^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Pilatus Mempertunjukkan Yesus kepada Orang-Orang: “Ecce Homo – Lihatlah Orang Ini.” - Renungan St. Alfonsus
I.
“Maka dari itu, Pilatus kembali pergi berkata kepada mereka, Ecce Homo – Lihatlah Orang Ini.”[1] Sewaktu Yesus dibawa menghadap Pilatus setelah didera dan dimahkotai duri, Pilatus memandang-Nya, dan karena ia melihat rupa Yesus yang begitu cela dan hina, ia pun merasa yakin bahwa ia dapat menggerakkan orang-orang dengan rasa iba hanya dengan mempertunjukkan Yesus di hadapan mereka. Itulah sebabnya, ia pergi ke balkon sambil membawa bersama dirinya Juru Selamat kita yang menderita, dan berkata kepada orang-orang, Ecce Homo – Lihatlah orang ini; seolah-olah berkata: Wahai orang-orang Yahudi, berpuas dirilah sebab pria yang tidak bersalah ini sudah menderita. Ecce Homo – Lihatlah orang ini; lihatlah orang ini yang kalian curigai ingin menjadi raja kalian; lihatlah diri-Nya, lihatlah keadaan yang memilukan yang telah menimpa-Nya. Apa lagi yang kalian takuti dari diri-Nya, sewaktu mustahil bagi-Nya untuk pulih dari luka-luka-Nya? Bebaskanlah Dia, dan biarkanlah Ia mati di dalam rumah-Nya sendiri; hanya tersisa sedikit waktu bagi-Nya untuk hidup.
II.
Maka, Yesus datang mengenakan mahkota duri dan jubah ungu.[2] Lihatlah, ya jiwaku, di atas balkon itu, Tuhanmu diikat dan diseret oleh seorang serdadu; lihatlah diri-Nya setengah telanjang, ditutupi oleh luka-luka dan darah, daging-Nya tercabik-cabik; lihatlah diri-Nya berjubahkan kain ungu yang compang-camping yang hanya menimbulkan cemooh, sambil mengenakan mahkota yang kejam yang terus menyiksa-Nya. Lihatlah keadaan yang menimpa Gembalamu, yang dijalani-Nya demi menemukan dirimu, domba-Nya yang hilang.
Ya Yesusku … Ya Penebusku yang manis, Engkau sungguh membangkitkan rasa iba dari binatang hutan, dan Engkau tetap tidak mendapatkan belas kasih. Lihatlah jawaban orang-orang: Maka, sewaktu para imam kepala dan para pelayan telah melihat diri-Nya, mereka berseru sambil berkata, Salibkan Dia; salibkan Dia.[3] Tetapi, apakah yang akan mereka katakan sewaktu mereka kelak melihat-Nya terduduk dengan mulia sebagai seorang hakim di atas takhta terang? Sayang sekali, ya Yesusku, diriku juga sekalinya berkata: Salibkan Dia, salibkan Dia, sewaktu daku menyakiti-Mu dengan dosa-dosaku. Tetapi, ya Allahku, Allah dari jiwaku, aku sungguh menyesali segala dosaku di atas segala hal, dan aku mencintai-Mu di atas segala kebaikan. Ampunilah daku dengan jasa-jasa dari Sengsara-Mu, dan curahkanlah rahmat agar pada hari terakhirku, aku dapat melihat diri-Mu terpuaskan, dan tidak murka terhadap diriku.
III.
Pilatus mempertunjukkan Yesus kepada orang-orang Yahudi, seraya berkata, Ecce Homo – Lihatlah orang ini, dan pada saat itu juga, Bapa yang Abadi dari Surga mengundang kita untuk memandang Yesus Kristus dalam keadaan yang memilukan yang menimpa-Nya, dan berkata, Ecce Homo – Lihatlah orang ini. Ya manusia, orang ini, yang kaulihat disiksa dan dibenci adalah Putra-Ku yang terkasih, yang demi cinta akan kalian, dan demi menebus kalian dari dosa-dosa kalian, tunduk kepada siksaan-siksaan semacam itu; tataplah Dia, bersyukurlah kepada-Nya, dan kasihilah diri-Nya.
Ya Allahku, ya Bapaku, Engkau berkata kepadaku untuk memandang Putra-Mu ini; tetapi aku berdoa kepada-Mu agar Engkau memandang diri-Nya demi diriku; pandanglah diri-Nya, dan demi cinta akan Putra ini, kasihanilah diriku.
IV.
