^
^
| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Devosi-Devosi Palsu kepada Perawan Suci - Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria
(Klik untuk kembali ke Rangkuman || Pasal I)
Bagian I, Bab II, PASAL II
Devosi-Devosi Palsu kepada Perawan Suci
90. Dengan sudah dijabarkannya lima kebenaran itu, kita sekarang harus terutama membuat pilihan baik soal devosi kepada Santa Perawan Maria: sebab sekarang, sudah ada lebih banyak devosi palsu kepada Santa Perawan Maria yang mudah memperdaya orang sehingga menganggap devosi-devosi itu asli. Iblis itu bagaikan pemalsu uang dan penyesat yang licik dan berpengalaman: dia sudah menipu dan membinasakan begitu banyak jiwa menggunakan devosi palsu, bahkan devosi kepada Santa Perawan Maria sekalipun. Devosi palsu itu digunakan setiap harinya oleh Iblis dengan pengalaman satanik yang dia miliki demi membinasakan lebih banyak jiwa lagi, dengan menggelitik dan menidurkan mereka dalam dosa, bersaranakan dalih doa-doa yang tidak didaraskan dengan baik dan beberapa praktik lahiriah lain yang dia ilhamkan kepada mereka. Seperti pemalsu uang pada umumnya hanya memalsukan emas atau perak, dan jarang-jarang memalsukan logam mulia lainnya, karena tidak cukup berguna baginya, demikian juga roh jahat tidak memalsukan devosi sebanyak devosi kepada Yesus dan Maria, devosi kepada Komuni Kudus dan devosi kepada Santa Perawan Maria, sebab antara devosi-devosi lain, devosi-devosi inilah yang merupakan emas dan perak di antara segala macam logam.
91. Lantas penting sekali mengenali:
92. Saya dapati tujuh macam pendevosi palsu dan devosi-devosi palsu kepada Santa Perawan Maria, yakni
§I. – Pendevosi kritis.
93. Para pendevosi kritis adalah mereka yang biasanya merupakan kaum terdidik angkuh, dengan pemikiran kuat dan mandiri. Mereka pada dasarnya melakukan beberapa devosi kepada Bunda Maria, namun mengkritik hampir semua praktik devosi kepada Bunda Maria yang dipanjatkan oleh orang-orang sederhana dalam kebersahajaan dan kekudusan kepada Bunda baik itu. Devosi orang-orang sederhana ini mereka kritik karena tidak sesuai khayalan mereka. Mereka meragukan dan menolak segala mukjizat serta sejarah yang disampaikan oleh para penulis tepercaya, atau yang diambil dari risalah-risalah Ordo religius, risalah-risalah yang patut dipercaya soal kerahiman dan kuasa Santa Perawan Maria. Mereka begitu jengkel ketika melihat orang-orang sederhana dan rendah hati, berlutut di depan altar atau gambar Bunda Maria, terkadang di pojok jalan, untuk memanjatkan doa kepada Allah di sana. Mereka juga menuduh orang-orang itu menyembah berhala, seakan-akan orang-orang itu menyembah kayu atau batu. Ujar mereka, mereka tidak suka devosi-devosi lahiriah itu, dan pikiran mereka tidak sebegitu lemahnya sehingga percaya begitu banyaknya kisah dan cerita-cerita pendek yang mengacu kepada Bunda Maria. Ketika diceritakan kepada mereka soal puji-pujian mengagumkan dari para Bapa kudus kepada Bunda Maria, mereka entah menjawab bahwa para Bapa itu berbicara sebagai orator dengan cara yang melebih-lebihkan, atau mereka memberi penjelasan buruk pada perkataan para Bapa itu. Para pendevosi palsu serta orang-orang angkuh duniawi ini patut menakuti banyak hal dan mereka membuat kesalahan tak terhingga terhadap devosi kepada Bunda Maria. Mereka pun dengan efektifnya menjauhkan orang-orang dari devosi kepada Bunda Maria, dengan dalih hendak melenyapkan penyalahgunaannya.
§II. – Pendevosi waswas.
