^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Jalan Salib (Via Crucis)
Daftar Isi
Doa pembukaan
Perhentian I - Yesus dihukum mati
Perhentian II - Yesus memikul Salib
Perhentian III - Yesus jatuh di bawah Salib-Nya
Perhentian IV - Yesus bertemu dengan Bunda-Nya yang kudus
Perhentian V - Simon dari Kirene membantu Yesus untuk memikul Salib-Nya
Perhentian VI - Seorang wanita suci mengusap wajah Yesus Kristus
Perhentian VII - Yesus jatuh untuk kedua kalinya
Perhentian VIII - Yesus menghibur para wanita dari Israel
Perhentian IX - Yesus jatuh untuk ketiga kalinya
Perhentian X - Pakaian Yesus ditanggalkan
Perhentian XI - Yesus Disalibkan
Perhentian XII - Yesus Kristus Wafat di Salib
Perhentian XIII - Yesus diturunkan dari Salib dan diberikan kepada Bunda-Nya
Perhentian XIV - Yesus dimakamkan
Perhentian Terakhir
Doa pembukaan
O Crux ave, spes unica (Salam ya Salib)
Salam ya Salib, harapanku satu-satunya!
Keselamatan dan kemuliaan dunia!
Buatlah orang benar menjadi semakin suci,
Dan perolehkanlah rahmat bagi para pendosa!
Ya Yesus, Juru Selamat kami yang terkasih, kami sujud dengan rendah hati di kaki-Mu, kami memohon kerahiman-Mu yang ilahi bagi kami dan bagi jiwa-jiwa para umat beriman yang telah meninggal. Sudilah menganugerahkan jasa-jasa yang tidak terbatas dari Sengsara-Mu yang suci, yang akan kami renungkan. Buatlah agar dalam jalan yang penuh keluh dan air mata yang akan kami lalui, hati kami menjadi amat tergerak oleh penyesalan, sehingga kami menerima dengan sukacita segala pertentangan, penderitaan, dan kehinaan dari hidup masa kini.
Dan engkau, ya Maria yang kudus! Engkau yang telah mengajarkan kepada kami bagaimana melakukan Jalan Salib dengan melakukannya pertama kali, perolehkanlah dari Allah Tritunggal Mahakudus yang terkasih, rahmat untuk menjadi berkenan di mata-Nya, dengan mempersembahkan kepada-Nya, sebagai silih atas penghinaan yang tak terhingga yang ditujukan oleh manusia kepada-Nya, rasa sayang dari dukacita serta kasih yang akan sudi diberikan oleh Roh kehidupan dalam devosi suci ini.
Di sini kita berdoa kepada Allah secara khusus untuk jiwa-jiwa dalam Api Penyucian.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian I – Yesus dihukum mati
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan betapa mengagumkannya kepatuhan Yesus saat Ia menerima hukuman Pilatus yang tidak adil, dan marilah kita berusaha meyakinkan diri kita sendiri bahwa hukuman ini diberikan bukan hanya oleh gubernur Romawi itu, tetapi juga oleh kita semua yang hadir dan oleh semua pendosa di dunia. Maka, marilah berkata kepada Allah kita, sambil menyerahkan diri kita kepada dukacita yang amat pahit:
Ya Yesusku yang terkasih, karena kejahatan-kejahatan kamilah yang membawa-Mu kepada kematian, berikanlah kami rahmat untuk membenci kejahatan-kejahatan kami dengan segenap hati kami, agar dengan pertobatan kami dan penitensi kami, kami memperoleh ampun dan kerahiman.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian II – Yesus memikul Salib
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan kepasrahan Tuhan kita yang ilahi sewaktu ia menerima di atas bahu-Nya yang terluka dan berlumuran darah, alat penyiksaan-Nya yang mengerikan. Ia memberikan kita, dengan demikian, teladan untuk memikul Salib kita, dengan menerima tanpa menggerutu cobaan-cobaan yang diberikan oleh Surga kepada kita, atau apa yang, akibat manusia dan kuasa kegelapan, membuat kita menderita.