Karena mereka melihat bahwa Pilatus, kendati semua tuntutan mereka, ingin menyelamatkan Yesus,[4] orang-orang Yahudi, dengan berseru bahwa, seandainya Pilatus melepaskan-Nya, ia akan menyatakan dirinya sendiri sebagai musuh Kaisar, berjuang untuk memaksa Pilatus agar menghukum sang Juru Selamat. Orang-orang Yahudi berseru seraya berkata, Jika engkau melepaskan orang itu, engkau bukanlah sahabat Kaisar; sebab barangsiapa membuat dirinya sendiri sebagai seorang raja, ia berbicara melawan Kaisar.[5]
Sayangnya bagi mereka, upaya-upaya mereka itu berhasil. Pilatus takut kehilangan persahabatan dengan Kaisar, dan oleh karena itu, ia membawa Yesus Kristus ke aula dan duduk di takhta pengadilan untuk menjatuhkan vonis hukuman atas diri-Nya. Sewaktu Pilatus telah mendengar perkataan ini, Ia membawa Yesus, dan duduk di takhta pengadilan.[6] Tetapi, tersengat oleh penyesalan hati nurani akan pikiran bahwa ia menghukum orang yang tidak bersalah, Pilatus kembali berpaling kepada orang-orang Yahudi, dan ia berkata kepada mereka: Lihatlah raja kalian.[7] Haruskah aku menghukum raja kalian? Tetapi mereka berseru, Enyahkanlah Dia, enyahkanlah Dia, salibkan Dia.[8] Orang-orang Yahudi berseru dengan kemarahan yang lebih besar daripada yang sebelumnya, Raja apa? Raja apa? Ya Pilatus, engkau selalu menempatkan-Nya di hadapan mata kami. Enyahkanlah Dia, enyahkanlah Dia; usirlah diri-Nya dari pandangan kami, dan hukumlah Dia untuk mati di salib.
Ya Tuhanku, ya Sabda yang menjelma, Engkau telah datang dari Surga ke atas bumi untuk berbicara dengan manusia, dan untuk menyelamatkan mereka; tetapi mereka tidak lagi dapat tahan untuk menatapmu berada di tengah-tengah mereka; mereka berjuang sekuat tenaga untuk membunuh-Mu, dan mengenyahkan-Mu dari pandangan.
V.
Pilatus terus melawan, dan berkata, Haruskah aku menyalibkan raja kalian?[9] Para imam besar menjawab, Kami tidak memiliki raja selain Kaisar.[10] Ya Yesusku yang manis, mereka tidak ingin mengakui-Mu sebagai Tuhan atas diri mereka, dan berkata bahwa mereka tidak memiliki raja selain Kaisar. Aku mengakui-Mu sebagai rajaku dan Allahku, dan aku mengeluh, aku tidak mengharapkan raja mana pun di dalam hatiku selain diri-Mu, ya Penebusku … Aku telah sekalinya tunduk kepada kuasa hasratku, dan telah mengusir-Mu, ya Rajaku yang ilahi, dari jiwaku. Sekarang, aku ingin agar diri-Mu seorang meraja di hatiku; agar Engkau memerintah, dan agar jiwaku patuh. Aku akan berkata kepada-Mu, bersama Santa Teresa: Ya kasihku, Engkau yang mencintai daku lebih daripada yang dapat kubayangkan, anugerahkanlah rahmat agar jiwaku dapat melayani-Mu secara lebih selaras dengan kehendak-Mu, daripada kehendak dirinya sendiri. Semoga diri ini mati, dan semoga Yang Lain tinggal di dalam diriku. Semoga Ia hidup dan memberikan daku hidup. Semoga Ia meraja, dan semoga diriku menjadi abdi-Nya. Semoga jiwaku tidak mengharapkan kebebasan yang lain; Ya Yesusku, Engkaulah satu-satunya rajaku, satu-satunya kebaikan bagi diriku, satu-satunya kasihku.”
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris.
The Complete Works of Saint Alphonsus de Liguori – The Passion and the Death of Jesus Christ [Karya Lengkap Santo Alfonsus de Liguori – Sengsara dan Wafat Yesus Kristus], disunting oleh Rev. Eugene Grimm, Vol. V, New York, Cincinnati, dan St. Louis, Benziger Brothers, 1887, hal. 194-198.
[1] ‘Exivit iterum Pilatus foras … et dicit eis: Ecce Homo.’ – Yohanes xix. 4, 5.
[2] ‘Exivit ergo Jesus portans coronam spineam et purpureum vestimentum.’ – Yohanes, xix. 5.
[3] ‘Cum ergo vidissent eum Pontifices et ministri, clamabant dicentes: Cruficige, crucifige eum.’ – Ibid. 6.
[4] ‘Quaerebat Pilatus dimittere eum.’ – Yohanes xix. 12.
[5] ‘Judaei autem clamabant dicentes: Si hunc dimittis non es amicus Caesaris; omnis enim qui se regem facit, contradicit Caesari.’ – Ibid.
[6] ‘Pilatus autem, cum audisset hos sermones, adduxit foras Jesum, et sedit pro tribunali.’ – Yohanes, xix. 13.
[7] ‘Dicit Judaeis: Ecce Rex vester.’ – Ibid 14.
[8] ‘Illi autem clamabant: Tolle, tolle, crucifige eum.’ – Ibid 15.
[9] ‘Regem vestrum crucifigam?’ – Ibid 15.
[10] ‘Responderunt Pontifices: Non habemus regem, nisi Caesarem!’ Ibid. xix. 15.
Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 1 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 4 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 4 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 4 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 6 bulanBaca lebih lanjut...