^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Penolakan 13): Yohanes XXII adalah seorang bidah, yang bahkan dicela oleh Kardinal Orsini sebagai seorang bidah, tetapi ia tetap adalah Paus.
Jawaban: Yohanes XXII bukanlah seorang bidah, dan kepemimpinannya bukanlah suatu bukti bahwa para bidah dapat menjadi Paus.
Pertama, kami ingin pembaca untuk memperhatikan sesuatu yang sangat menarik: sewaktu Ferrara (orang yang memberikan bantahan ini) sedang mendiskusikan Yohanes XXII, perhatikan bahwa perkaranya dibesar-besarkan. Ia tidak ragu-ragu untuk mencap perkara tersebut sebagai suatu contoh bidah yang nyata. Tetapi sewaktu ia sedang membahas bidah-bidah yang jelas dari para “Paus” Vatikan II, semua bidah tersebut begitu dikecil-kecilkan sehingga ia menyangkal kenyataan bahwa salah satu pun dari bidah-bidah tersebut memang adalah bidah. Misalnya:
Baiklah, jadi tidak satu pun dari bidah Yohanes Paulus II dan Paulus VI (misalnya, ajaran bahwa terdapat santo-santa di dalam agama-agama lain; menyatakan bahwa kita tidak boleh mengonversikan para non-Katolik; dll.) bahkan adalah bidah menurut Ferrara. Benar-benar omong kosong! Tidakkah seseorang melihat kemunafikan yang mendalam dan dustanya yang begitu besar? Sewaktu Ferrara dan para non-sedevakantis merasa bahwa mereka akan mendapatkan manfaat dengan menyepelekan bidah, mereka menaikkan standar untuk bidah, sehingga pada dasarnya tiada suatu tindakan pun yang mampu mencapai standar tersebut sehingga dapat mereka anggap sebagai suatu bidah yang nyata. Tetapi sewaktu mereka menganggap berguna untuk melebih-lebihkan suatu bidah (dalam kasus Yohanes XXII), karena mereka berpikir bahwa hal tersebut akan berhasil menentang sedevakantisme, mereka membesar-besarkan bidah itu dan membuatnya tampak jauh lebih buruk dari kenyataannya.
Faktanya adalah Yohanes XXII bukanlah seorang bidah. Posisi Yohanes XXII bahwa jiwa-jiwa dari orang-orang yang terberkati tidak melihat Visiun Beatifis {berkomunikasi langsung dengan Allah} sampai setelah Pengadilan Terakhir bukanlah suatu hal yang telah secara khusus didefinisikan sebagai suatu dogma. Definisi ini dibuat dua tahun setelah kematian Paus Yohanes XXII oleh Paus Benediktus XII di dalam Benedictus Deus,[3] tetapi tampaknya Ferrara tidak merasa bahwa hal itu penting untuk disebutkan.
Fakta bahwa Kardinal Orsini mencela Yohanes XXII sebagai seorang bidah tidak membuktikan apa-apa terutama sewaktu kita mempertimbangkan konteks dari kejadian-kejadian tersebut. Untuk memberikan sebuah konteks yang singkat, Yohanes XXII telah mengutuk sebagai bidah ajaran dari para “Spiritual”. Kelompok ini percaya bahwa Kristus dan para rasul tidak memiliki barang kepunyaan secara individu ataupun bersama-sama. Yohanes XXII mengutuk pandangan ini sebagai bertentangan dengan Kitab Suci, dan menyatakan bahwa semua orang yang berpegang secara teguh kepada pandangan tersebut adalah bidah.[4] Para ‘Spiritual’ dan orang-orang lain yang seperti mereka, termasuk Raja Louis dari Bavaria telah dikutuk sebagai bidah.
Sewaktu kontroversi tentang pernyataan-pernyataan Yohanes XXII tentang Visiun Beatifis terjadi, para Spiritual dan Raja Louis dari Bavaria memanfaatkannya dan menuduh Sri Paus sebagai bidah. Para musuh Gereja ini didukung oleh Kardinal Orsini, pria yang disebutkan Ferrara di dalam artikelnya.
