^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Tentang Sesal Orang Terkutuk - Pertimbangan XXVIII St. Alfonsus
PERTIMBANGAN XXVIII.
Tentang Sesal Orang Terkutuk.
“Di mana ulat-ulat bangkai tidak mati.” – St. Markus ix. 47.
POIN PERTAMA.
Yang dimaksud ulat-ulat bangkai yang tidak mati itu adalah sesal nurani, ujar St. Thomas. Sesal nurani ini akan selama-lamanya menyiksa orang terkutuk di Neraka. Hati orang terkutuk akan digerogoti oleh nurani dalam banyak cara; namun akan ada tiga hal yang paling berat: merenungkan perkara-perkara sepele yang menyebabkan binasanya jiwa mereka; betapa ringan syarat mereka untuk selamat; dan akhirnya, besar kebaikan yang telah mereka hilangkan.
Maka sengatan pertama yang akan diderita orang terkutuk, adalah memikirkan perkara-perkara sepele yang menyebabkan binasanya jiwa mereka. Setelah Esau makan dari rebusan kacang merah, sebagai harga tukar hak kesulungannya, Kitab Suci bercerita bahwa ia berteriak karena duka serta penyesalan atas kerugiannya itu: “Meraung-raunglah ia dengan sangat keras” (Kejadian xxvii. 34). Oh, betapa kerasnya jeritan dan raungan orang terkutuk, ketika merenungkan bahwa demi kenikmatan sementara yang beracun itu, mereka telah kehilangan kerajaan kekal penuh sukacita, dan untuk selama-lamanya dihukum dengan kematian yang terus-menerus!
Maka dari itulah mereka akan menangis lebih getir daripada Yonatan, ketika mendapati dirinya sendiri dihukum mati oleh bapaknya, Saul, karena telah makan madu sedikit saja (1 Raja-Raja xiv. 43). Ya Allahku, akan seperti apa perasaan orang terkutuk ketika melihat sebab diri mereka terkutuk! Di saat ini, hidup kita tampak bagi kita seperti apa memangnya, kalau bukan seperti mimpi yang hanya berlangsung sesaat saja? Dan akan seperti apa bagi mereka yang hidup di Neraka, lima puluh atau enam puluh tahun hidup yang telah mereka jalani di bumi, ketika mereka mendapati diri mereka sendiri dalam jurang yang kekal; yang di dalamnya, setelah ratusan atau ribuan juta tahun, alam baka mereka masih baru bermula?
Tetapi, mengapa saya berkata lima puluh tahun hidup? Lima puluh tahun itu, mungkinkan semuanya dilewatkan dalam kenikmatan? Dan si pendosa yang mungkin hidup tanpa Allah ini, apakah dia selalu menikmati dirinya dalam dosa-dosanya? Berapa lamakah kenikmatan dosanya itu bertahan? Hanya bertahan beberapa saat saja; dan seluruh sisa waktu kehidupan yang dijalani orang itu dengan menentang Allah, adalah waktu yang sakit dan penuh kepahitan. Lantas, saat-saat kenikmatan itu akan tampak seperti apa kepada jiwa malang yang binasa itu? Dan terutamanya, akan tampak seperti apa baginya, sekelumit dosa terakhir yang menjadi penyebab dirinya terkutuk? Maka akan berserulah jiwanya, demi kenikmatan celaka nan hina yang hanya berlangsung sesaat saja, dan hilang seperti udara segera saat dipunyai, aku akan harus terus terbakar dalam api ini, putus asa dan ditinggalkan semua orang, selama Allah itu Allah, dan untuk selama-lamanya.
DAMBAAN DAN DOA.
Ya Tuhan, cerahkanlah aku, supaya bisa kutahu besar ketidakadilan yang telah kulakukan kepada-Mu, serta hukuman kekal yang patut kudapat karena telah menghina-Mu. Ya Allahku, kurasakan duka yang besar karena telah menghina-Mu; namun duka ini menghibur aku. Seandainya diriku telah Kaucampakan ke dalam Neraka, seperti yang patut kudapatkan, penyesalan ini akan menjadi Neraka dari nerakaku, menimbang seperti apa perkara-perkara sepele yang menyebabkan binasanya jiwaku; namun sekarang, penyesalan ini (kuulangi) menghibur aku, sebab karenanya, aku terdorong untuk mengharapkan pengampunan bagiku; sebab Engkau telah menjanjikannya bagi semua orang yang bertobat.
