^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Tentang Penghakiman Terakhir - Khotbah Santo Yohanes Maria Vianney
Minggu I dari Masa Adven
Tentang Penghakiman Terakhir
Tunc videbunt Filium Hominis venientem cum potestate magna et majestate
Lalu mereka akan melihat Putra Allah datang dengan kuasa yang besar serta kemegahan yang menakutkan, dikelilingi oleh para malaikat dan para kudus. (Injil St. Lukas, XXI, 27.)
“Saudara-saudaraku, bukanlah lagi Allah yang dibungkus dengan kelemahan-kelemahan kita, yang tersembunyi dalam gelapnya kandang yang miskin, yang tertidur di dalam palungan, yang sarat akan penghinaan, yang dilemahkan oleh beban salib yang berat; melainkan Allah yang menyandang segenap kecemerlangan dari kuasa dan kemegahan-Nya, yang mewartakan kedatangan-Nya melalui mukjizat-mukjizat yang paling menakutkan, yakni, melalui gerhana matahari, gerhana bulan, dengan jatuhnya bintang-bintang dan dengan segenap bencana alam. Bukanlah lagi seorang Juru Selamat yang datang dengan kelemahlembutan anak domba untuk dihakimi oleh umat manusia dan untuk menebus mereka: melainkan seorang Hakim yang dengan benar terkesalkan, yang menghakimi umat manusia dengan segenap keketatan dari keadilan-Nya. Bukanlah lagi seorang Gembala penuh kasih yang datang untuk mencari domba-domba-Nya yang hilang, dan untuk mengampuni mereka: melainkan Allah yang membalaskan dendam, yang datang untuk memisahkan untuk selama-lamanya para pendosa dari orang bajik, memusnahkan orang fasik dengan pembalasan dendam-Nya yang paling mengerikan, dan memenuhi orang-orang bajik dengan aliran air kebahagiaan. Saat yang mengerikan, saat yang menakutkan, kapankah engkau akan tiba? Saat yang malang, sayang sekali! Mungkin pada suatu pagi, kita akan mendengar para pendahulu dari Hakim yang sedemikian menakutkannya kepada pendosa. Wahai kamu sekalian, para pendosa, keluarlah dari makam dosa-dosamu, datanglah kepada pengadilan Allah, datanglah untuk mengenali bagaimana orang berdosa akan diperlakukan. Orang fasik, di dalam dunia ini, tampaknya tidak mengenali kuasa Allah, karena mereka melihat bahwa para pendosa tidak dihukum; orang itu bahkan sampai berkata: Tidak, tidak, tidak ada Allah maupun Neraka; atau: Allah tidak memedulikan apa yang terjadi di atas bumi. Tetapi mari menantikan penghakiman-Nya, dan pada hari yang besar itu, Allah akan mewujudkan kuasa-Nya dan akan menunjukkan kepada segenap bangsa bahwa Ia telah melihat segala sesuatu dan memperhitungkan segalanya.
Betapa besar perbedaan, saudara-saudaraku, dari keajaiban-keajaiban yang telah dibuat-Nya saat Ia dahulu menciptakan dunia! Hendaknya air, ujar Tuhan, membasahi, menyuburkan tanah; dan, pada saat itu juga, air pun menutupi bumi dan memberikan kepadanya kesuburan. Tetapi, sewaktu Ia akan datang untuk menghancurkan dunia, Ia akan memerintahkan kepada lautan untuk melampaui batasan-batasannya dengan gelora yang mengerikan sehingga lautan itu akan menelan segenap alam semesta di dalam kemurkaannya. Sewaktu Allah dahulu menciptakan langit, Ia memerintahkan kepada bintang-bintang agar melekat kepada langit. Atas perintah suara-Nya, matahari menyinari siang hari, dan bulan bersinar pada malam hari. Tetapi pada akhir zaman, matahari akan menjadi gelap, dan bulan serta bintang-bintang tidak lagi akan mengeluarkan cahaya. Semua bintang yang mengagumkan akan jatuh dengan dentuman yang mengerikan.
Betapa besar perbedaannya, saudara-saudaraku, saat Allah menciptakan dunia, ia melewatkan enam hari; tetapi satu kedipan mata akan cukup untuk menghancurkannya. Untuk menciptakan alam semesta serta segala sesuatu yang ada di dalamnya, Allah tidak memanggil seorang pun untuk menyaksikan begitu banyak keajaibannya, tetapi untuk menghancurkannya, semua orang akan hadir, semua bangsa akan mengakui bahwa terdapat satu Allah dan bahwa Ia kuasa. Datanglah, wahai orang fasik yang mencibir, datanglah, wahai orang-orang bijak yang tidak percaya, datanglah untuk mengetahui atau mengakui bahwa terdapat satu Allah, bahwa Ia telah melihat segala tindakan anda, dan bahwa Ia itu Mahakuasa! Ya Allahku, hendaknya pendosa akan mengubah cara mereka berbicara pada saat itu! Betapa besarnya penyesalan mereka! Oh! Betapa besar pertobatan mereka karena mereka telah menyia-nyiakan waktu yang sedemikian berharganya! Tetapi, tidak lagi aka nada waktu, semuanya itu berakhir sudah bagi orang berdosa, hilanglah segala harapan! Oh! Betapa saat itu akan sedemikian mengerikannya! Santo Lukas berbicara kepada kita bahwa manusia akan direnggut oleh rasa takut di atas telapak kaki mereka, saat berpikir tentang kemalangan yang telah dipersiapkan untuk diri mereka. Sayang sekali! Saudara-saudaraku, kita mungkin saja direnggut oleh rasa takut dan mati ketakutan, saat menantikan kemalangan yang secara tak terbatas jauh lebih kecil daripada yang mengancam seorang pendosa, tetapi yang akan secara amat pasti jatuh atas dirinya, jika ia terus hidup dalam dosa.
Pada saat ini, saudara-saudaraku, di mana saya ingin berbicara kepada anda tentang Penghakiman, di mana kita semua akan hadir untuk memberikan pertanggungjawaban atas segala kebaikan dan kejahatan yang akan telah kita perbuat, untuk menerima di sana keputusan yang pasti untuk masuk ke dalam Surga atau ke dalam Neraka: seandainya seorang malaikat datang untuk mewartakan kepada anda dari pihak Allah bahwa dalam waktu dua puluh empat jam, segenap alam semesta akan dimusnahkan dengan hujan api dan belerang, seandainya anda mulai mendengar halilintar mengaum, murka dari badai mengubrak-abrikkan rumah anda, begitu banyak kilat menyambar sehingga alam semesta menjadi tidak lebih daripada suatu bola api, dan bahwa Neraka telah memuntahkan semua kutukannya, yang raungannya serta jeritannya terdengar di penjuru-penjuru dunia; bahwa satu-satunya jalan untuk menghindari semua kemalangan itu adalah untuk berhenti berbuat dosa dan melakukan penitensi; akankah anda sekalian mampu, saudara-saudaraku, mendengar semua umat manusia tanpa mencucurkan air mata dan meminta belas kasih. Tidakkah kita akan melihat diri anda bersimpuh di hadapan altar untuk meminta kerahiman? Oh betapa butanya, oh betapa besar kemalangan dari manusia pendosa! Kejahatan yang diwartakan oleh gembala anda secara tidak terhingga jauh lebih mengerikan dan pantas untuk ditangisi, dan menyayat hati anda.
