^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Yesus Disalibkan - Renungan St. Alfonsus
I.
Setibanya Yesus di Kalvari, karena Ia tertekan oleh rasa sakit dan lelah, mereka memberinya minum anggur bercampur dengan empedu, yang biasanya diberi kepada orang-orang yang dijatuhi hukuman mati di salib, supaya dapat mengurangi kepekaan mereka terhadap rasa sakit. Tetapi karena Yesus hendak mati tanpa kenyamanan, Ia mengecapnya namun tidak ingin meminumnya. Dan mereka memberi-Nya anggur untuk diminum, yang dicampur dengan empedu. Dan sewaktu Ia mencicipinya, Ia tidak ingin minum.[1] Maka orang-orang di sana membentuk lingkaran di sekeliling Yesus; para serdadu melepaskan pakaian-Nya. Karena pakaian-Nya itu lekat dengan badan-Nya yang luka-luka dan koyak itu, sewaktu dilepaskan, pakaian-Nya pun juga mencerabut helaian daging-Nya.
Mereka lalu mencampakan-Nya ke salib. Yesus membentangkan tangan-Nya yang kudus, mempersembahkan kurban teragung kepada Bapa yang Kekal, yaitu diri-Nya sendiri, dan berdoa kepada-Nya agar menerima kurban itu demi keselamatan kita.
II.
Lihatlah mereka mengambil paku dan palu, dan dengan menikam tangan serta kaki sang Juru Selamat, mereka memasang-Nya di salib. Gaduhnya dentuman palu bergema di seluruh pegunungan itu, dan didengar oleh Maria, yang mengikuti Putranya, dan yang telah sampai di tempat pembunuhan itu. Ya tangan suci, yang dengan jamahanmu telah menyembuhkan begitu banyak orang cacat, mengapakah engkau sekarang ditusuk pada salib ini? Ya kaki suci, mengapakah engkau sekarang ditembus paku? Mengapa engkau menderita rasa sakit yang sedemikian perihnya? Sewaktu saraf tertusuk, rasa sakitnya sedemikian nyeri sehingga menyebabkan keadaan pingsan dan kejang-kejang yang mematikan. Lantas betapa besarkah rasa sakit yang pastinya telah diderita Yesus ketika tangan dan kaki-Nya – anggota badan yang penuh tulang dan saraf – ditusuk dengan paku?
Ya Juru Selamatku yang manis, betapa besarnya harga yang harus Kaubayar demi keselamatanku dan keinginan-Mu untuk memperoleh cinta driku, ulat yang hina ini? Dan aku telah begitu seringnya, dalam ketidakbersyukuranku, menolak cinta kasihku kepada-Mu, dan telah memalingkan badanku kepada-Mu.
III.
Lihatlah salib itu diangkat bersama Yesus Kristus yang terpasang kepadanya, dan dibiarkan jatuh dengan dahsyat ke dalam lubang yang telah disiapkan untuknya. Maka salib itu dikencangkan pada tempatnya, dan Yesus yang terpaku kepadanya, tergantung di tengah-tengah dua orang pencuri, di sana untuk meninggalkan hidup-Nya. Mereka menyalibkan-Nya, dan bersama Dia ada dua orang yang lain, seorang di masing-masing sisi, dan Yesus di tengah-tengahnya.[2] Inilah yang dinubuatkan Yesaya: Dan Ia terhitung di antara para penjahat.[3] Pada salib itu, dilekatkan sehelai kertas, di mana ada tertulis: Yesus dari Nazaret, Raja orang Yahudi. Para imam menginginkan agar Pilatus mengubah gelar itu, namun ia menolak. Allah menghendaki supaya semua orang tahu bahwa orang Yahudi telah membunuh Raja dan Mesias mereka yang sejati, yang telah sedemikian lamanya mereka nantikan dan rindukan.
IV.