Ya Yesus yang manis dan penyabar! Engkau tidak pantas memikul Salib ini, sebab Engkau tidak bersalah, tetapi kamilah, makhluk yang menyedihkan, yang penuh dengan berbagai pelanggaran. Ah, setidaknya, berikanlah kepada kami kehendak dan kekuatan untuk meneladani-Mu dengan menanggung dengan sabar kehinaan dan kesulitan dalam hidup, yang, dalam pengaturan dari Penyelenggaraan-Mu yang menggagumkan, akan memberikan kepada kami kesempatan untuk memuaskan keadilan ilahi-Mu dan jalan untuk sampai kepada tanah surgawi.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian III – Yesus jatuh di bawah Salib-Nya
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan Yesus Kristus yang berjalan menuju Kalvari; Ia terlelahkan akibat terkurasnya darah yang dicucurkan-Nya pada saat Ia didera dan dimahkotai duri. Ia pun jatuh di bawah beban Salib-Nya, dan hanya bangkit di tengah-tengah penghinaan yang berdarah, yang ditanggungnya dengan kepasrahan yang sempurna. Demikanlah bagaimana Ia ingin menebus kita atas kejatuhan-kejatuhan rohani kita dan mengajarkan kita untuk bangkit lewat keketatan penitensi.
Ya Yesus yang baik, ulurkanlah tangan-Mu yang menyelamatkan di tengah-tengah bahaya yang tak terhitung yang kami hadapi: berikanlah kekuatan kepada kelemahan kami, dan sudilah membuat agar setelah mengikuti-Mu dengan berani di Kalvari, kami dapat kelak mengecap buah dari pohon kehidupan dalam sukacita kerajaan-Mu yang abadi.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian IV – Yesus bertemu dengan Bunda-Nya yang kudus
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan betapa pedihnya bagi Yesus untuk melihat Ibunda-Nya yang terkasih dalam keadaan-keadaan yang amat kejam, dan bagi Maria untuk melihat Putranya yang terkasih diseret secara tidak manusiawi oleh kerumunan penjahat, di tengah-tengah orang urakan yang menghina-Nya. Pada saat itu, hati Maria ditembus oleh pedang dukacita dan diserahkan ke dalam ribuan kepedihan. Ibunda yang malang ini ingin menyelamatkan Juru Selamat kita dan merampas-Nya dari tangan para algojo-Nya; tetapi ia tahu bahwa keselamatan kita harus dilaksanakan lewat kematian-Nya. Maka, dengan mempersatukan kurban cinta kasihnya dengan kurban yang dibuat oleh Yesus dari hidup-Nya, ia berbagi segala penderitaan dari Putranya yang terkasih dan melekat kepada-Nya sampai napas-Nya yang terakhir.
Ya Maria, Bunda dukacita! Perolehkanlah untuk kami dari Surga rahmat untuk mendampingi Yesus di Kalvari dengan cinta kasih yang membara seperti kasihmu, yang tetap teguh sampai di kaki Salib; agar tiada sesuatu pun yang dapat memisahkan kami dari kasih Yesus Kristus. Amin.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian V – Simon dari Kirene membantu Yesus untuk memikul Salib-Nya
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan kebaikan Yesus yang besar kepada kita. Jika Ia mengizinkan kita untuk membantu-Nya memikul Salib-Nya, itu bukan karena Ia kekurangan tenaga untuk menopangnya, Ia yang menopang alam semesta, tetapi Ia ingin mengajarkan kita untuk mempersatukan penderitaan-penderitaan kita kepada penderitaan-penderitaan-Nya, dan mengajarkan kita untuk berbagi bersama-Nya piala Sengsara-Nya yang pahit.
Ya Yesus, Tuhan kita, Engkau telah meminum bagian yang terbesar dan terpahit dari piala ini. Janganlah biarkan kami menjadi musuh diri kami sendiri sehingga kami menolak untuk meminum bagian kami yang sedikit yang Kauberikan kepada kami. Sebaliknya, buatlah agar kami meminumnya dengan semangat, dan agar dengan demikian, kami menjadi pantas untuk mengambil bagian dalam sungai sukacita yang Kautegukkan kepada orang-orang terpilih-Mu dalam tanah orang hidup.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian VI – Seorang wanita suci mengusap wajah Yesus Kristus
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan tindakan pahlawan dari wanita suci itu, yang muncul di tengah-tengah para serdadu untuk melihat Tuhannya. Ia ditutupi oleh lumpur dan kotoran, dengan keringat dan darah, sayang sekali! Ia bahkan ditutupi ludah! Pemandangan yang sedemikian rupa melelehkan hatinya, dan cintanya membawanya keluat dari segala ketakutan. Ia pun mendekati Yesus, mengusap wajah-Nya yang tidak lagi rupawan, menghormati di tengah-tengah penghinaan-Nya wajah-Nya yang ilahi, suatu pemandangan yang menggembirakan para kudus dan yang cemerlang-Nya mengagumkan para malaikat yang menutupi diri dengan sayap mereka dalam kehadiran-Nya.