Ya, oh Tuhanku, kubertobat karena telah menghina-Mu; kurangkul rasa sakit yang manis ini; bahwasanya kuberdoa kepada-Mu, agar sakit itu Kauperbesar, dan agar selalu Kaujaga dalam diriku sampai saat kematianku, supaya boleh selalu kutangisi kekecewaan yang telah kutimbulkan bagi-Mu. Ya Yesusku, ampunilah aku. Ya Penebusku, yang karena belas kasih-Mu kepadaku, tidak berbelas kasih kepada diri-Mu sendiri, dan telah menghukum diri-Mu sendiri untuk mati dalam siksaan-siksaan demi meluputkan aku dari Neraka, kasihanilah aku. Maka karuniakanlah rahmat, supaya selama penyesalanku masih membuatku berduka karena telah menghina-Mu, itu juga boleh pada saat ini juga membakar segenap jiwaku dengan kasih kepada-Mu, yang telah begitu mengasihi aku, dan begitu sabarnya menanggung diriku; dan yang sekarang, alih-alih menghukum aku, memperkaya diriku dengan terang dan rahmat.
Kubersyukur kepada-Mu, ya Yesusku, dan diri-Mu kukasihi; Kau kukasihi lebih dari diriku sendiri; Kau kukasihi dengan segenap hatiku. Kau tak bisa membenci orang yang mengasihi-Mu; Kau kukasihi; janganlah diriku Kauenyahkan dari hadirat-Mu. Karena itu, terimalah aku masuk berkenan kepada-Mu, dan jangan lagi biarkan aku kehilangan Dikau. Ya Maria, ya Ibundaku, terimalah aku sebagai abdimu, dan ikatlah diriku kepada Yesus Putramu. Berdoalah kepada-Nya supaya mengampuni aku, dan agar aku diberi kasih-Nya, serta rahmat ketekunan sampai ajal menjemput.
POIN KEDUA.
St. Thomas berkata, bahwa rasa sakit utama yang akan diderita orang terkutuk, adalah melihat bahwa mereka telah mengalami binasanya jiwa tanpa alasan, dan bahwa mereka bisa saja dengan begitu mudahnya mendapat kemuliaan Surga, seandainya itu dulu pilihan mereka. Dukacita mereka yang utama, adalah mereka terkutuk tanpa alasan, sedangkan mereka dengan begitu mudahnya mendapat kehidupan kekal. Maka sengatan kedua bagi hati nurani, adalah merenungkan betapa ringan syarat yang harus mereka tepati supaya selamat.
Ada jiwa binasa yang menampakkan diri kepada St. Humbertus, dan berkata kepadanya, bahwa inilah tepatnya rasa sakit terbesar yang menyiksa dirinya di Neraka: memikirkan perkara-perkara sepele yang telah dilakukannya sehingga dirinya binasa, dan betapa ringan syarat yang harus ditepatinya supaya selamat. Maka jiwa malang itu akan berkata: Seandainya aku bermati raga dengan tidak melihat benda semacam itu, seandainya aku menaklukkan hormat manusiawi itu, seandainya aku menjauhi kesempatan itu, persahabatan itu, percakapan itu, aku sekarang tentunya tidak akan binasa. Seandainya aku pergi mengaku dosa setiap pekan, seandainya aku rajin-rajin memenuhi tanggung jawab konfraternitasku, seandainya aku setiap hari membaca buku rohani semacam itu, seandainya aku berserah diri kepada Yesus Kristus dan Maria, aku pastinya tidak akan jatuh lagi ke dalam dosa. Aku begitu seringnya bertekad melakukan hal-hal ini, namun resolusi-resolusiku itu tidak kutepati; atau aku mulai menepatinya, dan kemudian kuabaikan; dan karena itu aku binasa.
Sakitnya penyesalan ini akan diperparah dalam diri orang terkutuk, oleh teladan-teladan yang telah dipercontohkan di hadapan mereka oleh para sahabat dan teman yang bajik, dan masih juga oleh karunia-karunia yang dianugerahkan kepada mereka oleh Allah, supaya mereka boleh menyelamatkan jiwa-jiwa mereka: karunia-karunia kodrati, seperti kesehatan yang baik; karunia-karunia kekayaan, talenta-talenta yang telah diberikan kepada mereka oleh Tuhan, supaya dipergunakan baik-baik, dan karena itu menjadi orang kudus; dan juga, karunia-karunia rahmat, begitu banyaknya terang, ilham, panggilan, serta begitu banyak tahun yang diberikan demi memperbaiki perbuatan-perbuatan buruk mereka yang terdahulu.
Namun dalam keadaan mereka yang sudah menjadi celaka nian itu, mereka akan melihat bahwa tidak ada lagi waktu membuat perbaikan. Mereka akan mendengar malaikat Tuhan berseru, dan bersumpah, “demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, dan tidak akan ada waktu lagi” (Wahyu x. 5, 6). Oh, betapa kejam sembilu-sembilu yang akan menusuk jantung hati jiwa malang yang terkutuk itu, ketika melihat bahwa waktu untuk memperbaiki kebinasaan kekal dirinya sudah berlalu untuk selama-lamanya! Lalu dia akan berkata seraya menangis bersama para rekan keputusasaannya, “Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau, tetapi kita tidak diselamatkan!” (Yeremia viii. 20).
