^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Penolakan 11): Apa pentingnya bilamana Benediktus XVI/Fransiskus adalah seorang Paus atau tidak? Hal ini sama sekali tidak penting bagi saya.
Jawaban: Jika pertanyaan bilamana Benediktus XVI adalah seorang Paus atau tidak tidak berarti apa-apa, maka ketidak-Katolikan sekte Vatikan II sama sekali tidak berarti apa-apa, Misa Baru tidak berarti apa-apa, dsb. Seseorang tidak dapat memisahkan yang satu dari yang lain. Anda tidak dapat memisahkan Sri Paus dan Gereja. Di samping itu, untuk berpendapat bahwa Benediktus XVI adalah kepala dari Gereja Katolik adalah untuk menyatakan bahwa pintu gerbang Neraka telah berjaya melawan Gereja.
Selanjutnya, untuk bersikeras mengakui Benediktus XVI sebagai Paus adalah untuk melakukan sebuah dosa melawan Iman; karena hal tersebut adalah untuk menyatakan bahwa seseorang memiliki Iman yang sejati yang, faktanya, adalah seorang bidah terang-terangan dan pemurtad terhadap iman sejati. Di samping itu, untuk mengakui bahwa Benediktus XVI dan para Anti-Paus Vatikan II lainnya adalah para Paus sejati adalah untuk menyebabkan suatu skandal bagi orang non-Katolik; hal tersebut menyebabkan seseorang tidak dapat menyajikan Iman kepada seorang non-Katolik. Tentang poin ini, kita sekarang harus melihat Dilema yang Menghancurkan untuk menunjukkan betapa pentingnya masalah ini.
Dilema yang Menghancurkan: Mengapa orang-orang Katolik bahkan tidak dapat menyajikan Iman kepada seorang Protestan jika mereka menerima para Anti-Paus Vatikan II sebagai Paus-Paus sejati
Andaikata besok hari anda bertemu dengan seorang Protestan yang cukup berpengetahuan yang tertarik menjadi Katolik. Walaupun orang ini mengaku tertarik untuk menjadi “Katolik”, ia sangat bermasalah dengan ajaran Gereja Katolik tentang pembenaran: ia menolak kanon-kanon dan dekret-dekret Konsili Trente dari abad ke-16. Selagi ia menjelaskan posisinya, anda berpikir kepada diri anda sendiri: “Bagaimana orang ini bisa berharap menjadi Katolik jika ia tidak percaya akan ajaran Konsili Trente tentang pembenaran?”
Maka anda, sebagai seorang Katolik yang penuh kasih, memberitahukannya bahwa jika ia ingin menjadi seorang Katolik, ia harus menerima dan percaya akan ajaran Konsili Trente tentang pembenaran dan menolak pandangan Luther tentang pembenaran melalui iman saja (sola fide), karena Gereja Katolik (belum lagi Kitab Suci – Yakobus 2:24) mengutuk ide tentang pembenaran melalui iman saja.
Tetapi sang Protestan membalas sebagai berikut:
#1) Sang Protestan pertama mengutip Deklarasi Gabungan dengan Para Lutheran tentang Doktrin Pembenaran, yang disetujui oleh Vatikan pada tanggal 31 Oktober 1999. Ia mengutip dua pilihan dari Deklarasi Gabungan dengan Para Lutheran tentang Doktrin Pembenaran, yang ia kebetulan miliki di dalam kopernya.
Setelah mengutip hal ini, sang Protestan menjelaskan dengan benar bahwa hal ini pernyataan ini meniadakan pengutukan apa pun terhadap pandangan Lutheran tentang pembenaran (pembenaran melalui iman saja, dst.). Lalu ia mengutip #13.
Setelah mengutipnya, sang Protestan dengan benar menjelaskan bahwa pernyataan ini juga berarti bahwa pengutukan-pengutukan Trente (pada abad ke-16) terhadap pandangan Lutheran tentang pembenaran tidak lagi berlaku.
