^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Santo Sirilus & Metodius, Pengaku Iman, Rasul bagi Bangsa-Bangsa Slavia (7 Juli)
“Konstantinus, yang kemudian hari disebut sebagai Sirilus, terlahir di Tesalonika, dari sebuah keluarga Romawi senatorial yang mulia. Ia mendapatkan pendidikannya di Konstantinopel, dan karena kesarjanaannya yang begitu hebat, ia pantas dijuluki Sang Filsuf; tetapi kesalehan adalah bagian yang paling cemerlang dari wataknya. Ia diangkat kepada imamat, dan melayani Gereja dengan semangat yang besar. Sewaktu St. Ignatius dipromosikan kepada jabatan Patriarkat pada tahun 846, Photius, mulai mencela kebajikan-kebajikannya, dan memperdebatkan bahwa setiap manusia memiliki dua jiwa. St. Sirilus menghardiknya atas kesalahannya ini. Photius menjawabnya, bahwa ia tidak bermaksud untuk menyinggung siapa pun, tetapi bahwa ia ingin menguji kemampuan dan logika Ignatius. Alasan yang buruk ini ditanggapi oleh Sirilus demikian: ‘Engkau telah melemparkan anak panah ke tengah-tengah khalayak, tetapi berpura-pura bahwa tidak seorang pun akan terluka. Betapapun besarnya mata kebijaksanaanmu, matamu itu dibutakan oleh asap ketamakan dan iri dengki. Gairahmu untuk melawan Ignatius merampas penglihatanmu.’ Perkataan ini diceritakan oleh Anastasius, sang pustakawan, dan kesalahan tersebut dikutuk di Konsili Umum kedelapan.[1]
Bangsa Khazar pada saat itu menginginkan pembaptisan. Mereka adalah suku Turki, yang merupakan bangsa yang jumlahnya paling banyak dan adalah bangsa yang terkuasa dari antara orang-orang Hun di Skitia Eropa. Pada abad keenam, mereka terbagi menjadi tujuh, terkadang sepuluh suku, yang dipimpin oleh begitu banyak khagan, yakni, khan, atau raja.[2] Mereka mengusir bangsa Avar serta bangsa-bangsa lain dari tepi sungai Ethel, yang sekarang disebut Volga, sampai ke Danube, di dalam kepemimpinan kaisar-kaisar Mauricius dan Tiberius, yang memberi mereka penghormatan melalui persekutuan mereka, serta dua kedutaan yang megah, yang digambarkan secara umum oleh kaisar Konstantinus Porphyrogenetta,[3] serta Theophylactus Simocatta. Bangsa Khazar, yang adalah keturunan Turki,[4] sendiri telah memiliki suatu teritori dekat Jerman, di tepi sungai Danube, yang digambarkan oleh Porphyrogenetta pada masanya merupakan tempat tinggal orang Bulgaria, Patzinak (yang juga berasal dari Volga) di utara, Moravia di barat, dan di selatan orang-orang Scrobati, suatu suku Bulgaria yang tinggal di pegunungan. Bangsa ini, melalui suatu kedutaan yang khidmat, menyampaikan kepada kaisar Mikhael III, serta ibundanya yang saleh, Theodora, bahwa mereka memohon agar beberapa imam dapat diutus untuk mengajarkan iman kepada mereka. Sang permaisuri mengutus St. Ignatius, sang Patriark, dan melalui nasihatnya serta otoritasnya, St. Sirilus ditugaskan dengan misi yang penting ini. Hal ini terjadi pada tahun 848, sebagaimana yang dibuktikan oleh Henschenius dan Jos. Assemani; bukan di tahun 843, seperti yang ditulis oleh Cohlius.
