^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Santa Agnes, Perawan dan Martir
Pesta: 21 dan 28 Januari
“Nama Santa Agnes telah memperoleh kemashyuran universal. Santo Ambrosius, St. Agustinus, St. Maximus, Prudentius, dan penulis-penulis terkemuka lainnya[1] telah memuji-mujinya, dan ia juga disebutkan di dalam kanon Misa.
Ia diceritakan sebagai keturunan bangsawan yang amat saleh, dan bahwa saat ia dimartirkan, ia berumur sekitar 12 atau 13 tahun. Kecantikannya yang luar biasa menyebabkan dirinya diinginkan oleh banyak orang sebagai tunangan mereka, tetapi, peminangnya yang utama adalah Procopius, putra dari Symphronius, gubernur Roma, yang mengirimkan kepada Santa Agnes sebuah hadiah yang mahal, yang menandakan bahwa ia sangat ingin menjadi suaminya. Tetapi, Santa Agnes, yang telah mendedikasikan keperawanannya dan segala cinta kasihnya kepada Yesus Kristus, menjawabnya bahwa ia telah berjanji kepada seorang mempelai yang lain. Procopius tidak berkecil hati akibat jawaban ini, dan ia terus mendesak Santa Agnes tanpa hasil, sampai akhirnya, Santa Agnes, yang hendak membebaskan dirinya dari perhatian yang tidak diinginkannya itu, berkata kepadanya: ‘Enyahlah daripadaku, hai mangsa kematian! Aku sudah bertunangan dengan seorang lainnya, seorang mempelai yang jauh lebih baik. Ia adalah Raja Surga, yang kepada-Nya aku telah mengonsekrasikan segala keberadaanku.’
Procopius tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Maka, ia meminta bantuan dari bapaknya, Symphronius. Ia mengira bahwa dengan kuasa bapaknya itu, ia dapat membuat Agnes takluk. Demikianlah, sang gubernur memanggil Santa Agnes untuk menghadapnya, dan berkata kepadanya bahwa ia tidak dapat mengerti mengapa Agnes menolak putranya sebagai peminangnya, karena mustahil baginya untuk memperoleh seorang pasangan yang lebih menguntungkan. Santa Agnes menjawab, bahwa ia memiliki seorang mempelai ilahi, yang jauh lebih baik daripada putranya. Karena sang gubernur tidak dapat mengerti apa yang dimaksudkannya dengan seorang ‘mempelai ilahi’, salah satu dari bangsawan pemerintahan pun berkata kepadanya: ‘Wanita muda itu seorang Kristiani, dan sang mempelai ilahi yang disebutkannya itu adalah Allah orang Kristen.’ Demikianlah, sang gubernur mengubah nada bicaranya dan berkata kepada Santa Agnes bahwa ia harus meninggalkan sekte itu dan segala semboyan-semboyannya serta-merta, jika tidak, ia bukan hanya akan kehilangan keberuntungan yang menjumpainya ini, tetapi juga akan menderita nama buruk dan siksaan-siksaan yang begitu kejam. Symphronius mengakhiri perkataannya dengan memberikan kepada Santa Agnes dua puluh empat jam untuk menimbang bilamana, di bawah keadaan ini, ia akan bersikeras terus menjadi orang Kristen. Agnes dengan berani menjawab bahwa ia tidak memerlukan waktu untuk menimbang-nimbang, karena ia sudah bertekad untuk memiliki Yesus Kristus sebagai mempelainya satu-satunya, dan bahwa siksaan maupun maut tidak dapat menakutkannya, karena ia tidak sabar mengorbankan hidupnya bagi mempelainya itu.
Sang gubernur lalu mencoba mengintimidasi Santa Agnes dengan mengancamnya agar Agnes dibawa ke tempat yang terkenal keburukannya, dan dilecehkan di sana; tetapi Santa Agnes menjawab: ‘Kepercayaanku ada di dalam Yesus Kristus, mempelaiku, yang Mahakuasa – Ia akan melindungi aku dari segala pelecehan.’ Symphronius pun murka akibat jawaban ini dan memerintahkan agar Santa Agnes diborgol, dan diseret dengan rantai ke hadapan berhala-berhala, agar ia dapat mempersembahkan dupa kepada berhala-berhala; tetapi, setibanya di tempat itu, Santa Agnes membuat tanda salib, dan berkata bahwa Mempelainya yang Disalibkan itu adalah satu-satunya yang boleh disembah. Ia lalu dibawa secara paksa ke rumah pelacuran; tetapi siapa pun yang mendekatinya dengan maksud asusila menjadi begitu terpesona sehingga tidak dapat menatap Santa Agnes. Hanya satu pemuda lancang, yang dikira adalah Procopius, mencoba untuk menyakitinya; tetapi Kardinal Orsi[2] di sini mencatat, bahwa sang pria bengal yang tidak murni itu segera mengalami kecemburuan ‘Mempelai Para Perawan’ yang melindungi mereka, sebab sebuah kilat menyambarnya dan membutakannya, dan ia pun jatuh bagaikan mati ke tanah. Sewaktu rekan-rekannya mencoba untuk membantunya, dan sudah meratapinya karena mengira ia mati, Santa Agnes dimintakan untuk berdoa demi pemuda itu, dan ia pun melakukannya. Sang pemuda pun langsung pulih dan dapat melihat kembali.