Ya Yesus, Engkau yang paling rupawan dari segala anak manusia! Betapa keadaan cinta-Mu demi kami telah menghancurkan keadaan-Mu! Bagaimanapun, Engkau tetap patut menerima penyembahan dan penghormatan yang sama dari kami. Maka dari itu, kami menyembah-Mu sambil bersujud di hadapan Keagungan-Mu yang tertinggi, dan kami memohon kepada-Mu agar Kaulupakan dan Kauhancurkan segala pelanggaran kami, agar jiwa kami Kaupulihkan kepada kecantikannya yang dahulu yang dihilangkannya oleh karena dosa!
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian VII – Yesus jatuh untuk kedua kalinya
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan sang Manusia-Allah ini yang jatuh untuk kedua kalinya di jalan menuju Kalvari. Marilah merenungkan sang kurban yang tak berdosa ini terkapar di bawah kayu Salib dan menerima, tanpa mengeluh, pukulan dan hinaan dari para algojo-Nya yang kejam. Yesus dengan demikian jatuh di bawah penderitaan untuk menunjukkan kepada kita cinta-Nya yang tak terhingga. Tetapi, dengan bangkit dari kejatuhan-Nya dalam keberanian, Ia ingin mengajarkan kita agar jangan pernah menyerahkan diri kepada keputusasaan setelah kita kembali jatuh dalam dosa-dosa kita; Ia juga ingin mengajarkan kita untuk menanggung cobaan-cobaan yang terbesar tanpa patah semangat. Jalan menuju Surga dipenuhi semak belukar dan dedurian; untuk sampai kepada sukacita abadi, kita harus, dalam hidup ini, melewati berbagai penderitaan.
Ya Yesus, jadilah Engkau kekuatan kami: lindungilah kami agar kami jangan kembali jatuh kembali ke dalam dosa apa pun, atau setidaknya, janganlah biarkan kami menderita kemalangan untuk binasa oleh karena ketidakbertobatan terakhir, dan oleh karenanya, membuat tidak berbuah bagi diri kami kelelahan serta susah payah yang telah Kautanggung demi keselamatan kekal kami.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian VIII – Yesus menghibur para wanita dari Israel
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah mengagumi kemurahan hati yang tidak tertandingi dari sang Juru Selamat. Ia agaknya melupakan penderitaan-penderitaan-Nya sendiri untuk memperhatikan penderitaan-penderitaan dari para wanita suci dan untuk membawakan kepada mereka penghiburan yang mereka butuhkan dalam kepedihan besar saat mereka menyaksikan keadaan-Nya yang menyedihkan. Sambil memberi tahu mereka agar tidak menangisi-Nya, tetapi, agar menangisi diri mereka sendiri serta tanah air mereka yang durhaka, Ia ingin membuat kita mengerti bahwa hati-Nya tidak tergerak oleh belas kasih kita jika kita tidak mulai menangisi dosa-dosa kita yang telah menyebabkan segala kesakitan-Nya.
Ya Yesus yang terkasih, penghibur sejati dari jiwa-jiwa yang berduka, sudilah melayangkan pandangan-Mu yang penuh kelembutan dan kerahiman kepada kami: berikanlah kami rahmat untuk mendampingi-Mu dengan setia dan untuk mendengarkan-Mu, seperti para wanita itu, berucap kata-kata kehidupan yang memenuhi diri kami dengan penghiburan yang tak terlukiskan.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian IX – Yesus jatuh untuk ketiga kalinya
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan Yesus terkasih yang sampai di puncak Kalvari. Ia memandang tempat di mana Ia akan menuntaskan pengorbanan-Nya. Sayang sekali! Pikiran akan kejatuhan kita yang tidak terhitung dan kesia-siaan darah-Nya untuk banyak pendosa mengkhawatirkan benak-Nya dan membuat jiwa-Nya bahkan lebih menderita daripada saat Ia melihat persiapan untuk siksaan-Nya yang terakhir. Lalu, jiwa-Nya pun dipenuhi oleh kesedihan yang mendalam: Ia jatuh seperti di taman Zaitun. Tenaga-Nya terkuras dalam penderitaan-Nya yang baru ini, dan Ia membiarkan diri-Nya jatuh, wajah-Nya menghadap tanah.
Ya Yesus kurban dari cinta kasih-Mu bagi manusia, Engkau telah pergi untuk dikurbankan demi keselamatan mereka! Sudilah, kami memohon kepada-Mu, menerapkan kepada kami jasa-jasa dari Sengsara-Mu yang suci dalam waktu, agar kami dapat mempersembahkan penghormatan dari puji-pujian kami dalam keabadian.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian X – Pakaian Yesus ditanggalkan
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan penderitaan yang mengerikan yang ditanggung oleh Yesus Kristus sewaktu para algojo merampas dengan kekejaman pakaian-Nya. Luka-luka yang menutupi tubuh-Nya dan yang darahnya telah melekatkan jubah-Nya dengan daging-Nya yang suci, kembali terbuka di sekujur tubuh-Nya, dan kembali membuat-Nya menderita kesakitan dari penderaan. Tetapi, siksaan yang paling menyakitkan dari segala siksaan-Nya, adalah bahwa Ia terlihat tanpa pakaian di hadapan kerumunan orang banyak yang menghujat-Nya.
