^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Ensiklik Quod Apostolici Muneris - Paus Leo XIII, 1878 - Tentang Sosialisme, Komunisme & Nihilisme
QUOD APOSTOLICI MUNERIS
SURAT ENSIKLIK
DARI BAPA SUCI KITA PAUS LEO XIII
Tentang Kesalahan-Kesalahan Modern
Kepada Semua Saudara Kami yang Terhormat, Para Patriark, Primat, Uskup Agung dan Uskup dari Dunia Katolik, dalam Rahmat dan Persekutuan dengan Takhta Apostolik.
LEO XIII, PAUS
Saudara-Saudara yang Terhormat.
Salam dan Berkat Apostolik.
1. Sejak awal masa Kepausan Kami, Kami tidak lalai untuk beramanat kepada anda sekalian, Saudara-Saudara yang Terhormat, sebagaimana yang diwajibkan kepada Kami oleh jabatan Apostolik Kami, melalui Surat-Surat Ensiklik demi memperingatkan adanya wabah yang mematikan yang sedang mencemari masyarakat sampai kepada jantungnya sendiri, sambil membawanya menuju kebinasaan. Pada saat itu juga, Kami telah menunjukkan obat-obatan yang paling mujarab supaya masyarakat dapat kembali menemukan jalan keselamatan dan meloloskan diri dari bahaya-bahaya besar yang mengancamnya.
Namun kejahatan-kejahatan yang dahulu Kami ratapi telah dalam jangka waktu yang singkat sedemikian berkembang merajalela sehingga Kami terdesak untuk kembali beramanat kepada anda sekalian, dengan kata-kata sang nabi yang ibaratnya bergema dalam telinga Kami: Berserulah, jangan berhenti, angkatlah suaramu seperti suara sangkakala.[1]
Tanpa kesulitan, anda sekalian tentunya tahu, Saudara-Saudara yang Terhormat, bahwa Kami sedang berbicara tentang sekte dari orang-orang itu yang menyebut diri mereka sendiri dengan segala macam julukan yang walau bagaimanapun barbar, yaitu kaum Sosialis, Komunis dan Nihilis. Mereka tersebar luas di seluruh dunia dan terikat erat yang satu dengan yang lainnya oleh perjanjian yang durjana. Mereka pun tidak lagi mencari kekuatan dalam gelapnya pertemuan-pertemuan rahasia, namun mereka sekarang mempertunjukkan diri mereka secara terbuka dan lancang, serta berjuang untuk menjalankan rencana mereka yang telah disusun sejak lama, untuk mengubrak-abrikkan fondasi dari masyarakat sipil.
Sungguh benar, seturut kesaksian nas suci, mereka inilah yang bahwasanya mencemarkan tubuh, membenci kekuasaan dan juga menghujat kemuliaan.[2] Tiada sesuatu pun yang mereka biarkan utuh atau tak ternodai dari hal-hal yang telah ditetapkan baik oleh hukum-hukum manusiawi maupun ilahi demi memastikan kelestarian dan kehormatan hidup. Mereka bukan hanya tidak menaati para kepala Negara, yang seturut peringatan sang Rasul, berhak ditaati oleh semua orang, dan yang hak-hak dari otoritasnya dianugerahkan oleh Allah sendiri, namun para anggota dari sekte-sekte tersebut mengkhotbahkan kesetaraan yang sempurna antara semua umat manusia sehubungan dengan hak-hak serta tanggung jawab mereka. Tali persatuan kodrati antara pria dan wanita, yang dipandang sakral bahkan di kalangan bangsa-bangsa barbar, mereka lecehkan; dan ikatannya yang merupakan hal yang terutama mempertahankan kehidupan berkeluarga, mereka kendurkan atau justru mereka paparkan kepada gairah hawa nafsu. Pendek kata, karena mereka tergoda oleh nafsu ketamakan terhadap hal-hal duniawi, yang merupakan akar segala kejahatan, dan akibatnya, beberapa orang yang menginginkannya telah menyimpang dari iman,[3] mereka menyerang hak kepemilikan, yang dikukuhkan oleh hukum kodrat dan, dengan kebejatan yang mengerikan, sembari berpura-pura merasa perhatian terhadap kebutuhan semua orang, dan bersemangat untuk memenuhi kebutuhan semua orang, mereka berusaha sedemikian kerasnya untuk merebut dan merenggut sebagai harta bersama segala sesuatu yang telah diperoleh secara perorangan melalui titel atau pewarisan yang sah, melalui kerja fisik maupun akal, ataupun melalui ekonomi. Di samping itu, mereka menyebarluaskan opini-opini monster mereka ini dalam pertemuan-pertemuan publik, mencanangkan opini-opini tersebut dalam selebaran-selebaran, dan melalui surat kabar yang besar jumlahnya, mereka menyebarkan opini-opini mereka itu di mana-mana. Itulah sebabnya martabat yang terhormat serta otoritas milik para penguasa telah menjadi sasaran kebencian yang sedemikian rupa besarnya dari pihak rakyat yang memberontak, sehingga para pengkhianat yang berbenak jahat itu, yang melepaskan segala kendali dan yang tergerakkan oleh kelancangan yang fasik, telah mengangkat senjata mereka bahkan terhadap para kepala Negara sendiri.