Sayang sekali! Kebenaran-kebenaran yang sedemikian menakutkannya ini akan menjadi hukuman yang sama yang akan ditetapkan sebagai kutukan abadi untuk diri anda. Tetapi hal yang paling menyedihkan adalah bahwa anda tidak peka terhadap semua kemalangan ini, dan bahwa anda terus hidup dalam dosa, dan bahwa anda hanya menyadari kegilaan dari hidup anda pada saat di mana anda tidak lagi tidak memiliki obat untuk mengatasinya. Hanya satu saat lagi, dan pendosa ini, yang dahulu hidup tenteram di dalam dosa, akan dihakimi dan dikutuk; hanya satu saat lagi, dan ia akan membawa segala penyesalannya dalam keabadian. Ya, saudara-saudaraku, kita akan dihakimi, tiada sesuatu pun yang lebih pasti; ya, kita akan dihakimi tanpa belas kasih; ya, kita akan menyesali secara abadi kenyataan bahwa kita telah berdosa.
I. Kita membaca di dalam Kitab Suci, saudara-saudaraku, bahwa setiap kali Allah ingin mengirimkan suatu bencana kepada dunia atau kepada Gereja-Nya, Ia telah selalu membuat pertanda yang mendahuluinya sebelum Ia menjatuhkan musibah ke dalam hati manusia dan untuk menggerakkan mereka agar mereka melembutkan keadilan-Nya. Saat Ia ingin membinasakan alam semesta dengan banjir bandang, bahtera Nuh, yang memerlukan seratus tahun untuk dibangun, adalah suatu pertanda untuk membawa umat manusia untuk melakukan penitensi, yang tanpanya mereka semua akan binasa. Sejarahwan Yosefus berkata kepada kita bahwa sebelum dihancurkannya kota Yerusalem, suatu komet yang tampak seperti parang terlihat dalam kurun waktu yang panjang, yang meresahkan dunia. Setiap orang berkata: Sayang sekali! Apakah arti dari pertanda ini? Mungkin ini adalah suatu kemalangan besar yang akan dikirimkan kepada kita oleh Allah. Selama delapan hari, bulan tidak bercahaya; orang-orang tampak seolah-olah tidak lagi dapat hidup. Seketika, seorang pria yang tidak terkenal pun tampak, yang, selama tiga tahun, hanya berseru-seru di jalanan Yerusalem, siang dan malam: Celakalah Yerusalem! Celakalah Yerusalem! … Ia ditangkap, ia dipukuli dengan tongkat agar ia tidak berseru-seru. Tiada sesuatu pun yang menghentikannya. Pada akhir dari tahun ketiga, ia berseru: Ah! Celakalah Yerusalem; Ah! Celakalah (diriku.) Sebuah batu yang dilontarkan dari sebuah alat jatuh atas dirinya, dan meremukkannya pada saat itu juga. Lalu, semua kemalangan yang telah diucapkan oleh orang asing itu jatuh atas Yerusalem. Bencana kelaparan begitu besar, sehingga para ibu sampai menyembelih anak-anak mereka untuk dijadikan makanan. Para penduduk, tanpa tahu alasannya, menyembelih satu sama lain; kota itu pun jatuh dan seakan-akan dimusnahkan; jalanan dan tempat-tempatnya dipenuhi dengan mayat; darah mengalir bagaikan sungai; hanya sedikit orang yang selamat dan mereka dijual sebagai budak.
Tetapi, karena hari penghakiman akan menjadi hari yang paling menakutkan dan mengerikan yang akan pernah ada, hari itu akan diawali dengan tanda-tanda yang paling mengerikan sehingga tanda-tanda itu akan menyebabkan rasa takut sampai ke jurang yang terdalam. Tuhan kita berkata kepada kita bahwa pada saat yang malang itu bagi pendosa, matahari tidak lagi akan bersinar, bahwa bulan akan tampak seperti timbunan darah, dan bahwa bintang-bintang akan berjatuhan dari langit. Udara akan sungguh dipenuhi oleh kilat sehingga tampak terbakar sepenuhnya, bahwa kita akan mendengar guntur yang bunyinya akan sedemikian nyaringnya sehingga manusia akan terpaku ketakutan atas telapak kaki mereka. Angin akan sedemikian dahsyatnya sehingga tidak akan ada sesuatu pun yang dapat melawannya. Pohon-pohon dan rumah-rumah akan terseret ke dalam kekacaubalauan oleh lautan; lautan sendiri akan sedemikian bergejolak akibat badai sehingga ombaknya lebih tinggi dari empat hasta di atas pegunungan yang tertinggi sekalipun, dan akan jatuh sedemikian dalamnya sehingga kita akan melihat ngerinya Neraka; semua ciptaan, bahkan yang tidak bernyawa, akan seolah-olah ingin musnah untuk menghindari kehadiran dari Pencipta mereka saat mereka melihat betapa kejahatan umat manusia telah menodai dan mengotori bumi. Air lautan serta sungai akan mendidih bagaikan minyak dalam kebakaran besar; pohon-pohon serta tanaman-tanaman akan memuntahkan aliran darah; gempa bumi akan begitu besarnya sehingga kita akan melihat bumi terbuka di semua tempat; kebanyakan pohon dan binatang buas akan musnah; orang-orang yang masih tersisa akan seperti orang gila; bebatuan, pegunungan akan runtuh dengan kedahsyatan yang mengerikan. Setelah semua hal yang mengerikan itu, api akan membara pada keempat penjuru dunia, api yang sedemikian dahsyatnya sehingga api itu akan membakar bebatuan, batu karang serta pohon, seperti setangkai jerami yang dicampakkan ke dalam perapian. Segenap alam semesta akan hancur menjadi abu; bumi akan dikotori oleh kejahatan yang begitu banyak sehingga harus dimurnikan oleh api yang akan menyala oleh karena murka Tuhan, Allah yang secara benar murka.
