^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Revolusi Liturgi– Sebuah Misa yang Baru
“Memang, seakan-akan salah satu iblis di dalam buku C.S. Lewis The Screwtape Letters telah dipercayakan untuk menghancurkan liturgi, ia tidak dapat melakukannya dengan lebih baik lagi.”[1]
MISA BARU VS MISA TRADISIONAL
Misa Latin Tradisional, adalah ibadat terkudus di dalam Ritus Roma Gereja Katolik, yang telah ditetapkan oleh Paus St. Pius V di dalam bullanya Quo Primum pada tahun 1570.
Di dalam Bullanya yang terkenal, Quo Primum, Paus St. Pius V melarang pengubahan Misa Latin Tradisional.
Pada tanggal 3 April 1969, Paulus VI menggantikan Misa Latin Tradisional di dalam gereja-gereja Vatikan II dengan rekayasanya sendiri, Misa Baru atau Novus Ordo. Sejak saat itu, dunia ini telah melihat hal-hal sebagai berikut di dalam gereja-gereja Vatikan II yang menyelenggarakan Misa Baru atau Novus Ordo:
Dunia telah melihat Misa-misa Badut, di mana sang ‘imam’ berdandan sebagai badut sebagai ejekan terang-terangan kepada Allah.
Dunia telah melihat seorang imam berpakaian seperti Drakula, dengan kaos sepak bola disertai para pemandu sorak; seorang imam mengenakan keju di atas kepalanya...
...menyetir sebuah Volkswagen sampai ke lorong gereja disertai nyanyian hosanna para umat. Telah diselenggarakan Misa disko...
...pertunjukan gimnastik pada saat Misa Baru; Misa balon; Misa Karnaval
...Misa telanjang, di mana orang-orang yang berpakaian sangat minim atau telanjang berpartisipasi. Dunia telah melihat Misa juggling, di mana seorang juggler beraksi pada saat Misa Baru.
Dunia telah melihat imam-imam menyelenggarakan Misa Baru dengan Dorito Chips {keripik Dorito};
...dengan Mountain Dew {minuman bersoda}; di atas kotak kardus; dengan kue kering; dengan teh Cina disertai pemujaan leluhur; dengan sebuah bola basket yang didribel sang imam sampai ke altar; dengan gitar yang dimainkan secara solo oleh sang imam. Dunia telah menyaksikan Misa Baru dengan sang imam yang hampir telanjang bulat sewaktu ia berdansa di sekeliling altar atau dengan kabel yang menjijikkan.
Dunia telah melihat Misa-misa Baru dengan imam yang mengenakan kostum penduduk asli yang pagan;
...dengan sebuah Menorah Yahudi di atas altar;
...dengan sebuah patung Buddha di atas altar; dengan para suster yang membawa persembahan kepada dewi-dewi perempuan; dengan lektor dan pembawa persembahan yang mengenakan kostum voodoo Satanis. Dunia telah melihat Misa Baru di mana terdapat performer yang berpakaian tuksedo dan membuat lelucon. Dunia juga telah melihat konser rock di dalam Misa Baru;
...Misa Baru dengan gitar dan musik Polka
...Misa Baru boneka; Misa Baru di mana orang-orang berkumpul di sekeliling altar berpakaian seperti Setan.
...Misa Baru di mana orang-orang melakukan tarian yang seronok diiringi irama drum besi. Dunia telah melihat Misa Baru di mana para suster berdandan seperti perawan-perawan untuk dewi pagan dan memberikan persembahan pagan.
Dunia telah melihat Misa Baru yang mengikutsertakan setiap agama sesat. Telah diadakan Misa-misa Baru Buddhis;
...Misa-misa Baru Hindu dan Muslim;
...Misa-misa Baru di mana orang-orang Yahudi dan Unitarian mempersembahkan lilin-lilin kepada dewa-dewi sesat. Ada juga gereja-gereja di mana seluruh kongregasi mengucapkan Misa bersama imam.
...di mana sang imam kadangkala bercakap-cakap dengan para umat dan bukan mengucapkan Misa.
Apa yang kami telah katalogkan hanyalah sebuah sampel kecil dari hal-hal yang terjadi di setiap dioses di dunia di mana Misa Baru diselenggarakan. Tuhan kita berkata, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:16). Buah-buah dari Misa Baru benar-benar memalukan, nista, dan musyrik. Hal ini adalah karena Misa Baru itu sendiri, di dalam bentuknya yang paling murni, adalah Misa yang tidak valid, palsu, dan adalah sebuah kekejian.