2. Namun kelancangan dari orang-orang yang durhaka itu, yang setiap harinya mengancam masyarakat sipil dengan kehancuran yang teramat parah, dan yang menggelisahkan benak semua orang dengan rasa takut yang meresahkan, bersumber dan berawal dari ajaran-ajaran yang berbisa itu: ajaran-ajaran yang bagaikan benih berbahaya yang tersebar jauh dan luas di antara bangsa-bangsa, yang telah seiring berjalannya waktu, menghasilkan buah yang membawa kematian. Kenyataannya, Saudara-Saudara yang Terhormat, anda sekalian sungguh mengetahui peperangan yang kejam yang bermula dari abad XVI, telah dinyatakan oleh para Inovator terhadap iman Katolik. Peperangan ini, yang setiap harinya tumbuh membesar dalam kebengisannya, bertujuan menolak segala wahyu dan mengubrak-abrikkan segala tatanan supernatural, sehingga terbukalah jalan menuju rekayasa-rekayasa, atau lebih tepatnya, kegilaan-kegilaan dari akal sendiri. Doktrin sesat ini secara munafik mengambil namanya dari istilah Akal. Dengan menyanjung dan merangsang gairah untuk melampaui orang lain yang teranyam dalam kodrat manusia dan dengan memberi kebebasan yang tak terkendali kepada segala jenis hasrat, doktrin sesat ini telah menyebarkan kerusakan-kerusakannya tidak hanya kepada benak sejumlah besar orang, tetapi juga dalam masyarakat sipil sendiri. Maka dengan suatu kefasikan yang baru dan yang bahkan tidak dikenal oleh orang-orang pagan sendiri, telah diorganisir pemerintahan-pemerintahan yang tidak bertuhan dan tatanan yang telah ditetapkan oleh-Nya sama sekali tidak diindahkan. Bahkan, pernah diajukan pula gagasan bahwa otoritas publik, beserta keagungannya dan kuasanya untuk memerintah, tidaklah berasal dari Allah, melainkan dari rakyat banyak; rakyat banyak ini, yang percaya bahwa dirinya sama sekali tidak terkekang oleh hukuman ilahi, menolak untuk taat kepada hukum apa pun yang tidak dikeluarkan oleh dirinya seturut kehendak dirinya sendiri. Kemudian, setelah menyerang dan meninggalkan kebenaran-kebenaran iman supernatural serta menganggapnya sebagai hal yang bertentangan dengan akal, sang Pencipta dan Penebus umat manusia telah lambat laun dan secara bertahap diasingkan dari rancangan studi di universitas, kolese-kolese serta sekolah-sekolah menengah atas, serta dari segala kebiasan hidup masyarakat. Pada akhirnya, setelah meniadakan sama sekali imbalan-imbalan serta hukuman-hukuman dari keberadaan di masa depan yang tak berkesudahan, kerinduan yang membara akan kebahagiaan telah dipersempit hanya kepada cakupan hidup masa kini. Karena doktrin-doktrin dan kejangakan dalam pikiran dan perbuatan semacam itu telah tersebar jauh dan luas, tidak mengherankan bahwa manusia dalam keadaan yang terendah, yang tinggal di rumah yang sederhana atau ruang kerja yang miskin sangat menginginkan tempat tinggal dan kekayaan golongan kaya; tidak mengherankan bahwa ketenteraman tidak lagi ada dalam kehidupan bermasyarakat ataupun pribadi, dan bahwa umat manusia sudah tiba di ambang kehancurannya.