Setelah itu, saudara-saudaraku, setelah bumi yang ditutupi oleh begitu banyak kejahatan itu dimurnikan, Allah akan mengutus para malaikat-Nya yang akan membunyikan sangkakala di keempat penjuru dunia, yang akan berkata kepada semua orang mati: Bangkitlah, kalian semua, orang-orang mati, keluarlah dari kubur kalian, datanglah dan hadirlah di hadapan pengadilan. Lalu, semua orang mati, yang baik maupun yang jahat, orang bajik dan pendosa akan mengambil rupa yang sama yang dimiliki mereka dahulunya, lautan akan memuntahkan semua jasad yang terdapat di dalam kekacaubalauannya, bumi akan mengeluarkan semua jasad yang dikuburkan sejak begitu banyak abad di dalam perutnya. Setelah hal itu terjadi, semua jiwa para kudus akan turun dari langit berselimutkan kemuliaan, setiap jiwa akan menghampiri tubuhnya dan memberikan kepadanya ribuan berkat. Datanglah, ujar tubuh kepada jiwanya, datanglah, wahai pendamping dalam penderitaanku; jika engkau telah bekerja untuk berkenan kepada Allah; jika engkau telah mendapatkan kebahagiaanmu dalam penderitaan serta pertarungan, oh! Betapa besarnya kebaikan yang telah dipersiapkan untuk diri kita. Masih ada lebih dari ribuan tahun di mana aku akan menikmati kebahagiaan itu; oh! Betapa besarnya sukacita untuk diriku saat aku datang mewartakan kepadamu begitu banyaknya kebahagiaan yang telah dipersiapkan untuk diri kita selama-lamanya. Datanglah, wahai mata yang terberkati, yang telah seringkali tertutup di hadapan hal-hal yang tidak murni, karena takut kehilangan rahmat dari Allahmu, datanglah ke dalam Surga di mana engkau hanya akan melihat kecantikan yang tidak akan lagi terlihat di dalam dunia ini. Datanglah, wahai telingaku, engkau yang telah merasa ngeri atas ujaran-ujaran serta percakapan-percakapan yang tidak murni serta fitnah; datanglah, dan engkau akan mendengar di dalam Surga irama surgawi, dan engkau akan masuk ke dalam kegembiraan yang senantiasa. Datanglah kakiku dan tanganku, yang begitu seringnya, digunakan untuk melegakan orang yang malang; datanglah untuk melewatkan keabadian di dalam Surga yang indah ini di mana kita akan melihat Juru Selamat kita yang terkasih dan baik yang telah begitu mencintai diri kita. Ah! Kalian akan melihat di dalam Surga Ia yang, sedemikian seringnya, datang untuk beristirahat di dalam hati kalian. Ah! Kalian akan melihat di dalamnya tangan yang masih ternodai oleh darah dari Juru Selamat kita yang ilahi, yang olehnya Ia telah memperolehkan kepada kita secara pantas sukacita yang begitu besar. Pada akhirnya, tubuh dan jiwa para kudus akan saling memberikan satu sama lain ribuan berkat, dan hal itu akan berlangsung selama-lamanya.
Setelah semua orang kudus akan telah mengambil tubuh mereka yang kemilau dengan kemuliaan, semua itu, seturut perbuatan baik serta penitensi yang akan telah mereka lakukan, menantikan dengan sukacita saat di mana Allah akan menyingkapkan di hadapan segenap alam semesta segala tangis, segala penitensi, segala perbuatan baik yang akan telah mereka lakukan selama hidup mereka bahkan tanpa mengabaikan seorang pun dari mereka, mereka semua akan mengalami kebahagiaan dari kebaikan Allah sendiri. Yesus Kristus sendiri akan berkata kepada mereka, nantikanlah, nantikanlah, Aku ingin agar segenap alam semesta melihat betapa kalian telah bekerja dengan sukacita. Para pendosa yang keras hati, orang-orang yang tidak percaya berkata bahwa Aku tidak memedulikan segala sesuatu yang telah kalian lakukan untuk diri-Ku; tetapi Aku akan menunjukkan kepada mereka pada hari ini bahwa Aku telah melihat dan menghitung semua air mata yang kalian telah cucurkan di tengah-tengah padang pasir; Aku akan menunjukkan kepada mereka pada hari ini bahwa Aku berada di sisi kalian di atas tiang gantungan. Datanglah, kalian semua, dan hadirlah di hadapan para pendosa ini yang telah membenci dan menghina diri-Ku, yang telah berani menyangkal keberadaan-Ku, dan Aku telah melihat mereka. Datanglah, anak-anak-Ku, datanglah umat-ku yang terkasih, dan kalian akan melihat betapa baiknya diri-Ku, dan betapa besar cinta kasih-Ku kepada kalian.
Marilah merenungkan, saudara-saudaraku, untuk sesaat, jumlah jiwa bajik yang tak terhitung jumlahnya yang masuk ke dalam tubuh mereka yang mereka jadikan serupa dengan matahari yang cantik. Anda akan melihat semua martir itu, dengan daun palma di dalam tangan mereka. Anda akan melihat semua perawan itu, dengan mahkota keperawanan di kepala mereka. Anda akan melihat semua rasul itu, semua imam, itu; betapa banyaknya jiwa yang telah mereka selamatkan, betapa cemerlangnya cahaya kemuliaan yang menghiasi diri mereka. Saudara-saudaraku, semua orang akan berkata kepada Maria, Bunda yang perawan itu: Marilah kita bergabung kepada Ia yang ada di dalam Surga untuk memberikan kemilau yang baru kepada kecantikanmu ….
Tetapi, betapa mengerikan dan menakutkannya bencana ini! Saya mendengar sangkakala yang sama yang berseru kepada orang-orang terkutuk untuk keluar dari Neraka. Datanglah, wahai pendosa, para algojo dan tiran. Demikianlah bagaimana Allah akan berseru, Ia yang menginginkan agar anda semua diselamatkan, datanglah, hadirlah di hadapan penghakiman Putra Manusia. Anda begitu seringnya meyakinkan diri anda sendiri bahwa Ia tidak melihat diri anda, ataupun mendengar diri anda! Datanglah dan hadirlah, sebab segala sesuatu yang pernah anda lakukan akan terlihat di hadapan segenap alam semesta. Lalu sang malaikat akan berseru: Jurang Neraka, bukalah pintumu! Muntahkanlah semua orang terkutuk itu! Hakim mereka memanggil diri mereka. Ah! Betapa mengerikannya saat itu! Semua jiwa yang terkutuk, yang malang itu, yang mengerikan bagaikan para iblis, akan keluar dari jurang, akan pergi, bagaikan orang yang putus asa, untuk mencari tubuh mereka. Ah! Betapa kejamnya saat itu! Pada saat di mana jiwa akan masuk ke dalam tubuhnya, tubuh itu akan mengalami segala hukuman Neraka. Ah! Tubuh yang terkutuk ini, jiwa yang terkutuk ini akan memberikan ribuan kutukan. Ah! Tubuh yang terkutuk, demikianlah bagaimana jiwa akan berujar kepada tubuhnya yang akan berguling dan diseret ke dalam lumpur ketidakmurniannya; aku sudah menderita dan terbakar di dalam Neraka selama lebih dari seribu tahun. Datanglah, hai mata yang terkutuk, yang telah begitu sering menikmati tatapan-tatapan tidak jujur atas dirimu sendiri atau atas orang lain, datanglah ke dalam Neraka untuk memandang semua monster yang paling mengerikan. Datanglah, telinga yang terkutuk, yang telah seringkali menikmati kata-kata dan percakapan yang tidak murni, datanglah untuk mendengarkan jeritan, lolongan, serta raungan para iblis untuk selama-lamanya. Datanglah, wahai lidah yang terkutuk dan mulut yang terkutuk, yang telah seringkali memberikan kecupan-kecupan yang tidak murni dan yang sama sekali tidak melewatkan sesuatu pun untuk memuaskan kenikmatanmu dan kerakusanmu; datanglah ke dalam Neraka di mana hanya akan tersedia empedu naga sebagai makananmu. Datanglah, wahai tubuh yang terkutuk, yang telah senantiasa kucoba puaskan; datanglah, engkau akan dibentangkan untuk selama-lamanya di atas sungai api dan belerang, yang disulut oleh kekuatan dan amarah Allah. Ah! Siapakah yang akan mampu mengerti dan menceritakan kepada kita kutukan-kutukan yang akan dimuntahkan oleh tubuh dan jiwa untuk selama-lamanya.