Bahkan sebuah organisasi yang membela Misa Baru terpaksa mengakui hal berikut tentang Misa Baru yang umum – yaitu, Misa Baru yang biasa dilakukan di dalam gereja-gereja (tanpa perlu mempertimbangkan kekejian-kekejian yang kami telah sebutkan serta penistaan yang sering terjadi): “Kebanyakan dari Misa-misa Baru yang kami telah hadiri... merupakan pesta bersenang-senang diikuti tepuk tangan, musiknya sangat buruk, khotbahnya tidak berisi, dan sangat tidak hormat...”[3]
Sewaktu Misa Baru dikeluarkan pada tahun 1969, Kardinal Ottaviani, Bacci, dan beberapa teolog lain menulis kepada Paulus VI. Ingat bahwa apa yang mereka katakan tentang Misa Baru berkaitan dengan Versi Latin, yaitu versi yang dalam tanda kutip ‘paling murni’ dari Misa Baru. Penelitian mereka dikenal dengan The Ottaviani Intervention {Intervensi Ottaviani}.
Mereka dapat melihat dengan jelas bahwa versi Latin dari Misa Baru adalah penyimpangan yang menonjol dari ajaran Konsili Trente. Dari kedua belas doa-doa persembahan Ekaristi yang terdapat di dalam Misa Tradisional, hanyalah dua yang dipertahankan di dalam Misa Baru. Doa-doa persembahan yang dihapuskan adalah doa-doa yang sama yang dihapuskan oleh para bidah Protestan Martin Luther dan Thomas Cranmer. Misa Baru dipermaklumkan oleh Paulus VI dengan bantuan enam Pelayan Protestan.
Keenam Pelayan Protestan yang membantu pembentukan Misa Baru adalah: Drs. George, Jasper, Shepherd, Kunneth, Smith dan Thurian.
Paulus VI bahkan mengakui kepada teman baiknya, Jean Guitton bahwa tujuannya untuk mengubah Misa tersebut adalah untuk membuatnya Protestan.
Paulus VI menghapus apa yang terlalu Katolik di dalam Misa untuk membuat Misa tersebut menjadi sebuah ibadat Protestan.
Suatu penelitian yang membandingkan antara proprium dan doa-doa Misa Tradisional dengan Misa Baru menunjukkan sebuah pembantaian terhadapIman Tradisional. Buku Missal tradisional mengandung 1.182 doa. Sekitar 760 dari doa-doa tersebut dihilangkan sama sekali di dalam Misa Baru. Dari sekitar 36% dari doa-doa yang tersisa, para pengubahnya merombak lebih dari separuhnya sebelum memasukkan doa-doa tersebut ke dalam buku Missal yang baru. Maka, hanya sekitar 17% dari doa-doa Misa Tradisional tetap tidak terjamah di dalam Misa Baru. Hal yang juga menonjol adalah isi dari revisi-revisi atas doa-doa tersebut. Doa-doa Tradisional yang menggambarkan konsep-konsep berikut secara khusus dihapuskan dari buku Missal Baru: kebejatan dosa; jerat-jerat kejahatan; pelanggaran berat dosa; jalan kebinasaan; ketakutan di depan murka Allah; kemarahan Allah; ledakan amarah-Nya; beban kejahatan; godaan-godaan; pikiran-pikiran yang jahat; bahaya yang mengancam jiwa; musuh dari jiwa dan raga. Doa-doa yang menyebutkan hal-hal berikut juga dihapuskan: waktu kematian; dirampasnya Surga dari seseorang; kematian yang kekal; hukuman yang abadi; rasa sakit Neraka dan apinya. Hal-hal yang ditekankan agar dihapuskan dari Misa Baru adalah doa-doa yang menggambarkan penjauhan diri dari dunia; doa-doa untuk orang yang sudah meninggal; Iman yang sejati dan terdapatnya bidah; rujukan-rujukan kepada militan Gereja; manfaat karya-karya santo-santa, mukjizat-mukjizat dan Neraka.[6] Orang dapat melihat hasil dari pembantaian Iman Tradisional dengan melihat proprium Misa Baru.
Misa Baru penuh dengan penistaan, pencemaran, dan kekejian-kekejian yang paling konyol yang dapat dibayangkan karena Misa Baru melambangkan agama sesat yang telah meninggalkan Iman Katolik tradisional.
Agama sesat yang dicerminkan Misa Baru adalah salah satu alasan mengapa Misa Baru sangatlah hampa; itulah mengapa buah-buahnya sangatlah gersang, tandus dan sangatlah buruk. Agama yang dipraktikkan di dalam Gereja-gereja di mana Misa Baru dirayakan adalah, secara singkat, sebuah penistaan total dan penyembahan manusia yang hampa.
Bahkan Dietrich von Hildebrand, pendukung agama Vatikan II, mengatakan hal berikut tentang Misa Baru:
Kecuali satu gerakan berlutut oleh imam setelah konsekrasi, dapat dikatakan bahwa setiap tanda penghormatan untuk Tubuh dan Darah Kristus yang mencirikan Misa Tradisional telah dihapuskan atau dibuat tidak wajib untuk Misa Baru.
Cawan-cawan suci tidak perlu lagi disepuh emas bila tidak terbuat dari logam berharga. Cawan-cawan suci, yang tadinya hanya boleh disentuh oleh tangan-tangan imam yang telah diurapi, sekarang dipegang oleh semua orang.