94. Para pendevosi waswas adalah orang-orang yang takut menghina Putra dengan menghormati Ibunda. Mereka takut merendahkan yang satu dengan mengangkat yang lain. Tak mampu tahan mereka, ketika orang memberi puji-pujian teramat benar kepada Bunda Maria, seperti yang dahulu diberikan kepadanya oleh para Bapa kudus. Hampir tak bisa tahan mereka, bahwa ada lebih banyak orang di depan altar Bunda Maria ketimbang di depan Sakramen Mahakudus, seolah-olah yang satu berlawanan dengan yang lain. Seolah-olah kalau mereka berdoa kepada Bunda Maria, mereka tidak berdoa melaluinya kepada Yesus Kristus! Mereka tak mau orang berbicara sebegitu seringnya tentang Bunda Maria, tak mau mereka berbicara sebegitu seringnya kepada Bunda Allah. Seperti inilah beberapa patah kata yang lazim mereka tuturkan: Apa gunanya mendaraskan begitu banyak rosario, ikut begitu banyak konfraternitas dan devosi-devosi lahiriah kepada Bunda Maria? Ada banyak kebodohan dalam semuanya itu! Itu semua menjadikan agama kita munafik! Coba bicarakan kepada saya soal mereka yang berdevosi kepada Yesus Kristus (mereka sering menyebut nama-Nya tanpa menyingkap diri sendiri, ini saya katakan dalam tanda kurung): kita harus mengandalkan Yesus Kristus, Dialah satu-satunya Perantara kita; Yesus Kristuslah yang harus diberitakan, Dia itulah Sang Kuasa! Yang mereka katakan itu benar dalam satu aspek, namun sehubungan yang mereka terapkan untuk merintangi devosi kepada Bunda Maria, perbuatan mereka sangat berbahaya. Itu adalah jerat terselubung si jahat, dengan dalih hendak mencapai kebaikan lebih besar. Sebab, orang tak pernah lebih menghormati Yesus Kristus selain dengan lebih menghormati Bunda Maria lagi, sebab kita menghormati Bunda Maria hanya demi mengormati Yesus dengan lebih sempurna. Sebab kita hanya menghampiri Bunda Maria sebagai jalan untuk mendapati tujuan kita berjalan, yaitu Yesus.
95. Gereja kudus, bersama Roh Kudus, memberkati (memuji) Santa Perawan Maria pertama-tama, lalu Yesus kedua: benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui Jesus – terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Bukan karena Bunda Maria lebih agung dari Yesus Kristus, atau setara Dia: itu adalah bidah yang tak bisa ditolerir; namun karena demi semakin sempurnanya memberkati (memuji) Yesus Kristus, Maria haruslah diberkati sebelumnya. Lantas marilah kita berkata dengan semua pendevosi sejati Santa Perawan Maria, melawan para pendevosi waswas ini: Ya Maria, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.
§III. – Pendevosi eksternal.
96. Para pendevosi eksternal adalah orang-orang yang menjadikan praktik-praktik lahiriah sebagai seluruh devosi kepada Bunda Maria. Yang mereka rasakan hanyalah penampilan luar (eksternal) devosi kepada Bunda Maria, sebab mereka tidak punya semangat batin (internal). Akan mereka daraskan banyak-banyak rosario dengan terburu-buru, akan mereka hadiri beberapa Misa tanpa perhatian, mereka akan pergi ke prosesi-prosesi (perarakan-perarakan) tanpa devosi. Selain itu, mereka pulang dari semua konfraternitas tanpa berbenah hidup, tanpa mengekang hasrat-hasrat diri mereka, dan tanpa meneladani kebajikan-kebajikan Perawan Adikudus ini. Yang mereka sukai hanyalah yang enak dari devosi itu, tanpa mengecap bagian padatnya. Kalau praktik mereka tidak ada enak-enaknya, lantas mereka percaya bahwa mereka tidak perlu melakukannya lagi, mereka menyimpang jalan, mereka meninggalkan semua itu, mereka menyela pembicaraan di sana sini. Dunia ini penuh dengan para pendevosi eksternal semacam ini, dan tak ada orang yang lebih kritis terhadap para penyuka doa yang berusaha berdevosi batin sebagai devosi esensial, tanpa memandang rendah penampilan luar sederhana yang selalu menyertai devosi sejati.
§IV. – Pendevosi gegabah.