3. Namun para gembala Gereja yang tertinggi, yang mengemban tanggung jawab untuk menjaga kawanan domba Tuhan dari jerat-jerat musuh, telah sejak dini bekerja keras demi menghalau bahaya itu dan memastikan keamanan dari para umat beriman. Kenyataannya, segera saat serikat-serikat rahasia mulai berkembang, yaitu serikat-serikat yang mengerami di pangkuannya benih-benih kesesatan yang telah Kami bicarakan sebelumnya, para Paus Roma Klemens XII dan Benediktus XIV tidak lalai untuk membuka kedok dari rancangan-rancangan fasik milik sekte-sekte ini dan memperingatkan para umat beriman di seluruh dunia akan kejahatan yang mereka persiapkan dengan sedemikian tersembunyinya. Namun ketika suatu kebebasan yang tak terkendali dipersandangkan kepada manusia oleh mereka yang sangat bangga menyandang gelar “filsuf”, dan ketika “hukum baru”, demikianlah istilah yang mereka gunakan, yang melawan hukum ilahi dan kodrati mulai dibentuk dan didukung, Pius VI dari kenangan yang berbahagia segera menyingkapkan tanpa menunda, dengan dokumen-dokumen publik, sifat yang berbahaya serta kesesatan dari prinsip-prinsip tersebut, dan pada saat itu juga, dengan antisipasi apostoliknya, memprediksikan kehancuran total yang akan segera menimpa khalayak yang teperdaya. Tetapi karena tidak satu pun dari upaya-upaya yang dikerahkan itu terbukti berdaya untuk mencegah berkembangluasnya doktrin-doktrin jahat mereka di kalangan rakyat, yang bahkan sampai dijunjung dalam keputusan-keputusan publik dari pemerintahan, Paus Pius VII dan Paus Leo XII mengekskomunikasikan serikat-serikat rahasia, dan sekali lagi memberi peringatan kepada masyarakat tentang bahaya-bahaya yang mengancamnya. Pada akhirnya, semua orang sungguh mengetahui kata-kata yang teramat berat yang dituturkan oleh pendahulu Kami yang mulia, Pius IX, dari kenangan yang berbahagia, serta keteguhan jiwa dan kesungguhannya yang tak tergoyahkan baik dalam Alokusi-Alokusi maupun dalam Surat-Surat Ensiklik yang ditujukan kepada para Uskup di seluruh dunia guna memerangi upaya-upaya yang fasik dari sekte-sekte ini, dan bahkan mencela dengan menyebutkan nama dari wabah Sosialisme itu yang meledak di mana-mana.
4. Tetapi patut diratapi bahwa mereka yang telah dipercayakan tanggung jawab untuk menjaga kebaikan bersama membiarkan diri mereka sendiri diperdaya oleh siasat-siasat licik dari orang-orang yang bernama buruk itu, dan karena hati mereka terguncang oleh rasa takut akibat ancaman-ancaman dari orang-orang ini, mereka telah selalu mempertunjukkan rasa curiga atau bahkan permusuhan terhadap Gereja, sebab mereka tidak paham bahwa upaya-upaya dari sekte-sekte ini akan tidak berguna, seandainya doktrin Gereja Katolik dan otoritas para Paus Roma telah senantiasa dihormati secara pantas baik di kalangan pemerintahan maupun rakyat. Sebab Gereja milik Allah yang hidup, yang adalah tiang penyangga dan landasan kebenaran,[4] menyerukan doktrin-doktrin serta asas-asas yang memastikan keamanan dan ketenteraman masyarakat, dan yang sama sekali mencerabut kejahatan-kejahatan Sosialisme sampai ke akarnya.