#2) Untuk mendukung lebih lanjut poinnya, sang Protestan lalu mengutip dua poin lagi dari Deklarasi Gabungan dengan Para Lutheran.
Sang Protestan menunjukkan fakta yang jelas bahwa hal ini berarti bahwa tidak satu pun ajaran Lutheran yang terkandung di dalam Deklarasi Gabungan tersebut dikutuk oleh Konsili Trente. Lalu ia membuktikan bahwa pembenaran melalui iman saja adalah salah satu dari ajaran gereja-gereja Lutheran di dalam Deklarasi Gabungan.
Ia menyimpulkan, dengan logika yang sempurna, bahwa menurut persetujuan Vatikan sendiri dengan para Lutheran tentang pembenaran, ajaran pembenaran melalui iman saja sama sekali tidak dikutuk oleh Konsili Trente. Maka ia berkata kepada anda:
#3) Akhirnya, sang Protestan yang pintar ini tahu bahwa anda akan mencoba berkata bahwa Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI tidak menandatangani Deklarasi Gabungan dengan Para Lutheran tentang Doktrin Pembenaran. Maka ia menunjukkan bahwa Deklarasi Gabungan ditandatangani atas dukungan dari Yohanes Paulus II dan berulang kali disetujui oleh Benediktus XVI.
Sang Protestan mengakhiri penyajiannya dengan berkata:
Anda tahu bahwa sebagai seorang Katolik, anda memiliki kewajiban ketat untuk memberi tahu orang ini bahwa kepercayaan akan pembenaran melalui iman saja dan kepercayaan akan agama Katolik itu bertentangan. Maka apa yang anda katakan untuk menjawabnya?
Jika anda percaya bahwa Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II adalah Paus-Paus yang valid, anda mengutarakan jawaban berikut, satu-satunya hal yang dapat anda pikirkan:
Sang Protestan yang pintar, yang segera menemukan kecacatan di dalam jawaban yang tidak logis ini, membalas:
Jika anda percaya bahwa Benediktus XVI adalah Paus yang valid, anda tidak akan memiliki jawaban apa-apa lagi kepada sang Protestan ini. Debat ini berakhir sudah dan anda sudah kalah. Anda tidak dapat lagi berkata bahwa untuk menerima pembenaran melalui iman saja dan Deklarasi Gabungan dengan Para Lutheran tentang Doktrin Pembenaran bertentangan dengan masuknya sang Protestan ke dalam Gereja Katolik (yang harus anda lakukan sebagai seorang Katolik, karena hal ini telah didefinisikan secara infalibel di Konsili Trente), sedangkan anda pada waktu yang sama patuh kepada Benediktus XVI sebagai kepala dari Gereja Katolik, yang telah menunjukkan bahwa ia menerima Deklarasi Gabungan dengan Para Lutheran tentang Doktrin Pembenaran secara sangat publik. Sang Protestan telah memojokkan anda dan anda terpaksa mengakui bahwa ia dapat menjadi Katolik dan percaya akan apa yang diajarkan di dalam Deklarasi Gabungan. Hal ini membuktikan bahwa mereka yang menerima Benediktus XVI sebagai Sri Paus bahkan tidak dapat secara konsisten menyajikan Iman Katolik kepada seorang Protestan. MEREKA HARUS MENGAKUI BAHWA SESEORANG DAPAT MENJADI “KATOLIK” DAN MENGANGGAP BENAR BAHWA PEMBENARAN MELALUI IMAN SAJA BUKANLAH SUATU BIDAH YANG DIKUTUK, DAN BAHWA KANON-KANON TRENTE TIDAK BERLAKU KEPADA PANDANGAN LUTHERAN TENTANG PEMBENARAN.
