^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Yesus Dibawa Menghadap Para Imam Besar, dan Mereka Jatuhi Hukuman Mati - Renungan St. Alfonsus
I.
Namun sambil memegang Yesus, mereka membawa-Nya kepada imam kepala yang bernama Kayafas, di mana para ahli Taurat dan tua-tua berhimpun.[1] Dirantai seperti seorang penjahat, Juru Selamat kita masuk ke Yerusalem, di mana ia beberapa hari sebelumnya disambut dengan begitu banyaknya penghormatan dan sorak-sorai. Pada malam hari, Ia berjalan melalui jalanan di tengah-tengah obor dan lentera; dan keributan serta kebisingannya sedemikian rupa adanya sehingga para warga menjadi paham bahwa seorang penjahat yang bernama buruk telah dibawa dalam rantai oleh para penegak hukum. Orang-orang bergegas pergi ke jendela rumah mereka dan bertanya, siapakah tahanannya? Mereka diberi tahu orang itu adalah Yesus dari Nazaret, yang telah terbukti sebagai seorang penyesat, seorang pemalsu, dan patut dihukum mati. Namun seperti apakah rasa jijik dan marah yang pastinya mereka semua rasakan sewaktu mereka melihat Yesus Kristus, yang sebelumnya dielu-elukan sebagai Mesias, sekarang ditahan sebagai seorang pemalsu atas perintah para hakim? Oh! Betapa rasa takzim setiap orang berubah menjadi kebencian, dan akibat rasa malu sebab mereka dahulunya menyambut seorang penjahat sebagai Mesias, mereka pun menyesal karena dahulunya telah memperlakukan-Nya dengan rasa hormat. Lihatlah sang Penebus dihadirkan, seolah-olah dengan berjaya, di hadapan Kayafas yang menantikan kedatangan-Nya, dan yang penuh sukacita sewaktu ia melihat-Nya sebatang kara dan ditinggalkan oleh para murid-Nya. Lihatlah, ya jiwaku, Tuhanmu yang manis diikat seperti seorang penjahat. Ia berdiri dengan wajah yang memandang ke tanah, penuh kelembutan dan kerendahan hati, di hadapan imam besar yang angkuh. Lihatlah wajah yang indah itu, yang di tengah-tengah begitu banyak kebencian dan begitu banyak penghinaan, tidak kehilangan ketenteraman dan kemanisan asali-Nya.
Ya Yesusku, apakah yang akan kulakukan, saat kulihat diri-Mu sekarang dikelilingi bukan oleh para malaikat yang memuji-Mu, melainkan oleh gerombolan penjahat yang durjana, yang membenci dan jijik akan diri-Mu? Akankah diriku terus membenci Engkau seperti yang telah kulakukan sampai saat ini? Ah, tidak; di sepanjang sisa hidupku, aku ingin menghormati dan mencintai-Mu seperti yang patut Kauterima, dan aku berjanji akan mencintai Engkau saja, dan tiada yang lain. Engkaulah yang akan menjadi cintaku satu-satunya, kebaikanku satu-satunya, segala-galanya bagiku: Ya Allahku dan segalanya bagiku.[2]
II.
Imam besar yang fasik itu menginterogasi Yesus sehubungan para murid-Nya serta doktrin-Nya, demi mencari alasan tertentu untuk menjatuhi-Nya hukuman. Yesus menjawab dengan rendah hati: Aku telah berbicara kepada dunia … Lihatlah, mereka tahu akan hal-hal yang telah Kukatakan.[3] Aku tidak berbicara secara sembunyi-sembunyi, Aku telah berbicara secara publik; mereka yang hadir dapat memberi kesaksian tentang apa yang telah Kukatakan. Ia menggunakan kesaksian para musuh-Nya sendiri. Tetapi setelah mendengar jawaban yang sedemikian benar dan lembutnya itu, seorang hamba yang kurang ajar bergegas dari kerumunan, dan seolah-olah datang menghukum-Nya atas kekurangajaran-Nya kepada Kayafas, memukul-Nya keras-keras pada pipi-Nya sembari berkata: Seperti itukah jawaban-Mu kepada imam besar?[4] Ya Allahku, bagaimanakah jawaban yang sedemikian rendah hatinya dan sederhananya itu pantas mendapat penghinaan yang sedemikian kasarnya?
