^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Dimartir usai Pertobatkan Dua Saudari yang Coba Murtadkan Dia – Santa Dorotea, Perawan & Martir
Riwayat Hidup Santa Dorotea
Perawan dan Martir
6 Februari
Tahun 304
Santo Marselinus, Paus – Maksimianus Galerius, Kaisar
Dari masa kaisar Konstans Klorus dan Maksimianus Galerius (yakni, para penerus Diokletianus dan Maksimianus Herkules), persekusi terhadap orang-orang Kristen terus berlanjut. Ada seorang anak perempuan Kristen di kota Kaisarea, provinsi Kapadokia, bernama Dorotea. Anak itu penuh segala rahmat yang mungkin diingini pada anak perempuan. Kebajikan-kebajikannya membuat semua orang di kota itu melayangkan pandangan pada anak tersebut. Tibalah seorang pejabat dari kaisar Maksimianus, seteru amat besar Yesus Kristus dan agama-Nya. Tahu bahwa Dorotea adalah orang Kristen dan anak yang harum reputasinya, ia pun memanggilnya supaya datang menghadap dia.
Anak perempuan suci itu masuk layaknya perawan yang lurus, matanya tertuju ke bawah dan hatinya tengadah kepada Allah. Saprisius, seperti itulah nama si pejabat, bertanya siapa nama si anak perempuan, dan memberitahukannya bahwa anak itu telah dipanggilnya supaya mempersembahkan kurban bagi dewa-dewa tak fana, seturut perintah jelas dari para kaisar.
Si pejabat itu tidak menganggap alasan-alasan Dorotea baik, dan memerintahkan supaya anak suci itu disiksa. Dorotea, dengan tekad bulat dan pasti, berkata kepada hakim:
Melihat dirinya membuang-buang waktu dengan Dorotea, Saprisius memanggil dua bersaudari, Kristina dan Kaliksta, yang dahulunya orang Kristen, namun karena takut disiksa, mereka telah meninggalkan iman akan Yesus Kristus. Saprisius menyuruh dua bersaudari itu supaya membawa Dorotea ke rumah mereka, supaya membujuknya dengan alasan-alasan cantik agar berbuat seperti yang mereka lakukan. Saprisius juga berkata bahwa mereka akan diganjarnya besar-besar, dan bahwa selain hadiah-hadiah yang akan dia berikan kepada mereka setelah mereka menyembah dewa-dewa, ia akan memberikan hadiah-hadiah jauh lebih besar kepada mereka, kalau mereka mampu melunakkan hati Dorotea yang keras dan menariknya supaya mengikut teladan mereka.
Dua saudari itu mulai mewejangi Dorotea dan menjaganya, supaya Dorotea menimbang kenikmatan-kenikmatan hidup ini yang jangan sampai menjadi kerugiannya, dengan menuruti si pejabat dalam hal yang begitu masuk akal itu. Mereka memberinya contoh yang sudah mereka lakukan, sebab mereka baik-baik saja dan terhindar dari siksaan-siksaan ngeri yang dulunya akan mereka derita. Namun anak perempuan suci itu memperlihatkan kemalangan yang mereka derita, dan meyakinkan mereka supaya mengakui kesalahan mereka dan kembali kepada Allah memohon ampun kepada-nya, dan kembali ke medan perang, siap mati demi Dia.
Dengan kata-kata lain yang serupa, penuh semangat dan kebenaran, Dorotea membawa dua bersaudari itu kembali kepada iman dan menyemangati mereka supaya menderita siksaan. Sembari memohon Tuhan kita agar mengampuni dosa yang telah mereka perbuat dan memperlengkapi mereka dengan pertolongan-Nya serta ketabahan yang dia miliki, seperti yang sudah Dia perbuat.
Si pejabat telah menyuruh agar mereka bertiga dipanggil dan dua bersaudari itu dipisahkan untuk ditanya-tanya seperti apa niat Dorotea. Mendengar pertobatan mereka, dan bahwa Dorotea tidak hanya tidak takluk, namun tetap berjaya dalam perdebatan yang terjadi antara mereka, dan bahwa mereka bertekad menanggung segala siksaan yang hendak ditimpakan kepada mereka, demi membayar harga kesalahan masa lalu dengan darah mereka dan mati demi Yesus Kristus, Saprisius mengira dirinya menjadi gila. Ia pun memerintahkan agar dua bersaudari itu diikat bersama-sama pada bahu mereka dan dicampakkan ke tungku api, kalau mereka tidak mempersembahkan kurban. Lantas menjeritlah mereka dengan suara kencang kepada Tuhan kita, dan berkata kepada mereka:
Terungkap kata-kata itu, mereka dicampakkan ke dalam api.