Bahasa Khazar bukanlah bahwa Slavia, seperti yang diduga oleh Henschenius, melainkan bahasa Hun atau Turki, yang sepenuhnya berbeda, ujar Assemani. Bahwa Sirilus dapat berbahasa Slavonik, Yunani, dan Latin, jelas dari dua sejarah hidupnya. Bahwa untuk misi ini, ia juga mempelajari Bahasa Turki, yang dituturkan oleh orang-orang Hun, Khazar, dan Tartar, tidak dapat kita ragukan. Di dalam jangka waktu yang singkat, ia mengajarkan dan membaptiskan sang khan dan seluruh bangsanya, dan setelah ia memercayakan gerejanya kepada para pastor yang andal, ia kembali ke Konstantinopel, dan secara mutlak menolak untuk menerima satu pun dari hadiah-hadiah yang akan telah dipersembahkan kepadanya oleh sang pangeran.
Misi kedua dari Santo Sirilus adalah kepada bangsa Bulgaria, di mana ia terutama dibantu oleh saudaranya yang saleh, Metodius, seorang biarawan. Bangsa Bulgaria adalah bangsa Skitia, bukan orang Hun, melainkan orang Slavia, yang bahasanya sangat berbeda dari bahasa Turki dan bahasa Hun. Mereka tampaknya pada awalnya berasal dari dekat sungai Volga, dan telah meninggalkan tempat itu bersama bangsa Avar, sewaktu bangsa Turki yang begitu banyak menyerbu dari tepi pantai Laut Kaspia, di bawah khan mereka, Turaathus, seperti yang diceritakan oleh Evagrius, Theophanes, dan Simocatta. Bangsa Bulgaria pertama kali disebutkan berada di dekat sungai Danube, sekitar tahun 634, sewaktu Cobratus, raja mereka, membuat suatu persekutuan dengan kaisar Heraklius untuk melawan bangsa Avar, seperti yang diberitahukan kepada kita oleh Theophanes dan Patriark Nicephorus. Bangsa Serbia adalah suatu bangsa Slavia yang lain, yang menyertai bangsa Bulgaria. Bangsa Serbia mendirikan kerajaan Serbia. Bangsa Bulgaria sendiri memiliki Moesia dan Dacia kuno, yang berada di kedua tepi sungai Danube, yang pada hari ini adalah Walachia, Moldavia, dan bagian dari Hungaria. Mereka berasal dari tepi sungai Volga, pada masa kepemimpinan Anastasius, dan mendirikan di sini kerajaan mereka yang perkasa.[5]
Benih-benih konversi pertama dari bangsa barbar ini ditebarkan oleh beberapa tawanan Yunani tertentu yang ditangkap di Adrianopolis, pada masa pemerintahan Basilius orang Makedonia : tetapi karya agung ini dituntaskan bertahun-tahun kemudian melalui cara berikut. Boigoris, raja orang Bulgaria, terdorong kepada iman akibat bujukan yang panjang dari saudarinya, yang telah, dengan penuh semangat, memeluknya di Konstantinopel, sewaktu ia telah ditangkap dan ditahan pada waktu yang lama di istana Permaisuri Theodora yang saleh. Tetapi, motif-motif manusiawi mengeraskan hatinya sampai waktu Allah berkenan untuk membangunkannya dengan suatu panggilan yang lebih kuat. Pangeran ini, yang begitu gemar berburu, menginginkan kaisar untuk memperolehkannya sebuah gambar yang anehnya harus bertemakan perburuan. Metodius, menurut kebiasaan dari banyak biarawan yang saleh pada masa itu, belajar menggambar gambar-gambar suci, dan ia menggeluti seni itu dengan amat baik. Maka, ia diutus ke istana raja, yang, setelah ia membangun sebuah istana baru, ingin menghiasinya dengan lukisan-lukisan. Ia memberikan kepada biarawan yang baik itu suatu perintah untuk menggambarkannya beberapa lukisan, yang sewaktu dilihat, akan