Ya, saudara-saudaraku, lihatlah semua orang bajik dan orang terkutuk itu yang akan mengambil rupa mereka yang sebelumnya, yakni, tubuh mereka sebagaimana yang kita lihat pada hari ini, yang menantikan hakim mereka, tetapi seorang hakim yang adil yang tak berbelas kasih, untuk menghukum atau memahalai, seturut kebaikan dan kejahatan yang akan telah kita lakukan. Lihatlah diri-Nya itu tiba, terduduk di atas sebuah takhta, yang kemilau dengan kemuliaan, dikelilingi oleh semua malaikat, panji salib, yang akan berjalan di depan-Nya. Orang-orang terkutuk yang melihat hakim mereka; ah! Apakah yang dapat saya katakan tentang diri mereka, saat orang-orang itu melihat Ia yang hanya ingin memperolehkan bagi mereka kebahagiaan Firdaus, dan walaupun demikian, orang-orang itu terkutuk. Wahai pegunungan, ujar mereka, himpitlah kami, rampaslah kami dari muka Hakim kami, remukkanlah diri kami; ah! Ampun, campakkanlah kami ke dalam Neraka! Tidak, tidak, wahai pendosa, majulah dan datanglah untuk memberi pertanggungjawaban atas segenap hidupmu. Majulah, wahai orang yang malang, yang telah begitu membenci Allah yang sedemikian baiknya. Ah! Hakimku, Bapaku, Penciptaku, di manakah bapakku, ibundaku yang telah membuatku terkutuk? Ah! Aku ingin melihat mereka; ah! Aku ingin meminta Surga dari mereka, yang akibat diri mereka aku kehilangannya. Bapakku dan ibuku, kalianlah sebab kemalanganku. Tidak, tidak, majulah kepada pengadilan Allahmu, segalanya hilang sudah bagimu. Ah! Hakimku, gadis muda itu berseru …. Di manakah orang jangak itu yang telah membuatku kehilangan Surga? Tidak, tidak, majulah! Tiada lagi pertolongan … engkau terkutuk! Tiada lagi harapan untuk dirimu: ya engkau binasa! Ya semuanya hilang sudah, sebab engkau telah kehilangan jiwamu dan Allahmu. Ah! Siapakah yang akan mampu mengerti kemalangan orang terkutuk yang akan melihat dirinya sendiri, yakni, di sisi para kudus, seorang bapak atau ibu yang sepenuhnya cemerlang dengan kemuliaan dan untuk Surga, dan melihat dirinya sendiri dipersiapkan untuk Neraka! Wahai pegunungan, orang-orang terkutuk itu akan berkata, rampaslah diri kami; ah! Ampun, jatuhlah engkau atas diri kami! Ah! Pintu gerbang Neraka, terbukalah untuk menyembunyikan kami! Tidak, pendosa, engkau telah selalu membenci perintah-perintah-Ku: tetapi pada hari inilah Aku ingin menunjukkan kepadamu bahwa Akulah Tuhanmu. Hadirlah di hadapan diri-Ku bersama segala kejahatanmu …. Ah! Pada saat itulah, ujar Nabi Yehezkiel kepada kita, Tuhan akan mengambil daun besar yang bermukjizat itu, di mana ada tertulis dan tersimpan semua kejahatan manusia. Betapa banyaknya jumlah dosa yang tidak pernah terlihat di mata alam semesta dan yang akan terlihat. Ah! gemetarlah, anda sekalian yang, mungkin sejak lima belas atau dua puluh tahun, telah menimbun dosa atas dosa. Ah! Celakalah anda!