Imam besar yang tak pantas itu melihatnya, dan ia bukannya menghardik hamba yang bersalah itu, ia justru berdiam diri, dan dengan keheningan dirinya itu, ia menyetujui perilaku hamba tersebut. Ketika menerima pukulan itu, Yesus … berkata: Jika aku telah mengatakan hal yang jahat, berikanlah kesaksian tentang kejahatan itu: namun jika perkataan-Ku benar, mengapakah engkau memukul diri-Ku?[5]
Ya Penebusku yang patut dikasihi, Engkau pasrah menerima segala penghinaan ini demi membuat silih atas penghinaan-penghinaan yang telah kulakukan kepada Kemegahan Ilahi akibat dosa-dosaku. Ah, ampunilah aku, dengan jasa dari penghinaan-penghinaan yang telah kauderita demi diriku.
III.
Mereka mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, agar mereka dapat membuatnya dihukum mati, dan mereka tidak dapat menemukannya.[6] Mereka mencari kesaksian palsu demi menjatuhkan hukuman kepada sang Juru Selamat, tetapi tidak dapat menemukan apa-apa. Maka sang imam besar kembali berusaha mencari-cari dalam perkataan Yesus alas an untuk menyatakan-Nya bersalah, dan dengan demikian berkata: Kuperintahkan Engkau untuk bersumpah demi Allah yang hidup, supaya Engkau berkata kepada kami apakah Engkau adalah Kristus, Putra Allah.[7] Sewaktu ditanya dalam nama Allah, Ia mengakui kebenaran seraya berkata, Akulah Dia. Dan kalian akan melihat Putra manusia Allah duduk di sisi kanan kuasa Allah, dan datang bersama awan dari Surga.[8] Akulah Dia; dan kalian kelak akan melihat Aku, bukan dalam kerendahan sebagaimana Aku tampil pada saat ini, namun terduduk pada takhta kemegahan, di atas awan Surga, dengan kuasa untuk mengadili seluruh umat manusia. Mendengar perkataan ini, imam besar itu bukannya jatuh tersungkur untuk menyembah Allahnya dan hakimnya, ia justru mengoyakkan jubahnya dan berseru, Kesaksian apa lagi yang kita perlukan? Apakah kalian mendengar penghujatan yang telah dikatakan-Nya? Lalu imam agung itu mengoyakkan jubahnya, seraya berkata, Ia telah menghujat, mengapa kita masih memerlukan para saksi? Lihatlah, kalian sekarang telah mendengar penghujatan-Nya. Apakah pendapat kalian?[9] Semua imam yang lain seketika menjawab bahwa Ia tentunya pantas dihukum mati: Namun mereka menjawab dengan berkata, Ia pantas mati.[10]
Ya Yesusku, Bapa-Mu yang kekal mengucapkan keputusan yang sama sewaktu Engkau mempersembahkan diri-Mu sendiri demi membuat silih atas dosa-dosa kami. Ia lalu berkata: Putra-Ku, karena Engkau ingin membuat silih untuk manusia, Engkau patut mati, dan akan mati.
IV.
Lalu mereka meludahi wajah-Nya dan menggocoh-Nya, dan orang lain memukuli muka-Nya dengan telapak tangan mereka, sambil berkata, Bernubuatlah kepada kami, ya Kristus, siapakah ia yang memukul-Mu. Lalu mereka mulai menganiaya diri-Nya, seperti seorang penjahat yang sudah dijatuhi hukuman mati dan pantas mendapat segala cercaan. Beberapa orang meludahi wajah-Nya, yang lain meninju-Nya, dan orang lain pun memukul-Nya dengan tangan mereka, dan sambil menyelubungi mata-Nya, mereka, ujar St. Markus, mulai meludahi-Nya, dan menutupi wajah-Nya.[11] Mereka mengolok-olok diri-Nya sebagai seorang nabi palsu, dengan berkata, Karena Engkau seorang nabi, coba tebak siapakah yang telah memukul Engkau. St. Hieronimus telah menulis bahwa penghinaan dan kekejaman yang diderita Tuhan kita pada malam itu begitu beragamnya sehingga semuanya tidak akan diketahui sampai hari penghakiman.