menyebabkan ketakutan yang besar kepada orang-orang yang melihatnya. Metodius, yang berpikir bahwa tiada sesuatu pun yang lebih menyeramkan daripada pengadilan umum, melukiskannya dengan warna-warna yang amat hidup, dengan ilmu seni yang begitu indahnya, dengan raja-raja, pangeran-pangeran, serta rakyat yang berdiri secara tak beraturan, tampak di hadapan takhta dari sang Hakim agung, yang tampak bersenjatakan dengan kengerian dari keagungan serta keadilan yang tak terbatas, disertai para malaikat, yang beberapa ditempatkan di sisi kanannya, dan yang lain, di sisi kirinya. Pemandangan yang menggerakkan itu, dan terlebih lagi, penjelasan dari setiap bagian yang mengerikan itu, sungguh memengaruhi pikiran dari sang raja, yang sejak saat itu, bertekad untuk mengenyahkan gagasan-gagasan lain, dan untuk diajarkan dengan iman. Metodius siap membantunya. Sang raja dibaptis oleh para imam Yunani, bukan di Konstantinopel, seperti yang dinyatakan secara salah oleh beberapa orang, melainkan di Bulgaria: sebab, semua sejarahwan kita menambahkan, bahwa, setelah mendengar kabar bahwa sang raja telah dibaptis pada malam hari, rakyat pun mengambil senjata pada pagi hari berikutnya, dan berjalan untuk melakukan pemberontakan secara terbuka menuju istana. Tetapi, raja itu, dengan mengambil sebuah salib kecil yang dibawanya di dadanya, menempatkan dirinya sendiri di depan kepala dari ajudan-ajudannya, dan dengan mudah mengalahkan para pemberontak. Sewaktu dibaptis, ia mengambil nama Mikhael. Tidak lama sesudahnya, rakyatnya pun meniru teladannya dan memeluk iman itu.[6] Pagi memberikan tahun pembaptisan raja di tahun 861. Baronius dan Henschenius di tahun 845. Yosef Assemani di tahun 865. Raja yang baru berkonversi itu mengutus duta-dutanya kepada Paus Nikolas I, dengan surat-surat serta hadiah-hadiah, dan memohon pengajaran tentang apa yang selanjutnya harus ia lakukan.[7] Sri Paus menyuratinya lewat duta-dutanya untuk memberikan selamat kepada sang raja pada tahun 867. Para duta, yang adalah uskup, memberikan sakramen penguatan kepada mereka yang telah dibaptis oleh para imam Yunani, walaupun mereka sebelumnya, sesuai dengan ritus dari Gereja mereka, mengurapi orang-orang itu dengan Krisma: yang memang telah selalu dilakukan oleh orang Latin, tetapi di kepala, dalam pembaptisan, bukan di dahi. Para duta yang sama juga mengajarkan bangsa Bulgaria untuk berpuasa pada hari Sabtu: suatu poin yang menyinggung Photius, yang, pada tahun 866, telah secara skismatis, merenggut takhta patriarkat, dan mengasingkan St. Ignatius. Beberapa orang Bulgaria telah dibaptis dalam kasus kebutuhan oleh orang awam, dan bahkan oleh orang kafir. Paus Nikolas I menyatakan pembaptisan ini sebagai sah dan valid, dan menanggapi beberapa kesulitan lain pada permulaan tahun 867.[8] St. Sirilus dan Metodius yang telah bekerja keras untuk mengonversikan orang-orang Bulgaria, walaupun bersama beberapa imam lain, bukan hanya imam Yunani, tetapi juga Armenia, berkonsultasi kepada Paus Nikolas I tentang disiplin ritus-ritus yang harus ditaati oleh bangsa Bulgaria. Kedua santo kita ini meninggalkan negeri ini ke negeri Moravia, yang disebut demikian oleh karena sebuah sungai yang dinamakan Moravia.