Sayang sekali, ia akan menjerit, kalau saja dulu aku bekerja demi Allah sebanyak diriku bekerja demi kebinasaanku, aku pastinya akan menjadi orang kudus yang besar! Dan sekarang, apakah yang tersisa bagi aku, selain penyesalan dan rasa sakit, yang akan menyiksaku untuk selama-lamanya? Ah, pikiran ini akan lebih menyiksa orang terkutuk, daripada api serta segala siksaan lainnya dalam Neraka: Aku bisa saja berbahagia untuk selama-lamanya, dan sekarang aku harus menderita untuk selama-lamanya.
DAMBAAN DAN DOA.
Ah Yesusku, bagaimanakah Engkau sanggup menanggung diriku sebegitu lamanya? Sudah begitu sering aku berbalik badan daripada-Mu, dan Engkau tak berhenti mencari-cari aku. Telah begitu seringnya aku menghina-Mu, dan Engkau telah mengampuniku; dan kembali telah kuhina diri-Mu, dan Engkau telah mengampuniku lagi. Ah, bagikanlah aku dukacita itu, dukacita yang Kaurasa di Taman Getsemani demi dosa-dosaku, yang telah menimbulkan peluh darah pada-Mu. Kubertobat, ya Penebusku yang terkasih, karena telah begitu mendurhakai Engkau sebagai bayaran cinta kasih-Mu. Sayang sekali, hai kenikmatan-kenikmatan terkutuk, engkau kubenci dan kukutuk! Karena engkau, aku sudah kehilangan rahmat Tuhanku.
Yesusku yang terkasih, sekarang Kau kukasihi di atas segala-galanya: kutinggalkan segala kenikmatan terlarang; dan kubertekad lebih baik mati seribu kali, daripada menghina Engkau lagi. Ah, dengan rasa sayang yang lembut itu, yang telah Kaucurahkan kepadaku dengan mencintaiku di Salib, dan dengan mempersembahkan hidup-Mu yang ilahi itu demi aku, berilah aku terang dan kekuatan untuk melawan godaan-godaan, dan untuk berlindung kepada pertolongan-Mu, manakala aku digoda.
Ya Maria, ya pengharapanku, engkau yang adikuasa bersama Allah; perolehkanlah aku rahmat ketekunan, dan rahmat supaya tidak pernah berpisah diri lagi dari cinta kasih-Nya yang suci.
POIN KETIGA.
Penyesalan ketiga yang akan diderita orang terkutuk, adalah melihat betapa besarnya kebaikan yang telah hilang dari diri mereka. St. Yohanes Krisostomus berkata, bahwa mereka akan menderita siksa yang lebih besar karena hilangnya Surga, daripada rasa sakit Neraka sendiri: “Mereka akan lebih tersiksa oleh Surga daripada oleh Neraka.”
Elisabet yang celaka, Ratu Inggris itu, dulu berkata: “Allah memberi aku empat puluh tahun untuk memerintah, dan kutolak Firdaus.” Masa empat puluh tahun yang dipunya wanita itu telah dilaluinya; namun sekarang, ketika jiwanya sudah meninggalkan dunia ini, apa yang dikatakannya? Dia tentunya tidak lagi berpikiran seperti itu. Ah, bagaimana bisa dia tidak mendapati dirinya berduka dan putus asa ketika memikirkan, bahwa demi masa pemerintahan duniawi yang berlangsung empat puluh tahun, yang disertai banyaknya ketakutan dan kegelisahan itu, ia telah kehilangan kerajaan Surga untuk selama-lamanya!
Tetapi, yang akan membuat mereka paling menderita untuk selama-lamanya, adalah tahu bahwa mereka telah kehilangan Surga, dan Allah, kebaikan mereka yang terluhur, bukan karena kemiskinan, atau kejahatan orang lain, namun karena kesalahan mereka sendiri. Mereka akan melihat bahwa diri mereka diciptakan demi Firdaus; bahwa dalam genggaman tangan mereka, Allah telah menempatkan pilihan memperoleh kehidupan dan kematian, kebaikan dan kejahatan: “Hidup dan mati, kebaikan dan kejahatan ada di hadapan manusia: yang dipilihnya, itulah yang akan diberikan kepadanya” (Sirakh xv. 18).
Maka mereka akan melihat bahwa merekalah yang empunya kuasa (seandainya berkenan kepada mereka) untuk menjadikan diri mereka sendiri bahagia untuk selama-lamanya; dan mereka akan melihat bahwa diri mereka sendiri, akibat pilihan bebas mereka, telah memilih untuk mencampakkan diri ke dalam jurang penyiksaan, darinya mereka tidak akan mereka bisa lepas, dan darinya takkan ada orang yang berjuang menyelamatkan mereka.