97. Para pendevosi gegabah adalah orang berdosa yang sudah berserah kepada hasrat mereka, atau penyuka dunia yang, dengan kedok nama Kristen dan devosi kepada Perawan Suci, menyembunyikan entah keangkuhan, entah ketamakan, entah kenajisan, entah mabuk-mabukan, entah ketidakadilan, dll. Mereka tertidur pulas dalam kebiasaan-kebiasaan buruk mereka, tanpa berusaha keras berbenah diri, sebab mereka berdalih bahwa diri mereka berdevosi kepada Perawan Maria. Mereka berjanji kepada diri sendiri, bahwa Allah akan mengampuni mereka, bahwa mereka tidak akan mati tanpa mengaku dosa, dan bahwa mereka tidak akan terkutuk karena mereka mendaraskan rosario, karena mereka berpuasa pada hari Sabtu, karena mereka anggota konfraternitas Rosario atau Skapulir Suci, atau kongregasi-kongregasinya; karena mereka mengenakan jubah kecil atau kalung kecil Bunda Maria, dll. Ketika diberi tahu bahwa devosi mereka hanyalah ilusi Setan dan kegegabahan berbahaya yang mampu membinasakan mereka, mereka tidak mau percaya. Ujar mereka, Allah itu baik dan pengasih; bahwa kita diciptakan-Nya bukan untuk Dia binasakan; bahwa tidak ada orang yang tidak berbuat dosa; bahwa mereka tidak akan mati tanpa mengaku dosa; bahwa cukup mendaraskan peccavi (doa tobat) dengan baik pada waktu kematian. Kata mereka pula, mereka berdevosi kepada Bunda Maria; mereka mengenakan skapulir; mereka setiap hari tanpa gagal dan tanpa kesombongan mendaraskan tujuh Pater (Bapa Kami) dan tujuh Ave (Salam Maria) untuk menghormatinya; mereka bahkan kadang-kadang mendaraskan rosario dan ofisi Santa Perawan Maria; mereka berpuasa, dll. Untuk semakin meneguhkan perkataan mereka dan semakin membutakan diri, mereka menceritakan beberapa kisah yang telah mereka dengar atau baca dalam beberapa buku, entah benar atau salah, tidak peduli, yang membuat kepercayaan bahwa orang yang mati dalam dosa berat tanpa mengaku dosa, namun karena di sepanjang hidup telah mendaraskan beberapa doa atau melakukan beberapa praktik devosi kepada Perawan Maria, entah dibangkitkan untuk mengaku dosa; atau jiwa mereka mengalami mukjizat tetap berada dalam badan sampai tiba kesempatan mengaku dosa; atau Bunda Maria mendapatkan dari Allah, di waktu kematian mereka, penyesalan dan pengampunan atas dosa-dosa mereka; dan dengan demikian orang-orang itu selamat, dan hal yang sama itulah yang mereka harapkan.
98. Tiada yang sedemikian terkutuknya dalam Kekristenan, selain kegegabahan iblis itu: sebab bisakah kita katakan dengan benar bahwa kita mengasihi dan menghormati Bunda Maria, ketika dengan dosa-dosa kita, kita menikam, kita menusuk, kita menyalibkan dan kita tega menghina Yesus Kristus Putranya? Seandainya Maria mewajibkan diri menyelamatkan orang-orang semacam itu dengan kerahimannya, lantas dia akan menyetujui kejahatan itu, lantas Maria akan membantu menyalibkan dan menghina Putra-Nya, Allah itu; siapa gerangan pernah berani memikirkannya?
99. Saya katakan, bahwa menyalahgunakan devosi kepada Santa Perawan Maria seperti itu, devosi yang setelah devosi kepada Tuhan kita dalam Sakramen Mahakudus, merupakan devosi terkudus dan terkuat, setara melakukan sakrilegi ngeri. Sesudah sakrilegi menyambut Komuni dengan tidak pantas, itu adalah sakrilegi terbesar dan paling tidak dapat diampuni.
Saya akui bahwa supaya benar-benar berdevosi kepada Bunda Maria, ada keperluan mutlak untuk menjadi sebegitu kudusnya, sehingga orang menghindari segala macam dosa, sekiranya pun ini hanyalah keinginan. Namun setidak-tidaknya (hendaknya orang mencatat baik-baik yang akan saya katakan), orang harus:
100. Begitu besar faedah ketiga-tiganya ini untuk mempertobatkan orang berdosa, bahkan yang sudah keras sekalipun. Dan kalau pembaca saya demikian adanya, ketika satu kakinya sudah terperosok jurang, saya mau menasihati dia. Namun, syaratnya, dia harus mengamalkan perbuatan-perbuatan baik dengan intensi mendapat bantuan perantaraan Bunda Maria, supaya beroleh rahmat dari Allah, untuk mengalami penyesalan dan pengampunan atas dosa-dosanya dan menaklukkan segala kebiasaan buruknya, serta tidak tinggal dengan leluasanya dalam keadaan dosa: menentang sesal nuraninya, teladan Yesus Kristus dan para Kudus, dan semboyan-semboyan Injil suci.