St. Sirilus dan Metodius di Moravia
Kami menemukan bahwa orang-orang Moravia pertama disebutkan di tahun 825 oleh Paus Eugenius II, di dalam sebuah surat kepada uskup dari Faviana,[9] yang pada saat ini disebut sebagai Wina, pada zaman kuno disebut sebagai Vindobona, di mana ia melantik uksup agung dari Lorc (yang takhtanya sejak saat itu dipindahkan ke Salzburg) sebagai vikaris dari Takhta Apostolik di negeri itu. Bangsa Moravia dan Karintia adalah bangsa Slavia yang telah menguasai negeri-negeri tersebut. Negeri Karintia dipimpin oleh para adipati, sedangkan negeri Moravia dipimpin oleh para raja – raja pertama yang terpilih adalah Samo, orang Prancis dari Senogagus, sebuah negeri di dekat Brussel, yang dahulu telah dengan berani membela mereka terhadap bangsa Avar atau Hun dari Pannonia di tahun 622. Raja yang paling kuasa dari para raja ini adalah Swetopelech, yang kerajaannya terbentang sampai Pomerania… menurut Assemani. Dua adipati yang saling bersaing, Moymar dan Priwina, atau Priunina, memerintah di Moravia, pada tahun 850, walaupun negeri ini tentunya telah tunduk kepada Karolus Magnus, sama seperti Bavaria dan Pannonia, seperti yang diceritakan oleh Eginhard. Setelah Moymar dibunuh, Rastices, keponakannya, menerima mahkota Moravia dari Lewis, raja Jerman, di tahun 846. Ia, oleh Henschenius, juga disebut Suadopluch, tetapi secara salah, sebagaimana yang dibuktikan oleh Assemani dari tawarikh Fulda. Pangeran yang saleh ini mengundang kedua misioner [St. Sirilus & Metodius] itu ke Moravia, dan dibaptis oleh mereka, bersama dengan sejumlah besar rakyatnya yang telah cenderung memiliki anggapan baik terhadap Kekristenan melalui teladan bangsa Bavaria. St. Robertus, uskup dari Worms, dan pendiri dari Keuskupan Agung Salzburg, telah mulai mengonversikan orang-orang Bavaria kepada iman. Sewaktu Rastices akan segera meninggal, keponakan dan penerusnya, Swadopluch, menganiaya Gereja. Agustinus, di dalam katalog para uskup dari Olmutz[10] dan Dubravius[11]-nya, berkata bahwa St. Sirilus ditahbiskan sebagai uskup agung pertama dari bangsa Moravia.[12] Katalog uskup-uskup Dubravius ini menceritakan bahwa Boriway atau Borivorius, adipati Bohemia, berkonversi karena ia mendengarkan khotbah Sirilus dan Metodius tentang iman dan, setelah ia dibaptis oleh Metodius, ia memanggilnya ke Bohemia di mana istrinya, Ludmilla, anak-anaknya serta sejumlah besar rakyatnya menerima sakramen regenerasi itu, yang, menurut Kosmas dari Praha, di dalam tawarikhnya, berlangsung pada tahun 894. St. Metodius mendirikan di Praha gereja Bunda Maria; dan juga gereja Santo Petrus dan Paulus, serta banyak gereja lain di dalam kerajaan itu.