Sang gubernur takjub akan mukjizat itu, dan hendak mengusir sang perawan suci itu; tetapi para imam penyembah berhala berseru bahwa mukjizat itu adalah hasil ilmu sihir, dan menyulut orang-orang untuk meminta agar Agnes dihukum mati sebagai penyihir. Sang gubernur, yang menakuti terjadinya pertikaian jika ia mengusir Agnes, dan di sisi lain, karena ia tidak ingin menghukum mati Agnes, menyerahkan penghakiman untuk kasus ini kepada letnannya, Aspasius, yang, oleh kerumunan orang, diwajibkan untuk menghukum mati Agnes dengan membakarnya hidup-hidup. Tumpukan kayu bakar pun dibuat, dan Santa Agnes ditempatkan di atasnya. Api pun disulut ; tetapi lidah-lidah api itu tunduk kepada pribadi sang Agnes, dan terbelah di masing-masing sisi, dan membakar banyak dari para penyembah berhala yang menghadiri hukuman mati itu.
Para imam dan orang-orang terus berseru bahwa kejadian itu adalah karya iblis, dan mendesak sang letnan untuk mengutus seorang algojo untuk memenggal kepada Agnes. Kengerian dari hukuman mati semacam itu bahkan menyebabkan sang algojo menjadi pucat, dan, ujar St. Ambrosius,[3] ia gemetar saat akan memberikan pukulan mautnya: tetapi Santa Agnes berkata: ‘Bergegaslah untuk menghancurkan badanku, yang dapat menyenangkan orang lain sehingga menghina Mempelai ilahiku. Janganlah takut untuk memberikanku kematian yang akan menjadi bagi diriku permulaan dari kehidupan kekal.’ Setelah menolehkan matanya ke Surga, dan memohon Yesus Kristus untuk menerima jiwanya, sang perawan yang lembut itu pun menerima pukulan maut, dan pergi menerima dari Juru Selamatnya palma kejayaannya.
Sejak dari masa Konstantinus Agung, sebuah gereja telah dibangun atas nama Santa Agnes; dan pestanya dirayakan dua kali setahun oleh Gereja – pada tanggal 21 Januari, atas penghormatan untuk kejayaannya di bumi; dan pada tanggal 28 di bulan yang sama, untuk merayakan pahala surgawinya.”
Catatan kaki :
Riwayat hidup St. Agnes diterjemahkan dari Santo Alfonsus Liguori, Victories of the Martyrs [Kemenangan Para Martir], yang termuat di The Complete Works of St. Alphonsus Liguori, vol. IX, Benziger Brothers, New York, Cincinnati, Chicago, 1887, hal. 189-192.
[1] Dari antaranya, St. Hieronimus tidak boleh dilupakan. Euloginya yang indah dan lugas tentang Santa Agnes dianggap oleh Baronius sebagai panegirik yang paling indah tentang sang Santa: ‘Oleh tulisan-tulisan dan lidah-lidah segala bangsa, terutama di dalam gereja-gereja, Santa Agnes telah dipuji, ia yang menaklukkan kelemahan dari umurnya dan kekejaman sang tiran dan menguduskan kehormatan dari kesuciannya dengan kemuliaan kemartiran.’ – S. Hier. Ep. viii.
[2] Istor. Eccl. 1. 9, n. 42.
[3] De Virginib, 1. I.
Artikel-Artikel Terkait
Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Fransiskus telah mengeluarkan sebuah dokumen yang menyetujui “pemberkatan” pasangan sesama jenis. Kami membahasnya dalam video berikut: Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal” https://vatikankatolik.id/fransiskus-setujui-pemberkatan-sesama-jenis/ Fransiskus...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – prinsip larangan mendoakan arwah orang yang meninggal sebagai non-Katolik ini didasari oleh dogma Katolik Extra Ecclesiam Nulla Salus, yaitu, Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan. Orang yang...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – sayangnya pemahaman anda tentang ajaran keselamatan yang dianut oleh Gereja Katolik itu tidak benar dan anda membuat banyak kesalahan dalam pesan anda. Kalau anda menyimak materi-materi kami, anda...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Saya baru baca komentar ini yang memberi perspektif berbeda terhadap penglihatan MS (Maria Simma). Tetapi saya pribadi sama sekali tidak melihat pertentangan antara apa yang digambarkan MS dan ajaran Katolik....
Bernad 3 mingguBaca lebih lanjut...Berita ini benarkah? bahwa Bapak Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen untuk merestui pemberkatan nikah sesama jenis? Kalau berita ini benar, ini sangat menentang hukum Allah sebagaimana yang Allah Tuhan kita menciptakan...
Lambertus Mite 4 mingguBaca lebih lanjut...Menurit hemat saya ini kurang tepat. Seorang katolik boleh saja mendoakan arwah non katolik. Ajaran katolik adalah ajaran kasih, mengasihi kepada semua umatNya tanpa harus membedakan agama.
Martha 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 6 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan, maafkan dosa2ku, Tuhan Yesus yang kukasihi. Kekasih hatiku. Tuhan Yesus
Lili 9 bulanBaca lebih lanjut...