Ya Yesus, anak domba Allah! Engkau telah sampai ke tempat pengorbanan-Mu, dan Engkau tidak membuka mulut untuk mengeluh! Betapa kesunyian-Mu fasih dan kuat! Dengan kuasa macam apa, kesunyian-Mu berkhotbah kepada kami akan perlunya mengekang ketidaksabaran dan gerutu kami! Dengan menyerahkan diri-Mu kepada penghinaan dari ketelanjangan, Engkau juga hendak membuat silih atas kemalangan yang kami telah miliki karena kehilangan jubah ketidakberdosaan kami. Sudilah, ya Allahku, untuk memulihkan harta karun rahmat yang berharga itu. Lepaskanlah kami sepenuhnya dari manusia lama, dan buatlah kami hidup sejak saat ini menurut kehendak dari hati-Mu yang terkasih. Amin.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian XI – Yesus disalibkan
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan Yesus Kristus yang menyerahkan diri ke tangan para algojo-Nya untuk disalibkan dan membentangkan diri-Nya di kayu Salib. Betapa mengerikannya siksaan-siksaan yang pastinya Ia tanggung saat pukulan martil menancapkan dalam tangan dan kaki-Nya yang tercinta paku yang merobek daging-Nya, yang menyakiti tulang-Nya, memerihkan saraf-Nya, dan mematahkan urat-urat-Nya, dari mana darah pun memancar dengan deras. Tenaga Yesus pun terkuras, dan suatu kehausan yang membara datang untuk memperbesar ngeri dari siksaan-Nya.
Oh dosa! Dosa yang terkutuk! Engkaulah yang telah menenggelamkan dalam lautan dukacita kurban keselamatan kita. Ya orang-orang Kristiani, marilah merenungkan cinta kasih yang berlimpah yang membuat Yesus menderita keadaan ini. Ah! Semoga renungan dari misteri-misteri ini menghasilkan dalam jiwa kita rasa sakit pertobatan dan rasa malu cinta kasih! Di atas Kalvari, marilah kita menolak kenikmatan terlarang dari dunia. Sejak saat ini, marilah menyalibkan daging kita bersama dengan daging Yesus; dan, siang dan malam, atas kenangan akan Sengsara Yesus, marilah membiarkan mata kita meneteskan sungai air mata.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian XII – Yesus Kristus Wafat di Salib
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan Yesus yang Kudus dari para kudus, yang mati di antara dua penjahat, dan marilah mengagumi kelembutan serta kekuatan yang dipancarkan-Nya dalam misteri ini. Ia meminta kepada Bapa surgawi ampun bagi para algojo-Nya, Ia menjanjikan Firdaus kepada Pencuri Baik, Ia menyerahkan jiwa-Nya kepada tangan Allah Bapa-Nya, Ia berkata bahwa sudah selesai, Ia menundukkan kepala dan Ia pun mati. Pada saat yang sama, Ia memberitahukan tentang keilahian-Nya lewat segala ciptaan: bumi berguncang, langit menjadi gelap, segenap alam tampak bersedih dan terlihat ingin hancur saat menyaksikan Penciptanya mati.
Ya para pendosa, apakah hanya kalian sendiri yang akan terus tidak peka terhadap pemandangan yang meluluhkan hati dari kematian ini? Pandanglah Juru Selamat kalian: lihatlah keadaan yang mengerikan yang disebabkan oleh dosa-dosa kalian! Bagaimanapun Ia mengampuni kalian jika kalian ingin membuat pertobatan yang tulus: kaki-Nya lekat untuk menanti kalian, tangan-Nya terbentang untuk menyambut kalian, lambung dan hati-Nya ditikam untuk membuat keberlimpahan rahmat mengalir kepada kalian, kepala-Nya menunduk untuk memberikan kalian kecupan damai dan rekonsiliasi: berlarilah kalian, oleh karena itu, ke kaki Salib-Nya, dan bersiaplah untuk mati demi-Nya, sebab Ia tidak ragu untuk mati demi kalian.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian XIII – Yesus diturunkan dari Salib dan diberikan kepada Bunda-Nya
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Marilah merenungkan dukacita yang amat besar yang dirasakan oleh Bunda Yesus yang lembut sewaktu ia melihat tubuh yang tak bernyawa dari Putranya yang ilahi turun dari Salib. Ia menerima dengan iman harta karun yang berharga itu dalam dekapannya: ia memandang wajah yang pucat itu, penuh darah dan tidak lagi rupawan; ia melihat mata-Nya yang terpejam, mulut-Nya yang tertutup, lambung-Nya yang terbuka, tangan dan kaki-Nya yang ditusuk. Pemandangan ini membuatnya mengalami kemartiran yang tak terlukiskan; hanya Allah sendirilah yang dapat mengenal keagungannya dan harganya.