[13] Kedua bersaudara itu, Sirilus dan Metodius, digelari uskup Moravia di kalendar Moskwa dan di dalam Martirologi Romawi. Tetapi di dalam Breviarium Polandia dan monumen-monumen lainnya, Sirilus dikatakan meninggal sebagai seorang biarawan, dan bahwa hanya Metodiuslah yang dikonsekrasikan sebagai uskup aging setelah kematian saudaranya. Dan riwayat hidup mereka yang kedua, yang diterbitkan oleh Henschenius, berkata secara terang-terangan bahwa kedua bersaudara itu, setelah dipanggil oleh Paus Nikolas ke Roma, sewaktu mereka sampai, menemukan bahwa Sri Paus telah meninggal, dan Adrianus II, Sri Paus:bahwa Sirilus mengenakan jubah biarawan, dan segera meninggal di kota tersebut, sebelum ia menerima konsekrasi keuskupan. Dan Paus Yohanes VIII pada tahun 879 menulis demikian kepada bangsa Moravia: ‘Metodius, uskup agung kalian, yang ditahbiskan oleh pendahulu kami Adrianus, dan diutus kepada kalian,’ dst. Sedangkan ia menyebut Sirilus hanya sebagai sang filsuf, tentangnya ia menulis kepada count Sfentopulk, ‘Huruf-huruf atau abjad Slavia yang diciptakan oleh Konstantinus sang filsuf, agar puji-pujian Allah dapat dinyanyikan, kami puji secara benar.’[14]
Dari kesaksian Yohanes VIII ini serta riwayat-riwayat hidup kuno dari St. Sirilus, jelas adanya bahwa abjad Slavia diciptakan bukan oleh St. Hieronimus, melainkan oleh kedua rasul dari bangsa itu:[15] yang juga dituturkan oleh seorang penulis kuno, yang menulis di tahun 878, diterbitkan oleh Freher.[16] Sirilus dan Metodius menerjemahkan liturgi ke dalam bahasa Slavonik, dan menginstitusikan misa untuk diucapkan dalam bahasa yang sama. Uskup agung Salzburg serta uskup agung Mentz, bersama dengan para sufragan mereka, menulis dua surat, yang masih ada, kepada Paus Yohanes VIII untuk mengeluhkan pembaruan yang diperkenalkan oleh uskup agung Metodius ini. Kemudian, Sri Paus pada tahun 878, melalui dua surat, yang satu ditujukan kepada Tuvantarus, count Moravia, dan yang lain kepada Metodius, yang digelarinya uskup agung Pannonia, memanggil Metodius untuk datang ke Roma, dan melarangnya untuk sementara untuk mengucapkan misa dalam bahasa barbar. Metodius patuh, dan, sewaktu ia pergi ke Roma, memberikan kepuasan yang cukup kepada Sri Paus, yang menganugerahkan kepadanya hak-hak istimewa atas Keuskupan Agung Moravia, dan menyatakannya bebas dari segala dependensi terhadap Keuskupan Agung Salzburg, dan menyetujui untuk bahasa Slavonik, penggunaan liturgi serta breviarium di dalam bahasa mereka sendiri, sebagaimana kesaksiannya di dalam suratnya kepada count Sfendopulk, yang masih ada.[17] Jelas dari surat-surat Paus Yohanes ini, dan dari dua riwayat Santo Metodius, bahwa perkara ini sebelumnya belum pernah didiskusikan baik oleh Paus Nikolas maupun paus Adrianus, sesuatu yang dicatat secara salah oleh Bona dan beberapa penulis lain. Bahasa Slavonik sampai pada hari ini digunakan di dalam liturgi di gereja tersebut. Missal Slavia direvisi oleh suatu perintah dari Urbanus VIII pada thaun 1631 dan brevenya serta persetujuannya dicantumkan di Missal ini yang diterbitkan di Roma, pada tahun 1745, atas biaya Kongregasi De Propaganda Fide. Oleh Kongregasi yang sama, pada tahun 1688, diterbitkan di Roma, atas perintah Inosensius XI, breviarium Slavia, dengan breve Inosensius X yang dicantumkan, yang olehnya breviarium itu disetujui dan diperintahkan. Bangsa Slavia merayakan liturgi mereka di dalam bahasa ini di Leghorn, Aquileia, dan di berbagai bagian lain dari Italia.