Para imam sering berjabatan tangan sebelum membagikan hosti.[8] Pedoman Umum untuk Misa Baru juga menyatakan bahwa altar-altar tidak lagi perlu dibuat dari batu alami; bahwa batu altar yang berisi peninggalan-peninggalan martir-martir tidak lagi diwajibkan; hanya satu kain saja yang diwajibkan di atas altar; bahkan salib atau lilin pun tidak diperlukan di atas altar.[9]
Tidak satu pun dari hal-hal yang diwajibkan yang dibentuk selama 2.000 tahun untuk membuat altar Misa menjadi pantas terdapat di dalam Misa Baru.
Sewaktu para Protestan memisahkan diri dari Gereja Katolik di Inggris pada abad ke-16, mereka mengubah Misa untuk mencerminkan kepercayaan-kepercayaan mereka yang sesat. Altar-altar digantikan dengan meja-meja. Bahasa Latin digantikan dengan Bahasa Inggris. Patung-patung dan ikon-ikon disingkirkan dari gereja-gereja. Injil Terakhir dan Doa Pengakuan Dosa dihapuskan. ‘Komuni’ dibagikan di dalam tangan. Misa diucapkan dengan lantang dan menghadap Kongregasi. Musik tradisional disingkirkan dan digantikan dengan musik baru. Tiga perempat dari para imam di Inggris mengikuti Ibadat Baru.
Tetapi hal inilah yang persis terjadi pada tahun 1969, sewaktu Paulus VI mempermaklumkan Misa Baru, yaitu Novus Ordo Missae {Misa Orde Baru}. Persamaan antara 1549 Anglican Prayer Book {Buku Doa Anglikan tahun 1549} dan Misa Baru sangat mencolok. Seorang ahli mencatat:
Untuk menekankan kepercayaan yang sesat bahwa Misa bukanlah sebuah kurban, melainkan hanyalah sebuah santapan, para Protestan menggantikan altar dengan meja. Di dalam negara Inggris yang Protestan, contohnya “Pada tanggal 23 November 1550, Konsili Privy memerintahkan agar semua altar-altar di Inggris dihancurkan dan digantikan dengan meja-meja komuni.”[11]
Sebuah gereja Vatikan II dengan meja yang mirip meja ‘Protestan’ untuk Misa barunya yang Protestan
Kepala bidah Protestan berkata: “Bentuk dari meja akan mengubah pikiran penuh takhayul orang-orang yang sederhana tentang Misa Papis agar mereka mengikuti penggunaannya yang benar untuk Perjamuan Makan Tuhan. Karena altar digunakan untuk membuat kurban di atasnya: meja digunakan orang untuk makan.”[12] Martir Katolik dari negara Wales, Richard Gwyn, menyatakan sebagai protes terhadap perubahan ini: “Altar digantikan dengan sebuah meja yang menyedihkan, Kristus digantikan dengan roti.”[13]
Dan St. Robertus Bellarminus berkomentar: ”...sewaktu kami memasuki bait-bait para bidah, di mana hanya terdapat sebuah kursi untuk berkhotbah dan sebuah meja untuk membuat santapan, kami sendiri merasa hanya memasuki ruangan yang profan dan bukan rumah Allah.”[14]
Seperti ibadat-ibadat para revolusioner Protestan, Misa Baru diselenggarakan di atas sebuah meja.
Buku Doa Anglikan tahun 1549 juga disebut “The Supper of the Lord, and the holy Communion, commonly called the mass {Perjamuan Makan Tuhan, dan Komuni kudus, secara umum dikenal sebagai misa}.”[15] Judul ini menekankan kepercayaan Protestan bahwa Misa hanyalah sebuah santapan, makanan – dan bukan pengorbanan. Pedoman Umum untuk Misa Baru yang dipermaklumkan Paulus VI memiliki judul yang persis sama. Judulnya adalah “Perjamuan Makan Tuhan atau Misa.”[16]
Buku Doa Anglikan Tahun 1549 menghapus dari Misa mazmur yang berjudul Adililah aku, ya Allah, karena rujukannya kepada altar Allah. Mazmur ini juga dihapuskan di dalam Misa Baru.
Buku Doa Anglikan Tahun 1549 menghapus dari Misa doa yang dimulai dengan “Hapuskanlah dosa kami” karena doa tersebut mengingatkan akan kurban. Doa ini juga dihapus di dalam Misa Baru.
Doa yang dimulai dengan Kami memohon kepada-Mu, ya Tuhan, merujuk kepada relikui-relikui para martir di dalam altar batu. Doa ini telah dihapuskan di dalam Misa Baru.
Di dalam Buku Doa Anglikan Tahun 1549, Introit, Kyrie, Gloria, Collecta {Doa Pembukaan}, Epistola, Injil dan Syahadat dipertahankan. Semua doa-doa ini terdapat di dalam Misa Baru.
