^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Studi St. Dominikus Savio di Oratorium. Perilakunya di Sekolah. Bagaimana Ia Menghadapi Pertikaian dan Bahaya Tertentu.
BAB VIII.
Studi St. Dominikus Savio di Oratorium.
Perilakunya di Sekolah.
Bagaimana Ia Menghadapi Pertikaian dan Bahaya Tertentu.
Setelah beroleh dasar yang kuat di Mondonio dalam pelajaran bahasa Latin, dan berkat kemampuannya dalam menerapkan ilmu serta bakatnya yang luar biasa, Dominikus segera naik kelas empat. Seturut tata skolastik masa kini, itu setara kelas tata bahasa Latin yang kedua. Pada pembelajaran ini, Dominikus merupakan salah seorang siswa Profesor Bonzanino, karena pada waktu itu, kelas-kelas bagi para siswa belum diadakan di Oratorium itu sendiri. Seandainya saya di sini harus berbicara tentang perilakunya, tentang kemajuan yang dibuatnya, tentang sikapnya yang patut diteladan, saya akan harus mengulangi yang dikatakan para mantan gurunya tentang dia. Maka saya hanya akan menceritakan beberapa kejadian yang dicatat pada periode ini oleh orang-orang yang dekat dengannya. Bapak Profesor sendiri sering berkata bahwa ia tak pernah ingat punya siswa yang lebih perhatian, lebih penuh hormat daripada Savio muda itu, sebab ia memang merupakan panutan dalam segala sesuatu. Penampilannya tidak pernah dibuat-buat; ia selalu berhati-hati dan sopan, sehingga para rekannya, banyak dari antaranya berasal dari keluarga baik-baik, tidak sabar untuk bersahabat dan bercakap-cakap dengannya. Kalau sang profesor melihat ada siswa yang tak bisa diam dan suka mengganggu, ia akan berupaya menempatkan siswa itu di dekat Dominikus, yang punya cara bijak tersendiri untuk membuat anak itu terdiam, dan berdisiplin diri untuk kemudian belajar atau berfokus pada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pada tahun ini, catatan tentang kehidupan Dominikus memberi tahu kita tentang peristiwa penuh kepahlawanan, dan yang bahkan lebih luar biasa, kalau kita juga mempertimbangkan usianya yang muda belia, sebab ia baru empat belas tahun ketika masuk Oratorium. Kejadian yang bersangkutan berkenan dengan dua rekan sekolahnya. Mereka bertengkar sengit, akibat beberapa tutur kata yang diucapkan tentang harkat keluarga. Pertikaian pun muncul dari saling tukar cerca, dan berubah menjadi saling tinju dan lempar batu. Dominikus datang mendengarkan pertikaian ini, namun ia melihat adanya kesulitan untuk mencoba campur tangan, sebab kedua anak laki-laki itu lebih tua dan lebih besar daripada dia. Namun, ia menemukan cara untuk mendekati mereka masing-masing, membujuk mereka supaya meninggalkan kebencian mereka, dan menunjukkan bahwa kebencian dan pembalasan dendam berlawanan dengan perintah-perintah Allah. Ia menulis kepada mereka masing-masing, mengancam akan memberi tahu orang tua serta guru mereka, namun anak-anak yang keras kepala itu tak terpengaruh. Pikiran mereka telah menjadi begitu getirnya, sehingga segala permohonan pun sia-sia. Selain mengkhawatirkan mereka terkena cedera badan, yang paling mencemaskan Dominikus adalah pelanggaran terhadap Allah, dan ia siap mencari suatu cara supaya bisa menengahi secara efektif, namun bingung bagaimana caranya.
Ia lalu tampak mendapat inspirasi. Ditunggunya kedua anak itu setelah usai sekolah, dan berusaha berbicara kepada mereka sendiri-sendiri, ia berkata:
Mereka masing-masing setuju, dengan syarat tidak merintangi tantangan mereka untuk berkelahi dengan batu, dan sangat menikmati penggunaan kata-kata tak pantas untuk menyebut musuh masing-masing. Tutur kata mereka itu sendiri cukup untuk membuat Savio bergidik, namun karena ingin mencegah terjadinya kejahatan yang lebih besar, ia berkata :
Mereka kira sedang dipermainkan olehnya, namun Savio menekankan bahwa dia sungguh-sungguh, dan bahwa ia akan ada di tempat secara pribadi. Tidak satu pun dari mereka bisa menebak rencananya.