Sewaktu St. Metodius kembali dari Roma, ia harus menderita begitu banyak cercaan dan perlawanan dari beberapa uskup tetangga, kemungkinan dari Passau atau Salzburg, di Bavaria. Sebab St. Rodbert atau Rupert, uskup Worms, pada tahun 699, telah mengonversikan orang-orang Boii atau Bavaria, dan setelah mendirikan Keuskupan Agung Juva atau Salzburg, ia kembali ke Worms, dan di sana, para penerus dari St. Rupert, terutama St. Virgilius, mengonversikan bangsa Karintia, yang juga adalah orang-orang Slavia,[18] dan para penerus mereka mengeluhkan pembangunan Keuskupan Agung Moravia, yang mengurangi daerah yurisdiksi kuno mereka. Tetapi, Paus Yohanes VIII mendukung pengecualian untuk Keuskupan Agung Moravia dan membenarkan tindakan St. Metodius. Saat mendengar kabar penganiayaan yang dideritanya dari para uskup tetanggannya itu, Sri Paus menulis kepadanya, dan menyelamatinya atas keberhasilan dari jerih payahnya serta kemurnian imannya, dan dengan halus menyemangatinya untuk bersabar dan menaklukkan kejahatan dengan kebaikan, dan berjanji untuk mendukungnya dalam martabatnya, dan di dalam segala upayanya untuk penghormatan terhadap Allah.[19]
St. Metodius menanamkan iman itu dengan keberhasilan yang sedemikian rupa, sehingga bangsa-bangsa yang digarapnya dengan usaha-usahanya menjadi teladan untuk semangat akan iman. Boigoris atau Mikhael, raja Kristen pertama dari Bulgaria, menyerahkan mahkotanya pada sekitar tahun 880 dan dengan mengenakan jubah biarawan, menjalani kehidupan di dunia bagaikan seorang malaikat. Stredowski, di dalam karyanya, Sacra Moraviae Historia, menggelari St. Sirilus dan Metodius sebagai para rasul bagi Moravia, Bohemia, Bohemia Tinggi, Silesia, Khazaria, Kroasia, Sirkasia, Bulgaria, Bosnia, Rusia, Dalmatia, Pannonia, Dacia, Karintia, Karniola, dan hampir semua bangsa Slavia. St. Metodius hidup sampai umur yang amat lanjut, walaupun tahun dari kematiannya tidak pasti. Orang-orang Yunani dan Moskwa menghormati St. Sirilus pada tanggal 14 Februari; dan St. Metodius pada tanggal 11 Mei. Martirologi Romawi menggabungkan mereka berdua pada tanggal 9 Maret. Dubravius dan yang lainnya mengatribusikan kepada mereka banyak mukjizat, yang juga disebutkan oleh Baronius di dalam catatan-catatannya pada Martirologi Romawi. Ia menambahkan bahwa relikui-relikui dari kedua bersaudara ini baru-baru ini ditemukan di bawah altar dari sebuah kapel yang amat kuno di gereja St. Klemens di Roma, dan masih terjaga dengan penuh hormat di dalam gereja tersebut. Octavius Panciroli di dalam Thesauris absconditis Almae Urbis, dan Henschenius mengatakan hal yang sama; tetapi, Henschenius berkata bahwa beberapa bagian kecil dari relikui-relikui tersebut telah dipindahtangankan ke Moravia dan diabadikan di gereja kolegiat di Brune. Lihatlah kedua riwayat hidup St. Sirilus dan Metodius, yang diterbitkan oleh Henschenius ad diem 9 Martij. Lihat pula Kohlius in Historia Codicis sacri Sclavonici, dan di dalam karyanya Introductio in Historiam et Rem literariam Sclavorum. Altonaviae, 1729. Juga Stredowski, secara panjang, di dalam Sacra Moraviae Historia, Kulcynzki, Specimen Eccl. Ruthenicae, 1733.”
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari sumber berbahasa Inggris:
Rev. Alban Butler, The Lives of the Fathers, Martyrs, and Other Principal Saints, Vol. VII, London, Joseph Booker, 61, New Bond Street, 1833, hal. 1060-1065.
[1] Can. 11. Conc. t. 8. p. 1132.
[2] Jos. Assem. Orig. Eccl. Slav. T. 2 et. 3.
[3] Pandextae Hist. de Legationibus, p. 161.
[4] Beberapa orang berpikir bahwa orang-orang Turki dari antara orang-orang Tartar Oghuz di Asia adalah keturunan bangsa Turki kuno dari antara orang Hun di Skitia; demikian pula orang-orang Tartar dari Krimea. Tetapi Konstantinus Porphyrogenetta (I. de regendo imperio ad Romanum filium) dan berbagai penulis Bizantina lainnya, juga menyebut orang-orang Hungaria, serta berbagai bangsa utara lainnya, baik dari Eropa maupun Asia, dengan nama Turki.