Lantas, Yesusku, pada malam itu Engkau tidak beristirahat; tidak, Engkau menjadi bahan olok-olok dan kekejaman gerombolan penjahat itu. Ya manusia, bagaimanakah engkau dapat memandang Allah yang begitu rendahnya, dan terus memanjakan dirimu dalam kecongkakan? Bagaimanakah engkau dapat memandang Juru Selamatmu menderita siksaan-siksaan yang sedemikian rupa demi dirimu, dan tidak mengasihi-Nya? Ya Allahku! Bagaimanakah gerangan mereka yang percaya, dan merenungkan kesakitan dan penghinaan, yang menurut narasi para Penginjil, telah diderita Yesus demi kita, hidup tanpa terbakar oleh cinta akan Allah yang sedemikian baiknya dan mencintai diri kita?
V.
Petrus yang terjerembap, yang menyangkal Dia, dan bahkan bersumpah bahwa ia tidak pernah mengenali diri-Nya, memperbanyak penderitaan Yesus. Pergilah, ya jiwaku, pergilah ke penjara itu di mana Tuhanku berduka, dihina dan ditinggalkan; berterimakasihlah kepada-Nya, dan hiburlah diri-Nya dengan pertobatanmu, sebab engkau pula telah membenci dan mencemooh Dia. Katakan kepada-Nya bahwa engkau ingin mati berduka, saat membayangkan dirimu sampai saat ini telah menyebabkan kegetiran yang begitu besar pada hati Allah yang manis, yang telah mengasihimu dengan begitu lembutnya. Katakanlah kepada-Nya bahwa sekarang engkau mencintai-Nya, dan tidak menginginkan apa-apa selain menderita dan mati demi cinta akan Dia.
Ya Yesusku, lupakanlah segala kekecewaan yang telah kusebabkan kepada-Mu, dan tataplah daku seperti Engkau memandang Petrus dengan kasih setelah ia menyangkal-Mu; setelah dirinya Kautatap, ia tidak henti-hentinya meratapi dosanya sampai ajal menjemputnya. Ya Putra Allah yang agung, ya kasih yang tak terhingga, Engkau yang menderita demi manusia yang membenci dan menganiaya-Mu, Engkau adalah kemuliaan Firdaus; Engkau akan membuat manusia terangkat harkatnya hanya semata-mata dengan memperkenankan mereka mengecup kaki-Mu. Namun ya Allahku! Apakah yang membuat diri-Mu direndahkan dalam keadaan yang sedemikian hinanya ini, sehingga menjadi sasaran dari gerombolan penjahat yang teramat durjana? Katakanlah kepadaku, ya Yesusku, apakah yang dapat kulakukan sebagai ganti rugi untuk penghormatan yang telah dirampas dari pada-Mu oleh para musuh-Mu dengan penghinaan dan cercaan mereka. Kudengar Kau menjawab: Pikullah penghinaan demi Aku, sebab Aku telah memikulnya demi cinta akan engkau. Ya, Penebusku, aku ingin menaati-Mu. Yesusku, yang dibenci karena cinta akan aku, aku rela dan ingin dibenci demi Engkau sebanyak yang berkenan kepada-Mu.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris.
The Complete Works of Saint Alphonsus de Liguori – The Passion and the Death of Jesus Christ [Karya Lengkap Santo Alfonsus de Liguori – Sengsara dan Wafat Yesus Kristus], disunting oleh Rev. Eugene Grimm, Vol. V, New York, Cincinnati, dan St. Louis, Benziger Brothers, 1887, hal. 179-184.
[1] At illi, tenentes Jesum, duxerunt ad Caiapham, principem sacerdotum, ubi Scribae et Seniores convenerant. – Matius xxvi. 57.
[2] Deus meus, et omnia!
[3] Ego palam locutus sum mundo; … ecce hi sciunt quae dixerim ego. – Yohanes xviii. 20.
[4] Haec autem cum dixisset, unus assistens ministrorum dedit alapam Jesu, dicens: Sic respondes Pontifici? – Yohanes xviii. 22.
[5] Si male locutus sum, testimonium perhibe de malo; si autem bene, quid me caedis? – Ibid 23.
[6] Quaerebant falsum testimonium contra Jesum, ut eum morti traderent; et non invenerunt. – Matius xxvi. 59.
[7] Adjuro te per Deum vivum, ut dicas nobis si tu es Christus Filius Dei. – Matius xxvi. 63.
[8] Ego sum; et videbitis Filium hominis sedentem a dextris virtutis Dei et venientem cum nubibus coeli. – Markus xvi. 62.
[9] Tunc Princeps sacerdotum scidit vestimenta sua, dicens: Blasphemavit
[10] At illi respondents dixerunt: Reus est mortis. – Ibid. 66.
[11] Et coeperunt … velare faciem ejus. – Markus xiv. 65.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...