Doa-doa yang mirip dengan Doa-doa Persembahan: Terimalah, ya Bapa yang kudus... ya Allah, yang telah menetapkan sifat manusia... Kami mempersembahkan kepada-Mu, ya Tuhan... Dengan jiwa yang rendah hati... Datanglah, wahai Roh Kudus, Mahakuasa... dan Terimalah, Allah Tritunggal Mahakudus, seluruhnya telah dihapus di dalam Buku Doa Anglikan Tahun 1549. Semua doa-doa tersebut telah dihapus dari Misa Baru, kecuali dua kutipan.
Di dalam Buku Doa Anglikan Tahun 1549, dialog Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan, Prefasi dan Sanctus dipertahankan. Doa-doa tersebut juga tetap ada di dalam Misa Baru.
Kanon Roma dihapuskan oleh Buku Doa Anglikan Tahun 1549. Di dalam Misa Baru, Kanon Roma hanyalah sebuah opsi.
Bidah ‘agung’ revolusi Protestan: Thomas Cranmer (kiri) dan Martin Luther (kanan)
Thomas Cranmer (penulis Buku Doa Anglikan Tahun 1549) dan Martin Luther menghapuskan doa Selamatkanlah kami, ya Tuhan – kemungkinan karena doa tersebut menyebutkan perantaraan Bunda Maria dan santo-santa. Hanyalah sebuah versi yang telah diubah dari doa inilah yang dipertahankan di dalam Misa Baru, tanpa doa kepada santo-santa. Harus dicatat pula bahwa doa Persembahan di dalam Misa Baru yang bermula dengan Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam diambil dari Doa Meja Yahudi.[17]
Bahkan, Misa Novus Ordo telah menghapuskan doa tradisional Jumat Agung untuk konversi para orang Yahudi. Doa ini telah digantikan dengan sebuah doa, yang tidak mengharapkan agar para Yahudi berkonversi, tetapi agar mereka ‘bertumbuh’ di dalam kesetiaan akan perjanjian-Nya! Maka, terdapat ungkapan kemurtadan di dalam doa Jumat Agung resmi Misa Baru. Hal ini adalah sebuah promosi dari agama Yahudi dan sebuah ajaran sesat bahwa Perjanjian yang Lama masihlah berlaku.
Dua doa Jumat Agung yang berbeda untuk para Yahudi dari dua agama yang berbeda
Di dalam Buku Doa Anglikan Tahun 1549, doa yang setara dari doa yang bermula dengan, Semoga Percampuran dan Konsekrasi Tubuh dan Darah telah dihapuskan. Sangatlah menarik bahwa sebuah versi yang telah diubah dari doa ini telah dijaga di dalam Misa Baru, di dalam mana kata ‘konsekrasi’ yang penting telah dihapuskan.
Buku Doa Anglikan Tahun 1549 meninggalkan disiplin Ritus Roma yang membagikan Komuni dalam satu jenis, dan berubah untuk membagikan Komuni di dalam kedua jenis. Di dalam Misa Baru, Komuni di dalam dua jenis dibagikan di berbagai tempat di dunia.
Versi tahun 1552 dari Buku Doa Anglikan berpesan agar Komuni diberikan di dalam tangan untuk menandakan bahwa roti tersebut hanyalah roti biasa dan bahwa sang imam tidak berbeda secara esensi dengan orang awam.[18]
Misa Baru membagikann Komuni di dalam tangan hampir di semua tempat di dunia dan, bahkan lebih parah dari Cranmer, mengizinkan para penerima komuni untuk berdiri dan menerima komuni dari pelayan awam.
Doa-doa di dalam Misa Tradisional yang dimulai dengan: Ya Tuhan, buatlah agar kami menjaga dengan hati murni dan Semoga Tubuh-Mu yang telah kuterima, Ya Tuhan adalah rujukan terang-terangan kepada Kehadiran Nyata Kristus di dalam Ekaristi. Keduanya telah dihapuskan di dalam Misa Baru.
Doa yang bermula dengan Sudilah menerima, ya Allah Tritunggal Mahakudus, ketaatan dari pelayananku, adalah doa setelah Komuni yang paling tidak menyenangkan kepada para Protestan, oleh karena rujukannya kepada kurban propisiasi. Martin Luther, dan Cranmer di dalam Buku Doa Anglikannya, menghapuskannya. Atas teladan mereka, doa tersebut dihapuskan di dalam Misa Baru.
Injil Terakhir – yaitu yang menutup Misa Tradisional. Jika Injil Terakhir yang menutup Misa Tradisional diikutsertakan di dalam Misa Baru, maka Misa Baru akan bertentangan dengan pola ibadat Protestan, yang menutup dengan pemberkatan. Maka, Injil Terakhir tidak diikutsertakan di dalam Misa Baru.
