^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Keadaan yang Mengenaskan dari Universitas-Universitas ‘Katolik’
Setiap universitas ‘Katolik’ yang bersekutu dengan Benediktus XVI dipenuhi bidah dan indiferentisme dan/atau mendukung propaganda homoseksual dan/atau menyerang Kitab Suci dan/atau menyerang kebenaran sejarah Tuhan Kita atau semuanya. Gelar kehormatan sering diberikan kepada para orang-orang pro-aborsionis. Para pro-aborsionis sering menjadi pembicara di upacara pemberian ijazah di universitas-universitas ‘Katolik’ ini, di mana berkubang skandal-skandal yang paling memalukan. Sekarang kita akan melihat beberapa potret dari bidah, kemurtadan, dan ketidakbermoralan yang mencirikan universitas-universitas ‘Katolik’. Seseorang dapat menulis suatu buku penuh dengan contoh-contoh yang kami akan bahas.
Pada tahun 2004, 29 ‘Universitas Katolik’ mempertunjukkan sandiwara yang menjijikkan, The Vagina Monologues {Monolog Vagina}.[1] Pada bulan Februari 2005, 27 universitas mempertunjukkan sandiwara ini.[2] Orang-orang perlu mempertimbangkan jenjang kemurtadan tersingkap oleh fakta ini; kekejian ini dipertunjukkan di kampus-kampus ‘Katolik’ ini, di mana terdapat anggota imamat yang memiliki posisi kepemimpinan! Di dalam tahun yang sama, setidaknya 16 universitas ‘Katolik’ menjadikan Hillary Clinton sebagai pembicara di upacara pemberian ijazah. Pada bulan Mei 2005, Marymount Manhattan College yang ‘Katolik’ menghadirkan Hillary Clinton sebagai pembicara di upacara pemberian ijazah mereka.[3] Clinton telah berbicara di berbagai universitas ‘Katolik’ lain, termasuk Canisius di Buffalo, New York.[4] Universitas-universitas ‘Katolik’ begitu seringnya menghadirkan pembicara-pembicara non-Katolik dan pro-aborsi di upacara pemberian ijazah sehingga sulit untuk terus melacak jumlahnya.
Loyola University Chicago, “Universitas Yesuit Chicago”, mengundang Kyan Douglas, aktor homoseksual dari “Queer Eye for the Straight Guy” {sebuah acara televisi tentang pria-pria homoseksual}, dengan tautan dan gambar yang mencolok di dalam situsnya.[5] Universitas yang sama secara terang-terangan mendukung lesbianisme dan homoseksualitas.[6]
Loyola University of Chicago
Sebuah “kajian yang dilakukan oleh University of California-Los Angeles menunjukkan bahwa pandangan-pandangan moral para murid Katolik melemah, dan tidak menguat, setelah empat tahun belajar di sebuah kampus universitas ‘Katolik’. Di ketiga puluh delapan universitas Katolik yang disurvei, 37.9 persen dari siswa tahun pertama mengatakan bahwa pada tahun 1997, bahwa aborsi harus menjadi legal. Empat tahun kemudian, sebagai siswa tahun keempat, 51.7 persen mendukung legalisasi aborsi.”[7]
Sekolah AS yang mengambil namanya dari Maria – University of Notre Dame – telah dua kali mengadakan Festival Film Homoseksual. Kepala teologinya, ‘Romo’ Richard McBrien, menentang dogma-dogma Katolik yang paling mendasar.