Tempat pertarungannya ada di lokasi sunyi di luar kota. Anak-anak itu semakin menggebu-gebu dan hampir berkelahi pada perjalanannya, namun Dominikus berhasil mencegah mereka. Sesampainya mereka di tempat yang ditentukan, anak-anak itu mengambil posisi masing-masing yang agak berjauhan yang satu dari yang lain, dan di dekat mereka ada bebatuan yang hendak mereka lemparkan. Sekarang, tibalah saat Dominikus menjadi penengah. Ia melangkah di tengah-tengah dan berkata:
Usai berkata demikian, diambilnya sebuah salib dari kantung mantelnya dan diangkatnya di udara. Ujarnya:
Setelah berkata seperti itu, ia berlutut di depan anak yang tampak paling marah, dan berkata:
Anak laki-laki yang diujarkannya kata-kata itu itu tampak gemetar.
Mendengar itu, Dominikus berpaling kepada anak laki-laki yang lain, yang telah menyaksikan dengan takjub, dan ia pun membuat usulan yang sama kepadanya. Ia juga menolak melakukan perbuatan pengecut itu.
Dominikus lalu berdiri dan berkata dengan sungguh :
Dan diangkatnya lagi salib itu.
Peristiwa ini membuat kedua anak laki-laki itu merasa begitu tergerak oleh kasih Kristiani Dominikus serta keberaniannya. Salah seorang dari mereka mengaku dirinya menggigil dan sama sekali malu karena telah memaksa teman berwatak seperti Savio itu sampai harus melakukan perbuatan-perbuatan ekstrem. Hendak berbenah diri, ia mengampuni anak laki-laki lain yang bertarung dengannya, dan berjanji segera pergi mengaku dosa. Dengan demikian, Dominikus meraih kemenangan demi nama kasih dan memberi pelajaran kepada kedua anak itu. Apakah perbuatan yang berani ini terlampau ekstrem untuk dianjurkan sebagai teladan bagi anak laki-laki di sekolah? Kejadian ini akan terus menjadi rahasia yang terpendam, seandainya tidak diceritakan oleh kedua anak laki-laki itu yang terlibat dalam pertikaian tersebut.
Dari peristiwa ini, boleh dikata bahwa Dominikus telah memiliki pengaruh yang kuat atas rekan-rekannya, namun sering kali, ia harus menahan dalam kejengkelan, orang-orang yang mencoba membuatnya berbuat yang tidak benar. Pada satu kesempatan, ia hampir setuju untuk pergi bersama beberapa anak laki-laki, yang ingin supaya dia bermain bersama mereka, alih-alih pergi ke sekolah, namun timbul argumen-argumen yang sangat kuat melawan usulan itu dalam dirinya, sehingga ia tidak hanya menolak usulan tersebut untuk dirinya sendiri, namun ia juga meyakinkan anak-anak lain bahwa itu tidak benar, dan membuat mereka pergi bersama dirinya ke sekolah.
Pada akhir tahun itu, ia tergolong dari antara anak-anak terbaik yang naik ke kelas lebih tinggi, namun ketika tahun berikutnya bermula, sudah ada tanda-tanda bahwa kesehatannya perlu perhatian lebih banyak, dan akan lebih baik agar Dominikus menjalani studi privat di Oratorium, supaya dia boleh diberi jeda istirahat dan tugas-tugas yang lebih sedikit. Dengan pengaturan yang seperti itu, kesehatannya tampak jauh membaik, sehingga ia kembali dikirim pergi ke kelas-kelas yang lebih tinggi di kota, kali ini, untuk belajar di bawah bimbingan Profesor Picco, yang paling dihormati sebagai seorang guru. Ada beberapa fakta menarik yang tercatat pada tahun pengajaran retorika ini, dan fakta-fakta tersebut akan diceritakan kemudian seiring berlanjut ceritanya.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris:
The Life of Dominic Savio [Riwayat Hidup Dominikus Savio], yang diterjemahkan dari karya orisinal Santo Yohanes Don Bosko, Salesian Press, Surrey Lane, Battersea, London, S. W.; Nihil Obstat: F. Thomas Bergh, OSB (Censor Deputatus); Imprimatur: PETRUS, Episcopus Southwarcensis; 1915, hal. 25-30.
Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 4 mingguBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 2 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 5 bulanBaca lebih lanjut...