Yesus di salib! Lihatlah bukti cinta kasih Allah. Lihatlah penampakan terakhir di atas bumi dari sang Sabda yang menjelma. Yang pertama adalah di palungan: yang terakhir adalah di salib: keduanya memperlihatkan cinta-Nya dan kasih-Nya yang tak terhingga bagi manusia. Ketika merenungkan pada suatu hari cinta kasih Yesus dalam wafat bagi kita, St. Fransiskus dari Paola mengalami ekstasi dan terangkat ke udara sambal berseru tiga kali dengan suara lantang: “Ya Allah, kasih! Ya Allah, kasih! Ya Allah, kasih!” Dengan seruan-seruan ini, Tuhan hendak, melalui orang kudus itu, mengajarkan kita bahwa kita tidak akan pernah mampu memahami cinta yang tak terhingga yang telah diperlihatkan oleh Allah ini dalam kesudian-Nya menderita siksaan-siksaan semacam itu, dan mati demi keselamatan kita. Jiwaku, mendekatlah kepada salib itu dengan hati yang rendah dan bertobat; kecuplah altar di mana Tuhanmu yang penuh kasih itu wafat. Tempatkan dirimu sendiri di bawah kaki-Nya, agar darah-Nya … itu dapat mengalir kepadamu, dan berkatalah kepada Bapa yang Kekal (namun dengan makna yang berbeda dari yang dimaksud oleh orang Yahudi). Darah-Nya atas kami.[4] Ya Tuhan, semoga dari ini turun kepada kami, dan membasuh kami dari dosa-dosa kami: darah ini tidak menuntut pembalasan dendam dari pada-Mu, seperti darah Habel, namun memohon dari pada-Mu kerahiman dan ampun bagi kami. Hal inilah yang merupakan nasihat sang Rasul kepada kami, sebagai hal yang perlu kami harapkan, sewaktu ia berkata: Kalian telah datang kepada Yesus, Perantara Perjanjian Baru, dan kepada pemercikan darah, yang berbicara dengan lebih baik daripada darah Habel.[5]
V.
Ya Allah, betapa besarnya siksaan Juru Selamat kita yang sekarat di salib! Setiap anggota tubuh-Nya menderita rasa sakit; yang satu tak mampu membantu yang lain, sebab tangan dan kaki-Nya dipasang dengan salib. Sayang sekali! Pada saat itu di mana Ia menderita nyeri kematian, agar dapat dikatakan bahwa pada saat jam sengara-Nya, Yesus menderita kematian sebanyak mungkin pada saat-saat Ia di salib. Pada ranjang yang nyeri itu, Tuhan kita yang menderita tak mendapat kenyamanan atau istirahat untuk satu saat pun, pada satu saat Ia harus bersandar kepada tangan-Nya, dan di saat lain kepada kaki-Nya; namun di mana pun Ia bersandar, penderitaan-Nya semakin besar. Pendek kata, tubuh yang suci itu tergantung pada luka-luka-Nya sendiri, sehingga tangan dan kaki yang tertusuk itu harus menopang berat dari seluruh badan-Nya.
Ya Penebusku yang terkasih, jikalau aku memandang badan-Mu, yang kulihat hanyalah luka-luka dan darah, jikalau kulihat hati-Mu, kulihatnya dilanda penderitaan dan nestapa. Kubaca pada salib ini bahwa Engkau adalah raja; namun lencana rajani macam apakah yang Kaukenakan? Takhta yang kulihat tiada berbeda dari tiang gantung yang cela; kain ungu yang kulihat tiada berbeda dari daging-Mu yang bersimbah darah dan luka-luka; mahkota yang kulihat tiada berbeda dari lingkaran duri yang terus menyiksa diri-Mu. Ah, semuanya ini memperlihatkan Dikau sebagai raja, bukan sebagai raja kemegahan, melainkan raja kasih: salib, darah, paku, mahkota, semuanya adalah bukti yang begitu banyak untuk kasih.
VI.
Maka dari salib, Yesus lebih tidak mencari rasa iba kita, namun cinta kita. Dan jika diri-Nya mencari iba, Ia hanya memintanya supaya membuat kita mencintai-Nya. Ia pantas kita cintai oleh karena kebaikan-Nya sendiri; namun di salib, Ia tampak meminta kita untuk mencintai-Nya setidaknya dengan rasa iba.