University of San Francisco yang Yesuit memberikan tunjangan untuk pasangan-pasangan homoseksual.[8]
Santa Clara University, sebuah institusi ‘Yesuit’ di California, menghadirkan dua pembicara dari National Center for Lesbian Rights pada bulan Februari 2004 untuk mempromosikan masalah-masalah hukum yang dihadapi pasangan-pasangan homoseksual.[9]
DePaul University, universitas ‘Katolik’ terbesar di Amerika, menawarkan pelajaran tambahan ‘Queer Studies’ {Kajian Homoseksual}.”[10]
‘Catholic University of America’, layaknya universitas-universitas ‘Katolik’ terkemuka, dipenuhi bidah dan kemurtadan. Pada tanggal 26 April 2006, CUA mengadakan pertemuan makan siang antaragama. “Sekitar 100 tamu, yang mewakili Katolik Roma, Ortodoks Timur/Kristen Oriental, Yahudi, Muslim dan kepercayaan Timur, berpartisipasi di dalam pertemuan makan siang pada pukul 1 siang yang dijamu oleh Romo David M. O’Connell, C.M, Presiden dari Catholic University. Di dalam kata sambutannya untuk perkumpulan tersebut, Romo O’Connell merefleksikan bahwa agama telah selalu memiliki peran yang penting di dalam pembangunan budaya-budaya dunia,”[11] layaknya agama-agama sesat mereka yang berasal dari Iblis adalah aspek yang positif dan dikehendaki Allah untuk pembentukan budaya-budaya.
"Catholic" University of America
‘Romo’ O’Connell juga mendukung mereka sewaktu mereka berdoa, seturut semangat Assisi, dan ‘bergabung bersama di dalam doa’ bersama para orang tidak beriman, pagan, dan bidah. Seseorang yang kami kenal yang bersekolah di CUA menyebutnya sebagai salah satu tempat terjahat di mana ia pernah berada; kemurtadan dari Iman sejati di suatu tempat yang mengaku melambangkanya, hal tersebut adalah suatu bentuk kejahatan yang begitu unik dan mendalam sampai seseorang dapat merasakannya.
Seton Hall University yang ‘Katolik’ merupakan rumah ibadat orang-orang dari berbagai agama. Situs resminya menyatakan: “Tidak peduli jika anda mencari sebuah sinagoga terdekat, kelompok Muslim untuk doa Jumat bersama, atau untuk mempelajari Kitab Suci antaragama, Campus Ministry [di Seton Hall] akan membantu anda mencari siswa-siswi yang memiliki kepercayaan yang sama dengan anda.”[12] Ini tentunya adalah suatu kemurtadan besar-besaran – mendukung orang untuk mempraktikkan agama Yahudi, Islam, dst.
Seton Hall University
Seton Hall juga memberikan “Sandra Day O’Connor Award” {“Penghargaan Sandra Day O’Connor”} kepada hakim Maryanne Trump Barry yang mendukung aborsi. Sandra Day O’Connor, yang sendirinya pula adalah seorang pro-aborsi adalah seseorang yang sangat berpengaruh di dalam penghapusan hukum-hukum anti-aborsi di dalam hampir 30 negara bagian. Ia memberikan penghargaan yang dinamakan atas namanya sendiri untuk sang hakim pro-aborsi yang menghapuskan larangan untuk aborsi kelahiran parsial di New Jersey.[13] Hanya terdapat dua kata untuk hal ini: kegilaan dan kemurtadan.
Marquette University yang ‘Katolik’ mendukung kemurtadan antaragama. Salah satu contohnya adalah di dalam situsnya yang menyatakan: “Pelayanan Universitas akan melangsungkan doa antaragama untuk perdamaian... Kami mohon agar anda mengambil bagian untuk mendengar panggilan dari para pemimpin agama dari berbagai tradisi iman serta denominasi-denominasi yang beragam selagi mereka mengumandangkan doa mereka bersama untuk resolusi damai untuk kemungkinan adanya perang di Irak.”[14]
Duquesne University yang ‘Katolik’ terutama sangatlah terang-terangan akan kemurtadannya. Situsnya sampai menyusun suatu daftar alamat-alamat dari gereja-gereja serta bait-bait non-Katolik sehingga murid-muridnya dapat beribadah di sana. Termasuk di dalam daftar ini adalah gereja-gereja Protestan dan skismatis, sinagoga-singagoga, mesjid-mesjid serta Kuil Hindu Jain! Sama sekali tidak ada gunanya sekolah tersebut dinamakan Universitas ‘Katolik’ yang didedikasikan untuk Iman yang satu dan sejati!