[5] Kerajaan mereka berkembang sampai Yohanes, raja mereka yang terakhir, dibunuh pada tahun 1018. Basilius II menggabungkan Bulgaria kepada kekaisaran; pada saat yang sama, bangsa Khazar, Patzinak, dan Kroasia secara sukarela tunduk kepadanya.
[6] Lihatlah kedua riwayat hidup dari St. Sirilus, Konstantinus Porphr. Coropalates, Cedrenus, Zomaras.
[7] Anastas. Bibl. in Nicolao I. et ipse Nicolaus ep. 70 ad Hincmar, & c.
[8] Lihatlah dokumennya Responsa ad Consulta Bulgarorum, Conc t. 7, p. 1542.
[9] Lihatlah Ilansizius, in Germania Sacra, t 1. p. 71.
[10] Inter rerum Bohemic Scriptures Hannoviae, 1632.
[11] Hist. Bohemicae, 1, 4.
[12] Nama Moravia berasal dari sungai Mahar, yang melintasi negeri ini, dan mengalir kepada sungai Danube di dekat Poson, dan memberikan nama Mahar Slavia kepada bangsa Slavia yang bermukim di provinsi ini, yang ditaklukkan oleh Karolus Magnus, yang di bawah para penerusnya, beberapa pangeran memerintah negeri itu. Nama Bohemia berasal dari Beheim, dari Boii, dan mempertahankan nama itu setelah Bangsa Marcomani telah mengusir mereka, seperti yang dicatat oleh Tacitus; juga setelah suatu suku Slavia telah mengusir bangsa Marcomani, sebelum para serdadu Karolus Magnus menaklukannya pada tahun 805. Lihat D’Anville, hal. 37. Bangsa Boii lalu menduduki Boiaria, yang di dalam negeri itu disebut sebagai Bayer, dalam bahasa Latin modern Bavaria, ib. hal. 45. Polandia, yang berasal dari kata Pole, sebuah lapangan atau negeri yang terbuka, yang pada waktu itu tidak melampaui Vistula, ditaklukkan oleh Otto, tunduk kepada Otto III, St. Henry II., dan menjadi merdeka di bawah para adipati. Sebuah suku Slavia menyerbu negeri Polandia; tetapi suku itu memiliki suatu bahasa yang amat berbeda, yang memiliki beberapa kata yang berasal dari bahasa Latin, memimpin di Lituania, Samogitia, dan Prussia, yang menunjukkan suatu bangsa yang asalnya berbeda.
[12] Bangsa Slavia, menurut Kohlius, Kulcinius, Hoffman, dan Jos. Assemani, mengambil nama mereka dari pencapaian atau kemuliaan militer mereka. Dari situlah asal nama-nama Winceslas, Stanislas, Ladislas, dst. Ini adalah suatu nama modern dari suatu bangsa Sarmatia yang bermukim dari laut Sarmatia sampai Palus Maeotis, dan berada dalam suatu keadaan di mana mereka takluk kepada bangsa Hun atau Tartar. Banyak serdadu Slavia yang menyerbu negeri lain, menyerang Jerman utara, dan, setelah mengusir bangsa Vandal, suatu Bangsa Teutonik atau Jerman, dst, mereka bermukim di Pomerania, yang sekarang adalah Brandenburg, dst. Suatu koloni yang luas yang diambil alih di Ilirikum, dan di sana mereka menaklukkan orang-orang Gotik, suatu bangsa Jerman, serta bangsa Hun, sekitar waktu di mana Yustinianus bertakhta di takhta kekaisaran, sebagaimana kesaksian yang diberikan oleh Konstantinus Porphyrogenetta, Procopius, dst. Setelah Salona, ibu kota dari Dalmatia dihancurkan, dua kota baru muncul, yang bersaing dalam hal keutamaan, Ragusa dan Spalatum. Spalatum muncul dan mengambil namanya dari istana yang dibangun oleh