Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Paus Inosensius IV (1254): “Terlebih, sehubungan percabulan yang dilakukan oleh seorang pria tak menikah dengan seorang wanita tak menikah, sama sekali tidak boleh ada keraguan sedikit pun bahwa perbuatan itu adalah dosa berat, sebab sang Rasul menyatakan bahwa ‘orang cabul dan pezina ditolak dari kerajaan Allah’ (1 Korintus 6:9).”
Paus Inosensius IV (1254): “Terlebih, sehubungan percabulan yang dilakukan oleh seorang pria tak menikah dengan seorang wanita tak menikah, sama sekali tidak boleh ada keraguan sedikit pun bahwa perbuatan itu adalah dosa berat, sebab sang Rasul menyatakan bahwa ‘orang cabul dan pezina ditolak dari kerajaan Allah’ (1 Korintus 6:9).”
St. Alfonsus (1755): “(St. Robertus) Belarminus bercerita bahwa ketika ia telah pergi menolong seseorang yang sekarat, dan usai menasihatinya untuk mendaraskan doa tobat, orang itu menjawab bahwa ia tidak tahu apakah penyesalan itu. Belarminus bersusah payah menjelaskannya kepada orang itu; tetapi pria yang sakit itu berkata: ‘Romo, saya tidak memahami anda; saya tidak mampu melakukan hal-hal ini’. Dan demikianlah ia meninggal, ‘dengan meninggalkan tanda-tanda yang jelas bahwa ia terkutuk’, seperti yang tercatat dalam karya tulis Belarminus. Akan seperti ini hukuman adil bagi pendosa, ujar St. Agustinus: karena ia telah melupakan Allah di sepanjang hidupnya, ia akan melupakan dirinya sendiri dalam kematian: ‘Ia dipukul dengan teramat adil, sebab ia telah melupakan Allah di sepanjang hidupnya, dan karena itu ia mati melupakan dirinya sendiri’.” (Persiapan Kematian, Pertimbangan VI: Kematian Pendosa)
Paus Leo X, Exsurge Domine, 15 Juni 1520, Kesalahan-Kesalahan Martin Luther, #23:
“Ekskomunikasi hanya merupakan pinalti lahiriah dan tidak merampas manusia dari doa-doa rohani bersama milik Gereja.” - Dikutuk
St. Robertus Belarminus: “ … dosa pertama nenek moyang pertama kita bukanlah ketidakberimanan namun tiada lain dari keangkuhan.” (De Amissione Gratiae et Statu Peccati, Buku 3, Bab 4)
Paus St. Gregorius VII: “ … memperlihatkan bahwa anda … penuh semangat dalam menaati agama Kristiani … agar usai lautan hidup ini anda boleh sedia datang dengan aman tenteram ke pelabuhan yang teduh tiada habisnya di mana ada kebahagiaan abadi, berkat karunia sang Penebus sendiri, Tuhan kita Yesus Kristus, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala keabadian. Amin.”
Lusia dari Fatima: “Kata-kata malaikat terpatri pada jiwa kami bagaikan terang yang membuat kami paham siapa Allah itu, betapa Dia mengasihi kita dan ingin dikasihi, berharganya pengorbanan dan betapa pengorbanan itu berkenan kepada Allah, dan bagaimana Dia mempertobatkan para pendosa oleh karena pengorbanan.” (Memoar)
Paus St. Damasus I, Konsili Roma, 382, Kanon 6: “Kami menganatema mereka yang berkata bahwa ada dua Putra, satu kekal, dan yang lain sesudah pengambilan daging dari sang Perawan.”
“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah … Karena … Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus ....” (1 Tes. 4:3-7)
Yesus berkata: “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.” (Yohanes 5:39-40)
St. Aloysius Gonzaga (sekitar tahun 1585): “Kurangnya perhatian yang layak dalam doa batin adalah alasan beberapa orang memiliki semangat begitu redup dalam melayani Allah dan memberikan ruang sebegitu leluasa kepada hasrat diri mereka.”
Yesus berkata: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Yohanes 14:1).
St. Yohanes Eudes (abad XVII): “Sebab tak terhitung jumlahnya dari antara mereka yang tidak akan menyerahkan diri kepada kekacauan begitu banyak, seandainya saja mereka tahu bahwa mereka telah menjalin sebuah kontrak dengan Allah. Melalui kontrak ini, mereka telah berjanji agar tidak menyerahkan diri kepada suatu dosa pun, agar mereka menjaga kesetiaan tak terganggu gugat kepada sang Raja ilahi. Seandainya saja mereka tahu bahwa dengan melanggar janji ini, mereka kehilangan rahmat pemberian Allah kepada mereka dalam pembaptisan, serta hak yang dahulu telah mereka peroleh untuk mewarisi kehidupan kekal, dan kembali menjadi anak-anak serta hamba-hamba iblis.”
Paus Paulus III, Konsili Trente, Sesi 5: “ … iman Katolik kita, yang ‘tanpanya mustahil adanya untuk berkenan kepada Allah’ [Ibrani 11:6].” (Denzinger 787)
St. Alfonsus (sekitar tahun 1745): “Semakin dalam jiwa terjatuh ke dalam dosa, semakin dirinya terbelenggu oleh kuasa-kuasa Neraka ….”
Paus St. Gregorius VII: “Barang siapa tidak angkat suara melawan orang-orang fasik karena mempertimbangkan jabatannya, orang itu sepakat dengan mereka; dan barang siapa tidak mengenyahkan hal-hal yang seharusnya dibuang, ia melakukan hal-hal tersebut.”
St. Yohanes Eudes (abad XVII): “Teladan buruk adalah batu sandungan besar pada jalan menuju kebajikan. Teladan buruk adalah racun yang menjangkiti darah kehidupan bermasyarakat, dan menyebabkan ribuan jiwa binasa setiap harinya.”
St. Yohanes Krisostomus (387): “Apa yang mungkin lebih buruk dari Nerala? Namun tiada yang lebih berfaedah dari rasa takut akan Neraka! Sebab takut akan Neraka memperolehkan kita mahkota kerajaan.”
St. Bonifasius, 747 M: Setiap uskup hendaknya “menginstruksikan umat … melarang ritus-ritus pagan, tilikan, ramalan, tenung, azimat, jampi-jampi, dan segala … kemaksiatan.”
Paus Eugenius IV, Konsili Basel, Sesi 19, 7 September 1434:
“Di samping itu, Kami percaya bahwa dengan pertolongan Allah, persemakmuran Kristiani akan memperoleh suatu faedah yang lain; sebab sekalinya persatuan ini terbentuk, terdapat harapan bahwa begitu banyak pengikut sekte Mahomet [Muhammad] yang keji akan berkonversi kepada iman Katolik.”
^