Selama seseorang mengakui Benediktus XVI sebagai Paus Katolik, ia membela suatu Gereja yang telah menolak Konsili Trente, suatu “Gereja” yang, berdasarkan definisi, adalah suatu Gereja non-Katolik – suatu Gereja yang terdiri dari bidah.
Penghakiman dan otoritas yang sama yang anda gunakan untuk menentukan bahwa sang Protestan non-denominasional ini adalah seorang bidah dan di luar Gereja Katolik – sebuah penghakiman yang anda buat sewaktu anda bertemu dengannya dan menemukan apa yang ia percayai dan bagaimana ia menolak Konsili Trente – adalah penghakiman yang persis sama yang terpaksa anda buat secara mutlak tentang Benediktus XVI. Kenyataan ini seharusnya menyadarkan anda secara kuat dan membuat jelas bagi anda bahwa anda tidak bersalah karena anda menghakimi Takhta Suci atau seorang Paus sewaktu anda secara benar menghakimi Benediktus XVI sebagai seorang non-Katolik; melainkan, anda mengidentifikasikan seorang non-Katolik sebagaimana adanya, sama seperti bagaimana anda telah secara benar mengidentifikasikan sang Protestan non-denominasional yang anda temui itu sebagai seorang non-Katolik, seperti layaknya orang-orang Kalvinis, Metodis, atau Episkopal mana pun.
Kembali ke Jawaban-Jawaban Terumum untuk Penolakan-Penolakan terhadap Sedevakantisme
Catatan kaki:
[1] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 675.
[2] L’Osservatore Romano, Sisipan Khusus, Deklarasi Gabungan tentang Doktrin Pembenaran, 24 November 1999, #5.
[3] L’Osservatore Romano, Sisipan Khusus, Deklarasi Gabungan tentang Doktrin Pembenaran, 24 November 1999, #13.
[4] L’Osservatore Romano, Sisipan Khusus, Deklarasi Gabungan tentang Doktrin Pembenaran, 24 November 1999, #41.
[5] L’Osservatore Romano, Sisipan Khusus, Deklarasi Gabungan tentang Doktrin Pembenaran, 24 November 1999, #26.
[6] L’Osservatore Romano, 28 Januari 2004, hal. 4.
[7] L’Osservatore Romano, 21/28 Desember, hal. 5.
[8] Denzinger 423.
Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 1 mingguBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Fransiskus telah mengeluarkan sebuah dokumen yang menyetujui “pemberkatan” pasangan sesama jenis. Kami membahasnya dalam video berikut: Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal” https://vatikankatolik.id/fransiskus-setujui-pemberkatan-sesama-jenis/ Fransiskus...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – prinsip larangan mendoakan arwah orang yang meninggal sebagai non-Katolik ini didasari oleh dogma Katolik Extra Ecclesiam Nulla Salus, yaitu, Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan. Orang yang...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – sayangnya pemahaman anda tentang ajaran keselamatan yang dianut oleh Gereja Katolik itu tidak benar dan anda membuat banyak kesalahan dalam pesan anda. Kalau anda menyimak materi-materi kami, anda...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Saya baru baca komentar ini yang memberi perspektif berbeda terhadap penglihatan MS (Maria Simma). Tetapi saya pribadi sama sekali tidak melihat pertentangan antara apa yang digambarkan MS dan ajaran Katolik....
Bernad 1 bulanBaca lebih lanjut...Berita ini benarkah? bahwa Bapak Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen untuk merestui pemberkatan nikah sesama jenis? Kalau berita ini benar, ini sangat menentang hukum Allah sebagaimana yang Allah Tuhan kita menciptakan...
Lambertus Mite 1 bulanBaca lebih lanjut...Menurit hemat saya ini kurang tepat. Seorang katolik boleh saja mendoakan arwah non katolik. Ajaran katolik adalah ajaran kasih, mengasihi kepada semua umatNya tanpa harus membedakan agama.
Martha 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 6 bulanBaca lebih lanjut...