Mereka akan melihat ada banyak dari antara sahabat mereka yang tergolong orang-orang selamat. Mereka dahulu ditempatkan dalam bahaya-bahaya dosa yang sama, dan mungkin lebih besar; namun karena tahu cara mengendalikan diri, dan menyerahkan diri kepada Allah, dan kalau jatuh, mereka tahu cara bangkit kembali dan berserah diri kepada Allah, jiwa-jiwa mereka telah mereka selamatkan. Namun orang-orang terkutuk, karena mereka tidak hendak berhenti berbuat dosa, mereka telah datang ke Neraka untuk mengakhirinya dalam lautan penyiksaan, tanpa pernah bisa berharap mengobatinya.
Saudaraku, kalau di waktu lalu, anda juga telah begitu bodohnya sehingga memilih kehilangan Surga dan Allah, demi kenikmatan-kenikmatan hina tertentu, berjuanglah sekarang, ketika masih ada waktu, berjuanglah segera untuk mengobatinya. Jangan anda terus berada dalam kebodohan diri anda. Gemetarlah, supaya anda jangan sampai meratapi nasib yang celaka untuk selama-lamanya. Siapa tahu, renungan yang sedang anda baca sekarang ini mungkin adalah panggilan terakhir yang diberikan Allah kepada anda?
Siapa yang tahu, kalau anda tidak mengubah hidup anda sekarang, apakah di waktu anda melakukan dosa berat yang berikutnya, Allah tidak akan meninggakan anda, dan karena dosa itu, Ia mengirim anda untuk menderita selama-lamanya di tengah-tengah kerumunan orang bodoh yang sekarang ada di Neraka, mengakui kesalahan mereka? “Karena itulah kami telah bersalah”; namun itu mereka akui dalam keputusasaan, melihat keadaan mereka yang tidak bisa diobati. Ketika anda digoda Iblis supaya berbuat dosa lagi, carilah perlindungan kepada Allah, kepada Santa Perawan Maria: memikirkan Neraka akan meluputkan anda dari Neraka: “Ingatlah akhir hayatmu, dan tidak akan pernah engkau berbuat dosa” (Sirakh vii. 40); sebab memikirkan Neraka akan membuat anda berlindung kepada Allah.
DAMBAAN DAN DOA.
Ah, Kebaikanku yang Terluhur, betapa seringnya aku sudah kehilangan Dikau demi perkara sepele, dan pantas kehilangan Engkau untuk selama-lamanya! Namun kata-kata sang Nabi menghibur aku: “Biarlah bersukacita hati orang yang mencari Tuhan” (Mazmur civ. 3). Oleh sebab itu, aku tak boleh berputus asa dalam memulihkanmu kembali, ya Allahku, kalau aku mencari diri-Mu dengan segenap hatiku. Ya, Tuhanku, sekarang aku mendesah karena rindu rahmat-Mu di atas segala kebaikan lainnya. Aku rela kehilangan segala sesuatu, bahkan hidup sekalipun, daripada menyaksikan diriku sendiri kehilangan kasih-Mu. Kau kucinta, ya Penciptaku, di atas segala sesuatu; dan karena Kau kukasihi, kubertobat karena telah menghina-Mu. Ya Allahku, yang pernah hilang dan kubenci, ampunilah aku segera; dan karuniakanlah rahmat supaya kuboleh menemukan-Mu, sebab aku tak mau lagi kehilangan Dikau.
Kalau Engkau menerima diriku lagi ke dalam persahabatan-Mu, akan kutinggalkan segala sesuatu, dan akan kuserahkan diriku kepada cinta kasih-Mu seorang. Ini kuharapkan dengan kerahiman-Mu. Bapa yang Kekal, dengarkan aku demi cinta Yesus Kristus; ampunilah aku, dan berilah aku rahmat supaya jangan pernah lagi memisahkan diriku sendiri daripada-Mu: sebab kalau aku sengaja kehilangan Engkau lagi, sungguh harus kutakuti bahwa Engkau akan meninggalkan aku.
Ya Maria, ya pendamai para pendosa, bawalah akan ke dalam damai dengan Allah; dan lalu peganglah aku erat-erat di bawah naungan mantel perlindunganmu, supaya jangan pernah aku kehilangan diri-Nya lagi.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris, yang orisinalnya diterjemahkan dari bahasa Italia.
St. Alfonsus Maria de Liguori, The Eternal Truths. Preparation for Death [Kebenaran-Kebenaran Abadi. Persiapan Kematian], London, Burns and Lambert, 1857, hal. 202-208.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 5 bulanBaca lebih lanjut...