§V. – Pendevosi tidak konsisten.
101. Para pendevosi tidak konsisten adalah mereka yang berdevosi kepada Bunda Maria dalam selang waktu tertentu dan berubah-ubah sesuai lela hati mereka. Kadang-kadang bersemangat, kadang kadang suam-suam kuku. Terkadang siap melakukan segala-galanya untuk mengabdi Maria, dan tidak lama sesudahnya, mereka tidak sama lagi. Pertama-tama mereka merangkul segala macam devosi kepada Bunda Maria; mereka mendaftarkan diri dalam segala macam konfraternitas, lalu peraturan-peraturannya tidak mereka amalkan lagi dengan setia. Berubah-ubah bagaikan bulan, dan Maria menempatkan mereka di bawah kakinya, bersama bulan sabit, sebab mereka berubah-ubah dan tidak pantas dihitung sebagai abdi Perawan yang Setia itu, dia yang warisannya adalah kesetiaan dan kekonsistenan. Lebih baik tidak berkomitmen berdoa dan berdevosi begitu banyak, namun mengamalkan sedikit saja dengan penuh kasih dan kesetiaan, kendati ada gangguan dari dunia, Iblis dan daging.
§VI. – Pendevosi munafik.
102. Ada juga pendevosi palsu kepada Bunda Maria, mereka yang adalah pendevosi munafik. Mereka menyelubungi dosa-dosa mereka serta kebiasaan-kebiasaan buruk mereka dengan mantel Perawan setia itu, supaya mengecoh mata orang sehingga menyangka mereka tidak seperti yang sebenarnya.
§VII. – Pendevosi pamrih.
103. Ada juga para pendevosi pamrih, yang mengandalkan Santa Perawan Maria hanya demi menang gugatan hukum tertentu, demi menghindari bahaya tertentu, demi menyembuhkan penyakit tertentu, atau demi kebutuhan lain macam itu. Lepas dari kebutuhan-kebutuhan, devosi mereka lupakan. Mereka semua ini adalah pendevosi palsu yang sama sekali tidak pantas berada di hadapan Allah dan Ibunda Suci-Nya.
104. Maka hendaknya kita mewaspadai kalangan pendevosi kritis, yang tak percaya apa-apa namun mengkritik segala-galanya. Waspadailah para pendevosi waswas, yang takut berdevosi berlebihan kepada Bunda Maria, demi hormat kepada Yesus Kristus. Waspadailah para pendevosi eksternal, yang menjadikan praktik-praktik lahiriah (eksternal) sebagai seluruh devosi mereka. Waspadailah para pendevosi gegabah, yang dengan dalih devosi palsu kepada Bunda Maria, membusuk dalam dosa-dosa mereka. Waspadailah para pendevosi tidak konsisten, yang dengan begitu ringannya mengubah praktik-praktik devosi mereka, atau meninggalkannya sama sekali ketika mengalami godaan sesedikit apa pun. Waspadailah para pendevosi munafik, yang mendaftarkan diri dalam konfraternitas dan mengenakan jubah Perawan Maria demi berpura-pura baik. Pada akhirnya, waspadailah para pendevosi pamrih, yang hanya berlindung kepada Bunda Maria demi terbebas dari kemalangan jasmaniah atau beroleh harta duniawi.
(Klik untuk akses ke Bagian II, Pasal I)
Catatan kaki:
Santo Louis (Ludovikus) Maria Grignion de Montfort, Traité de la vraie Dévotion à la sainte Vierge [Risalah Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria], Edisi XIX, Izin cetak versi Prancis dari Renatus Fransiskus (Uskup Lusiona/Luçon, Prancis) tanggal 18 Des. 1842, Imprimerie Oberthur, Rennes-Paris, 1906, hal. 72-83.
St Aloysius Gonzaga doakanlah kami. Bantulah kami maju dalam mengutamakan kerendahan hati setiap hari. 🙏
Kita 4 bulanBaca lebih lanjut...Pengamatan menarik. Lebih relevan lagi karena banyak dari materi kami membahas bidah-bidah & kemurtadan Vatikan II, yang melibatkan orang-orang yang mengaku Katolik, padahal sebenarnya tidak, karena banyak dari mereka telah...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Membaca artikel-artikel di Website ini, aku ingat satu ayat di Kitab Amsal. "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati."...
St. Paul 6 bulanBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 7 bulanBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 8 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...