Doa-doa setelah Misa Tradisional, Doa-doa Leonin {doa-doa Paus Leo XIII}, termasuk Salam Maria; Salam Ya Ratu; Ya Allah, perlindungan kami; doa kepada St. Mikhael; dan doa kepada Hati Kudus Yesus merupakan, secara praktik, bagian yang penting dari liturgi. Kelima doa yang tidak cocok dengan Protestantisme tidak dapat ditolerir. Seluruh doa tersebut telah dihapuskan di dalam Misa Baru.
Dengan mempertimbangkan hal ini, bahkan Michael Davies setuju: “Tidak dapat diperdebatkan lagi bahwa... Ritus Roma telah dihancurkan.”[19]
Di samping fakta bahwa Misa Baru adalah sebuah ibadat Protestan, terdapat pula fakta bahwa gereja-gereja Novus Ordo memiliki kemiripan yang menonjol dan tidak terpungkiri dengan loji-loji Freemason. Lihatlah gambar-gambar berikut. Ini adalah sebuah loji Freemason:
Berikut adalah sebuah gereja Novus Ordo:
Keduanya hampir tidak dapat dibedakan; keduanya berpusat kepada manusia, di mana Takhta dari sang pemimpin acara berada di tengah, dengan aksen berbentuk lingkaran. Hal ini mungkin disebabkan karena arsitek utama dari Misa Baru Paulus VI adalah Kardinal Annibale Bugnini, yang adalah seorang Freemason.
Annibale Bugnini, arsitek utama dari Misa Baru dan seorang Freemason
‘Kardinal’ Annibale Bugnini adalah Ketua dari Konsilium yang membuat konsep dari Misa Baru Paulus VI. Bugnini menerima inisiasi masuk loji Freemason pada tanggal 23 April 1963, menurut sebuah Daftar Mason pada tahun 1976.[20]
Di samping semua masalah-masalah Misa Baru, terdapat suatu hal yang lebih besar. Masalah yang paling besar dari Misa Baru adalah Misa ini tidak valid. Yesus Kristus tidak hadir di dalam Misa Baru karena Misa Baru telah mengubah kata-kata konsekrasi.
BUKTI BAHWA MISA BARU TIDAK VALID – KATA-KATA KONSEKRASI TELAH DIUBAH
Sebuah sakramen dikatakan valid bila sakramen tersebut berlangsung. Sakramen Ekaristi itu valid jika roti dan anggur menjadi Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian sejati Yesus Kristus. Suatu sakramen yang valid memerlukan adanya materi, formula, pelayan, dan intensi yang diwajibkan.
Masalah dari validitas Misa Baru berkaitan dengan formulanya, kata-kata yang diperlukan untuk mengadakan Sakramen Ekaristi. Formula yang diperlukan untuk menjalankan Ekaristi di dalam Ritus Roma telah dideklarasikan oleh Paus Eugenius IV dalam Konsili Florence.
Di dalam Dekret Paus St. Pius V De Defectibus, kita menemukan kata-kata yang sama yang diulangi:
Paus St. Pius V telah mengodifikasikan formula konsekrasi Misa.
Ajaran ini terpampang di depan semua Buku Missal Altar Roma dari tahun 1570-1962. Kita bisa melihat bahwa kata-kata yang sama yang disebutkan oleh Konsili Florence dideklarasikan sebagai diperlukan oleh Paus St. Pius V. Inilah mengapa semua kata-kata konsekrasi tersebut dibuat tebal di dalam Buku Missal Altar Roma Tradisional, dan mengapa Missal Roma menginstruksikan para imam untuk memegang piala sampai seluruh kata-kata tersebut sudah diucapkan.
Ajaran Paus St. Pius V mengatakan bahwa jika kata-kata konsekrasi diubah sehingga artinya menjadi berbeda, sang imam tidak membuat sebuah sakramen terlaksana. Di dalam Misa Baru, kata-kata konsekrasi telah diubah secara drastis, dan artinya telah diubah.
Pertama, versi Latin orisinal dari Misa Baru telah menghapuskan kata-kata mysterium fidei – ‘misteri Iman’ – dari kata-kata konsekrasi. Hal ini menyebabkan sebuah keraguan yang besar, karena ‘mysterium fidei’ adalah bagian dari formula Ritus Roma. Walaupun kata-kata ‘mysterium fidei’ bukanlah bagian dari formula konsekrasi beberapa Ritus Timur, kata-kata ini telah dideklarasikan sebagai bagian dari Ritus Roma. Kata-kata tersebut juga ditemukan di beberapa Ritus Timur. Paus Inosensius III dan Kanon Misa juga menyatakan bahwa kata-kata ‘mysterium fidei’ diberikan oleh Yesus Kristus sendiri.
Kata-kata ‘misteri iman’ di dalam konsekrasi merupakan rujukan yang jelas kepada Kehadiran Nyata Kristus di dalam Ekaristi. Kata-kata ini juga telah dihapuskan oleh sang bidah Thomas Cranmer di dalam Buku Doa Anglikan tahun 1549 karena rujukannya yang jelas kepada Kehadiran Nyata Kristus di dalam Ekaristi.[25] Sewaktu kata-kata dihapuskan dari sebuah ritus karena arti yang diungkapkan oleh kata-kata tersebut bertentangan dengan arti yang dimaksudkan dari ritus tersebut, suatu keraguan menjadi timbul. Kita bisa membahas lebih banyak tentang hal tersebut, tetapi kita sekarang harus membahas tentang bukti terbesar akan ketidakvalidan Misa Baru.