5. Dengan menyalahgunakan Injil sendiri agar dapat dengan lebih mudah menyesatkan orang-orang yang kurang bijaksana, kaum Sosialis telah sering kali memutarbalikkan maknanya. Namun demikian, ada suatu hal yang bahkan lebih mengejutkan, yaitu ketidakselarasan yang sedemikian besarnya dan yang tiada duanya antara ajaran-ajaran mereka yang jahat dan doktrin Kristus yang murni: Sebab urusan apakah yang ada antara keadilan dan pelanggaran hukum, atau persekutuan semacam apakah yang ada antara terang dan kegelapan?[5] Kaum Sosialis, seperti yang kita ketahui, tidak henti-hentinya berseru bahwa semua orang setara secara kodrati, dan oleh karena itu, mereka mengajukan gagasan bahwa tiada penghormatan maupun penghargaan yang patut diberikan kepada otoritas publik, maupun ketaatan kepada hukum, kecuali, kemungkinan, hukum yang mereka setujui sekehendak diri mereka sendiri. Sebaliknya, menurut catatan-catatan Injil, kesetaraan antara umat manusia demikianlah adanya: yakni, karena manusia secara perorangan maupun segenap umat manusia memiliki kodrat yang sama, mereka terpanggil untuk memiliki martabat yang agung untuk menjadi anak-anak Allah; di samping itu pula, karena bagi semua orang telah ditetapkan tujuan yang satu dan sama, masing-masing orang harus dihakimi seturut hukum yang sama dan diganjarkan hukuman atau imbalan yang sesuai dengan jasa yang diperbuatnya. Namun, ada ketidaksetaraan hak dan otoritas yang bersumber dari Pencipta Alam Sendiri, yang dari-Nya segala keturunan yang ada di dalam Surga dan di atas bumi dinamakan. Adapun para pemerintah dan rakyat, mereka semua tanpa terkecuali, menurut ajaran dan asas Katolik, bersama-sama terikat oleh kewajiban-kewajiban dan hak-hak, sedemikian rupa sehingga di satu sisi, keugaharian wajib menyertai rasa haus akan kuasa, dan di sisi lain, ketaatan menjadi mudah, teguh dan amat terpuji.
6. Itulah sebabnya Gereja memang secara konsisten mendesak setiap dan semua orang yang tunduk kepadanya supaya mereka menaati asas apostolik ini: Sebab tiada kuasa yang tidak berasal dari Allah; namun para penguasa yang ada, ditetapkan oleh Allah. Itulah sebabnya, barang siapa melawan para penguasa melawan ketetapan Allah. Dan mereka yang melawan mendatangkan kutukan atas diri mereka sendiri. Dan juga: Tunduklah oleh karena kebutuhan, bukan semata-mata karena rasa takut akan kemurkaan, namun juga oleh karena hati nurani; dan membayar upeti kepada semua yang berhak dibayar upeti, cukai kepada semua yang berhak dibayar cukai, dan penghormatan kepada semua yang berhak mendapat penghormatan.[6] Sebab Ia yang telah menciptakan dan memerintah segala sesuatu telah mengatur sedemikian rupa dalam penyelenggaraan-Nya yang penuh hikmat sehingga golongan yang terendah mencapai tujuan mereka melalui golongan tengah, sedangkan golongan tengah mencapai tujuan mereka melalui golongan teratas. Maka sebagaimana Yang Mahakuasa menghendaki agar dalam kerajaan surgawi sendiri, para bala malaikat memiliki peringkat yang berbeda-beda, demikian pula Ia telah menetapkan tatanan jenjang dengan fungsi yang beragam dalam Gereja, sehingga tidak semua orang sepatutnya menjadi rasul, tidak pun semuanya pengajar, tidak pun semuanya nabi;[7] begitu pula Ia telah menetapkan banyak jenjang dengan berbagai kehormatan, hak dan kuasa dalam masyarakat sipil, supaya Negara, seperti Gereja, membentuk tubuh yang satu dan tunggal yang tersusun dari anggota yang banyak jumlahnya, beberapa lebih mulia daripada yang lain, namun mereka semua saling membutuhkan satu sama lain dan memperhatikan kebaikan bersama.
