, dalam segala keinginan kita, berjaga-jaga untuk selalu berlindung kepada bunda kerahiman ini, yang selalu siap untuk membantu mereka yang meminta pertolongannya. ‘Invenies semper paratam auxiliari’, ujar Richard dari St. Laurensius. Ia selalu siap untuk datang membantu kita… tetapi, biasanya, ia mewajibkan agar kita berdoa kepadanya, dan tersinggung sewaktu kita lali untuk meminta pertolongannya. ‘In te domina peccant’, ujar St. Bonaventura, ‘non solum qui tibi injuriam irrogant, sed etiam qui te non rogant’ – in Spec. Virg. Engkau, ya Ratu yang terberkati, kecewa bukan hanya akan mereka yang menghinamu, tetapi juga akan mereka yang tidak meminta bantuan dari dirimu. Maka, seperti yang diajarkan oleh Doktor suci yang sama, tidaklah mungkin bahwa Maria lalai untuk membantu seorang jiwa pun yang menghampirinya untuk meminta perlindungan; sebab ia selalu berbelas kasih kepada dan menghibur orang-orang yang berduka yang berlindung kepadanya. ‘Ipsa enim non misereri ignorat et miseris non satisfacere’.
14. Tetapi, untuk memperoleh bantuan khusus dari Perawan yang baik ini, kita harus melakukan, demi penghormatan kepadanya, devosi-devosi tertentu yang dipraktikkan oleh para abdinya; seperti, pertama-tama, berdoa setiap hari setidaknya lima dekade Rosario ; kedua, untuk berpuasa setiap hari Sabtu untuk menghormatinya. Banyak orang berpuasa pada hari Sabtu, dan hanya makan roti dan minum air: anda harus berpuasa demikian setidaknya pada hari vigilia dari ketujuh pesta utamanya. Ketiga, untuk berdoa tiga Salam Maria sewaktu lonceng Angelus Domini [Malaikat Tuhan] berbunyi ; dan untuk menyalaminya dengan sering pada di sepanjang hari, terutama sewaktu anda mendengar jam berbunyi, atau sewaktu anda melihat gambar sang Perawan, dan juga sewaktu anda meninggalkan atau kembali ke rumah anda. Keempat, ucapkan setiap sore hari Litani Santa Perawan Maria sebelum anda beristirahat ; dan untuk hal ini, milikilah sebuah gambar Maria dan simpanlah gambar itu dekat tempat tidur anda. Kelima, kenakanlah skapulir Maria dukacita dan Gunung Karmel. Terdapat banyak devosi lain yang dipraktikkan oleh para abdi Maria, tetapi yang paling berguna adalah dengan memercayakan diri anda sendiri dengan sering kepada doa-doanya. Janganlah pernah mengabaikan doa tiga Salam Maria pada pagi hari untuk memohon kepadanya agar ia menjaga diri anda dari dosa di sepanjang hari. Dalam segala cobaan, segeralah berlindung kepadanya, dengan berkata : ‘Maria, bantulah aku’. Untuk melawan segala godaan, cukup untuk mengucapkan nama Yesus dan maria; dan jika godaan itu terus berlangsung, marilah terus mengucapkan Yesus dan Maria, dan Iblis tidak akan pernah dapat mengalahkan kita.