Di dalam hampir seluruh terjemahan vernakular Misa Baru di dunia, kata-kata konsekrasi adalah sebagai berikut:
FORMULA KONSEKRASI DI DALAM MISA BARU
“Sebab inilah tubuh-Ku. Sebab inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang akan ditumpahkan bagimu dan BAGI SEMUA ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA.”
Kata-kata ‘bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa’ telah diubah menjadi bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Kata ‘banyak’ telah dihapuskan dan digantikan dengan kata ‘semua'. Perubahan besar ini membuat semua Misa Baru tidak valid. Pertama, kata banyak telah digunakan oleh Yesus untuk menginstitusikan sakramen Ekaristi, seperti yang kita lihat di dalam Matius 26:28: “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” Kata-kata yang digunakan oleh Tuhan kita, “bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” melambangkan kemujaraban dari darah yang ditumpahkan Yesus. Darah Yesus mujarab untuk keselamatan dari banyak, dan bukan semua orang. Untuk menjelaskan hal ini, Katekismus Konsili Trente secara khusus mengatakan bahwa Tuhan Kita tidak memaksudkan ‘semua’ dan oleh karena itu tidak mengatakannya!
Seperti yang kita bisa lihat, menurut Katekismus Konsili Trente, kata-kata ‘bagi banyak orang’ secara spesifik tidak digunakan oleh Tuhan kita karena kata-kata tersebut akan memberi arti yang salah.
Penggunaan ‘semua orang’ mengubah arti dari formula konsekrasi. Tidak seorang pun, tidak pun seorang Paus, dapat mengubah kata-kata yang Yesus telah institusikan untuk sebuah sakramen Gereja.
Karena ‘semua’ tidak memiliki arti yang sama dengan ‘banyak’, sakramen tersebut tidak terlaksana di dalam Misa Baru.
SEBUAH SUDUT LAIN AKAN MASALAH INI MEMBUKTIKAN SECARA MUTLAK BAHWA MISA BARU TIDAK VALID
Terdapat sebuah sudut lain akan masalah ini yang harus kita bahas sekarang. Di dalam Bullanya yang terkenal, Apostolicae Curae pada tahun 1896, Paus Leo XIII mengajarkan:
Jika hal tersebut tidak menandakan rahmat yang dihasilkannya dan tidak menghasilkan rahmat yang ditandakannya, hal tersebut bukanlah sebuah sakramen – tanda titik. Lalu, apakah rahmat yang diberikan oleh Sakramen Ekaristi Kudus?
Seperti yang Konsili Florence, St. Thomas Aquinas, dan banyak teolog lain ajarkan, rahmat yang dihasilkan oleh Ekaristi adalah persatuan umat beriman dengan Kristus. St. Thomas menyebut rahmat ini ‘persatuan dengan Tubuh Mistis’. Rahmat yang dihasilkan Ekaristi (persatuan para umat beriman dengan Kristus atau persatuan dengan Tubuh Mistis) harus dibedakan secara hati-hati dari Ekaristi sendiri: Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian Kristus.
Karena persatuan umat beriman dengan Kristus adalah rahmat yang dihasilkan oleh Sakramen Ekaristi – atau yang disebut sebagai kenyataan dari Sakramen atau rahmat yang khusus dari Sakramen Ekaristi – rahmat ini harus ditandakan dalam formula konsekrasi, agar Sakramen tersebut valid, seperti yang diajarkan oleh Paus Leo XIII. Baiklah, kita, oleh karena itu, harus melihat formula tradisional konsekrasi dan menemukan di mana rahmat ini – persatuan antara para umat beriman dengan Kristus – ditandakan.
Formula konsekrasi tradisional, seperti yang dinyatakan Paus Eugenius IV pada Konsili Florence dan Paus St. Pius V di dalam De Defectibus adalah sebagai berikut:
“SEBAB INILAH TUBUHKU. SEBAB INILAH PIALA DARAHKU, DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL: MISTERI IMAN, YANG AKAN DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI BANYAK ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA.”
Mohon mencatat kembali, kita mencari bagian dari formula tersebut yang menandakan bahwa orang yang menerima sakramen ini secara layak menjadi dipersatukan atau dipersatukan dengan lebih kuat dengan Yesus Kristus dan Tubuh Mistis-Nya.
Apakah kata-kata ‘PERJANJIAN BARU DAN KEKAL’ menandakan persatuan umat beriman dengan Kristus / Tubuh Mistis? Tidak. Kata-kata itu tidak menandakan Tubuh Mistis, tetapi kata-kata itu membandingkan pengorbanan yang sementara dari Perjanjian Lama dengan pengorbanan yang menyelamatkan dan kekal dari Yesus Kristus.
