^
^
| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Pembaruan Janji Baptis sebagai Bagian Konsekrasi kepada Maria - Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria
(Klik untuk kembali ke Rangkuman || Catatan awal Pasal I)
Bagian II, Bab I, PASAL II
Bagian utama konsekrasi devosi sempurna adalah pembaruan sempurna janji baptis
126. Sebelumnya sudah saya katakan bahwa devosi ini bisa sekali disebut sebagai pembaruan sempurna sumpah-sumpah atau janji-janji Pembaptisan suci. Sebab sebelum dibaptis, semua orang Kristen merupakan hamba Iblis, karena mereka dulunya adalah milik Iblis. Dalam Pembaptisan, orang Kristen entah dengan mulutnya sendiri atau terwakili orang tua baptisnya, telah secara khidmat menolak Setan, segala kemegahannya yang hampa dan perbuatan-perbuatannya, dan telah mengambil Yesus Kristus sebagai Gurunya dan Tuhan berdaulatnya, agar mereka bergantung kepada Yesus Kristus sebagai hamba kasih milik-Nya. Itulah yang dilakukan dengan devosi ini: sebagaimana orang telah ditandai dalam rumusan konsekrasi, orang menyangkal Iblis, dunia, dosa dan diri sendiri, dan menyerahkan diri seutuh-utuhnya kepada Yesus Kristus melalui tangan Maria. Bahkan, masih ada lagi yang kita lakukan, sebab dalam pembaptisan, kita biasanya berbicara melalui mulut orang lain, yakni mulut bapak dan ibu baptis, dan kita menyerahkan diri kepada Yesus Kristus hanya melalui seorang wali; namun dalam devosi ini, itu semua kita lakukan sendiri, dengan hati rela, dan dengan mengetahui duduk perkaranya. Dalam Pembaptisan suci, kita tidak menyerahkan diri kepada Yesus Kristus melalui tangan Maria, setidak-tidaknya tidak secara jelas, dan kita tidak memberikan nilai perbuatan-perbuatan baik kita kepada Yesus Kristus: sesudah dibaptis, kita terus bebas merdeka seutuh-utuhnya entah untuk memberikan nilai itu kepada siapa saja yang kita mau, atau untuk menyimpannya bagi diri kita sendiri; namun dengan devosi ini, kita menyerahkan diri secara jelas kepada Tuhan kita melalui tangan Maria, dan kepada Maria kita baktikan nilai segala perbuatan kita.
127. Santo Tomas berkata bahwa manusia bersumpah pada Pembaptisan suci untuk menolak Iblis dan kemegahannya yang hampa: In Baptismo vovent homines abrenuntiare diabolo et pompis ejus. Dan sumpah ini, seturut perkataan Santo Agustinus, adalah yang terbesar dan paling tidak tergantikan: Votum maximum nostrum quo vovimus nos in Christo esse mansuros[1]. Itulah pula yang dikatakan oleh para kanonik: Praecipuum votum est quod in baptismale facimus. Namun siapa gerangan menjaga sumpah sedemikian penting ini? Siapa gerangan setia menjaga janji-janji Pembaptisan suci? Bukankah hampir semua orang Kristen memutus kesetiaan mereka yang telah mereka janjikan kepada Yesus Kristus dalam Pembaptisan mereka? Dari manakah datangnya ketidakberaturan universal ini, kalau bukan dari kelalaian/lupa menepati janji-janji serta komitmen-komitmen Pembaptisan suci, karena hampir tidak ada orang yang secara pribadi meratifikasi kontrak aliansi yang telah dia jalin dengan Allah melalui orang tua baptis mereka?
128. Itu sedemikian benarnya sehingga Konsili Senonum (FR: Sens) yang dihimpun atas perintah Ludovikus Anggun (FR: Louis le Débonnaire) untuk mengobati kekacauan-kekacauan besar di kalangan pembesar Kristen, menilai bahwa kerusakan moral itu terutama timbul dari kelalaian/lupa serta ketidaktahuan akan komitmen-komitmen Pembaptisan suci; dan tiada cara lebih baik yang ditemukan konsili itu untuk mengobati kemalangan sedemikian besarnya selain membawa orang Kristen agar memperbarui sumpah-sumpah serta janji-janji Pembaptisan suci.
129. Katekismus Konsili Trente, penafsir setia Konsili suci itu, memberi nasihat kepada para pastor paroki agar melakukan hal yang sama dan agar mereka membawa para umat supaya kembali ingat dan percaya bahwa mereka sudah diikat dan dikonsekrasikan kepada Tuhan kita Yesus Kristus sebagai hamba bagi sang Penebus dan Tuhan atas diri mereka. Demikianlah perkataan konsili itu: Parochus fidelem populum ad eam rationem cohortabitur ut sciat aequum esse... non ipsos, non secus ac mancipia Redemptori nostro et Domino in perpetuum addicere et consecrare. (Cat. Conc. Trid., part. I, art. 2, § 19.)
130. Namun, kalau Konsili-Konsili, para Bapa serta pengalaman sendiri memperlihatkan kita bahwa cara terbaik untuk mengobati ketidakberaturan umat Kristen adalah dengan membuat mereka kembali ingat kewajiban-kewajiban Pembaptisan mereka serta membuat mereka memperbarui sumpah-sumpah yang sudah mereka buat, bukankah masuk akal kalau kita melakukannya sekarang dengan cara sempurna melalui devosi dan konsekrasi kepada Tuhan kita melalui Ibunda Suci-Nya? Saya katakan dengan cara sempurna, sebab demi mengonsekrasi diri kepada Yesus Kristus, cara tersempurna dari segala caranya adalah dengan menggunakan Santa Perawan Maria.
Catatan kaki:
Santo Louis (Ludovikus) Maria Grignion de Montfort, Traité de la vraie Dévotion à la sainte Vierge [Risalah Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria], Edisi XIX, Izin cetak versi Prancis dari Renatus Fransiskus (Uskup Lusiona/Luçon, Prancis) tanggal 18 Des. 1842, Imprimerie Oberthur, Rennes-Paris, 1906, hal. 102-105.
[1] Epistola 49 ad Paulin.
Terima kasih sudah terbagi doa litani yg I dah ini. ❤️🙏✝️🙏
Hildebrand Avun. Bith 6 hariBaca lebih lanjut...St Aloysius Gonzaga doakanlah kami. Bantulah kami maju dalam mengutamakan kerendahan hati setiap hari. 🙏
Kita 4 bulanBaca lebih lanjut...Pengamatan menarik. Lebih relevan lagi karena banyak dari materi kami membahas bidah-bidah & kemurtadan Vatikan II, yang melibatkan orang-orang yang mengaku Katolik, padahal sebenarnya tidak, karena banyak dari mereka telah...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Membaca artikel-artikel di Website ini, aku ingat satu ayat di Kitab Amsal. "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati."...
St. Paul 7 bulanBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 7 bulanBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 8 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...