^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kisah Mukjizat Gambar Bunda Maria dari Ostra Brama
“Di Ostra Brama (Polandia) [pada masa kini, di Vilnius, Lituania], orang-orang menghormati selama berabad-abad sebuah gambar Bunda Maria, Bunda Dukacita. Gambar yang bermukjizat ini, yang banyak dikunjungi para peziarah, dijaga di dalam gereja yang cantik di kota tersebut. Di sekitar bulan Maret, seorang asing, yang logatnya terdengar seperti logat Rusia, mendatangi rumah sakristan dari gereja tersebut. Ia berkata: ‘Saya ingin menyalakan kedua lilin ini di depan sang Perawan’. Dan pada waktu yang sama, ia menunjukkan di bawah kain kaftannya, dua buah lilin yang besar. Ujarnya, ‘kedua buah lilin ini harus dinyalakan pada sore hari ini dan harus menyala sepanjang malam, sampai besok hari setelah Misa di paroki; karena saya ada urusan yang sangat serius dan mendesak yang harus diselesaikan besok. Saya hanya punya waktu untuk memercayakannya kepada sang Perawan bermukjizat : jika anda mau, segera setelah anda siap, kita pergi ke gereja ; saya sendiri ingin menempatkan lilin-lilin ini di depan altar. – Dengan senang hati, jawab sang sakristan; tetapi, sewaktu orang meminta untuk menyalakan lilin pada malam hari, saya diwajibkan untuk tinggal menunggu pada malam hari di gereja, karena takut kebakaran. – Hal itu, saya tahu, jawab orang asing itu; ini dua rubel untuk anda, untuk membayar jasa anda.'
Gambar: Albertus teolog | commons.wikimedia.org
Anak perempuan dari sang sakristan bergegas mempersiapkan makanan untuk ayahnya, memberikannya pakaian hangat, dan kedua pria itu pergi ke gereja. Orang Rusia itu menempatkan kedua lilin besar tersebut di kedua sisi altar, menyalakan keduanya, berlutut selama beberapa menit, lalu pergi, tanpa lupa untuk kembali menyarankan kepada sang sakristan untuk membiarkan kedua lilin tersebut menyala sampai keesokan harinya setelah Misa, dan jika mungkin, sampai kedua lilin tersebut habis terbakar. Ia menambahkan: ‘Jika berhasil, andalah yang akan saya pertama kabari.’
Sang sakristan kini sendiri, dan meronda seperti biasa, membunyikan lonceng Angelus, dan menutup pintu. Lalu, setelah ia berdoa, ia menjaga sakristi, yang berada di samping tempat altar dan tabernakel berada. Beberapa lama kemudian, ia pun mengantuk dan tertidur di atas kursinya. Tiba-tiba, ia merasa mendengar sebuah suara yang berkata kepadanya : ‘Matikan, matikan kedua lilin itu!’ Ia terbangun, melihat, mencari, dan karena ia tidak menemukan seorang pun, ia mengerti bahwa ia dipermainkan sebuah mimpi. Ia kembali ke tempatnya; dan sedikit demi sedikit, matanya pun lelah dan kembali tertutup. Tetapi, baru saja ia mulai tertidur kembali, suara tersebut terdengar dengan lebih jelas: ‘Matikan, matikan kedua lilin itu!’ Sang sakristan kembali keluar dari sakristinya, melihat ke dalam gereja, dan tidak menemukan seorang pun. Ia bertanya-tanya apabila, agar mimpi itu tidak lagi datang, baik adanya jika ia mematikan kedua lilin tersebut dan hanya menyalakan keduanya untuk Misa. Tetapi, ia teringat janji yang telah dibuatnya, uang yang telah diterimanya, dan ia merasa diwajibkan, oleh suara hatinya, untuk membiarkan kedua lilin tersebut menyala, setidaknya sampai keesokan hari setelah Misa. Setelah merenungkannya, ia mengambil Rosarionya dan berdoa di dalam sakristi sampai ia kembali, ketiga kalinya, terlelap akibat kantuk dan tertidur kembali dengan nyenyak. Tetapi, ketiga kalinya pula, suara yang misterius itu membangunkannya dengan tiba-tiba. Pada kali ini, suara itu berkata kepadanya dengan nada yang lebih hidup: ‘Matikan, matikan kedua lilin itu!’ Kali ini, sang sakristan yang baik itu mengerti bahwa ia harus patuh, sebab ia yakin bahwa itu adalah perintah dari atas: ia pun mematikan kedua lilin dari orang asing tersebut.
