Yohanes Paulus II Mendukung Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan di Prancis (2004)

Bidah Minggu Ini, Minggu dari tanggal 10/09/2004

Anti-Paus Yohanes II, Sambutan kepada Jacques Chirac, 14 Agustus 2004: “Sehubungan dengan tanggung jawab serta kompetensi semua orang, Gereja Katolik hendak menawarkan kepada masyarakat suatu kontribusi terhadap pembangunan dunia di mana cita-cita yang agung: kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan dapat membentuk dasar dari kehidupan sosial, demi senantiasa mengejar dan memajukan kebaikan bersama.” (L’Osservatore Romano, 25 Agustus 2004, hal. 5. Versi bahasa Inggris)

BKT:

Slogan “kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan” adalah moto dari Revolusi Prancis sewaktu pemberontakan itu menggulingkan tatanan Katolik/Kristiani di Prancis pada tahun 1789. Kenyataannya, jika anda melakukan pencarian di internet “Revolusi Prancis”, slogan “kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan” tentunya segera muncul. Slogan ini melambangkan penyangkalan terhadap Allah dan iman Katolik serta diangkatnya manusia melawan Allah. Melalui pidato Anti-Paus Yohanes Paulus II ini, ia secara jelas berkata bahwa obor revolusi melawan Allah dan Katolisisme sekarang telah dipindahtangankan kepada “Gereja”. Melalui pernyataan ini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada orang-orang yang memiliki “telinga untuk mendengar” (serta orang-orang yang mengerti makna yang jahat dari Revolusi Prancis) bahwa ia berpihak kepada para revolusioner yang melawan Gereja Katolik. Ia berkata kepada kita bahwa ia ingin menggunakan sektenya yang palsu itu untuk membuat cita-cita Antikristus dan revolusioner sebagai “dasar dari kehidupan sosial”! Pernyataan ini sedemikian buruknya sehingga sewaktu seorang komentator tradisionalis palsu melihatnya, ia mencatat bahwa pernyataan itu mungkin menandai bahwa kepemimpinan Antikristus akan segera bermula, karena dengan pernyataan ini, Anti-Paus Yohanes Paulus II memprasastikan prinsip-prinsip Antikristus dan Anti-Katolisisme sebagai misi dari Gereja dan apa yang harus menjadi dasar kehidupan sosial sendiri! Banyak Paus telah mengutuk slogan Revolusi Prancis “kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan”, tetapi saya hanya akan mengutip Paus Pius X.

Paus St. Pius X, Vehementer Nos (#8), 11 Feb. 1906: “Itulah mengapa Gereja, pada hakikatnya sendiri, adalah masyarakat tak setara, yakni, masyarakat yang terdiri dari dua kategori orang-orang, gembala dan kawanan domba, mereka yang menduduki peringkat dalam derajat hierarki yang berbeda-beda serta khalayak umat beriman.”

 

Paus St. Pius X, Surat Apostolik tentang “Le Sillon”, 15 Agustus 1910: “ … kepemimpinan dari Keadilan, Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan … suatu Doktrin yang bertentangan dengan Kebenaran Katolik … mereka tidak takut untuk membuat perbandingan-perbandingan yang penuh hujat antara Injil serta revolusi itu.”

Seluruh Surat Apostolik dari Paus Pius X tentang “Le Sillon” membahas mengapa slogan ini bertentangan dengan ajaran Katolik.