Ya Maria, kamilah sebab dari penderitaanmu yang amat besar: oleh dosa-dosa kami, kami telah menembus jiwamu dengan menyalibkan Yesus. Tetapi ingatlah bahwa engkaulah Bunda kerahiman! Sudilah mengizinkan kami untuk menyembah, di antara tanganmu, Allah yang mati demi cinta kepada kami, dan perolehkanlah dari-Nya ampun atas pelanggaran-pelanggaran kami, dan janganlah biarkan kami kembali kehilangan kenangan dan rasa dari penderitaanmu.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian XIV – Yesus dimakamkan
℣: Kami menyembah-Mu ya Yesus, dan kami memuliakan-Mu.
℟: Karena Engkau telah menebus dunia dengan Salib suci-Mu.
Di sinilah, ya Juru Selamat kami yang terkasih, di sinilah, dalam sebuah makam, tubuh-Mu yang terkasih, jaminan yang berharga untuk keselamatan kami! Buatlah agar, dalam lembah air mata ini, penghiburan kami yang terbesar menjadi, sejak saat ini, dengan merenungkan siksaan-siksaan serta kematian yang mengerikan yang telah Kautanggung demi menebus kami.
Dengan memilih untuk makam-Mu makam yang baru, Engkau telah ingin untuk membuat kami mengerti bahwa kami hanya boleh menerima sakramen dari cinta-Mu dalam hati yang baru. Maka, sudilah memurnikan hati kami dari segala nodanya, agar hati kami pun pantas untuk menerima-Mu dengan sering dan dengan buah di perjamuan Ekaristi.
Kuburkanlah di sini, dalam makam-Mu, segala pelanggaran kami dan segala iri dengkinya, buatlah kami mati terhadap hasrat-hasrat kami, dan segala hal-hal duniawi, untuk menjalani dengan-Mu kehidupan yang tersembunyi dalam Allah; agar kami pantas mendapatkan rahmat untuk mengakhiri dengan suci peziarahan kami di sini dan untuk menatap-Mu kelak dalam keagungan kemuliaan-Mu. Amin.
Bapa Kami. Salam Maria. Kemuliaan.
℣: Kasihanilah kami, ya Tuhan.
℟: Kasihanilah kami. Semoga dengan kerahiman Allah, jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal beristirahat dalam damai. Amin.
Perhentian Terakhir
5 Bapa Kami, 5 Salam Maria, 5 Kemuliaan demi penghormatan terhadap lima luka Tuhan kita.
Kita mengakhiri devosi ini dengan doa-doa berikut:
℣: Ampunilah, ya Tuhan, ampunilah umat-Mu.
℟: Janganlah menyimpan bagi kami murka abadi.
Marilah berdoa
Ya Tuhan, dalam penyembahan di hadapan Keagungan-Mu yang termulia, kami menangisi dan mengeluhkan segala dosa kami dan segala kelalaian kami setiap hari. Sudilah memandang dengan belas kasih dan kerahiman atas Gereja-Mu, yang untuknya Engkau tidak ragu menyerahkan diri kepada tangan penjahat dan menderita siksaan Salib.
Berkat Salib
Semoga Tuhan kita memberkati kita, Tuhan kita Yesus Kristus yang demi keselamatan kita telah hendak didera, disalibkan, dan selama tiga hari dikuburkan di antara orang mati. Amin.
Dan semoga jiwa-jiwa dari para umat beriman yang telah meninggal menerima dari kerahiman Allah istirahat dalam damai abadi. Amin.
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari sumber berbahasa Prancis:
Abbé G.-G. de Laval, Les Formulaires du chemin de la Croix en usage dans les principales églises du monde [Rumusan-Rumusan Jalan Salib yang Digunakan di Gereja-Gereja Utama di Dunia], Paris, Librairie Adrien le Clere et Cie, Paris, 1866, Lampiran untuk Negara Prancis.
Artikel-Artikel Terkait
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 4 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 2 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 4 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...