7. Namun agar para pemerintah rakyat menggunakan kuasa yang telah diserahkan kepada mereka demi pembangunan, dan bukan kehancuran, Gereja Kristus secara amat pantas memperingatkan para pemerintah sendiri bahwa sang Hakim yang Teragung akan memanggil mereka untuk memberi pertanggungjawaban yang ketat dan segera, dan dengan menuturkan kata-kata kebijaksanaan ilahi, Gereja beramanat kepada mereka semua dan masing-masing dalam nama Allah. Condongkanlah telinga, kamu sekalian yang memerintah para rakyat, dan bermegahlah oleh karena besarnya bangsamu sekalian; sebab kalian telah diberi kuasa oleh Tuhan dan kekuatan oleh Yang Mahatinggi yang akan memeriksa perbuatan-perbuatan kalian dan menyelidiki pikiran-pikiran kalian … Karena penghakiman yang terbesar akan dilakukan kepada mereka yang memerintah … Sebab Allah tidak akan mundur dari siapa pun, tidak pun Ia akan menakuti kebesaran seorang pun: sebab kecil besar diciptakan-Nya sendiri, dan segala sesuatu mendapat perhatian yang sama dari-Nya. Namun yang lebih kuasa akan disiksa dengan lebih kuasa.[8] Namun seandainya dalam pelaksanaan kuasa publik, para pemerintah bertindak secara gegabah dan semena-mena, ajaran Gereja Katolik tidak memperkenankan rakyat untuk memberontak terhadap mereka, supaya ketenteraman dan ketertiban jangan sampai semakin terganggu, dan agar masyarakat tidak mengalami risiko bahaya yang lebih besar. Dan sewaktu keadaan telah menjadi sedemikian rupa sehingga tiada tampak harapan akan keselamatan, Gereja mengajarkan supaya obatnya dicari dalam kebajikan Kristiani, yakni kesabaran pikiran, dan dalam doa-doa yang mendesak kepada Allah. Tetapi seandainya para pembuat hukum dan para pemerintah berkenan untuk mewajibkan atau mendukung segala sesuatu pun yang berlawanan dengan hukum ilahi dan kodrati, tanggung jawab dan kewajiban dari nama Kristiani beserta asas apostolik berseru bahwa manusia harus taat kepada Allah daripada kepada manusia.[9]
8. Di samping itu, pengaruh Gereja yang menyelamatkan, yang menyebabkan dijunjungnya tatanan yang teratur secara baik dalam masyarakat sipil dan yang mempromosikan pelestariannya, niscaya dirasakan dan dialami oleh kalangan keluarga sendiri, yang merupakan titik permulaan dari setiap kota dan setiap Negara. Sebab anda sekalian memafhumi sepenuhnya, Saudara-Saudara yang Terhormat, bahwa asas yang mengatur kehidupan berkeluarga, seturut syarat-syarat dari hukum kodrati, didasari oleh ikatan persatuan yang tak terpatahkan antara suami dan istri, yang diperlengkapi oleh tanggung jawab serta hak-hak yang dimiliki oleh orang tua dan anak-anak, para tuan dan para hamba, yang satu terhadap yang lain. Anda sekalian juga menyadari bahwa teori-teori Sosialisme akan cepat menghancurkan kehidupan berkeluarga ini, sebab sekalinya stabilitas yang dihadirkan oleh pernikahan di bawah hukum agama hilang, otoritas orang tua atas anak-anak dan tanggung jawab anak kepada orang tua niscaya mengalami pengenduran yang teramat berbahaya. Sebaliknya, pernikahan itu mulia dalam segala hal;[10] Allah sendirilah yang telah menginstitusikan pernikahan sejak permulaan dunia demi penyebarluasan dan pelestarian umat manusia, dan menetapkannya supaya tidak terpatahkan, dan Gereja memandang bahwa pernikahan telah menjadi lebih stabil dan kudus melalui Kristus, yang menganugerahkannya martabat suatu sakramen, dan menghendaki supaya pernikahan menjadi suatu citra bagi persatuan-Nya dengan Gereja. Itulah sebabnya, sebagaimana sang Rasul memberi teguran: sama seperti Kristus adalah kepala Gereja: Dialah penyelamat tubuh-Nya,[11] dan juga suami adalah kepala sang istri;[12] dan sebagaimana Gereja tunduk kepada Kristus, yang menyayanginya dengan cinta kasih yang teramat suci dan tiada berkesudahan, demikian pula pantas adanya bagi para wanita untuk sepatutnya tunduk kepada para suami mereka, dan sebaliknya, oleh para suami mereka, mereka dicintai dengan rasa sayang yang konstan dan penuh kesetiaan.
