^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Anti-Paus Yohanes Paulus II memasuki dan duduk di dalam Sinagoga Yahudi di Roma, 1986
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus II memasuki Sinagoga Yahudi di Roma pada tahun 1986. Perhatikan bagaimana ia dan sang Rabbi menyalami satu sama lain bagaikan mereka adalah teman karib yang lama tidak bertemu. Pada saat kunjungannya di Sinagoga tersebut, Anti-Paus Yohanes Paulus II menundukkan kepalanya pada saat orang-orang Yahudi berdoa untuk Kedatangan “Juru Selamat” mereka. Anti-Paus Yohanes Paulus II telah berulang kali menyangkal dogma yang telah didefinisikan oleh Konsili Florence (bahwa Perjanjian Lama telah berakhir dan tidak lagi dapat ditaati tanpa kehilangan keselamatan) dengan menyatakan bahwa Perjanjian Lama tetaplah sah, dan oleh karena itu, orang-orang Yahudi dapat diselamatkan tanpa berkonversi kepada Kristus. Di sini, kita melihatnya berada di dalam Bait Yahudi.
Anti-Paus Yohanes Paulus II berdoa di Tembok Ratapan
Pada tanggal 26 Maret 2000, Anti-Paus Yohanes Paulus II berdoa di Tembok Barat di Yerusalem. Tembok Barat adalah sisa bebatuan dari Bait Yahudi di Yerusalem yang dihancukan oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 M. Para Yahudi berdoa di Tembok Barat sebagai tempat yang tersuci di dalam agama Yahudi. Kehancuran Bait tersebut pada tahun 70 M yang hanya meninggalkan Tembok Barat, telah selalu dimengerti orang-orang Katolik sebagai penghakiman Allah kepada para Yahudi. Kehancuran Bait tersebut membuat orang-orang Yahudi tidak dapat mempersembahkan kurban mereka, yang berarti bahwa agama mereka telah berakhir. Kehancuran dari Bait tersebut adalah tanda yang kuat dari Allah kepada para Yahudi bahwa sang Mesias (Juru Selamat) telah datang, bahwa Perjanjian Lama telah berakhir, dan Bait tersebut telah digantikan dengan Gereja Katolik.
Maka, sewaktu Anti-Paus Yohanes Paulus II sendiri berdoa di Tembok Barat pada bulan Maret 2000, hal tersebut adalah suatu upaya untuk membenarkan agama Yahudi. Hal itu adalah penyangkalan bahwa Yesus Kristus adalah sang Juru Selamat, suatu tindakan publik yang menunjukkan bahwa ia percaya bahwa Perjanjian Lama masih sah, dan merupakan suatu olok-olok terhadap tanda yang jelas dari Allah bahwa para Yahudi harus meninggalkan Bait yang telah hancur tersebut dan memasuki Gereja Katolik. Doa yang ditinggalkan oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II di Tembok Barat meminta pengampunan atas dosa-dosa terhadap orang-orang Yahudi dan merujuk kepada mereka sebagai orang-orang yang terjanji.
Anti-Paus Yohanes Paulus II dan para Uskupnya telah berulang kali menyangkal dogma bahwa Perjanjian Lama telah berakhir, suatu tindakan yang membuat mereka bidah, karena dogma ini telah diajarkan oleh Gereja Katolik selama 2000 tahun, didefinisikan secara infalibel oleh Konsili Florence dan ditegaskan secara jelas oleh Paus Benediktus XIV. Di dalam suatu sambutan kepada para Yahudi di Jerman Barat, 17 November 1980, Anti-Paus Yohanes Paulus II berbicara tentang “Perjanjian Lama, tidak pernah ditiadakan oleh Allah...”
