^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
St. Petrus Kanisius tentang Definisi Gereja
“Pertanyaan: Lantas, apakah Gereja itu?
Gereja adalah lembaga yang terdiri dari semua orang yang mengakui iman dan doktrin Yesus Kristus, sang pangeran dari para gembala, dan yang dalam jabatan-Nya ini, telah menyerahkan kepemimpinan dan pemerintahan lembaga tersebut kepada Santo Petrus Rasul, dan kepada para penerus Santo Petrus dalam pribadi rasul tersebut.
Maka dari itu, para bidah dan skismatis secara salah mengklaim nama Gereja sebagai hal yang mereka miliki, apa pun sekte mereka itu; mereka yang, walaupun mereka tampak mengakui iman dan doktrin Yesus Kristus, menolak untuk dipimpin oleh sang gembala dan imam agung yang tertinggi, yang telah ditetapkan oleh Yesus Kristus sendiri sebagai pengganti diri-Nya dalam pemerintahan yang kelihatan untuk Gereja-Nya, dan yang terus-menerus bertakhta di Roma melalui suatu suksesi yang berkesinambungan.
Mereka yang menolak untuk mengakui atau yang bahkan melawan keutamaan yang diatribusikan kepada Takhta Santo Petrus di atas segenap Gereja, pertama-tama membuktikan bahwa mereka kurang tahu tentang adanya janji-janji yang menakjubkan yang telah dibuat oleh Yesus Kristus kepada Santo Petrus, tentang kunci-kunci mistis dari kerajaan Surga yang telah secara khusus diserahkan kepadanya, serta tentang begitu banyak hak istimewa lainnya yang ada di bawah kuasa dari sang pangeran dan pembuat sabda dari dewan apostolik. Kedua, mereka secara jelas mengacaukan kedamaian serta tatanan yang baik yang ditetapkan di dalam Gereja. Tanpa kepala yang tertinggi dan otoritasnya yang berdaulat, Gereja tidak akan dapat diperintah sebagaimana mestinya, maupun dijaga dalam jangka waktu yang Panjang dalam kesatuannya dan dalam kekuatan yang diperlukannya untuk melawan pintu-pintu gerbang Neraka. Pada akhirnya, mereka secara terbuka menentang segenap sejarah zaman kuno yang terhormat, dekret-dekret dari konsili-konsili, karya tulis para Bapa yang kudus, yang teruraikan secara seragam dalam ciri khas Gereja yang cemerlang ini, dan pendek kata, dalam suara yang semufakat dari dunia Kristiani.
Santo Hieronimus telah mengakui martabat dari Gereja ini dengan berkata: ‘Barang siapa bersekutu dengan Takhta Petrus, ia ada di pihak saya.’ Optatus dari Milevis telah mengakuinya, ia yang menganggap takhta Petrus yang sama ini sebagai ciri khas utama dari Gereja yang sejati. Agustinus telah mengakuinya, ia yang berkata dalam gaya bahasa yang resmi, bahwa di dalam Gereja Romalah senantiasa berdiam kedaulatan dari takhta apostolik. Siprianus telah mengakuinya, ia yang menganggap bahwa asal-muasal dari segala bidah dan segala skisma tidak lain dari penolakan orang untuk taat kepada imam agung tertinggi yang sama, atau kepada hakim yang sama yang memegang tempat Yesus Kristus. Ambrosius telah mengakuinya, ia yang menyatakan bahwa ia ingin mengikuti Gereja Roma dalam segala hal.
Santo Ireneus yang agung, yang lebih tua dari mereka semua, dan lebih dekat kepada zaman apostolik, pria yang sedemikian apostoliknya itu sendiri, membuat puji-pujian berikut kepada Gereja Roma: ‘Dengan Gereja inilah,’ ujarnya, ‘oleh karena otoritasnya yang lebih kuasa, segenap Gereja harus bersetuju, yakni, segenap umat beriman di seluruh dunia. Di dalam Gereja inilah para umat beriman di seluruh dunia telah menjaga tradisi apostolik.’
KESAKSIAN ALKITAB
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Prancis:
Santo Petrus Kanisius, Le grand catéchisme [Katekismus Besar], Vol. II, Paris, Louis Vivès, Librairie-Éditeur, 1856, hal. 23-26.
Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 3 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 4 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...yang sesat kayaknya anda si penulis
CanonMR 7 bulanBaca lebih lanjut...permisi boleh tanya klo warna liturgi biru itu apa ya? apakah dulu gereja mewajibkan/mengharuskan biru menjadi warna liturgi trimakasih
Yulius Kristian 10 bulanBaca lebih lanjut...