Xavier University yang ‘Yesuit’ di Ohio secara terbuka mendukung orang-orang untuk mempraktikkan agama-agama non-Katolik. Universitas tersebut ‘memberikan kesempatan beribadah serta pembangunan rohani untuk orang-orang dari seluruh tradisi iman. Informasi tentang komunitas-komunitas Protestan, Yahudi, serta berbagai komunitas rohani yang lain tersedia di kantor pelayanan kampus’.[16] Benar-benar suatu kemurtadan.
Georgetown University yang ‘Katolik’ menghadirkan suatu mata kuliah yang dinamakan ‘Masalah tentang Allah’. Tujuan untuk mata kuliah ini adalah untuk membawa penerimaan untuk seluruh agama.
Georgetown University
Maka, sang ‘imam’ pengajar di Georgetown University yang ‘Katolik’ mengakui bahwa ia tidak ingin mengonversikan orang-orang menjadi Katolik, tetapi ingin ‘mengonversikan’ mereka ke dalam pengertian yang lebih dalam akan iman-iman mereka, apa pun iman mereka. Dan tujuan dari mata kuliahnya ‘Masalah tentang Allah’ adalah untuk membawa suatu penerimaan akan seluruh agama. Ini benar-benar suatu kemurtadan.
Kemurtadan Antaragama 2006 di Georgetown dalam perayaan Assisi[18]
Pada hari ulang tahun ke-20 pertemuan doa antaragama Yohanes Paulus II di Assisi, banyak universitas-universitas ‘Katolik’ mengadakan pertemuan-pertemuan kecil yang mirip untuk merayakan pertemuan tersebut. Georgetown yang ‘Katolik’ menyelenggarakan International Prayer for Peace 2006: A Meeting of Peoples and Religions in the Spirit of Assisi {Doa Internasional untuk Perdamaian 2006: Pertemuan Orang-orang dan Agama-agama di dalam Semangat Assisi}.[19] Georgetown juga menawarkan program-program Pelayanan untuk mempromosikan agama Yahudi, Islam, Protestantisme, dan ‘Ortodoks’ Timur.
Hal ini berarti bahwa Georgetown mendukung praktik Yahudi secara langsung di dalam situsnya.
Boston College yang ‘Yesuit’ juga dipenuhi kemurtadan. Pada tanggal 9 Februari 2008, universitas tersebut melangsungkan sebuah diskusi panel tentang dokumen bulan Agustus 2002 ‘uskup-uskup’ Amerika, Reflections on Covenant and Mission {Refleksi-refleksi tentang Perjanjian dan Misi}. Dokumen yang terkenal keburukannya ini menyatakan bahwa “...upaya-upaya yang menargetkan konversi orang-orang Yahudi kepada Kekristenan tidak lagi dapat diterima secara teologis di dalam Gereja Katolik.” Tiga teolog Boston College membahas isu berikut: “Haruskah Orang-orang Katolik Mencoba Mengonversikan Orang-orang Yahudi (Jika Orang-orang Yahudi Berada di Dalam Perjanjian Sejati dengan Allah)?” Ketiganya menunjukkan – di dalam cara modernis mereka untuk mengatakan banyak hal sekaligus hampir tidak mengatakan apa-apa sama sekali – bahwa sama sekali tidak terdapat keperluan apa pun bagi orang-orang Yahudi untuk dikonversikan. Jawaban yang terjelas datang dari ‘teolog’ Boston College, Philip Cunningham, yang menyatakan:
Penolakan akan Injil juga merupakan bagian dari rencani ilahi, menurut Boston College yang ‘Katolik’.
Kemungkinan universitas ‘Katolik’ yang paling ‘terkemuka’ di dunia adalah Angelicum di Roma. Universitas ini juga mempromosikan kemurtadan yang sama yang ditemukan di seluruh universitas ‘Katolik’ yang lain. Universitas tersebut memberikan mata kuliah tentang ekumenisme yang mempromosikan ekumenisme sejalan dengan The Directory for the Application of the Principles and Norms on Ecumenism {Petunjuk Penerapan Prinsip-prinsip dan Norma-norma Ekumenisme}, yang dipermaklumkan oleh Yohanes Paulus II.[23] Petunjuk yang mencengangkan ini menghalau upaya untuk mengonversikan orang-orang non-Katolik, mempromosikan ibadat antaragama, penggunaan bersama gereja-gereja dengan penganut agama-agama serta sekte-sekte sesat, dst., seperti yang telah dibahas di bagian yang lebih awal dalam buku ini.