Diokletianus di sana. (Lihatlah Jos. Assemani, t. 3. Hal. 309. Bundurius di dalam sejarah dari negaranya sendiri. Ragusa; dan Yohanes Lucius, I. de regno Dalmatiae et Croatiae.) Bangsa Slavia juga memperoleh pemukiman-pemukiman baru di Polandia dan Bohemia, sebagaimana yang dibuktikan oleh kedekatan dari bahasa-bahasa di negeri-negeri tersebut. Helmodus, di dalam Chronicon Sclavorum-nya (c. 1) berkata, ‘bangsa Denmark dan Suenonia, atau Sweedia, yang kita sebut sebagai Northmanni, menghuni pesisir utara dari laut (Baltik). Tetapi pesisir selatan dihuni oleh bangsa Slavia, dari antaranya yang pertama di sisi timur adalah orang-orang Rusia, lalu Polonia, yang memiliki di bagian utara Prusia, di selatan Bohemia, serta daerah-daerah yang disebut Moravia dan Karintia.’ Assemani membuktikan bahwa bangsa Slavia pada awalnya merupakan penghuni bagian dari daerah Skitia dan Sarmatia; tetapi mereka adalah orang asing di Jerman, Polandia, Bohemia, Pannonia, Dalmatia, dan Ilirikum. (Lihat karyanya Origines Sclavorum, t. 2 et 3.) Bangsa Patzinak juga adalah keturunan bangsa Slavia, yang, setelah mereka berbondong-bondong menghuni perbatasan dari kekaisaran, membuat diri mereka sendiri menjadi penguasa dari bagian dari Dacia kuno, di mana mereka sering mengusik para kaisar Romawi dan Yunani, sampai waktu mereka ditaklukkan oleh Yohanes Kommenus. Nama mereka diperhalus oleh orang-orang Yunani menjadi Ulahi, pada masa kini Walachia. (Lihatlah Lucius de regno Dalmatiae et Croatiae, l. 6. c. 5. Allatius, dst) Banyak orang menelusuri nama Walachia dari Italici; karena di Walachia dan Moldavia, bahasanya adalah suatu bahasa Latin yang rusak seperti bahasa Italia modern; sebab orang-orang ini adalah keturunan dari legiun milik Trajanus yang terpecah-pecah serta koloni-koloni dari Ulpia Trajana dan lain sebagainya, yang didirikan oleh pangeran tersebut di sini pada pertempurannya melawan Decebalus, raja Dacia, sewaktu ia membangun jembatan kayunya atas sungai Danube. Bahasa Walachia memiliki campuran kata-kata yang berasal dari bahasa Slavia serta Hungaria, Yunani, dan Turki. Zechus dan Checus, yang mendirikan negeri Bohemia di sekitar tahun 650, adalah orang Slavia, dan dikatakan oleh beberapa orang sebagai saudara.
[14] Ep. 194. ad. Tuvantarum.
[15] Ep. 247. ad Sfendopulchrum Comitem.
[16] Inter Scriptor. Rerum Bohemic. Lihat De Peysonnel, Observ. Histor. Et Geogr. Paris, 1765.
[17] Lihatlah Hansizius, t. 1. Germ. Sacr. Hal. 163 et Assemani, Orig. Eccl. Sclavor. t. 3. hal. 173. Et Joan. VIII. ep. 247. ann. 880, ad Sfendopulchrum Comitem Moraviae.
[18] Lihatlah Hansiz. German. Sacra, t. 2. p. 15. Juga, Historia Conversionis Baivariorum et Carantanorum Sclavorum, diterbitkan oleh Canisius, t. 2. et Du Chesne, Script. Franc. t. 2. Lihatlah pula riwayat hidup St. Rupert dan para uskup agung pertama dari Salzburg, yang diterbitkan oleh Canisius di dalam karyanya Lectiones Antiquae.
[19] Yohanes VIII. Ep. 268. ad. Meth. Archiep.
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...