15. St. Bonaventura menyebut Maria sebagai keselamatan bagi semua orang yang berdoa kepadanya. ‘O salus te invocantium’. Dan jika seorang abdi Maria sejati tersesat (maksud saya, yang sungguh-sungguh berdevosi kepadanya, yang ingin membenahi hidupnya, dan berdoa dengan penuh kepercayaan kepada sang pembela para pendosa ini), hal ini akan terjadi jika Maria tidak dapat atau tidak hendak membantunya. Tetapi, ujar St. Bernardus, hal ini tidaklah mungkin: karena ia adalah... bunda kerahiman, Maria tidak mungkin kekurangan kekuatan ataupun kehendak untuk menyelamatkan para abdinya. Lalu, benarlah bahwa ia disebut sebagai keselamatan bagi semua orang yang meminta pertolongannya. Tentang kebenaran ini, terdapat contoh yang begitu banyak: St. Maria dari Mesir cukup sebagai contoh. Setelah bertahun-tahun hidup dalam dosa dan percabulan, ia ingin memasuki gereja di Yerusalem di mana diselenggarakan pesta Salib Suci. Untuk membuatnya merasakan deritanya, Allah menutup pintu di depannya yang terbuka bagi semua orang lain: sesering mungkin ia berusaha untuk masuk, suatu kekuatan yang tidak kelihatan mengusirnya. Ia segera mengerti keadaannya yang hina, dan terus berduka di luar gereja. Untungnya baginya, terdapat sebuah gambar Maria yang tersuci di beranda gereja. Sang pendosa yang malang itu memercayakan dirinya sendiri kepada sang ibunda yang ilahi, dan berjanji untuk mengubah hidupnya. Setelah doanya itu, ia masuk dan mengakui dosa-dosanya. Ia meninggalkan gereja itu, dan di bawah ilham ilahi, pergi ke padang gurun, di mana ia tinggal selama empat puluh tujuh tahun, dan menjadi seorang Santa”.
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari St. Alfonsus Maria de Liguori, Sermons for All The Sundays of the Year [Khotbah-Khotbah untuk Semua Hari Minggu Selama Setahun], Edisi ke-5, Dublin, James Duffy, 1860, hal. 71-78.
[1] Dalam suatu catatan kepada sang pembaca, yang mengawali Glories of Mary [Kemuliaan Maria], St. Alfonsus menjelaskan makna yang ia hendaki untuk dimengerti untuk doktrinnya tentang hak istimewa sang Perawan Suci. Ia mengakhiri penjelasan ini dengan kata-kata berikut: ‘Lalu, pendek kata, Allah segala kesucian, untuk memuliakan Bunda sang Penebus, telah mendekretkan dan memerintahkan, agar kasihnya yang besar harus mendoakan semua orang yang telah ditebus oleh Putra-Nya yang Ilahi dan yang ditawar-Nya dengan harga yang amat mahal dari darah-Nya yang berharga, yang satu-satunya mengandung ‘keselamatan, kehidupan, dan kebangkitan kita’. Dan tentang dasar dari doktrin ini, dan sejauh mana hak istimewa itu selaras dengan hal itu, saya telah ingin mengajukan dalil-dalill saya, yang para kudus, dalam bahasa sehari-hari mereka yang penuh kasih sayang dengan Maria, dan dalam percakapan mereka yang penuh semangat tentangnya, tidak ragu-ragu untuk nyatakan’ Glories of Mary [Kemuliaan Maria], Edisi Monza, vol. i. hal. 11, 12.
Di dalam bab ketiga dari volume pertama (hal. 123, 124), St. Alfonsus membandungkan harapan yang kita percayakan dalam sang Perawan Suci, dengan kepercayaan yang dimilki seseorang dalam seorang menteri negara yang dimintakannya untuk memohonkan suatu bantuan dari penguasanya.
‘Segala hal yang Maria perolehkan bagi kita, ia perolehkan hal tersebut lewat jasa-jasa Yesus Krists, dan karena ia berdoa dalam nama Yesus Kristus’ – Glories of Mary [Kemuliaan Maria], vol. i. hal. 188...
Untuk meminta bantuan lewat perantaraan Maria, dengan mempraktikkan bakti dalam penghormatan kepadanya, ‘syarat pertama adalah bahwa kita melakukan devosi kita dengan jiwa yang bebas dari dosa, atau, setidaknya, dengan keinginan untuk berhenti berdosa’. ‘Jika seseorang ingin melakukan dosa dengan harapan dapat diselamatkan oleh sang Perawan Suci, ia akan membuat dirinya sendiri tidak layak dan tidak dapat memperoleh perlindungannya’ – Glories of Mary [Kemuliaan Maria], vol. ii., hal. 325, 326.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...