Dengan latar belakang ini, kita dapat melihat bahwa pernyataan Ferrara bahwa “Kardinal Orsini menggelar sebuah konsili umum untuk menyatakan bahwa Sri Paus adalah bidah...” terkesan lain: Ya, Kardinal Orsini dan teman-teman baiknya, para bidah yang diekskomunikasikan. Bahkan, pria yang dianggap sebagai “Paus” oleh Ferrara sendiri, di dalam bukunya Dogmatic Theology {Teologi Dogmatis}, mencatat bahwa skandal tersebut dimanfaatkan oleh para musuh Gereja untuk tujuan politis:
Ferrara menempatkan dirinya sendiri di kubu musuh-musuh Gereja dengan pernyataanya yang dibesar-besarkan tentang kasus Yohanes XXII. Yohanes XXII bukanlah seorang bidah. Di samping faka bahwa masalah tersebut belum didefinisikan sebagai suatu dogma, Yohanes XXII juga memperjelas bahwa ia tidak mengikat seorang pun kepada pendapatnya (yang salah) dan tidak sampai kepada kesimpulan yang definitif akan hal tersebut:
Semua kenyataan ini menunjukkan bahwa Yohanes XXII bukanlah seorang bidah. Ia memegang suatu pendapat pribadi yang sepenuhnya salah, yang secara eksplisit dinyataknnya sebagai tidak lebih dari suatu pendapat. Faktanya, walaupun kesalahannya yang signifikan, Yohanes XXII sangatlah menentang bidah. Pengutukannya terhadap para Spiritual dan Raja Louis dari Bavaria adalah sebuah bukti bahwa ia memang mengutuk bidah. Untuk membandingkannya dengan para Anti-Paus Vatikan II yang bahkan tidak percaya bahwa bidah itu ada adalah sangat konyol. Seperti yang telah ditetapkan, Benediktus XVI bahkan tidak percaya bahwa Protestantisme adalah bidah! Sungguh adalah suatu lelucon satanik bahwa seseorang bersikeras (di hadapan fakta-fakta ini) untuk menyatakan bahwa pria ini adalah seorang Katolik! Kenyataannya adalah bahwa di mana pun para non-sedevakantis ingin berbelok (menuju dogma Kepausan, atau tindakan-tindakan Luther, dst.), mereka dapat dibantah. Misalnya, karena kita sedang membahas hal tentang Yohanes XXII dan Hari Penghakiman, harus diingat bahwa Benediktus XVI menentang dogma Katolik yang kemungkinan paling penting tentang Hari Penghakiman: Kebangkitan Badan, seperti yang kami telah tunjukkan di bagian yang sebelumnya tentang bidah-bidahnya.
Maka, sewaktu para non-sedevakantis mengajukan isu tentang Yohanes XXII dan Pengadilan Terakhir, mereka hanya mengingatkan kita akan suatu dogma lain yang ditolak oleh Benediktus XVI dan sebuah bukti lain mengapa ia bukan seorang Paus.
Kembali ke Jawaban-Jawaban Terumum untuk Penolakan-Penolakan terhadap Sedevakantisme
Catatan kaki:
[1] Chris Ferrara, “Opposing the Sedevacantist Enterprise {Melawan Kelompok Sedevakantis},” Catholic Family News, Agustus 2005, hal. 21.
[2] Chris Ferrara, “Opposing the Sedevacantist Enterprise {Melawan Kelompok Sedevakantis},” Catholic Family News, Agustus 2005, hal. 21.
[3] Denzinger 530.
[4] Denzinger 494.
[5] The Catholic Encyclopedia, “John XXII {Yohanes XXII},” Vol. 8, 1910, hal. 433.
[6] Benediktus XVI, Dogmatic Theology {Teologi Dogmatis}, The Catholic University of America Press, 1977, hal. 137.
[7] The Catholic Encyclopedia, Vol. 8, hal. 433.
[8] Benediktus XVI, Introduction to Christianity {Perkenalan akan Kekristenan}, hal. 349.
[9] Benediktus XVI, Introduction to Christianity {Perkenalan akan Kekristenan}, hal. 357-358.
Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 4 bulanBaca lebih lanjut...Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 7 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 8 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...