Ya Yesusku, ada alasan yang benar bagi diri-Mu untuk berkata, sebelum saat Sengsara-Mu, bahwa Ketika Engkau akan dimuliakan di salib, Engkau akan menarik seluruh hati kami kepada-Mu. Dan Aku, jikalau Aku diangkat dari bumi, akan menarik segala sesuatu datang kepada diri-Ku sendiri.[6] Oh, betapa banyaknya panah api yang Kauluncurkan kepada hati kami dari takhta cinta ini! Oh betapa banyaknya jiwa yang berbahagia yang telah Kautarik datang kepada-Mu dari salib ini, dan yang Kauselamatkan dari rahang Neraka? Maka hendaknya Kauizinkan aku untuk berkata kepada-Mu: Dengan sepantasnya, ya Tuhanku, mereka telah membuat Engkau mati di tengah dua orang pencuri, sebab dengan cinta kasih-Mu, Engkau telah merenggut dari Lucifer begitu banyak orang Kristen yang sepatutnya menjadi miliknya akibat dosa-dosa mereka. Kuberharap akulah salah satu dari orang yang telah Kaurenggut itu. Ya luka-luka Yesusku, ya perapian cinta yang terberkati! Terimalah aku, supaya aku tidak terbakar oleh api Neraka, seperti yang pantas kuderita, namun oleh lidah-lidah api cinta yang kudus kepada Allah yang telah dengan sudi wafat, dihabisi oleh siksaan demi keselamatanku.
VII.
Selepas penyaliban Yesus, para algojo membuang undi untuk mendapatkan pakaian-Nya, karena itulah prediksi Daud terbukti: Mereka membagikan pakaianku di antara mereka, dan atas jubahku mereka membuang undi.[7] Mereka lalu duduk menantikan kematian-Nya. Jiwaku, hendaknya engkau juga duduk di kaki salib, dan di bawah bayangannya yang menyelamatkan itu kauterbaring selama hidupmu, agar bersama mempelai suci itu engkau dapat berkata, kududuk di bawah bayangannya yang kudambakan.[8] Oh! Betapa nikmatnya istirahat yang dialami jiwa-jiwa yang mencintai Allah di tengah-tengah hiruk pikik dunia, godaan-godaan Neraka, dan kengerian akan penghakiman Ilahi ketika melihat Yesus disalibkan!
VIII.
Di tengah-tengah kesakitan badani-Nya, dan penderitaan serta kesedihan jiwa-Nya, Yesus yang sekarat itu mencari orang yang hendak menghibur-Nya. Namun Penebusku, tiada seorang pun yang menghibur-Mu. Mungkin setidaknya ada beberapa orang yang iba akan Engkau, dan menangis ketika melihat penderitaan-Mu yang getir. Tetapi sayang sekali! Kudengar beberapa orang menghina Engkau, yang lain mencemooh-Mu, dan yang lain mengujat Dikau. Yang satu berkata, Jika Engkau benar Putra Allah, turunlah dari salib.[9] Yang lain, Ah! Engkau yang menghancurkan bait Allah … selamatkanlah diri-Mu sendiri.[10] Yang lain berkata, Ia menyelamatkan orang lain; diri-Nya sendiri, tak dapat diselamatkan-Nya.[11] Ya Allah, penjahat seperti apakah yang pernah dilempari begitu banyak hinaan dan celaan ketika ia sedang sekarat pada tiang gantungan?
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris.
The Complete Works of Saint Alphonsus de Liguori – The Passion and the Death of Jesus Christ [Karya Lengkap Santo Alfonsus de Liguori – Sengsara dan Wafat Yesus Kristus], disunting oleh Rev. Eugene Grimm, Vol. V, New York, Cincinnati, dan St. Louis, Benziger Brothers, 1887, hal. 204-209.
[1] Et dederunt ei vinum bibere cum felle mixtum; et cum gustasset, noluit bibere. – Matius xxvii. 34.
[2] Crucifixerunt eum, et cum eo alios dos, hinc et hinc, medium autem Jesum. – Yohanes xix. 18.
[3] Et cum sceleratis reputatus est. – Yesaya liii. 12.
[4] Sanguis ejus super nos. – Matius xxvii. 25.
[5] Accessistis ad … Mediatorem Jesum, et sanguinis aspersionem, Melius loquentem, quam Abel. – Ibrani xii. 24.
[6] Et ego, si exaltatus fuero a terra, omnia traham ad meipsum. – Yohanes xii. 32.
[7] Diviserunt sibi vestimenta mea, et super vestem meam miserunt sortem. – Mazmur xxi. 19.
[8] Sub umbra illius, quem desideraveram, sedi.
[9] Si Filius Dei es, descende de cruce. – Matius xxvii. 40.
[10] Vah! Qui destruis templum Dei, et in triduo illud raedificas, salva temetipsum – Ibid.
[11] Alios salvos fecit, seipsum non potest salvum facere. – Ibid. 42.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...