Anti-Paus Yohanes Paulus II dihadiahi sebuah Menorah oleh Rabbi yang menolak Kristus
Pada tanggal 1 Desember 2003, Rabbi Marvin Heir memberikan sebuah menorah kepada Anti-Paus Yohanes Paulus II untuk menghadiahinya atas “pertemanan seumur hidupnya” dengan agama Yahudi. Rabbi Heir sangatlah menentang Tuhan kita Yesus Kristus sehingga ia ditayangkan di saluran Berita utama, menentang film baru-baru ini tentang Sengsara Kristus [Passion of Christ] sebagai film yang “anti-Semitik”. Para penyangkal Kristus pun berkumpul bersama.
Antipope John Paul II’s Best Friend, Jerzy Kluger
Teman karib Anti-Paus Yohanes Paulus II, Jerzy Kluger, adalah seorang Yahudi. Anti-Paus Yohanes Paulus II tidak pernah mencoba untuk mengonversikan Kluger. Kluger bahkan telah berkata bahwa Yohanes Paulus II tidak pernah memberikan kepadanya tanda-tanda sedikit pun bahwa ia ingin mengonversikannya. Malah, Kluger menyatakan berutang budi kepada hubungannya yang panjang bersama Yohanes Paulus II yang membuatnya “merasa lebih Yahudi”. Sewaktu muda, Yohanes Paulus II menjadi kiper sepak bola di tim Yahudi bersama Kluger; mereka bermain melawan anak-anak Katolik.
Audiens “Paus” dari Anti-Paus Yohanes Paulus II - diberikan kepada orang-orang Yahudi
Audiens “Paus” pertamanya yang diberikan oleh Yohanes Paulus II adalah kepada keluarga Yahudi Kluger, yang tidak pernah ia coba konversikan kepada agama Katolik.
Anti-Paus Yohanes Paulus II merayakan sendiri Yom Kippur
Pada tanggal 12 Maret 2000, Yohanes Paulus II membuat permohonan khidmatnya untuk “dosa-dosa” Gereja. Saat itu, terlhat sebuah menorah yang dinyalakan sebagai tujuh “dosa” utama dari Gereja. Berbagai organ pers menganggap tindak ini terinspirasi oleh agama Yahudi. Majalah Prancis Actualité de Religions (Maret 2000) berkata tentang hal tersebut: “Sri Paus merayakan sendiri Yom Kippour.”
Anti-Paus Yohanes Paulus II menghormati Museum Holocaust
Pada tanggal 23 Maret 2000, Yohanes Paulus II mengunjungi Memorial “Holocaust” di Yerusalem. Di atas, kita melihatnya menyalakan api peringatan dan memberikan sebuah pidato di mana ia membuat suatu permohonan maaf yang lain. Di bawah, kita melihat karangan bunga yang diberikannya kepada para Yahudi. Semua hal ini adalah suatu penyangkalan total terhadap Yesus Kristus dan perlunya Iman Katolik untuk keselamatan.
Anti-Paus Yohanes Paulus II menjadi tuan rumah Konser Holocaust Yahudi di Vatikan
Anti-Paus Yohanes Paulus II meminta Konduktor Yahudinya, Gilbert Levine, untuk memimpin sebuah konser di Vatikan untuk mengenang Holocaust. Levine setuju dan dengan kehadiran Anti-Paus Yohanes Paulus II, konser tersebut berlangsung di Vatikan. Semua salib ditutupi. Konser tersebut bermula dengan “Kol Nidre”, suatu lagu yang dinyanyikan pada hari tersuci di penanggalan Yahudi. Beberapa dari orang-orang Yahudi yang hadir pun menyalakan lilin-lilin pada perayaan tersebut, yang segera, menjadi suatu ibadat agama Yahudi di Vatikan. Setelah konser tersebut, Levine berkata bahwa:
Setelah konser, Yohanes Paulus II memanggil Levine untuk menerima penghargaan Kekesatriaan Vatikan. Levine menjadi Knight Commander dari Ordo Ekuestrian St. Gregorius Agung. Levine juga telah menunjukkan bahwa Yohanes Paulus II telah menyemangatinya untuk menghayati agama Yahudinya secara penuh dan bahwa Yohanes Paulus II memberikan putra-putra Levine sebuah Menorah dan surat-surat ucapan selamat untuk Bar Mitzvah mereka.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...