Lalu Yesus Kristus, dengan buku hati nurani dalam genggaman tangan-Nya, akan memanggil semua pendosa untuk menuduh mereka semua atas semua dosa yang akan telah mereka lakukan selama hidup mereka, dengan suara guntur yang menggelegar. Datanglah, hai orang-orang cabul, Ia berkata kepada mereka, mendekatlah dan bacalah hari demi hari; demikianlah semua dosa yang telah mengotori khayalanmu, semua keinginan yang memalukan yang telah merusak hatimu; bacalah dan hitunglah percabulanmu, lihatlah tempat itu, saat itu di mana engkau melakukan dosa-dosa tersebut, lihatlah orang yang dengannya engkau telah berbuat dosa …. Bacalah dan hitunglah betapa banyak jiwa yang telah kalian binasakan yang amat berharga bagi-Ku. Sejak lebih dari seribu tahun tubuh kalian telah membusuk dan jiwa kalian berada dalam Neraka, kejangakan kalian masih menyeret jiwa-jiwa ke dalam Neraka. Lihatkah kalian wanita itu yang telah kalian jadikan binasa, lihatlah suaminya, anak-anaknya, serta para tetangganya! Mereka semua menuntut pembalasan dendam, mereka semua menuduh kalian bahwa kalian telah membuat mereka binasa dan bahwa tanpa kalian mereka akan masuk ke dalam Surga. Datanglah, hai gadis-gadis duniawi, alat milik Setan, datanglah dan bacalah segala upaya dan waktu yang kalian kerahkan untuk menghias diri kalian sendiri; hitunglah jumlah pikiran buruk serta keinginan bejat yang telah kalian sebabkan kepada mereka yang telah melihat diri kalian. Lihatkah kalian semua jiwa yang berseru bahwa kalianlah yang telah membuat mereka binasa. Datanglah, hai para pemfitnah, kalian yang menebarkan berita-berita palsu, datanglah dan bacalah, lihatlah di mana semua fitnah kalian telah ditandai, cemoohan serta kedurhakaan kalian’ lihatlah semua perpecahan yang telah kalian sebabkan; lihatlah semua masalah yang telah kalian timbulkan, semua kehilangan serta semua kejahatan yang lidah kalian yang terkutuklah penyebab utamanya. Pergilah, wahai orang terkutuk, untuk mendengar di dalam Neraka jeritan serta raungan yang mengerikan dari para iblis. Datanglah, hai orang-orang tamak yang terkutuk, bacalah, dan hitunglah uang serta harta yang fana yang kepadanya hati kalian telah kalian pautkan, dalam kebencian terhadap Allah milik kalian, dan yang untuknya kalian telah mengorbankan jiwa kalian. Apakah kalian sudah lupa akan kekerasan hati kalian terhadap orang miskin? Lihatlah, bacalah, dan hitunglah. Lihatlah emas dan perak milik kalian, mintalah tolong kepada harta kalian ini sekarang, berkatalah kepada harta kepunyaan kalian untuk menarik tangan kalian. Pergilah, hai orang-orang terkutuk, menjeritlah dalam kelaparan di dalam Neraka. Datanglah hai orang-orang pendendam, bacalah dan lihatlah segala sesuatu yang telah kalian lakukan untuk membahayakan sesama kalian, hitunglah semua ketidakadilan, hitunglah semua pikiran kebencian itu serta pembalasan dendam yang telah kalian tanamkan di dalam hati kalian; pergilah, hai orang-orang terkutuk, ke dalam Neraka. (Kalian semua telah menjadi) pemberontak: para pelayan-Ku telah ribuan kali berkata kepada kalian bahwa jika kalian tidak mencintai sesama kalian seperti diri kalian sendiri, kalian tidak akan diampuni. Pergilah daripada-Ku, hai orang-orang terkutuk, pergilah ke dalam Neraka, di mana kalian akan menjadi korban murka-Ku selama-lamanya, di mana kalian akan mengetahui bahwa pembalasan dendan adalah milik Allah sendiri. Datanglah, datanglah, hai pemabuk, lihatlah sebuah botol anggur, sepotong roti yang telah kaurampas dari mulut wanita itu serta anak-anaknya; lihatlah semua keberlebihan itu, apakah kaumengenalinya? Bukankah itu semua milikmu, ataukah milik sesamamu? Lihatlah betapa banyaknya malam hari, siang hari yang kaulewatkan di dalam kabaret, pada hari-hari Minggu serta hari-hari raya; lihatlah, satu per satu, perkataan yang tidak jujur yang telah kaukatakan di dalam kemabukanmu; lihatlah sumpah serapahmu, semua kutukanmu yang telah kaumuntahkan; lihatlah semua skandal yang telah kausebabkan kepada istrimu, kepada anak-anakmu, dan kepada tetanggamu. Ya, telah Kutuliskan semuanya itu dan telah Kuperhitungkan. Pergilah, ya orang yang malang, untuk mabuk-mabukan di dalam api dari empedu murka-Ku. Datanglah, hai para pedagang dan pekerja, dari keadaan mana pun di mana kalian berada; datanglah, pertanggungjawabkanlah kepada-Ku setiap sen terakhir dari segala sesuatu yang telah kalian beli dan jual; datanglah, cermatilah bersama apabila takaran kalian serta perhitungan kalian selaras dengan milik-Ku? Lihatlah, hai para pedagang, hari di mana kalian telah menipu anak itu. Lihatlah hari di mana kalian telah membuat orang membayar dua kali untuk benda yang sama. Datanglah, hai para penista sakramen-sakramen, lihatlah semua dosa sakrilegi kalian, semua kemunafikan kalian. Datanglah, hai para bapak dan ibu, pertanggungjawabkanlah jiwa-jiwa yang telah Kupercayakan kepada kalian; pertanggungjawabkanlah segala sesuatu yang telah dilakukan oleh anak-anak kalian, para pelayan kalian; lihatlah setiap kalinya kalian telah memberikan kepada mereka izin untuk pergi ke tempat-tempat serta pergaulan di mana mereka telah berdosa. Lihatlah semua pikiran buruk serta keinginan jahat yang telah disebabkan oleh putrimu; lihatlah semua kecupan dan tindakan lain yang tercela; lihatlah semua perkataan yang tidak murni yang telah diujarkan oleh putra kalian. Tetapi, Tuhan, para bapak dan ibu akan berujar, aku tidak memerintahkannya kepada anakku. Tidak peduli, sang Hakim akan berkata kepada mereka, dosa-dosa anak-anakmu adalah dosa-dosa milikmu. Di manakah kebajikan yang telah perintahkan kepada mereka untuk praktikkan? Di manakah teladan-teladan baik yang telah kalian berikan atau perbuatan-perbuatan baik yang telah kalian perintahkan agar mereka lakukan? Sayang sekali! Apakah nasib para bapak dan ibu itu yang melihat bahwa anak-anak mereka, yang satu pergi berdansa, yang lain pergi bermain dan pergi ke kabaret, dan mereka hidup tenang-tenang saja. Betapa butanya diri mereka! Oh! Betapa besarnya kejahatan yang akan mereka jatuhkan kepada diri mereka sendiri pada saat-saat yang mengerikan itu! Oh! Betapa banyaknya dosa yang tersembunyi yang akan tampak di muka segenap alam semesta! Oh! Jurang Neraka yang terdalam, bukalah dirimu untuk menelan kerumunan orang yang terkutuk ini, yang hanya hidup untuk menghina Allah dan untuk mengutuk diri mereka sendiri.
Tetapi, anda akan berkata kepada saya, semua perbuatan baik yang telah kita lakukan sama sekali tidak akan ada gunanya bagi diri kita? Puasa, penitensi, derma, komuni, pengakuan dosa itu lalu tidak akan dipahalai? Tidak, Yesus Kristus akan berkata kepada kalian, semua doa kalian hanyalah kebiasaan, semua puasa kalian hanyalah kemunafikan, derma kalian hanyalah kesia-siaan belaka; pekerjaan kalian sama sekali tidak bertujuan apa pun selain untuk ketamakan dan kekikiran, penderitaan kalian hanyalah disertai oleh keluh kesah dan gumaman; di dalam segala sesuatu yang kalian lakukan, Aku tidak berguna. Di samping itu, Aku telah membalas kalian melalui hal-hal temporal, Aku telah memberkati pekerjaan kalian, aku telah memberikan kesuburan kepada ladang kalian, memperkaya anak-anak kalian; Aku telah memberikan segala upah yang dapat kalian nantikan atas semua perbuatan baik kalian. Tetapi, Ia akan berkata kepada kita, dosa-dosa kalian masih hidup, dosa-dosa kalian akan hidup selamanya di hadapan-Ku; pergilah hai orang-orang terkutuk, ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk semua orang yang telah membenci diri-Ku di sepanjang kehidupan mereka.