Demikian pula, Gereja mengatur otoritas bapa dan tuan dalam cara yang sedemikian rupa demi menjaga anak-anak dan para hamba dalam tanggung jawab mereka, namun tanpa membiarkan terjadinya pelanggaran otoritas. Sebab menurut ajaran Katolik, otoritas milik Bapa surgawi dan Tuhan mengalir kepada para orang tua dan tuan, dan demikian tidak hanya asal-muasal serta kuasa otoritas itu yang bersumber dari Allah, namun juga hakikat dan sifatnya. Itulah sebabnya sang Rasul menasihati anak-anak supaya taat kepada orang tua mereka dalam Tuhan, dan menghormati ayah serta ibu mereka, yang merupakan perintah pertama dengan suatu janji.[13] Dan kalian, para bapa, jangalanh kalian membangkitkan amarah anak-anak kalian, tetapi didiklah mereka dalam disiplin dan nasihat Tuhan.[14] Asas yang diberikan oleh Rasul yang sama kepada pra hamba dan para tuan, adalah supaya yang satu menaati tuan mereka secara lahiriah … dengan melayani mereka dalam kegala kehendak baik seperti melayani Allah sendiri dan agar yang lain tidak menggunakan ancaman, seraya mengetahui bahwa Tuhan Pencipta segala sesuatu ada di Surga, dan di hadapan Allah tiada orang yang diistimewakan.[15] Seandainya segala hal ini ditaati oleh setiap orang yang terkait, seturut maksud dari Kehendak ilahi, setiap keluarga sungguh akan menyerupai tempat tinggal surgawi, dan manfaat-manfaat yang mengagumkan yang akan dibuahkannya tidak hanya akan terbatas kepada kalangan keluarga, namun akan tersebar luas dalam buah yang limpah bagi Negara secara umum.
9. Adapun perihal menjaga ketenteraman publik dan pribadi, hikmat Katolik, yang bertumpu pada hukum ilahi dan kodrati dengan bijak mengatur melalui gagasan-gagasan yang dipeluknya dan yang diajarkannya sehubungan hak kepemilikan dan pembagian properti pribadi yang telah diperoleh demi kebutuhan dan tuntutan-tuntutan hidup. Sebab kaum Sosialis secara salah berasumsi bahwa hak properti hanyalah rekaan insani semata, yang berlawanan dengan kesetaraan kodrati antarmanusia. Sembari mengkhotbahkan kepemilikan harta bersama, mereka berseru bahwa tidak seorang pun seharusnya menanggung kemiskinan dengan sabar, dan bahwa semua orang dapat merenggut harta milik orang serta merebut hak-hak golongan berada tanpa dikenakan hukuman. Dengan lebih bijak dan penuh guna, Gereja mengakui adanya kesenjangan antarmanusia yang secara kodrati tidak setara baik dalam daya kerja pikiran maupun kekuatan badan, dan bahkan dalam jumlah kekayaan; dan Gereja memerintahkan bahwa hak atas properti dan pelepasannya, yang bersumber dari kodrat, hendaknya dijaga supaya utuh dan tak terjamah bagi setiap individu. Gereja bahwasanya memahami dengan amat baik bahwa perampokan dan pencurian telah sedemikian dilarang oleh Allah, sang Pencipta dan Pelindung segala hak, dan manusia bahkan dilarang untuk mendambakan barang milik orang lain, dan bahwa para pencuri dan perampok, sama seperti para pezina dan penyembah berhala, terkecuali dari kerajaan Surga. Tidak pun Gereja, dalam hal ini, sebagai Ibunda yang pengasih, mengabaikan perhatian terhadap kaum papa atau gagal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka; bahwasanya Gereja merengkuh mereka dengan tangannya dalam cinta kasih yang keibuan, dan karena Gereja tahu bahwa mereka dalam suatu cara tertentu melambangkan pribadi Kristus sendiri, yang menganggap segala faedah yang diberikan kepada yang terendah dari kaum miskin sebagai perbuatan yang dilakukan kepada diri-Nya, itulah mengapa Gereja memandang mereka dengan penghormatan yang besar, ia membantu mereka dengan segenap kekuatannya, ia berjuang supaya rumah-rumah serta tempat penampungan didirikan agar mereka dapat diterima, dirawat, dan diperhatikan; dan Gereja pun mengambil semua yayasan ini di bawah perlindungannya. Di samping itu, Gereja memberi perintah yang ketat kepada golongan kaya supaya mereka menyumbangkan kelebihan mereka kepada orang miskin, dan membekaskan kepada mereka rasa takut akan penghakiman ilahi yang akan menghukum mereka dengan siksaan-siksaan abadi jika mereka tidak memenuhi kebutuhan orang miskin. Pada akhirnya, Gereja menghibur dan memberi kelegaan bagi benak orang miskin, baik dengan mengajarkan mereka teladan Yesus Kristus: meskipun Ia dahulu kaya, namun Ia rela menjadi miskin demi kita,[16] maupun dengan memperingatkan mereka akan kata-kata yang dituturkan oleh Yesus kepada orang miskin agar mereka berbahagia, dan supaya mereka mengharapkan imbalan sukacita yang abadi. Lantas siapakah yang tidak melihat bahwa seperti itulah sarana peredam konflik yang kuno itu, yang terjadi antara orang miskin dan orang kaya? Sebab seperti yang terbukti secara jelas oleh hal-hal dan keadaan-keadaannya, jika kesimpulan semacam itu ditolak atau diremehkan, apa yang terjadi adalah begitu banyaknya umat manusia akan kembali mengalami kondisi perbudakan yang mengenaskan itu, yang dahulu dialami begitu lamanya oleh bangsa-bangsa pagan, atau masyarakat manusia akan terus-menerus terguncang oleh masalah dan dihancurkan oleh penjarahan serta perampokan, seperti yang sempat kita ratapi bahkan belakangan ini.