Gregorian di Roma adalah suatu institusi ‘Katolik’ lain yang terkenal. Mantan ‘Uskup Agung’ Anglikan dari Canterbury, George Carey, mengajarkan ekumenisme di sana.[24] Hal ini berarti bahwa seorang bidah non-Katolik – seorang awam yang mengaku diri sebagai uskup yang sah – mengajarkan ekumenisme sesat kepada para seminaris dan imam Novus Ordo. Kami yakin mereka tidak akan membahas ketidakabsahan ordo Anglikan.
Kami dapat melanjutkan di dalam banyak halaman untuk mendokumentasikan kemurtadan, ketidakbermoralan, serta skandal di universitas-universitas ‘Katolik’, tetapi seseorang seharusnya dapat melihat dengan jelas bahwa kemurtadan institusi-institusi pendidikan di dalam sekte Vatikan II adalah universal. Hal ini berlangsung dari universitas setempat Vatikan II di sini di Amerika, sampai yang paling terkemuka di Roma. Hal ini disebabkan hanya karena mereka semua mengikuti agama baru sekte Vatikan II. Mereka, seperti sekte Vatikan II yang mendukung mereka, adalah Katolik secara nama saja.
Catatan kaki untuk Bagian 27:
[1] http://www.tfp.org/student_action/activities/protests/monologues_protest.htm
[2] Tim Drake, “No Longer Catholic {Tidak Lagi Katolik},” This Rock, terbitan Nov. 2005, El Cajon, CA: Catholic Answers.
[3] Tim Drake, “No Longer Catholic {Tidak Lagi Katolik},” This Rock, terbitan Nov. 2005, El Cajon, CA: Catholic Answers.
[4] http://transcripts.cnn.com/TRANSCRIPTS/0502/01/ltm.06.html
[5] http://www.catholiccitizens.org/press/contentview.asp?c=12556; http://www.luc.edu/info/kyan.shtml
[6] http://www.luc.edu/orgs/rainbow/
[7] Tim Drake, “No Longer Catholic {Tidak Lagi Katolik},” This Rock, terbitan Nov. 2005, El Cajon, CA: Catholic Answers.
[8] http://www.sffaith.com/ed/articles/2004/0405jh.htm
[9] http://seattletimes.nwsource.com/html/localnews/2001869154_seattleusex02m.html
[10] http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=5173232
[11] http://publicaffairs.cua.edu/news/06PeaceLuncheonFinal.htm
[12] http://www.shu.edu/catholic_mission/index.html
[13] http://www.lifenews.com/state512.html
[14] http://www.marquette.edu/pages/home/resourcecommons/campus/archives/2003/02_10_2003/
[15] http://www.campusministry.duq.edu/worshipsites.html
[16] http://www.xavier.edu/campus_ministry/
[17] http://explore.georgetown.edu/news/?ID=14756
[18] www.georgetown.edu
[19] http://prayerforpeace.georgetown.edu/
[20] http://explore.georgetown.edu/documents/?DocumentID=12052
[21] http://explore.georgetown.edu/documents/?DocumentID=12052
[22] http://www.bc.edu/research/cjl/meta-elements/texts/center/events/cunningham_9Feb05.htm
[23] http://www.angelicum.org/facolta/paginephp/dxcorsiteo.php?xt=t3e&xa=2005
[24] http://www.ianpaisley.org/article.asp?ArtKey=ecumenism
Artikel-Artikel Terkait
Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 3 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 4 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...yang sesat kayaknya anda si penulis
CanonMR 7 bulanBaca lebih lanjut...permisi boleh tanya klo warna liturgi biru itu apa ya? apakah dulu gereja mewajibkan/mengharuskan biru menjadi warna liturgi trimakasih
Yulius Kristian 10 bulanBaca lebih lanjut...