Hukuman yang mengerikan, tetapi yang secara tidak terbatas adil. Tiada yang lebih adil! Seorang pendosa yang, di sepanjang hidupnya, hanya bergulingan di dalam kejahatannya, kendati rahmat yang dihadirkan tanpa henti oleh Allah yang Mahabaik agar ia dapat keluar dari dosanya! Lihatkah anda orang-orang fasik yang mencemooh pastor mereka, yang membenci sabda kehidupan, yang mengolok-olok apa yang dikatakan oleh pastor mereka? Lihatkah anda para pendosa yang memuliakan diri dengan tidak memiliki agama, yang mencemooh orang-orang yang mempraktikkan agama? Lihatkah anda orang-orang Kristiani buruk yang sedemikian seringnya mengucapkan penghujatan-penghujatan yang mengerikan itu, yang berkata bahwa mereka masih menemukan roti yang baik dan bahwa mereka tidak perlu mengaku dosa? Lihatkah anda orang-orang tak beriman yang berkata kepada kita bahwa, sewaktu kita mati, segala sesuatu berakhir sudah? Lihatkah anda keputusasaan mereka, dengarkah anda mereka mengakui ketidaksalehan mereka? Dengarkah anda mereka menjerit meminta belas kasih? Memang benar adanya bahwa Allah akan memberikan kebebasan kepada semua pendosa dengan memberikan alasan-alasan mereka untuk membenarkan diri mereka, jika mereka mampu. Tetapi, sayang sekali! Apakah yang dapat dikatakan oleh seorang penjahat yang hanya melihat kejahatan dan kedurhakaan? Sayang sekali! Segala sesuatu yang dapat dikatakan oleh seorang pendosa dalam saat yang malang itu hanya akan memperbesar ketidaksalehannya dan kedurhakaannya.
Itulah hal yang pasti, saudara-saudaraku, itulah yang akan menjadi hal yang paling menakutkan dari saat yang mengerikan itu; itulah saat di mana kita akan melihat bahwa Allah tidak akan menyayang-nyayangkan sesuatu pun untuk menyelamatkan diri kita; bahwa Ia telah membuat kita mengambil bagian di dalam jasa-jasa yang tak terbatas dari kematian-nya di kayu salib; bahwa Ia telah membuat kita terlahir di dalam dada dari Gereja-Nya; bahwa Ia telah memberikan kepada kita para pastor untuk menunjukkan kepada kita dan mengajarkan kepada kita segala sesuatu yang harus kita lakukan untuk menjadi Bahagia. Ia telah memberikan kepada kita sakramen-sakramen untuk membuat kita kembali memperoleh persahabatan dengan-Nya setiap kali kita kehilangan persahabatan itu. Ia tidak membuat batasan untuk jumlah dosa yang hendak diampuni-Nya; jika pertobatan kita itu tulus, kita pasti diampuni. Ia telah menantikan diri kita bertahun-tahun walaupun kita hidup hanya untuk menghina-Nya; Ia tidak ingin kehilangan diri kita atau Ia secara mutlak ingin menyelamatkan kita; dan kita tidak menghendakinya! Diri kita sendirilah yang memaksa-Nya oleh dosa-dosa kita untuk membuat-Nya menjatuhkan hukuman pengutukan abad: Pergilah, hai anak-anak terkutuk, pergilah untuk menemukan apa yang telah kalian teladani: untuk diri-Ku, Aku tidak kenal akan kalian, Aku hanya akan meremukkankalian dengan segala murka dari kemarahan-Ku yang abadi.
Datanglah, Tuhan berkata kepada kita melalui salah satu dari para nabi-Nya, datanglah, wahai pria, wanita, orang kaya dan miskin, para pendosa, siapa pun diri kalian, dan dari keadaan apa pun, berkatalah kalian bersama, katakanlah alasan-alasan kalian dan Aku akan mengatakan alasan-alasan-Ku. Marilah masuk ke dalam penghakiman, marilah menimbang berat segala sesuatu di dalam ruangan mahakudus. Ah! Saat yang mengerikan bagi seorang pendosa, yang dari sisi mana pun ia mempertimbangkan hidupnya, hanya melihat dosa dan bukan kebaikan sama sekali …. Akan menjadi seperti apakah nasib mereka? Di dalam dunia ini, seorang pendosa senantiasa memiliki suaut alasan untuk mengakui segala dosa yang telah diperbuatnya; ia bahkan membawa keangkuhannya di hadapan pengadilan penitensi, di mana ia hanya harus tampak untuk menuduh dirinya sendiri dan mengutuki dirinya sendiri. Yang satu, karena ketidaktahuan; yang lain, godaan-godaan terlalu kuat; dan pada akhirnya yang lainnya, hal-hal yang menyebabkan dosa serta teladan-teladan buruk: lihatlah, setiap hari, alasan-alasan yang diberikan oleh para pendosa untuk menyembunyikan gelapnya kejahatan-kejahatan mereka. Datanglah, hai pendosa yang angkuh, lihatlah jikalau alasan-alasan kalian akan diterima dengan baik pada hari Penghakiman, dan jelaskanlah diri kalian sendiri kepada Ia yang memegang obor di dalam tangannya, yang telah melihat segala sesuatu, dan telah menghitung segalanya, dan menimbang segalanya. Anda tidak tahu, ujar diri anda, bahwa itu adalah suatu dosa! Ah! Sayang sekali, ujar Yesus Kristus kepada anda, seandainya engkaukalian terlahir di antara bangsa-bangsa penyembah berhala yang tidak pernah mendengar Allah yang sejati, engkau akan masih dapat sedikit beralasan atas ketidaktahuan kalian; tetapi, engkau, orang Kristiani, yang telah beruntung dilahirkan di dalam dada Gereja-Ku, dibesarkan di tengah-tengah terang, engkau yang telah diberi tahu tentang kebahagiaanmu yang abadi? Sejak kelahiranmu, engkau telah diajarkan tentang segala sesuatu yang harus dilakukan untuk memperolehnya, engkau tidak henti-hentinya diajarkan, dinasihati, dan ditegur, engkau berani beralasan bahwa engkau tidak tahu! Ah sayang sekali, seandainya engkau hidup dalam ketidaktahuan, sesungguhnya hal itu dikarenakan engkau tidak ingin belajar; sesungguhnya karena engkau tidak ingin mengambil keuntungan dari ajaran-ajaran yang telah engkau hindari. Pergilah, hai orang yang celaka! Pergilah, alasan-alasanmu membuat dirimu lebih pantas untuk dikutuk! Pergilah, hai anak yang terkutuk, ke dalam Neraka untuk terbakar selamanya di sana dengan ketidaktahuanmu.