10. Karena keadaan-keadaan demikian adanya, Saudara-Saudara yang Terhormat, Kami, yang diembankan tanggung jawab pemerintahan atas segenap Gereja, telah menunjukkan bahkan sejak awal Masa Kepausan Kami kepada bangsa-bangsa dan kepada para pemerintah mereka, yang diombang-ambingkan oleh prahara yang sedemikian parahnya, dermaga di mana mereka dapat mencapai segala keamanan. Dan sekarang, begitu terdesaknya oleh kemelut yang luar biasa, yang mengancam secara nyata, Kami kembali mengangkat suara Apostolik Kami, dan Kami kembali memperingatkan mereka berulang kali demi keamanan diri mereka sendiri dan keamanan Negara, supaya mereka menyambut dan menaati ajaran dari Gereja yang satu itu, yang telah sebegitu patutnya memajukan kesejahteraan masyarakat bagi bangsa-bangsa, dan agar mereka mengakui sekali untuk selama-lamanya bahwa hubungan antara Negara dan Agama terikat sedemikan rupa sehingga apa pun yang dikurangi dari agama mengakibatkan kerusakan yang sama besarnya kepada ketaatan yang wajib diberikan rakyat serta martabat milik otoritas. Dan sewaktu mereka kelak mengakui bahwa Gereja Kristus memiliki kekuatan untuk memberantas wabah Sosialisme, yang tidak ditemukan baik dalam hukum insani, dalam lengan yang perkasa milik kuasa sipil maupun dalam kekuatan militer, hendaknya mereka pada akhirnya mengembalikan Gereja ini dalam kondisi dan kebebasan yang patut dimilikinya guna melaksanakan pengaruhnya yang amat berfaedah bagi kepentingan seluruh masyarakat.
11. Namun anda sekalian, Saudara-Saudara yang Terhormat, yang memiliki wawasan yang tajam sehubungan sifat dan asal-muasal dari berbagai penyakit yang semakin menjadi-jadi di dunia, berjuanglah dengan segenap semangat dan tenaga dari roh anda untuk menanamkan doktrin Katolik, supaya doktrin ini dapat mencapai dan berakar dalam-dalam pada jiwa semua orang. Pastikanlah agar sejak usia yang terdini, semua orang terbiasa merawat cinta bakti kepada Allah, dan agar mereka menghormati otoritas-Nya, menghormati kemuliaan para pangeran dan hukum, menjaga diri dari segala iri dengki, dan setia menjaga tatanan yang telah ditetapkan oleh Allah, baik dalam masyarakat sipil maupun dalam kehidupan berkeluarga. Anda sekalian juga harus memastikan supaya anak-anak Gereja Katolik tidak mendaftarkan diri kepada sekte yang keji ini, atau sama sekali tidak mendukung sekte yang durjana itu, namun sebaliknya, agar dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan tingkah laku yang terpuji dalam segala hal, mereka membuktikan betapa besarnya kebaikan dan kebahagiaan yang akan dialami masyarakat manusia jika semua anggotanya menjadi tersohor oleh karena lurusnya perilaku serta bajiknya kehidupan mereka. Pada akhirnya, karena para pengikut sekte Sosialisme mencari anggota terutama di kalangan orang-orang yang menggeluti bidang perniagaan, atau yang berkarya dalam pekerjaan tangan, dan yang terlelahkan oleh kerja yang begitu kerasnya sehingga lebih mudah terjerat oleh harapan akan kekayaan dan janji kemakmuran, Kami menganggap pantas adanya untuk mendukung serikat-serikat bagi para pengrajin dan buruh, yang ditempatkan di bawah naungan agama sehingga dapat membuat para anggota serikat-serikat itu puas dengan nasib hidup mereka dan menerima kerja keras mereka, dan membawa mereka kepada hidup yang tenteram dan damai.