Apakah kata-kata ‘MISTERI IMAN’ menandakan persatuan umat beriman dengan Kristus / Tubuh Mistis? Tidak. Kata-kata tersebut menandakan Kehadiran Nyata Kristus di dalam Ekaristi, seperti yang diajarkan Inosensius III; kata-kata ini tidak menandakan Tubuh Mistis Yesus Kristus.
Apakah kata-kata “YANG AKAN DITUMPAHKAN” menandakan persatuan umat beriman dengan Kristus / Tubuh Mistis? Tidak. Kata-kata tersebut menandakan pengorbanan sejati.
Kata-kata yang tersisa di dalam formula konsekrasi adalah ‘BAGIMU DAN BAGI BANYAK ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA’.
Pengampunan dosa diperlukan untuk dipersatukannya seseorang ke dalam Tubuh Mistis, dan pengampunan dosa-dosa adalah komponen pembenaran sejati yang tidak tergantikan, lewat mana seseorang dipersatukan kepada Yesus Kristus. Kata-kata ‘bagimu dan bagi banyak orang’ menandakan para anggota dari Tubuh Mistis yang telah menerima pengampunan dosa tersebut.
Kata-kata ‘BAGIMU DAN BAGI BANYAK ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA’ adalah kata-kata di dalam formula Konsekrasi yang menandakan persatuan umat beriman dengan Kristus/persatuan di dalam Tubuh Mistis Kristus, yakni rahmat yang khas dari Sakramen Ekaristi.
Sekarang, jika kita melihat formula konsekrasi Novus Ordo, apakah kita menemukan tanda dari Tubuh Mistis / persatuan umat beriman dengan Kristus (yaitu rahmat khusus dari Sakramen Ekaristi)? Berikut adalah formula konsekrasi dari Misa Baru atau Novus Ordo:
Formula Misa Baru: “Sebab inilah tubuh-Ku. Sebab inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa.”
Apakah persatuan dengan Tubuh Mistis Yesus Kristus ditandakan oleh kata-kata ‘bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa?’ Tidak. Apakah semua orang adalah bagian dari Tubuh Mistis? Tidak. Apakah semua orang adalah bagian dari umat beriman yang dipersatukan dengan Kristus? Tidak. Kita dapat melihat dengan sangat jelas bahwa Misa Baru atau Novus Ordo tentunya tidak menandakan persatuan Tubuh Mistis (rahmat yang khas dari Sakramen Ekaristi), maka itu bukanlah sebuah sakramen yang valid!
Tidak lagi diperlukan penjelasan... Misa Baru tidaklah valid!
Untuk membuktikan lebih lanjut poin ini, kami harus mencatat bahwa di seluruh formula konsekrasi di dalam ritus liturgi Gereja Katolik, yakni di dalam Liturgi Armenia, Koptik, Etiopia, Suriah, Kaldea, dsb., persatuan para umat beriman dengan Kristus / Tubuh Mistis ditandakan di dalam formula konsekrasi. Tidak ada satu liturgi pun yang pernah disetujui Gereja tidak menandakan persatuan umat beriman dengan Kristus.
Berikut adalah bagian-bagian dari formula-formula konsekrasi Anggur yang digunakan di dalam Ritus Timur yang menandakan apa yang dilakukan Misa Tradisional dan tidak dilakukan Misa Baru: persatuan dan anggota dari Gereja.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan dengan kata-kata ‘bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa’.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan.
Perhatikan bahwa persatuan dan anggota dari Tubuh Mistis ditandakan dengan kata-kata ‘untuk pengampunan dosa dan kehidupan kekal bagimu dan bagi banyak orang’.
Formula konsekrasi di semua liturgi Katolik menandakan persatuan umat beriman dengan Kristus / Tubuh Mistis Kristus, seperti yang kita bisa lihat. Misa Baru, yang mengatakan, ‘bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa’, tidak menandakan Tubuh Mistis, karena semua orang bukanlah bagian dari Tubuh Mistis. Oleh karena itu, Misa Baru tidak menandakan rahmat yang dihasilkan Ekaristi. Misa Baru tidak valid.
Maka, seorang Katolik tidak boleh menghadiri ‘Misa’ Baru di bawah ancaman dosa berat. Mereka yang berkeras kepala melakukannya melakukan penyembahan berhala (karena mereka menyembah sepotong roti). Yesus Kristus tidaklah hadir di sana. Hosti tersebut hanyalah sepotong roti, bukanlah Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian Tuhan kita. Gereja telah selalu mengajarkan bahwa untuk menerima sebuah sakramen yang diragukan (yang menggunaan materi atau formula yang diragukan) adalah suatu dosa berat. Faktanya, Paus Inosensius XI, Dekret Kementerian Suci, 4 Maret 1679,[36] bahkan mengecam ide bahwa orang-orang Katolik dapat menerima sakramen-sakramen yang ‘mungkin’ valid. Dan Misa Baru bukan hanya diragukan, tetapi tidak valid, karena tidak menandakan rahmat yang seharusnya ditandakannya. Misa Baru bahkan lebih buruk dari ibadat Protestan, Misa Baru adalah sebuah kekejian, yang memalsukan kata-kata Yesus Kristus dan Iman Katolik.