Malam pun usai, sang sakristan membunyikan lonceng Angelus untuk pagi harinya, membuka pintu gereja, mempersiapkan altar, dan menyalakan lilin-lilin yang lain ; dan pada pukul delapan, Misa pun mengumpulkan para umat paroki. Sang putri dari sakristan juga hadir. Sewaktu Misa selesai, ia berkata kepada ayahnya: ‘Ayah, mengapa engkau tidak membiarkan lilin-lilin itu menyala, seperti yang telah dikatakan tuan itu kepadamu? – Anakku, jawab sang sakristan, sesuatu yang luar biasa mencegahku’. Dan ia menceritakan apa yang didengarnya pada malam hari. Ia juga berkata: ‘Pasti ada suatu misteri di sana. Sewaktu kita sendirian, kita akan membawa lilin-lilin itu, dan di rumah, kita akan mengamatinya. Mungkin kita akan menemukan alasan sang Perawan yang baik itu tidak ingin agar lilin-lilin tuan tersebut menyala di hadapannya’.
Sewaktu kerumunan orang telah pergi, sang ayah dan putrinya mengangkat kedua lilin itu dan menyadari luar biasa beratnya lilin tersebut. Sang sakristan berkata: ‘Pastinya bukan hanya lilinnya saja yang membuatnya begitu berat. Kemungkinan ada suatu hal yang lain di dalam lilin itu. Pada akhirnya, saya akan tahu dengan pasti.’
Mereka pergi ke rumah mereka, dan sesampainya di rumah, sang ayah mengambil sebuah pisau, meneliti di dalam bagian atas dari salah satu dari lilin tersebut, tetapi tidak terlihat sesuatu yang mencurigakan. Ia terus mengamatinya, sewaktu sesampainya ia di tengah lilin tersebut, ujung dari pisaunya menyentuh suatu benda yang keras. Ia lalu mengangkat lilin tersebut dengan amat hati-hati, dan ia melihat bahwa sumbu lilin tersebut masuk ke dalam suatu tabung dari besi. Tidak diragukan lagi, ini adalah muslihat yang nista! Sang sakristan dan putrinya meletakkan dengan perlahan kedua lilin tersebut ke dalam sebuah ember berisikan air; lalu, mereka berpikir bahwa mereka harus sesegera mungkin memberi tahu pastor paroki. Beberapa waktu kemudian, sang pastor dan sang sakristan berada di kantor komisaris polisi. Berdasarkan laporan yang diberikan kepadanya, sang polisi pun pergi bersama sang pastor ke rumah sang sakristan. Mereka dengan berhati-hati tetap membiarkan benda yang tampak seperti lilin itu di dalam air; dan mereka menemukan sebuah tabung tersembunyi di dalam masing-masing dari kedua lilin itu. Mereka menemukannya… Lilin-lilin tersebut berisikan dinamit!
Semuanya telah diperhitungkan sehingga peledak itu akan menghancurkan gereja pada saat Misa paroki berlangsung. Mereka membayangkan bencana mengerikan macam apa yang telah dihindari oleh para penduduk Ostra Brama. Sang Perawan yang amat suci itu telah menjaga anak-anaknya, dan berkat campur tangannya secara langsung, serangan jahat dari para nihilis atau sosialis telah gagal total.
Peristiwa semacam itu harus melipatgandakan kepercayaan kita kepada Maria. Itulah tangan yang sama yang telah menjaga gereja Madeleine di Paris, yang baru saja diselamatkan dengan cara yang bahkan lebih mengagumkan daripada tempat kudus di Ostra Brama, dan yang, tidak diragukan, mengacaukan muslihat yang mengancam para Kristiani. Tangan itu adalah perlindungan Maria, yang turut berandil di antara kita dan di tengah-tengah bencana.
Pertolongan orang Kristiani, doakanlah kami![1]
Catatan kaki:
[1] Marie enseignée à la jeunesse [Ajaran tentang Maria untuk orang muda], F.T.D, Lyon, Librairie générale et classique, 1896, hal. 261-263.
Artikel-Artikel Terkait
Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 3 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 4 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...yang sesat kayaknya anda si penulis
CanonMR 7 bulanBaca lebih lanjut...permisi boleh tanya klo warna liturgi biru itu apa ya? apakah dulu gereja mewajibkan/mengharuskan biru menjadi warna liturgi trimakasih
Yulius Kristian 10 bulanBaca lebih lanjut...