12. Semoga upaya-upaya Kami dan anda sekalian, Saudara-Saudara yang Terhormat, berkenan kepada-Nya, Ia yang kepada-Nya kita wajib mengacukan awal dan akhir dari segala kebaikan. Ada tersedia tanah yang lapang bagi kita untuk mengharapkan bantuan yang segera pada hari-hari yang baik ini, saat di mana pesta Kelahiran Tuhan kita sedang dirayakan, sebab Kristus yang lahir di dunia yang tua yang hampir diremukkan oleh kejahatan-kejahatan yang luar biasa besarnya memerintahkan kita supaya mengharapkan keselamatan yang baru, yang dibawakan oleh-Nya. Dan Ia juga telah berjanji untuk memberi kita damai yang diwartakan-Nya kepada manusia melalui pelayanan para malaikat. Sebab tangan Tuhan tidak kurang panjang sehingga Ia tidak dapat menyelamatkan, tidak pun telinganya berat sehingga tidak dapat mendengar.[17] Maka di sepanjang hari-hari yang berbahagia ini, Saudara-Saudara yang Terhormat, dalam harapan agar anda sekalian dan para umat dari semua gereja anda mengalami segala sukacita dan kemakmuran, dengan tulus Kami berdoa kepada sang Pemberi segala karunia baik supaya dapat kembali tampak kepada manusia kebaikan dan kemurahan Allah Juru Selamat kita;[18] Ia yang telah merenggut kita dari kuasa musuh yang zalim, dan lalu telah mengangkat kita untuk mencapai harkat tertinggi sebagai para putra Allah. Dan agar harapan-harapan kita dapat dipenuhi dengan lebih cepat dan dalam kelimpahan yang lebih besar, bersatulah dengan Kami, Saudara-Saudara yang Terhormat, untuk mengutarakan doa-doa yang membara kepada Allah, sambil memohon perlindungan dari Santa Perawan Maria, yang selamanya tak bernoda, serta dari mempelainya, Yosef, dan juga dari para Rasul yang terberkati, Petrus dan Paulus, yang empunya perantaraan yang sangat kita andalkan.
Sementara itu, dan sebagai tanda pertolongan surgawi, Kami memberikan kepada anda sekalian dalam Tuhan, dan dari lubuk hati Kami, berkat apostolik, kepada anda sekalian, Saudara-Saudara yang Terhormat, kepada para klerus anda dan kepada semua umat beriman di seluruh dunia.
Diberikan di Roma, di Gereja Santo Petrus, tanggal 28 Desember 1878, tahun pertama dari Masa Kepausan Kami.
LEO XIII, PAUS.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber-sumber berikut
Sumber utama yang berbahasa Inggris
The Great Encyclical Letters of Pope Leo XIII [Surat-Surat Ensiklik Agung Paus Leo XIII], Imprimatur Jno. M. Farley (New York, 4 Agustus 1908), New York, Cincinnati, Chicago, Benziger Brothers, 1903, hal. 22-33.
Sumber pendamping yang berbahasa Prancis & Latin
Lettres apostoliques de S.S. Léon XIII, encycliques, brefs, etc. [Surat-Surat Apostolik dari Takhta Suci Leo XIII, Ensiklik-Ensiklik, Breve-Breve, dll.], Edisi I, Paris, A. Roger et F, Chernoviz, Éditeurs, hal. 26-41.
[1] Yesaya lvvv. 1.
[2] Yudas i. 8.
[3] 1 Timotius vi. 10.
[4] 1 Timotius iii. 15.
[5] 2 Korintus vi. 14.
[6] Roma xiii. 1-7.
[7] 1 Korintus xii. 29.
[8] Kebijaksanaan Salomo vi. 3 seqq.
[9] Kisah Para Rasul v. 29.
[10] Ibrani xiii. 4.
[11] Efesus v. 23.
[12] Ibid. vi. 1, 2.
[13] Efesus vi. 1, 2.
[14] Efesus vi. 4.
[15] Efesus vi. 5, 6, 9.
[16] 2 Korintus viii. 9.
[17] Yesaya lix. 1.
[18] Titus iii. 4.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...