Tetapi, seorang yang lain akan berkata, nafsuku begitu bergelra dan kelemahanku amat besar. Tetapi, Tuhan akan berkata kepada mereka; karena Allah sedemikian baiknya sehingga membuat engkau mengetahui kelemahanmu, dan bahwa para pastormu berkata bahwa engkau harus senantisa berjaga diri, mematiragakan dirimu, jika engkau ingin menaklukkan nafsumu; mengapakah engkau melakukan segala sesuatu yang bertentangan? Mengapakah engkau melakukan segala sesuatu untuk memuaskan tubuhmu dan kenikmatanmu? Allah membuatmu mengetahui kelemahanmu dan engkau jatuh setiap saat? Mengapa engkau tidak mengandalkan Allah untuk meminta rahmat dari-Nya? Mengapakah engkau tidak mendengarkan para pastormu yang tidak henti-hentinya menasihatimu untuk meminta rahmat dan kekuatan yang kauperlukan untuk berjaya atas Iblis? Mengapakah engkau sedemikian tidak acuhnya dan bencinya terhadap sakramen-sakramen, di mana engkau telah memperoleh begitu banyak rahmat, kekuatan, untuk melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan? Mengapakah engkau begitu seringnya membenci sabda Allah yang akan telah menuntunmu ke jalan yang harus kaulalui untuk sampai kepada-Nya? Ah! Para pendosa yang durhaka dan buta, segala kebaikan telah kaumiliki, engkau dapat menggunakan hal-hal itu seperti hal-hal lainnya. Apakah yang telah kaulakukan untuk mencegah dirimu sendiri jatuh ke dalam dosa? Dan engkaulah yang hanya berdoa setiap harinya oleh karena kebiasaan atau rutinitas. Pergilah, hai orang yang celaka! Semakin engkau mengenali kelemahanmu, semakin engkau harus mengandalkan Allah yang telah menopangmu dan membantumu untuk mengerjakan keselamatanmu. Pergilah, hai orang terkutuk, engkau hanya membuat dirimu menjadi lebih bersalah.
Tetapi, banyak sekali kesempatan untuk berbuat dosa, orang yang lain akan berkata. Sahabatku, saya mengenali tiga jenis kesempatan yang dapat menuntun kita kepada dosa. Semua keadaan hidup memiliki bahaya-bahayanya masing-masing. Saya berkata bahwa terdapat tiga jenis: kesempatan di mana kita secara pasti akan terpapar oleh karena tanggung jawab dari keadaan hidup kita; kesempatan yang kita hadapi tanpa mencarinya, dan kesempatan yang kita hadapi tanpa kita perlukan. Jika kesempatan yang kita hadapi sama sekali tidak memiliki alasan, janganlah kita mencoba mencari alasan untuk suatu dosa dengan suatu dosa yang lain. Anda telah mendengar suatu nyanyian yang buruk dikumandangkan, ujar diri anda; anda telah mendengar suatu fitnah, dan mengapakah anda telah pergi ke dalam rumah itu atau pergaulan itu? Mengapakah anda mengunjungi orang-orang yang tidak beragama itu? Tidak tahukah anda bahwa barangsiapa memaparkan diri kepada bahaya berbuat dosa akan binasa di dalamnya? Barangsiapa jatuh tanpa memaparkan diri bangkit segera dan kejatuhannya membuatnya semakin waspada dan bijak. Tetapi tidakkah anda melihat bahwa Allah yang telah menjanjikan kita pertolongan-nya di dalam godaan-godaan kita tidak menjanjikannya kepada kita sewaktu kita memiliki kelancangan untuk memaparkan diri kita sendiri. Pergilah, hai orang celaka, engkau telah berupaya agar dirimu sendiri binasa; engkau pantas mendapatkan Neraka yang dipersiapkan untuk para pendosa seperti dirimu.
Tetapi, ujar anda kepada diri saya, selalu ada teladan buruk di depan mata kita. Anda memiliki teladan buruk, betapa konyolnya alasan itu! Jika anda mendapatkan teladan buruk, tidakkah anda memiliki teladan yang baik? Mengapakah anda tidak mengikuti teladan yang baik dan bukan yang buruk? Sewaktu anda melihat gadis muda itu pergi ke gereja, ke altar suci, mengapakah anda tidak mengikutinya dan tidak pergi ke pesta dansa? Sewaktu pria muda itu pergi ke gereja untuk menyembah Yesus Kristus di dalam Tabernakel-Nya yang kudus, mengapakah enda tidak mengikuti langkahnya dan tidak pergi ke kabaret? Tetapi, berkatalah, wahai pendosa, bahwa engkau lebih suka mengikuti jalan yang lebar yang telah menuntunmu kepada kemalangan ini di mana engkau berada, daripada di dalam jalan yang telah dibuat oleh Putra Allah sendiri. Sebab yang sesungguhnya dari kejatuhan diri anda dan pengutukan diri anda oleh karena itu tidak berasal dari teladan-teladan buruk, ataupun kesempatan-kesempatan, ataupun dari kelemahan-kelemahan diri anda, ataupun rahmat-rahmat yang tidak anda miliki, melainkan hanya dari itikad buruk dari hati anda yang tidak hendak anda hardik. Jika anda telah berbuat jahat, alasannya adalah bahwa anda memang telah menginginkannya. Kebinasaan anda hanyalah berasal, oleh karena itu, dari diri anda sendiri.
Tetapi, anda akan berkata kepada saya, orang selalu berkata bahwa Allah itu baik. Memang benar bahwa Allah baik adanya, tetapi Ia itu adil; kebaikan-Nya serta kerahiman-Nya telah berlalu untuk diri anda: yang tersisa hanyalah keadilan-Nya dan pembalasan dendam-Nya. Sayang sekali! Saudara-saudaraku, kita yang telah begitu benci mengaku dosa, jika, lima menit sebelum hari yang besar itu, seandainya Allah memberikan para imam untuk mengakui dosa-dosa kita agar dosa-dosa kita dihapuskan, sayang sekali! Dengan kesegeraan apa kita akan mengambil keuntungan darinya? Itulah hal yang tidak akan diberikan kepada kita saat kita putus asa. Raja Bogoris jauh lebih bijak daripada diri kita. Karena ia telah diajarkan oleh seorang misionaris dari agama Katolik, tetapi masih tertahan oleh kenikmatan palsu dari dunia, melalui hasil dari Penyelenggaraan Allah, seorang pelukis Kristiani yang telah ditugaskan olehnya untuk melukiskan di dalam istananya perburuan yang paling mengerikan dengan binatang buas yang terganas; sebaliknya melukiskan untuknya Pengadilan Terakhir, dunia yang sepenuhnya terbakar oleh api, Yesus Kristus di tengah-tengah guntur dan kilat, Neraka yang telah terbuka untuk menelan orang-orang terkutuk, dengan sosok-sosok yang paling menyeramkan sehingga Sri Raja merasa menjadi kaku. Sewaktu ia kembali pulih, ia ingat akan apa yang telah dikatakan dahulu oleh sang misionaris kepadanya untuk menghindari kengerian dari saat itu di mana pendosa hanya akan dapat berputus asa sebagai ganjarannya, dan dengan meninggalkan segala kenikmatannya, ia menghabiskan sisa hidupnya dalam penitensi dan dalam air mata.