Catatan: Sewaktu kami menulis hal ini, terdapat kabar bahwa Vatikan, untuk menipu para tradisionalis untuk kembali kepada Kontra-Gereja dan Misa Baru yang sesat, berencana untuk mengoreksi kesalahan ‘bagi semua’ di dalam formula konsekrasi. Fakta bahwa Vatikan akan melakukan hal ini membuktikan bahwa ‘bagi semua’ memberikan, seperti yang kami telah katakan, sebuah makna yang palsu. Walaupun mereka melakukan hal ini, seorang Katolik tetap harus menghindari semua Misa-misa Baru di bawah ancaman dosa berat, sebab Misa Baru itu sendiri adalah ibadat non-Katolik. Misa Baru tetap tidak mengikutsertakan kata-kata ‘mysterium fidei’ di dalam konsekrasi, dan kebanyakan dari ‘imam-imam’ yang menyelenggarakannya tidak valid pula (seperti yang kami akan buktikan di dalam bagian berikut).
Catatan kaki:
[1] Kata-kata Dietrich Von Hildebrand, yang bagaimanapun adalah pendukung agama Vatikan II, tetapi merasa terdorong untuk membuat pernyataan demikian tentang Misa Baru. Dikutip oleh Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, Kansas City, MO: Angelus Press, 1980, hal. 80.
[2] Paus St. Pius V, Bulla Quo Primum, 14 Juli 1570.
[3] New Oxford Review {Reviu New Oxford}, Berkeley, CA, November, 2006, “Notes {Catatan}.”
[4] The Ottaviani Intervention {Intervensi Ottaviani}, Rockford, IL: Tan Books.
[5] Rama Coomaraswamy, The Problems with the New Mass {Masalah-Masalah Misa Baru}, Tan Books, hal. 34.
[6] Romo Anthony Cekada, The Problems With the Prayers of the Modern Mass {Masalah-Masalah Doa-Doa Misa Modern}, Tan Books, 1991, hal. 9-13.
[7] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, Kansas City, MO: Angelus Press, hal. 80.
[8] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, hal. 126.
[9] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, hal. 395.
[10] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}.
[11] Warren H. Carroll, A History of Christendom {Sejarah Kekristenan}, Vol. 4 (The Cleaving of Christendom {Perpecahan Kekristenan}), Front Royal, VA: Christendom Press, 2000, hal. 229.
[12] Michael Davies, Cranmer’s Godly Order {Orde Ilahi Cranmer}, Fort Collins, CO: Roman Catholic Books, 1995, hal. 183.
[13] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}.
[14] Octava Controversia Generalis. Liber Ii. Controversia Quinta. Caput XXXI.
[15] Michael Davies, Cranmer’s Godly Order {Orde Ilahi Cranmer}, hal. 65.
[16] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, hal. 285.
[17] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, hal. 320.
[18] Michael Davies, Cranmer’s Godly Order {Orde Ilahi Cranmer}, hal. 210.
[19] Michael Davies, Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, hal. 504.
[20] Juga didiskusikan di dalam Pope Paul’s New Mass {Misa Baru Paus Paulus}, hal. 102; 504-505.
[21] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi ketiga puluh, 1957, 695.
[22] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 581; Denzinger 715.
[23] Sebuah terjemahan umum, ditemukan di banyak terbitan, dari kata-kata Latin dari Buku Missal Altar Roma, di dalam De Defectibus, Bab 5, Bagian 1.
[24] Denzinger 414-415.
[25] Michael Davies, Cranmer’s Godly Order {Orde Ilahi Cranmer}, hal. 306.
[26] The Catechism of the Council of Trent {Katekismus Konsili Trente}, Tan Books, 1982, hal. 227.
[27] St. Alphonsus De Liguori, Treatise on The Holy Eucharist {Traktat akan Ekaristi Kudus}, Redemptorist Fathers, 1934, hal. 44.
[28] Denzinger 2301.
[29] Sebuah terjemahan umum, ditemukan di banyak terbitan, dari kata-kata Latin dari Buku Missal Altar Roma, di dalam De Defectibus, Bab 5, Bagian 1.
[30] Denzinger 1963.
[31] Denzinger 698.
[32] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Allen, TX: Christian Classics, Bagian III, Pertanyaan 73, Artikel 3.
[33] Denzinger 1963.
[34] The Great Encyclical Letters of Pope Leo XIII {Surat-Surat Ensiklik Agung Paus Leo XIII}, Tan Books, 1995, hal. 401.
[35] Denzinger 698.
[36] Denzinger 1151.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...