Dorotea, yang hadir pada peristiwa itu, sangat bersukacita karena telah memenangkan jiwa-jiwa itu demi Allah. Katanya kepada mereka:
Saprisius menyuruh agar pakaian Dorotea ditanggalkan dan agar dia dipermalukan untuk kedua kalinya. Anak kudus itu, ketika lengannya dipenggal, berlaku begitu nyaman ketika mereka mendapat keinginan mereka.
Si pejabat sangat terkejut melhat hal itu, dan berkata kepada Dorotea:
Si pezalim, mendengar itu, menyuruh agar obor dinyalakan untuk membakar sisi badan Dorotea dan memanggang ususnya. Namun semakin Dorotea disiksa, semakin dirinya bersukacita, menertawakan para algojonya. Saprisius menyuruh agar Dorotea digocoh pada wajah sucinya itu, karena malu sebab Dorotea berbicara dengan begitu bebas kepadanya. Semakin siksaannya digandakan, sukacita semangat Tuhan kita semakin bersinar dalam diri Dorotea. Pada akhirnya, para algojonya pun kelelahan dan Saprisius menjadi kebingungan, ketika ia menjatuhkan hukuman matinya dan menghukum agar Dorotea dipenggal kepalanya.
Ketika Dorotea sedang dibawa untuk dihukum mati, ada seorang pengacara di sana bernama Teofilus. Ia tadinya mendengar kata anak perempuan suci itu, bahwa di tempat dirinya akan pergi, ada buah-buah apel segala musim dan bunga-bunya mawar yang tak kunjung layu. Ia pun berkata, seperti untuk mencemooh Dorotea:
Berlutut usai berdoa dan menanti datangnya hantaman pedang, seorang malaikat tampak kepada Dorotea dalam wujud seorang anak. Dibawakannya sebuah keranjang berisi tiga buah apel amat cantik dan tiga bunga mawar menakjubkan; dan Dorotea meminta kepada malaikat supaya buah dan bunga itu dia berikan kepada Teofilus atas nama Dorotea, dan supaya malaikat itu berkata kepada Teofilus bahwa ini adalah buah dan mawar yang dikirimkannya dari taman Mempelainya, Yesus Kristus, demi menepati janjinya.
Ketika Teofilus sedang bercerita kepada orang lain tentang yang terjadi antara dirinya dan Dorotea, sembari menertawakan buah apel serta bunga mawar yang dijanjikan akan dibawa kepadanya oleh Dorotea sebab tanggal enam Februari adalah saat musim dingin dahsyat-dahsyatnya, anak itu datang kepadanya dengan hadiah dari Dorotea. Terperanjat, Teofilus mengakui kuasa Allah; hatinya pun menjadi lembut dan ia mulai berkata dengan suara lantang dan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Allah benar. Dan usai beberapa percakapan antara dirinya dan rekan-rekannya yang ada bersama dia, si pejabat menyuruh agar Teofilus dipanggil, karena tak percaya cerita yang disampaikan tentangnya. Karena, Teofilus tadinya adalah salah satu orang yang paling menggebu-gebu menganiaya orang Kristen.
Usai lama menyelidiki Teofilus, dan melihat Teofilus begitu kuat dan tabah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan dirinya mencemooh dewa-dewa, si pejabat pun mengikatnya pada papan penyiksaan, dan kejam-kejam menyiksanya. Teofilus lalu berkata dengan sukacita yang mengagumkan:
Si pejabat, melihat mengucurnya darah dari luka-lukanya, berkata kepadanya:
Saprisius memerintahkan agar sisi badan Teofilus dipanggang dengan cakar besi, dan agar sisi badannya itu lalu dibakar dengan obor menyala. Namun siksaan-siksaan itu serta siksaan-siksaan lainnya tidak cukup untuk melemahkan dan mengikis hati Teofilus yang besar dan digdaya itu. Lantas dipenggallah kepalanya. Usai mendengar putusannya, ia berkata:
Dengan demikian, wafatlah dia dan pergi bersukacita untuk selama-lamanya dalam Allah bersama Santa Dorotea.
Gereja merayakan pesta kemartiran Santa Dorotea, yang dulu terjadi di tanggal 6 Februari tahun 304, di bawah masa kekaisaran Konstans dan Maksimius Galerius.
Catatan kaki:
Romo Reverendus Petrus Ribadeneira, Les Vies des saints et fêtes de toute l’année [Riwayat Hidup Para Kudus dan Pesta Sepanjang Tahun], diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis oleh M. L’abbé É. Daras, Ed. IV, Februari, Paris, Louis Vivès, Libraire-Éditeur, 1864, hal. 228-233.
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 2 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 2 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 2 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...