Sayang sekali! Saudara-saudaraku, seandainya sang pangeran tidak berkonversi, ia akan mati pula, ia akan telah meninggalkan segala harta dan kenikmatannya, memang benar, tidak lama setelahnya; tetapi mati, setelah berabad-abad, satu abad akan berlalu setelah abad yang lainnya. Ia akan berada di dalam Neraka yang membara untuk selamanya, sedangkan ia sekarang berada di dalam Surga untuk selama-lamanya dan ia pun puas ….
Demikianlah pikiran yang direnungkan baik-baik oleh Santo Hieronimus, yang membuatnya melakukan begitu banyak kekerasan terhadap tubuhnya dan mencucurkan banyak air mata. Ah, serunya di dalam kesendirian yang hampa itu, aku merasa mendengar setiap saatnya, sangkakala yang akan membangunkan semua orang mati, yang memanggilku ke hadapan pengadilan dari Hakimku. Pikiran yang sama itu membuat Daud gemetar di atas takhtanya, dan yang juga membuat gemetar seorang Agustinus di tengah-tengah kenikmatannya, kendati segala usaha yang dibuatnya untuk memadamkan pikiran itu, bahwa suatu hari ia akan dihakimi. Ia berkata dari waktu ke waktu kepada sahabatnya, Alipus: Ah! Sahabatku yang terkasih, akan tiba suatu hari di mana kita akan hadir di hadapan penghakiman Allah untuk menerima di sama ganjaran atas kebaikan atau hukuman atas kejahatan yang akan telah kita lakukan selama hidup kita; marilah kita meninggalkan, sahabatku yang terkasih, ujarnya kepadanya, jalan kejahatan untuk jalan yang telah dilalui oleh para kudus. Marilah bersiap diri untuk hari itu sejak saat ini.
Santo Yohanes Klimakus bercerita kepada kita bahwa seorang rahib meninggalkan biaranya untuk tinggal di dalam suatu biara lain demi melakukan lebih banyak penitensi di sana. Pada malam pertama, ia dipanggil menghadap pengadilan Allah yang menunjukkan kepadanya bahwa ia berutang kepada keadilan-Nya seratus pon emas. Sayang sekali! Tuhan, seru dirinya, apakah yang akan kulakukan untuk melunasinya? Ia tinggal selama tiga tahun di dalam biara itu, di mana Allah mengizinkannya untuk dibenci dan dianiaya oleh semua biarawan lainnya, sampai titik di mana tidak seorang pun mampu menahannya. Tuhan kita tampak kepadanya kedua kalinya sambil berkata kepadanya bahwa ia hanya melunasi seperempat dari utangnya. Ah! Tuhan, serunya, lantas apakah yang harus kulakukan untuk membenarkan diriku? … selama tiga belas tahun ia melakukan segala sesuatu yang diinginkan orang darinya; ia diperlakukan dengan kasar seperi binatang pengangkut. Allah yang Mahabaik tampak ketiga kalinya kepadanya bahwa utangnya masih tersisa separuh. Ah! Tuhan, karena aku telah menginginkannya, aku harus menderita demi membayar keadilan-Mu. Ah! Ya Allahku, janganlah menanti sehingga dosa-dosaku dihukum setelah Penghakiman. Santo Yohanes Klimakus bercerita kepada kita suatu kisah yang membuat orang takut. Terdapat, ujarnya kepada kita, seorang rahib yang, sejak empat puluh tahun, menangisi dosa-dosanya di pedalaman hutan. Menjelang hari kematiannya, seketika, ia berada di luar dirinya sendiri saat ia membuka mata, sambil melihat ke kanan dan ke kiri dari ranjangnya, seakan-akan ia melihat seseorang meminta pertanggungjawaban atas hidupnya, ia menjawab dengan suatu suara yang gemetar: Ya, aku telah melakukan dosa ini, tetapi aku telah mengakuinya dan aku telah melakukan penitensi untuknya selama bertahun-tahun, sampai Allah yang Mahabaik telah mengampuniku. Engkau juga telah melakukan dos aini, ujar suara ini kepadanya. Tidak, jawab sang rahib kepada suara itu, aku tidak pernah melakukannya. Sebelum ia mati, ia terdengar berseru: Ya Allahku, ya Allahku, hapuskanlah, hapuskanlah, kumohon kepada-Mu, dosa-dosaku dari hadapan mataku, aku tidak lagi dapat menahannya. Sayang sekali! Akan seperti apakah nasib kita, jika iblis menghardik bahkan dosa-dosa yang tidak kita perbuat, kita, yang sepenuhnya ditutupi oleh dosa dan yang belum melakukan penitensi; sayang sekali! Mengapakah kita menantikan saat yang mengerikan itu? Jika para kudus hampir tidak yakin, akan seperti apakah nasib kita?
Apakah yang harus kita simpulkan dari semuanya itu, saudara-saudaraku? Inilah kesimpulannya: Bahwa kita tidak pernah boleh lupa bahwa kita akan dihakimi kelak tanpa kerahiman, dan segala dosa kita akan tampak di depan mata segenap alam semesta; dan bahwa setelah Penghakiman itu, jika kita berada di dalam dosa, kita akan pergi menangisi dosa-dosa itu di dalam Neraka tanpa mampu menghapusnya ataupun melupakannya. Oh! Betapa butanya diri kita, saudara-saudaraku, jika kita tidak mengambil keuntungan dari waktu yang singkat yang masih kita miliki untuk hidup demi menjamin bahwa kita akan memperoleh Surga. Jika kita adalah pendosa, jika kita memiliki harapan untuk diampuni; janganlah kita menantikan sampai tidak lagi ada kesempatan. Ya Allahku, berikanlah aku rahmat untuk tidak pernah melupakan saat yang mengerikan itu, terutama sewaktu aku digoda, agar jangan sampai aku dibiarkan jatuh; agar pada hari itu kami akan mendengarkan kata-kata manis yang keluar dari mulut sang Juru Selamat: Datanglah, hai orang-orang yang terberkati dari Bapa-Ku, untuk memiliki kerajaan yang telah dipersiapkan untuk kalian sejak awal mula dunia.”
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari: Sermons du vénérable serviteur de Dieu, Jean-Baptiste-Marie Vianney, Curé D’Ars [Khotbah-Khotbah dari Hamba Allah yang Terhormat, Yohanes Baptis Maria Vianney, Pastor Paroki dari Ars], T. I, Lyon, Librairie générale catholique et classique, Vitte et Perrussel, 1882, hal. 1-23.
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...